![]() Author has written 8 stories for Naruto. Akun wattpad Fragransia: Latifathaya A/N khusus chapter 9 Orange: Untuk yang berpikiran bahwa kalau diperkosa, lawan saja dong! Ddu-ddu-ddu tolong jangan asal ngomong :’) Saat seorang manusia dilecehkan saja, dia bisa merasa sangat kaget sampai susah untuk bergerak apalagi bicara. Gemetaran, ketakutan, menggigil, keringat dingin, sampai nge-blank//pikiran kosong. Begitu pula ketika diperkosa. Coba bacain jurnal atau pengalaman orang diperkosa, apalagi yang jurnal luar. Atau nonton video mereka yang getir berbagi cerita. Beberapa memang bisa melawan, tapi bukan berarti mereka tidak syok. Nah, saat mengalami syok hebat diperkosa inilah, tidak sedikit kasus di mana korban begitu overwhelming dan terguncang mental maupun raganya, sampai ke tahap ia tak berdaya. Wajar saja mereka merasa trauma jiwa-raga. Dan tidak: diperkosa tidak nikmat rasanya. Dan iya: pemerkosaan pun bisa terjadi dalam pernikahan. Sekarang kalian bertanya-tanya, sebenarnya bagaimana bisa sih suatu hubungan senggama dikategorikan pemerkosaan? Pemerkosaan itu terjadi kalau ada satu pihak yang memaksa pihak lain dalam bersenggama/bercumbu/berhubungan badan/melecehkan, meski pasangannya tidak mau. Kalau pihak tersebut berlaku kasar. Melukai. Menciderai badan pasangan. Jadi orang nikah atau pacaran, kalau si pasangannya raba-raba tapi pihak lainnya ga mau, itu termasuk pelecehan? Iya. Kalau ditidurin paksa, sekalipun mereka udah nikah dan pacaran, sama-sama suka atau cinta? Iya. Jika pasangannya tidak mau, kemudian yang bernafsu itu pun berlaku kasar dan melukai: iya. Pemerkosaan termasuk: berlaku abusif, baik kekerasan dengan perlakuan senggama, maupun pakai kata-kata kasar dan tidak sopan dalam persetubuhan. Dalam persetubuhan, selain keluar mani, sebenarnya normal kalau keluar sedikit kencing. Apalagi pada wanita. Darah juga wajar ada kalau penetrasi terlalu kasar, tapi ini sangat-amat menyakitkan untuk perempuan. Ngomong-ngomong nih ya, kalau bikin yang namanya kiss-mark, tolong diingat bahwa itu: bukan tanda cinta. Realitanya, apa yang orang sebut hickey/kiss-mark dan diromantisasi media massa pula karya fiksi, adalah luka. Kayak memar atau ruam. Pembuluh darah lunak di balik kulit leher yang lunak itu pecah karena disedot keras-keras, makanya muncul luka di bawah kulit sampai berganti warna begitu. Frag-san, terus gimana kalo adegan ena-ena R18 yang di fic-fic gitu? Kan cewek/uke-nya tuh ngerasa enak-enak aja disodok cowok/seme, dikasarin pun enak, apalagi kalau makin “rough”. Harder. Dikasarin gitu? Ini dia masalahnya. Ketika kalian membaca fanfiksi ORANGE, kenapa kalian merasa tidak nyaman dengan hal-hal berbau seksual yang kasar? Karena di mayoritas fanfiksi (orific bahkan), ditiduri paksa kayak begitu, si cewek/uke tuh akhirnya dibuat oleh author ngerasa enak/nikmat. Bahwa akhirnya mereka luluh dengan kenikmatan seksual, orgasme dsb. Padahal belum tentu, dan kalaupun iya, itu wajar juga. Manusia punya erogonous zone; zona kenikmatan seksual. Itu utamanya ada di organ kelamin manusia. Kalaupun saat senggama sepihak itu si korban merasa nikmat, logikanya secara biologis itu agak bisa dimengerti, tapi tidak berarti si korban