Desclaimer : Tite Kubo

Makasih banyak buat yang udah review, here's the Reply review :

#makiru : iya ini lanjut. Makasih uda read n review :-D

#Hideyashu Shigemori : kalo 5-some kasian ichigonya XD sankyuu read n reviewnya ya...

#Neko-chan : ahaha rencananya dia pan bikin rukia maho juga XD makasih read reviewnya

#Guest : ahaha makash banyak XD makasi jg bwt RnR nya...

Makasih juga bwt yg uda nyempetin log in :

Balasoka Acapati, heriyandi kurosaki, Tidus arrain gizamaluke grotto, chiisana yume, Farenheit July, UzumakiKagari, Kim Victoria, Princess Love Naru Is Nay, miszshanty05, Karin Ryodai, Lee Kibum. Makasih banyak rnr nya...ane bales lewat PM...

.

.

.

Chapter 6 : Wedding

.

.

.

Akhir semester sudah tiba, seakan waktu berjalan dengan cepat dan tanpa disadari. Para siswa kelas 6 SD, atau kelas 3 baik SMP maupun SMA bersorak akan kelulusan mereka. Dan para mahasiwa juga sedikit bersorak akan libur panjang yang menanti mereka. Termasuk Ichigo. Ah, tapi sepertinya ia tak begitu bersemangat.

Ia tampak melamun di depan jendela café langganannya, menerawang keluar dimana banyak orang berlalu lalang.

"…chigo…Ichigo…"

"Eh?" Ichigo tersadar dari lamunannya, ia menatap pemuda bersurai biru yang duduk di kursi yang bersebrangan. "Ada apa, Grimm?"

"Kau melamun terus dari tadi," keluh Grimmjow sambil menyeruput juz nya.

"Ah, maaf," hanya itu yang keluar dari mulut Ichigo, untuk kemudian keduanya terdiam lagi. Ichigo menatap hampa pada minumannya, hingga ia tak sadar kalau Grimmjow memperhatikan dan kini mencondongkan badan ke arahnya untuk mengecup…

Reflex Ichigo menarik mundur tubuhnya, membuat ciuman dari Grimmjow batal. Grimmjow tampak merengut, dan Ichigo jadi sal-ting karenanya.

"A-ah, ka-kau sudah selesai? Ayo kita jalan lagi, hahaha…" Ichigo tertawa canggung lalu bangkit dari kursinya diikuti Grimmjow.

Grimmjow menyejajarkan langkahnya dengan langkah cepat Ichigo, untuk kemudian menggandeng lengan pemuda yang sudah resmi menjadi pacarnya beberapa bulan lalu itu. Ya, mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

"Kita mau kemana lagi?" Tanya Ichigo, tak berani menatap Grimmjow, juga tak berani melepas gandengan tangannya.

"Kau mau kemana?" Grimmjow balik tanya.

"Tidak ada yang spesifik ingin kukunjungi."

"Kalau begitu kita pulang saja."

Dan Grimmjow menyeret Ichigo masuk ke dalam mobilnya. Yang ia maksud dengan kata 'pulang' adalah ke apartement Ichigo.

"Aku mau mandi," ujar Ichigo begitu memasuki apartementnya. Grimmjow mengekor di belakang begitu ia mengunci pintu.

"Tidak mau melakukan 'sesuatu' dulu?" seringai Grimmjow, seketika membalikkan tubuh Ichigo dan memepetnya ke tembok. "Sudah berapa lama kita tidak melakukannya?" bisiknya mesra di telinga Ichigo. Ia kembali menarik wajahnya, dan kini mendapati mata Ichigo terpejam erat dengan kepala menekan ke tembok, seolah ketakutan.

"Tck!" decak Grimmjow kesal dan langsung melepas kurungannya pada tubuh Ichigo. "Kau ini kenapa! Kita sudah lama jadian tapi kau masih saja takut padaku! Aku tidak akan kasar lagi padamu, Ichigo! Kejadian waktu itu tidak akan terulang lagi!" ucap Grimmjow dengan nada tinggi.

