Fanfic

Rated K (Romance, Love, Hurt. MyungJong Shipper/BlackLemon~ )

(Warn: Disclaimer of themselves)

.

Lullaby

.

Now Playing – Lullaby (Xiah Junsu of JYJ)

.

Sore ini aku mendapati diriku kelelahan karena terus memiliki banyak masalah yang kupikirkan dalam kepalaku.

Aku mengingat Myungsoo. Kekasihku yang sudah dua minggu tak kutemui karena kesibukanku.

Shit! Aku sungguh rindu padanya.

Kuambil ponsel yang keletakkan di meja nakas. Mencari sebuah kontak, lalu mencoba menghubunginya.

Sejenak nada tunggu.

Lalu…

"Hallo?"

.

End of Sungjong POV

.

Sungjong mengerucutkan bibir saat Myungsoo turun dari mobilnya. Pria itu terlambat lebih dari 15 menit. Sungjong ingin berlagak kesal, tetapi saat Myungsoo menyunggingkan senyuman khas di bibirnya, rasanya jadi meleleh. Apalagi mengingat ia sangat merindukan lelaki itu.

"Maaf." Gumam Myungsoo sambil mendekat ke teras rumah Sungjong, tempat kekasihnya itu berdiri menatapinya.

Sungjong hanya merapatkan mantel panjangnya. Dingin. Ia enggan menjawab.

"Aku kangen…" Myungsoo meliriknya.

Dan seketika senyuman mengembang di kedua ujung bibir pink Sungjong. Membuat Myungsoo ikut tersenyum senang.

"Apa kabar?" Tanya Myungsoo sambil menyentuh ujung lengan baju Sungjong. Ia bertanya karena kekasihnya tampak kurang sehat.

Sungjong menoleh. "Aku baik."

"… Kau semakin arogan."

"Oh ya?"

Myungsoo tersenyum dan mengangguk dua kali.

Karena suatu alasan, perkataan Myungsoo barusan adalah sebuah 'pujian'.

Sungjong menurunkan kedua tangannya kemudian mengulurkannya ke arah Myungsoo. Meminta kekasihnya itu memeluknya.

Dan Myungsoo langsung menyambutnya. Meraih tubuh kurus itu dan mendekapnya dalam-dalam.

Hey! Tentu saja Myungsoo juga sangat merindukan sosok ini.

.

Myungsoo ingat. Dua tahun lalu adalah pertama kali ia mengenal Lee Sungjong, saat itu mereka masih sama-sama di bangku sekolah menengah akhir. Itu adalah saat-saat yang menyenangkan. Awalnya mereka berteman, tetapi berakhir dengan Myungsoo tak tahan dengan pesona Sungjong yang merebut hampir seluruh pikirannya.

Lee Sungjong adalah pribadi yang ia inginkan. Dan menjadi sekedar teman atau sahabat rasanya tak akan membuat Myungsoo merasa cukup. Ya! Ia ingin menjadikan namja itu sebagai miliknya.

Karena itulah, dua bulan kemudian, Myungsoo mengungkapkan perasaannya.

Sungjong?

Ia yang merasa dirinya straight selama ini, saat mendengar pengakuan Myungsoo, tentu saja sangat terkejut.

Tetapi, kurang dari seminggu setelah itu, Sungjong menerimanya. Berpikir bahwa Myungsoo adalah orang yang baik dan tak ada salahnya menerima pengakuan itu.

Lagipula, Sungjong membutuhkannya.

Meski awalnya kurang yakin, tetapi mereka berhasil mempertahankan hubungan itu hingga mencapai usia 2 tahun.

Dan 2 tahun itu tidak berlalu begitu saja.

Beberapa hal terjadi. Membuat Myungsoo perlahan mengetahui bahwa kekasihnya memiliki sesuatu yang ia sembunyikan selama ini.

Kenyataannya adalah ketika sedang di rumahnya, Lee Sungjong tak seceria seperti ketika di sekolah.

Sesuatu terjadi pada Sungjong, tetapi tak pernah ia ungkapkan.

.

Myungsoo ingat. Suatu malam, Lee Sungjong menggedor pintu apartemennya, dan ketika Myungsoo membuka pintu, ia mendapati kekasihnya itu menangis dengan wajah berantakan. Matanya memerah memancarkan luka yang ia tahan bertahun-tahun.

Ia menangis menggerung-gerung selama satu jam penuh sebelum akhirnya ia bisa diajak bicara.

Dan malam itulah Myungsoo akhirnya tahu semua kenyataannya.

Kenyataan bahwa Lee Sungjong tak baik-baik saja.

Sungjong menceritakan bahwa sebenarnya ia adalah anak angkat di keluarganya. Orangtua Sungjong mengangkatnya menjadi anak karena selama bertahun-tahun tak bisa memiliki keturunan. Namun, saat Sungjong masuk SMA, ibunya hamil. Orangtuanya sangat bahagia. Tetapi, sayangnya, mereka tak ingin membagi kebahagiaan itu dengan Sungjong.

Beberapa hari setelah berita kehamilan ibunya, ayahnya memberitahu bahwa Sungjong sebenarnya bukan darah daging mereka. Dan setelah itu, sifat kedua orangtuanya mulai berubah.

Setelah mengungkapkan kenyataan pahit yang begitu mendadak itu, Sungjong merasa mereka tak lagi membutuhkan dirinya.

Dan benar saja. Begitu bayi laki-laki itu lahir, dirinya semakin tak mendapat perhatian apapun.

Padahal dulu dirinya sangat disayang.

.

"Mereka tak menginginkanku ada di rumah." Tangis Sungjong malam itu.

