Pairing: Sasunaru

Rating : T (Mungkin)

Genre: Romance

Language : Indonesian

Warnings : Shounen-Ai, Yaoi (Please don't read if you're uncomfortable with that

I Love Sasunaru, so if don't like please don't read)

Disclaimer : MASA' SHI… YUUYA???!!

Bukannya MASA' SHI… KISHIMOTO??!! XP XP -LOL-

A/N :

AU, Besar peluang OOC, Terinspirasi dari Translate English Lagu Konayuki dari Remioromen, -Apakah ini Songfic?- Debut pertama Yuuya sebagai seorang Author di Fanfiction ini, jadi pasti banyak banget kekurangannya -Mohon dimaklumi m=.=m-

Maksud hati ingin membuat Oneshot apa daya ide di kepala ini tak berhasil Yuuya bendung. Well! Enjoy ^^

KONAYUKI

By Shirayuki Sakuya (Yuuya)

I would press my ear near to your heart

And go down deep into the place where I hear that voice and meet you once again

Chapter 1 : Meet You Once Again

Salju turun, bisa kulihat lewat jendela dari koridor ini, halaman sekolah tampak begitu putih. ku besarkan volume ipod ku. Sebuah lagu mengalun pelan di telingaku.

2-6… 2-6… Hmmm… 1-5… 1-6…1-7… Ck, mana seh kelas 2-6, Busyet dah ne sekolahan, gede banget, mana kelasnya buanyak gene, bisa telat neh aku…. Haduw…

BRUUUUKKKK!!!

"HEI! Kamu buta ya?!!!!"

"…"

Teriakan -entah- berapa oktav itu menggema di koridor kelas yang sudah mulai sepi ini

Sial, belum-belum aku sudah sial seperti ini. Orang yang tak sengaja aku tabrak tadi segera memungut buku-bukunya yang berhamburan di lantai. Aku pun mengambil tasku yang terjatuh, tanpa ku sadari aku mengamatinya. Rasanya mirip…

Pria berambut hitam dengan model rambut - yang kalau boleh aku bilang mirip buntut bebek seh – aneh. Kulitnya putih pucat beda sekali dengan warna watanya yang hitam, karena saking dekatnya aku juga bisa mencium wangi tubuhnya. Hmmm, florest. Segarnya…

Hei Hei Hei…

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanyanya dengan nada jengkel

"…" aku hanya terdiam

Lama kami bertatapan. Twitch Twitch Twitch…

"Ck, sudah buta, bisu lagi!"

DEG!

Setelah itu dia langsung menghilang di balik koridor ini. Apanya yang mirip?!

TEMEEEEEEEEEEE!!!!!

*********************************YuuYa*********************************

"Ahahaha… maap maap Sasuke'kun, jadi merepotkan, aku terburu-buru jadi tadi lupa mengambil buku-buku ini."

Seorang guru dengan masker - aneh - yang menutupi sebelah mata dan mulutnya itu tampak menggaruk-garuk rambut peraknya yang tak gatal sama sekali, sementara itu murid berambut hitam itu tampak tak peduli.

"Hn."

Hanya itu yang diucapkannya dan langsung menuju tempat duduknya, murid-murid perempuan tampak tersenyum malu-malu melihat tingkah yang mereka anggap Cool itu. Ck, aneh…

"Yosh! kita lanjutkan saja pelajaran hari ini, tapi sebenarnya hari ini harusnya dia datang ya, Hmmm…"

"Are? Dia? Siapa Kakashi'sensei?" tanya seorang gadis dengan rambut pink

"Murid baru."

"Murid baru ditengah semester?"

"Laki-laki atau perempuan? Laki-laki kan sensei?"

"Shut up Ino pig! Memangnya kenapa kalau laki-laki, tidak ada yang bisa menandingi Sasuke'kun, iya kan sasuke'kun~?!"

" Berisik banget Forehead girl! Memangnya Sasuke'kun itu milikmu?"

"Ck, Mendokusei~"

"Shut up, Shika!"

"Ma~ Ma~, dia itu…."

TOK TOK TOK

Ketukan itu membuat seisi kelas menjadi hening, Kakashi'sensei segera membuka pintu kelas, namun murid itu belum juga terlihat memasuki ruangan itu, entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas hanya terdengar suara Kakashi'sensei saja.