akan terus-terusan merasa nikmat terus (miraculously ridiculously) jatuh cinta dan iya aja ditidurin lagi. Yang jelas: di hati dan secara moral, si korban tidak mau. Kalian yang merasa kehilangan kenyamanan baca fanfiksi saya untuk adegan tersebut, alasan sebenarnya cukup sederhana. Ini karena saya menarasikan apa adanya: bahwa dicium paksa, diklaim, dan ditiduri satu pihak itu, rasanya enggak enak/nyaman/menakutkan. Saya enggak ngebuat korban perempuan, jatuh cinta sama pemerkosanya yang notabene suami sendiri. Lebih kepada apa yang sebenarnya kebanyakan korban perkosaan alami. Saya ngeriset dulu tentang hal ini, kemudian membaca fanfiksi-fanfiksi tema lemon serupa, dan itu saya tampilkan dalam fanfiksi Orange chapter 9 sehalus yang saya bisa. Saya enggak mau gara-gara baca fanfiksi saya, kalian jadi berpikiran bahwa pokoknya kalau bercinta, entar ke sananya enak kok, bahwa dikasarin dalam bercinta itu bikin orgasme nikmat, terus orgasme tuh bisa puluhan kali dan senggama bisa berjam-jam. (multiple orgasm memang wajar, tapi lelaki maksimal hanya 7x, itu pun dengan jeda antara 1-2 jam minimal. Perempuan juga tidak jauh beda.) oke saja bahwa dirty talk murahan yang merendahkan karakter dan vulgar itu ... seksi? oh crap of crab, no way in the hell. Terus lebih gawat lagi, kalau pola pikir ini kebawa-bawa sampai kehidupan nyata. Bagaimanapun, media massa, karya fiksi, dsb, itu tanpa sadar membentuk pola pikir kita (kalau kitanya tidak pintar-pintar mencerna/mem-filter). Tanpa sadar, kalian mengokekan aja bahkan menyukainya. Lebih parah lagi, kalau kalian sampai merendahkan pemerkosaan tanpa sadar. Sibuk menyalahkan korban, menanyakan kenikmatan, menyalahkan kehormatan tidak dijaga hanya karena pakaiannya. Sebenarnya, sangat rendah menilai harkat-martabat manusia cuma dari pakaian yang dia kenakan, tapi itu semua selalu disalahkan dalam kasus pemerkosaan. Ini bisa dimengerti. Mayoritas pemeluk agama di Indonesia adalah muslim. Menganjurkan agar berpakaian tertutup dan menjaga aurat, tapi sebelum ayat itu diturunkan, telah ada ayat: kita juga mesti jaga hati dan mata. Saking perlu jaga mata, sampai segala hal tentang aurat pun disensor. Dianggap tidak senonoh. Bahkan perbuatan mulia seorang ibu menyusui anaknya pun, dianggap tercela—karena dilakukan di publik. Padahal bayi/anak kan belum mampu berpikir sampai sejauh itu, lapar ya lapar saja. Mereka butuh ibu untuk menuntaskan semua itu, tapi ini dilarang. Nah karena tidak seperti di luar negeri yang berpakaian terbuka tidak masalah, pergaulan jauh lebih bebas daripada Indonesia, maka yang terjadi adalah Indonesia gawat darurat untuk “cepat menikah”. Dampak dari menjalankan syariat agama tanpa benar-benar menelaah mengenai hal ini, ialah “menikah” itu sendiri dijadikan solusi permasalahan tingkat sistem. Padahal kalau menikah, bukannya masalah selesai, tapi justru malah menambah masalah yang jauh lebih kompleks dan mesti diselesaikan berdua antara tiap pasangan. Nah, celakalah tiga belas, kalau misalkan gegara kebanyakan baca fanfiksi dan mengonsumsi karya fiksi R18 , bahaya kalau pembaca yang sudah/akan menikah, tanpa sadar tertanam pola pikir bahwa diperkosa = bercinta. Makanya selalu saya