Chapter 2 is up. "Y-yoongi hyung-" belum sempat ia selesai bicara, wajahnya ditangkup oleh kedua tangan pria yang ia panggil, mendekatkan wajahnya untuk menemukan kedua bibir mereka dalam kecupan singkat.

Seharusnya tidak begini. Ia tidak pantas diperlakukan seperti ini. Mendapat cinta yang begitu besar, disaat dirinya tak pantas untuk dicintai.

Jaejoong melepaskan segalanya, dunia yang selama ini ia kejar sebagai mimpi. Agar bisa hidup bersama Yunho. / "apakah aku tak pantas untuk diperjuangkan?"

Changmin memang tak merayakan tahun baru dengan spesial bersama Yunho. Tapi dimanapun dan kapanpun. Asal bersama Yunho. Tak ada hal yang perlu dikhawatirkan.

Tergantung dari sisi mana yang terlihat bahwa pada akhirnya Yunho harus memilih, tetap terpaku pada masa lalu yang semakin membuatnya terluka, atau mencoba melangkah pada masa depan yang penuh misteri. Bersama Jaejoong atau Changmin.

Rumah tidak hanya sekedar tempat tinggal, namun juga tempat dimana kau bisa merasakan kenyamanan dan kehangatan. /"Welcome home... Jae."

"Namun, aku beruntung sekali, kau masih berada disisiku. Entah mengapa, kalau kau yang pergi, pasti lebih menyakitkan." Changmin menatap wajah Yunho dengan teliti. Apa ia tak salah dengar?

Semua tak ada permainan takdir, semua berjalan seperti apa yang diharapkan. semua berjalan tanpa cinta.

Percakapan singkat denganmu, menjadi awal untukku menjalani hidup. Begitu juga dengan kisah cintaku.

Aku dan kamu adalah satu. Ketika kau tersenyum, dalam hati aku bahagia. Ketika kau sedih, dalam hati aku menahan amarah untuk memukul orang yang membuatmu sedih. Ketika kau hidup, aku hidup. Ketika kau pergi, aku...

ketika salah satu dari kita berkhianat akan cinta, pasti akan ada balasan yang setimpal. Ya kan sayang?

"Kamu bukanlah seseorang yang mudah dilupakan."/ "Kalau begitu, lupakan aku dengan sulit." Happy SasuSaku Fan Day. edited

Apa yang telah kuperbuat? Rasanya baru tersadar dari mimpi. edited

Aku yang telah membuat pengakuan ini sejak lama, tak kau hiraukan. Bertindak seakan kau tidak tahu akan hal ini.

Ketika aku bertemu lagi denganmu, bagaikan kita berdua berteduh dari hujan.