"Oh, kau murid baru itu ya?"

Murid-murid 2-6 yang tampak penasaran tampak memasang telinga mereka, masih tak terdengar apa-apa.

"Kau terlambat 20 menit dihari pertamamu…"

Hening

"Hahaha, tidak apa-apa, kau sudah siap kan?"

Siap apaan? Perang?

"Baiklah, ayo masuk…"

Perlahan-lahan sosok itu muncul, murid-murid memasang mata baik-baik, dan mereka tampak terkesiap melihat sosok murid baru itu. Tingginya tak seberapa namun pas untuk ukuran seorang laki-laki, kulitnya sawo matang, Rambutnya pirang, mungkin dia Half pikir mereka, yang tampak aneh adalah 3 goresan yang tampak samar-samar di masing-masing pipinya yang bersemu merah, seperti kumis kucing saja, namun itu membuatnya tampak lebih, Ummm… apa ya? Manis? Dan yang lebih indah lagi adalah matanya, mereka dapat melihat langit dan lautan dari kedua matanya yang biru dan bening itu. Ah ah… hari ini malaikat datang ke kelas mereka ya?

Para gadis tampak memerah melihat sosok murid baru itu, bahkan beberapa diantaranya tampak pingsan -Lebay deh- sementara itu para cowok pun tak kalah terpesona, diantaranya bahkan ada yang sengaja memencet hidungnya agar tidak mimisan. Efek yang luar biasa.

"Minna'san, kenalkan dia adalah teman kalian yang baru. Naruto, Uzumaki Naruto."

Murid baru itu tampak membungkukkan badannya seolah memberi salam perkenalan walaupun dia belum mengucapkan satu patah kata.

"Nah Naruto'kun kau boleh…"

"Oi, Naruto apa kau Half?"

"…"

"Memangnya kau pindahan dari mana?"

"…"

"Kenapa kau mau dipindahkan kemari? Kota ini kan kota kecil?"

"…"

" Hei, coba kau cerita sedikit tentang dirimu."

"…"

"Ya, ayolah bicara sedikit saja."

"…"

"Ngomong dong! jangan diam saja, masa kau malu?"

"…"

Lontaran pertanyaan dan komentar terus saja keluar dari seisi kelas. Murid baru itu hanya terdiam dan memandang kearah Kakashi'sensei, entah kenapa ada sedikit guratan kesedihan disana. Sementara itu seisi kelas masih tampak ribut.

"Diam!"

Hening, kakashi'sensei sedikit jengkel melihat tingkah anak didiknya

Kakashi'sensei memandang Naruto, Naruto tersenyum kecil dan mengangguk.

"Naruto ini mungkin sedikit berbeda karena itu kuharap kalian bisa membantunya."

Murid-murid mengerutkan dahi mereka tak mengerti.

"Dia tak bisa bicara."

DEG!

"Atau dengan kata lain Naruto ini bisu, karena itu…"

Seisi kelas menatap Naruto dengan tak percaya.

"Cara berkomunikasinya sedikit berbeda."

Hening, belum ada yang berkomentar. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Naruto kembali membungkukkan badannya kemudian tersenyum lebar dan menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal. Suasana yang tegang itu perlahan mulai mencair. Kakashi'sensei tampak tersenyum, yeah sepertinya, tak ada yang tau dia tersenyum atau tidak kalau dia memakai masker seperti itu.

"Naruto'kun, duduklah di…" Kakashi'sensei tampak sibuk mencari-cari bangku yang masih kosong.
"Hmmm, disana saja…."

"Uchiha sasuke'kun pasti dengan senang hati akan membantumu."

DEG!

Naruto POV

Syukurlah ini tak sulit seperti yang kuduga, aku hanya tak mau di istimewakan karena kekuranganku, aku tak butuh tatapan kasihan mereka kan?

Memang aku mendapat keistimewaan bisa bersekolah ditempat yang 'normal' ini, hei aku cuma tak bisa bicara bukannya tuli. Apalagi idiot… Hhhh…

Nilai pelajaranku juga lumayan.