tulis di A/N Orange, ambillah yang baik-baiknya. Yang buruk, dijadikan pembelajaran dan contoh agar kita (saya juga ;’)) tidak jadi seperti itu. Frag-san, jadi fic lemon tuh buruk? Terus kenapa banyak yang baca? Gegara topik tentang aurat, seksual, perkosaan dijadikan topik tabu, segala hal mengenai ini dianggap tercela dan terlarang, jadilah kebanyakan generasi muda cari tahu sendiri. Itu dia ketemu karya fiksi yang meromantisasi semua itu. Rasa penasaran mereka terpuaskan dengan karya-karya semacam ini. Saking banyak dan masifnya mereka yang ingin tahu, maka banyak pula yang menyambut hal ini dengan menyediakan sajian hiburan (entah itu fanfiksi, manga, anime, drama dll) bertemakan lemon/seksual/sensual. Akan lebih baik kalau topik ini dibuka dan dibahas tentang kekudusan (kesucian) seksual, dalam artian, bercinta yang penuh perasaan dan bagaimana mengapresiasi pasangan. Enggak, saya sendiri belum pernah mengalami, tapi saya belajar dari kakak-kakak author senior. Baik yang sudah berpengalaman, juga mereka yang berbagi pelajaran tentang hal ini. Untuk apa? Agar tidak termakan ulasan di media massa/karya fiksi begitu saja; mentah-mentah. Segini saja, masih ada banyak begitu banyak hal yang belum saya mengerti. Fanfiksi lemon bagus, kok, siapa tahu menambah wawasan kita (tentang kekudusannya. Bukan nafsu semata) karena kan memang banyak di antara orang tua kita masih konservatif dan berpikiran hal-hal seperti ini tabu. Akan tetapi, alangkah baiknya jika kita menuliskan fanfiksi, tidak membenarkan apa yang semestinya keliru. Mengenai depresi dan bundir. Iya, Hinata depresi berat. Siapa manusia yang tidak jika dalam posisinya? Kalau kamu bilang dia lemah iman dan makin ingin mati, berhenti percaya Tuhan ... coba gini, kamu pikirin, kalau kamu yang di posisi Hinata dengan semua kegilaan penderitaan yang dia alami, masa kamu enggak tanya: apa salahku, Tuhan? Apalagi kalau kamu tipe yang cukup agamis. Mau bilang, berprasangka baik aja pada Tuhan? Semisalkan kamu bukan bajingan dan tidak melakukan kesalahan, kamu udah berdoa mati-matian tapi belum juga dikabulkan, terus pada orang-orang malang semacam ini kamu mau main ngomong “itu hanya cobaan dari Tuhan aja, kok. Sabar aja, ya!”? Pernah kepikiran enggak, kamu salah apa sampai-sampai mesti dapat cobaan yang lebih terasa seperti hukuman? Kenapa Tuhan enggak/belum mengabulkan doamu? Katanya Tuhan tidak akan memberikan cobaan, kalau hamba-Nya tidak mampu, tapi sudah sampai seperti ini ... lantas kenapa tetap diberikan? Pikir pakai otak. Rasakan pakai hati. Kalau nalarmu enggak sampai ke sini, kalau kamu main komentar “dasar lemah iman” atau “ya udah, cepet dah lo mati aja” pada mereka yang depresi dan ingin mati, jangan heran kenapa malah banyak orang bunuh diri beneran. Kalau mereka yang depresi bicara, tolonglah. Temani, hibur, dan kuatkan mereka. Jangan katakan mereka cemen, lemah mental dan iman. Kapasitas tiap manusia dalam merasakan penderitaan itu berbeda-beda. Dan sungguh, kelemahan itu bukan sesuatu yang memalukan. Kata-katamu, harimaumu. Hati-hati, bahkan kata-kata meremehkan/merendahkan untuk kalian yang suka mencemooh mereka lemah iman, saya berdoa semoga bukan Anda yang suatu hari ada