Myungsoo ingat saat itu dadanya menjadi sungguh sesak. Melihat kekasihnya penuh dengan masalah dan menangis hingga kelelahan, sementara dirinya tak tahu harus berbuat apa.

"Aku tak ingin pulang lagi. Aku tak dianggap anak lagi, mereka tak lagi berpikir aku anak mereka." Ucap Sungjong dengan raut penuh kebingungan, sementara linangan airmata terus mengaliri kedua pipinya.

"Chagi, maafkan aku. Aku harus apa?" Myungsoo yang bingung hanya bisa memeluk erat-erat kekasihnya.

"Aku akan kerja saja. Aku mau tempat tinggal sendiri. Biarkan aku tidur di sini beberapa hari. Kumohon.."

.

.

.

Myungsoo POV

Kejadian itu sudah 2 tahun yang lalu.

Oke, itulah nostalgianya.

Kau tahu? Malam itu adalah terakhir kali aku mendengar Lee Sungjong berkata "kumohon". Setelah itu, kata itu tak pernah terucap lagi dari bibirnya.

Karena, lihat saja sekarang Lee Sungjong-ku yang arogan ini. Ia tak lagi menjadi pribadi yang lemah dan bergantung pada orang lain.

Aku tersenyum. Membelokkan kemudi di persimpangan menuju apartemenku.

Setengah jam perjalanan, kini Sungjong sedang tertidur di kursi di sampingku. Dan lihat wajahnya! Oh~ padahal dulu dia manis sekali.

Sekarang ia seperti menjadi pribadi yang lain. Masalah yang selama ini menimpanya telah merubahnya menjadi orang lain dengan kepribadian yang angkuh dan sombong. Maksudku, mungkin itu yang akan kalian pikirkan.

Tetapi aku kekasihnya. Aku tak merasa ia berubah. Ia tetap kekasihku dan apapun yang terjadi terhadapnya, aku akan selalu bersamanya.

Bagiku, pantas-pantas saja dirinya menjadi arogan atau semacamnya seperti sekarang ini. Ia memiliki masa lalu yang pahit dan tak sedikit orang memandangnya sebelah mata.

Namun kini, ia telah berhasil membuktikan pada orang-orang itu bahwa dirinya tidak bisa diremehkan begitu saja. (Mungkin, terutama pada kedua orangtuanya yang dulu.)

Sejak memutuskan pergi dari rumahnya, ia tinggal sekamar denganku. Namun itu hanya sebentar. Sangat sebentar. Setelah itu ia mulai bekerja keras hingga mampu menyewa apartemen di sebelahku.

Setelah lulus ia semakin gila kerja. Ia tak menemaniku melanjutkan kuliah dan memilih mencari pekerjaan yang lebih baik di kota Seoul.

Dan kau tahu apa yang terjadi setelah itu?

Di saat aku sendiri masih menjadi mahasiswa semester 3, Lee Sungjong sudah mendapat rekomendasi pekerjaan ke luar negeri.

Itu sangat luar biasa, mengingat ia tak perlu kuliah untuk hal itu.

Kami jadi terpisah selama setengah tahun lamanya. Namun tentu saja, hubungan kami berlanjut.

.

Tiba-tiba Sungjong menggeliat. Aku meliriknya. Tidurnya sangat gelisah, kapan terakhir kali ia tidur? Apa belakangan ini ia istirahat dengan baik?

"Di mana?" Tanya Sungjong. Lebih terdengar seperti dengungan.

"Sebentar lagi sampai." Aku langsung menjawab.

Sungjong beringsut di sandaran kursi. "Kepalaku sakit." Gumamnya.

"Apa kau istirahat cukup, Jongie?"

Tiba-tiba Sungjong memukul sebelah bahuku. Aku terkejut. Dan ia menatapku cemberut.

"Jangan panggil Jongie!" Pekiknya.

"Aku 'kan kekasihmu!" Balasku sengit. Lalu terkekeh. "Jangan-jangan setelah ini kau akan melarangku jadi seme-mu ?!"

Dan pipi bulat itu merona.

Aku tertawa melihat tingkahnya. Sudah kubilang aku ini kekasihnya dan tak ada yang berubah darinya jika bersamaku.

"Kau tampak sangat kelelahan… Jongie." Ucapku ragu-ragu, kembali membuka percakapan.

Sungjong menunduk, memilin jemarinya, sebelum menjawab: "Ne~ Aku lelah sekali. Akhir-akhir ini aku juga memikirkan banyak hal. Terutama keluargaku."

"Eh? Kita kan belum punya anak. Keluarga yang mana?"

"Haiiish!"

"Heheh iya iya~ Kita sudah sampai. Ayo turun. Lanjutkan cerita di dalam saja ya?"

.

.

TBC

.

.

Hallo MJs sekalian ^^

Belakangan aku sangat down~ Aku tak membuat fanart, tak menulis fanfic, tidak menggambar, dan tidak yang lainnya juga…

Aku bosan dan cuma nonton TV seharian. -_-)

Aku bingung harus apa~

Aku butuh sesuatu yang bikin semangat TT_TT ~

Ini sudah hari keberapa sejak #Infinite_Effect? Apa Infinite akan ke Indo? Kuharap saja~

Kudengar konsernya berakhir bulan Februari.

Paling tidak datanglah bulan Desember atau Januari T_T ! Biarkan kami ngumpulin duit duluuuuuu~~~

*hug Howon*

Okeee~~~ sekian curhatnya~ ini akun-ku dan aku merasa bebas curhat apapun kkkkkk XD

Review?