"Naruto'kun, duduklah di…" Sensei disebelahku ini tampak sibuk mencari-cari tempat duduk untukku. Kalau saja Iruka'san tak memiliki kenalan Sensei pervert seperti dia mungkin proses kepindahanku akan berbelit-belit. Mungkin nanti aku akan berterimakasih padanya. Mungkin.

"Hmmm, disana saja…"

Kakashi'sensei menunjuk sebuah bangko kosong, disebelahnya kulihat seseorang laki-laki berambut hitam yang memandang keluar jendela. Loh Rambut buntut bebek itu, kalau ga salah kan…

"Uchiha sasuke'kun pasti dengan senang hati akan membantumu."

Eh?!

Masaka?? Uso??

Orang yang tadi pagi tak sengaja bertabrakan denganku di koridor, orang berambut hitam dengan model yang aneh -aneh ya?- yang berkata 'Buta dan Bisu' padaku -walaupun salah satu perkataannya benar juga seh- dia… Uchiha Sasuke? Uchiha Sasuke, Orang ini… Orang yang sama kan? Orang yang 10 tahun lalu aku temui…

*********************************YuuYa*********************************

10 tahun lalu, saat salju turun, sama seperti saat ini…

Aku terduduk di sebuah ayunan tua di taman, tak kupedulikan salju yang turun, walau aku tahu aku mungkin bisa mati kedinginan apalagi aku hanya memakai kaos tipis, tanpa jaket tanpa syal ataupun sarung tangan. Beberapa anak sebayaku sibuk bermain, sementara itu orang tua mereka melihat dari bangku taman yang tak jauh dari situ. Mereka tertawa-tawa saat salah seorang temannya terkena lemparan bola salju. Rasanya menyenangkan juga bisa bermain seperti itu. Tapi saat ini aku hanya ingin sendiri, Aku hanya ingin disini, lagipula kalaupun aku pulang tak ada siapapun di rumah, tak ada kehangatan ayah dan ibu, pengurus panti bilang kedua orangku membuangku dan tak menginginkan aku lagi, entah apa maksudnya. Memangnya aku berbuat apa? Aku kan baru 6 tahun? Apa yang kulakukan hingga ayah dan ibu meninggalkanku? Apa salahku? Apakah karena aku…

"Oi! Daijobuka?"

Hampir saja aku terjatuh dari ayunan ini karena kaget, Aku mendongak ke arah suara itu, disana aku melihatnya, bocah yang sebaya denganku, rambut hitamnya sama seperti warna matanya yang kini menatapku dengan heran, kulitnya putih hampir sama seperti warna salju, wajahnya tampak bersemu merah dibalik syal biru tua yang dipakainya.

"Kamu menangis?" tanyanya

Aku menyentuh pipiku, hangat. Sejak kapan aku menangis? Aku sendiri juga tak tahu. Aku hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaannya.

"Kenapa?" tanyanya lagi.

Aku hanya menunduk

"Kamu sendirian ya?"

Aku masih terdiam

"Tersesat?"

Hening.

"Aku juga sendirian seh, tapi sebentar lagi orang tuaku juga menjemputku. Mana orang tuamu?"

Kenapa sih bocah ini, datang tiba-tiba dan bertanya macam-macam. Menjengkelkan.

"Oi, kalau ditanya dijawab dong, bagaimana bisa aku membantumu kalau kau diam saja?!"

bentaknya kesal.

Aku menatapnya tajam, tanganku terkepal dan bergetar. Membantu? Membantu bagaimana?

Memangnya apa yang bisa kau bantu? Mencari orang tuaku? Aku sendiri tak tahu seperti apa orang tuaku, apalagi kau, memangnya kau tahu orang tuaku seperti apa? Ada dimana? Hah?!!

Rasanya aku ingin berteriak pada bocah sok akrab ini, tapi aku tahu aku tak mungkin bisa dan saat itu tangisku kembali meledak.

"Oi, Oi… jangan menangis dong!"

Aku terisak-isak, tak kupedulikan bocah itu walaupun aku tahu dia masih ada memalingkan wajahku agar dia tak bisa melihat aku yang sedang menangis.

"Oi," dia menyentuh pundakku. aku sedikit terkejut namun segera kutepis tangannya.