di posisi mereka. Apa bedanya dari pembunuh biasa? Cuma lebih kejam: ternyata kata-kata kalian saja bisa membunuh mereka pelan-pelan. Sebaiknya kita tidak sok tahu atas apa yang terjadi, apalagi kalau tidak pernah (dan semoga jangan sampai) mengalami apa yang orang lain tengah dan sudah alami. Mari kita sama-sama menjadikan media hiburan seperti fanfiksi, tidak hanya sebagai hiburan di kala kita jenuh dengan dunia nyata, tapi juga media untuk memperluas wawasan dan menjadikan kita tidak hanya bisa berkata, tapi juga berbagi rasa. : ‘ ) Spoilers ORANGE dihapus, ya. Berhubung sebentar lagi akan tayang di wattpad. Jika saya menulis fanfiksi multi-chapters, ada satu cara agar saya bisa update fanfiksi lebih cepat. Review fanfiksi saya dengan panjang dan usahakan mendetail. Apa pun yang kamu tuliskan di cerita saya, jangan hanya "update thor" atau "next thor" atau promosi fanfiksi kalian sendiri. Review satu/dua patah kata macam itu sangat mematikan semangat penulis pada umumnya dalam menulis dan mengusahakan yang terbaik untuk pembaca. Sila beri saya kritik dan saran yang membangun. Sila ingatkan typo(s) dalam fanfiksi saya. Ingatkan tentang karakterisasi, plotholes (bolong logika), bloopers, apa pun juga. Kalian boleh curhat suka adegan ini atau itu, tidak suka karakter tertentu (dalam cerita, ya. Jangan bawa-bawa fandom aslinya) di tiap chapter, boleh baper karena kemiripan dengan kehidupan atau apa pun juga. Profil: Boleh dipanggil Frag, supaya singkat. (bacanya juga Frag) Bukan thor atau thor, tapi Frag. Labil. Kalian boleh rikues adegan/ending ini dan itu, tapi belum tentu saya kabulkan. Karena biasanya rangka plots fic saya sudah jadi dan sulit diganggu-gugat, kecuali saya merasa adegan kalian oh-boleh-juga, maka saya rombak sedikit plots-nya, lalu saya cantumkan ini ide dari siapa. Kalau loh, ya. Kalau. Saya baru balas reviews begitu akan update cerita. Saya baru balas PM begitu saya online di sini; akun Fragransia FFN. Sesuai peraturan/guidelines FFN: Saya tidak akan membalas reviews di kolom page reviews ataupun dalam badan cerita/fanfiksi, kecuali anonymous/guest reviewer menanyakan hal yang saya rasa cukup penting untuk dijawab. Saya tidak akan membalas review anonymous lainnya, maaf hanya bisa menyebutkan nama untuk ucapan terima kasih saja di A/N. Lagipula, saya termasuk yang berpikiran, tiap saya klik fanfiksi itu maunya baca cerita, bukan balasan reviews. Saya tidak akan membalas reviews yang isinya tidak berkaitan sama sekali dengan cerita, misalkan hanya "next thor", "update thor", sebiji tanda titik, dsb. Saya benci plagiasi. Plagiat. Copy/Paste. Fanfiksi saya murni buatan sendiri, sekiranya ada kemiripan dengan cerita lain--misalkan karena based idea atau here and there sama (misal fic CEO/badboy ganteng posesif tralala trilili), itu bukan kesengajaan. Bila ingin mengontak saya secara langsung, silakan kirim PM ke akun Fragransia ataupun kirim email (yang selalu saya cek), yaitu: doodlegiggle99@ Saya juga bisa dikontak via Whatsapp dan Line. Silakan tanyakan via email ataupun PM Fragransia. Terima kasih padamu yang telah membaca sampai di sini. Terima kasih untukmu, yang telah mau membaca dan mengapresiasi fanfiksiku. :) |