Air mata yang keluar sedikit mengaburkan pandanganku, aku tak tahu lagi dia masih ada disana atau mungkin sudah pergi. Mana mungkin dia peduli padaku.

Are? Apa ini? Hangat.

Biru? Syal?

"Ka-kau bisa kedinginan, lihat itu kaosmu sudah basah karena air mata."

Ku perhatikan syal yang melilit di leherku, Syal biru tua polos. Ku sentuh ujungnya disitu ku temukan tulisan huruf US. Apa ini ya?

Aku menatapnya, wajahnya tampak lebih memerah dari biasanya. Entah berapa lama kami hanya saling memandang, sampai akhirnya dia menghela nafas dan berbalik membelakangiku.

"Ya sudah, terimakasih kembali untukmu." Katanya sambil hendak melangkah pergi.

Tunggu! Kumohon tunggu! A… aku, Syal ini? Aku ingin berterimakasih. Tunggu! Kumohon…

Tanpa kusadari aku berlari kearahnya dan menarik lengannya. Dia memandang heran padaku

"Apa?" tanyanya.

Aku menggenggam tangannya yang hangat dan menariknya.

"E…eh, apa mau sih?" dia berusaha melepaskan diri. Namun genggamanku begitu erat.

Aku kemudian melepaskannya dan duduk berjongkok di tanah yang telah tertutup salju ini. Mencari-cari ranting dan menuliskan sesuatu di tumpukan salju itu.

'Arigato'

Dia memandang tulisan itu dengan keheranan.

"Hn, tak bisakah kau mengatakannya saja?"

Aku menunduk, kembali menulis

'Tidak'

Dia menatapku tajam dan tak kusangka dia ikut berjongkok didepanku.

"Hei, apa kamu tidak bisa bicara ya ?"

Aku menggeleng, dia tampak terkejut

"Jadi kamu bisu?!" katanya keras.

"Ah, ma- maap, aku…"

Aku menggelengkan kepala

'Daijobu' kataku

"Tapi bagaimanapun aku harus minta maap, aku benar-benar tak tahu."

Aku tersenyum lebar, dan dia pun tersenyum. Wajahku sedikit hangat melihat senyum itu.

"Sebenarnya kenapa kau menangis? Apa tak ada yang mau bermain denganmu?"

Aku menggelengkan kepala

'Hanya teringat orang tuaku'

"Memang dimana mereka?"

'aku tak tahu, aku hanya tinggal di panti, tapi semua orang disana jahat kecuali Iruka'san."

"Hmmm, sou ka?"

'aku hanya merasa sendiri'

Kami terdiam

"Kau tahu kata ibuku di dunia ini kita tak mungkin hidup sendiri, kalaupun iya kita tak perlu sedih, karena suatu saat nanti pasti ada seseorang yang mau berbagi tangis dan tawa dengan kita."

Aku memandangnya dan dia balik memandangku, sesaat kucerna kata-kata.

'Seseorang? Siapa?'

"Ya- yaah kau mungkin belum pernah bertemu saja dengannya"

'…'

"… atau sudah." Kali ini dia memalingkan mukanya dariku, menyembunyikan guratan merah yang tampak di kedua pipinya.

Aku tersenyum lebar, bukan hanya wajahku namun hatikupun sepertinya menjadi hangat mendengar kata-katanya. Dia tersenyum menatapku, senyum yang indah dan mungkin akan terpatri lekat di hatiku, senyum tulus yang baru pertama kali ini aku dapatkan dari orang lain.

'Siapa namamu?' tanyaku

"Sasuke, Uchiha sasuke. Kau boleh memanggilku Sasuke. Siapa…"

"Sasukeeeee~!!!" teriakan itu memotong pembicaraannya yang belum selesai, seorang wanita melambaikan tangannya ke arah kami.

"Oh itu ibuku, aku harus segera pulang. Sampai jumpa ya."

Belum sempat dia beranjak pergi aku menarik kembali lengannya. Ku lepas syal biru tua yang masih melilit di leherku,

"Tidak usah!" katanya sambil meletakkan Syal miliknya itu ke leherku.

"Ini untukmu saja, anggap saja sebagai salam perkenalan kita."

Tadinya aku ragu namun dia meyakinkan aku dengan senyumnya.

"Kita pasti akan bertemu lagi kan? Syal ini mungkin akan mengingatkanmu padaku. Nah Sampai jumpa!"

Setelah itu dia berlari menghampiri wanita itu, dari kejauhan aku masih bisa melihat senyumnya, dia melambaikan tangannya padaku. Aku terus menatap punggungnya yang semakin lama tertelan oleh butiran salju yang turun saat itu. Dan satu yang masih ku ingat, senyum hangat miliknya…

*********************************YuuYa*********************************

Senyum hangat miliknya, senyum yang rasanya tak lagi ku lihat saat ini. Hanya wajah dingin dan datar. muka yang pucat, tak bersemu merah seperti saat itu, mata yang beku, tak berbinar seperti dulu. Orang ini… orang yang sama kan? Uchiha Sasuke yang kutemui 10 tahun lalu?

Masih ku perhatikan orang di sebelahku ini, dia masih memandang keluar jendela yang sedikit berembun, penjelasan Kakashi'sensei sama sekali tak ku perhatikan. Entah perasaan seperti apa yang sedang aku alami sekarang. Senang, yah tentu saja 10 tahun ini aku ingin sekali bertemu dengannya, dan sekarang aku benar-benar bertemu dengannya, di sampingku, dekat denganku. Walaupun aku yakin dia sudah melupakan aku, bagaimana tidak aku belum sempat memberikan namaku padanya. Mata hitam itu tiba-tiba menatap mata biru milikku, entah kenapa aku tak bisa melepaskan pandanganku darinya. Entah kenapa wajah itu sepertinya mendekat dan bisa kurasakan hembusan nafasnya di bibirku. Detik itu juga aku tak tahu lagi ada dimana.

"Hn, manis…"

Eh? Yang tadi apa ya? Sesuatu yang hangat menyentuh bibirku?

Dapat kulihat lagi wajahnya yang tanpa ekspresi itu.

"Dobe, Aku mengerti kalau kau tertarik padaku, tapi aku tak memiliki hobi seperti itu."

Dia menatapku dengan matanya yang dingin, wajahnya tak menunjukan emosi sama sekali.

Aku mengerutkan keningku tak mengerti, Apa maksudnya? Dan lagi apa tadi barusan? Perlahan aku menyentuh bibirku. Pelan-pelan aku otakku meregister semua kejadian yang barusan terjadi.

BRAAAAKKKK!!!

Tanpa sadar aku menggebrak meja dan berdiri tegak, aku menutupi bibirku dengan punggung tanganku, mataku terbelalak tajam. Wajahku saat ini mungkin sudah seperti kepiting rebus. Bagaimana tidak, i… itu…

"Naruto'kun? Ada masalah?"

Aku hanya memandang Kakashi'sensei yang tampak bingung melihat tingkahku, seluruh perhatian seisi kelaspun kini tertuju padaku. Kuharap tak ada yang melihat kejadian barusan. Untung saja bangku kami tepat dipojok belakang sendiri. Kalau sampai ada yang melihat bisa hancur reputasiku. Sial.

Aku hanya menggelengkan kepala. Walaupun kakashi'sensei agak tak percaya kalau 'tak ada apa-apa' denganku, dia kemudian menyuruhku kembali duduk dan suasana kembali normal. Dengan agak gemetaran –karena benar-benar kesal- aku kembali duduk di sebelah Uchiha Sasuke sialan ini. Kurang ajar! Itukan… itukan…

Ciuman pertamaku…

"Hn, dobe…" bisiknya namun masih terdengar jelas olehku

Aku mengepalkan tanganku dan mengirimkan death glareku padanya. Cih mati saja kau.

TEMEEEEEEEEEEE!!!!

TBC

Chapter 1 selesai, Hahahahahaha! XD XD -tertawa GaJe-

Jadi gimana? Bisa diterima? Perlu di Flame? Ga usah di Update? Terserah-terserah…

Buat Senpai-senpai atau Kouhai-kouhai -Ditendang! Bukannya Yuuya ini juga Kouhai?!- tolong Read and Review dunk! -Puppy Eyes no Jutsu-

Onegai shimasu ^^

Once Again READ & REVIEW !!!!