Ichigo hanya mampu tertunduk sambil menggumamkan kata maaf. Memang dia sedikit trauma dengan kejadian dirinya yang nyaris diperkosa oleh genk motor dulu, tapi yah…tak ada hubungannya sih dengan 'ketakutannya' pada Grimmjow sekarang.

Grimmjow mendesah malas, lalu kembali mendekati Ichigo dan langsung menciumnya. Lagi. Ichigo memejamkan matanya erat. Dan kekesalan Grimmjow memuncak, ia mencengkeram lengan Ichigo dan menariknya paksa ke kamar untuk kemudian membantingnya ke ranjang. Ia lalu merangkak di atas tubuhnya, dengan kedua tangan mengunci pergerakan Ichigo.

"Tatap aku, Ichigo. Tatap akau saat kita berciuman…" lirih Grimmjow dan perlahan mengecup bibir Ichigo. Ichigo menurut, ia tak menutup matanya meski terlihat sayu dan ingin memejam. Tapi lagi-lagi Grimmjow melepas ciumannya, mendengus kesal dan duduk di tepi ranjang sambil mengusap wajahnya.

"A-ada apa Grimm…" Tanya Ichigo sambil perlahan duduk.

Grimmjow tak menjawab.

"Grimm…" panggil Ichigo sekali lagi.

Tetap tak ada jawaban, hingga Ichigo memilih duduk di samping Grimmjow sambil menggigit bibirnya.

"Aku minta maaf…" ucap Ichigo sekali lagi. "Aku selalu saja berbuat salah. Aku…"

"Sudahlah," ucap Grimmjow, kali ini dengan nada rendah. "Sampai besok," ucapnya lalu mengecup dahi Ichigo dan berlalu pergi dari kamar itu.

~OoooOoooO~

Gadis ber-iris violet itu tampak duduk dengan sedikit lesu. Tak ia pedulikan para designer yang berceloteh riang tentang gaun pengantin yang akan dikenakannya.

"Rukia-sama, menurut Anda bagaimana dengan yang ini?" Tanya seorang wanita bersurai perak ke-violet-an sambil menunjukkan dua model gaun.

"Terserah kau saja, Isane-san…asal muat di tubuhku saja," jawab Rukia lesu.

Isane tersenyum tipis melihat keadaan Rukia. "Ne~ Rukia-sama, sebenarnya apa yang mengganggu pikiranmu?" ujarnya lembut.

'Tidak ada kok, Isane-san…" jawab Rukia tetap dengan tampang lesu.

"Kalau begitu bersemangatlah Rukia-san, sebentar lagi hari pernikahan Anda dengan Byakuya-sama lho…"

Rukia tersenyum tipis. "Iya…" lirihnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, dan Rukia menatap antusias saat melihat nama yang muncul di layarnya. "Moshi-moshi…" angkatnya dengan ceria dan segera meninggalkan ruangan itu. Membuat Isane terheran-heran kira-kira siapa yang dapat membuatnya begitu gembira walau hanya lewat telfon. Apa mungkin Byakuya? Tapi Byakuya kan ada di sini juga?

"Ah, Byakuya-sama," Isane membungkuk hormat saat pria berparas tampan itu mendekat. Dan Byakuya tidak sedang memegang ponsel. Bisa dipastikan bukan dia yang sedang berbicara dengan Rukia di telefon. Menanggapi wajah bingung Isane, Byakuya justru menyeringai tipis yang semakin membuat designer muda itu kian mengernyit.

~OoooOoooO~

Waktu terus bergulir, tapi Ichigo hanya menghabiskan liburannya dengan menikmati sinar matahari pagi di atas ranjang. Hingga ia berjengit saat seseorang masuk kamar tanpa izin. Sudah pasti Grimmjow, memang siapa lagi yang punya kunci kode apartementnya selain orang itu? Well, dia sudah mengganti kode-nya setelah…putus sepihak dengan Byakuya.

"Hai…" sapa Ichigo dengan seulas senyum.

Grimmjow tak membalas, hanya duduk di samping Ichigo di tepi ranjang yang menghadap pemandangan kota.

"Hng…tumben?" heran Ichigo.

"Apa?" Tanya Grimmjow sedikit acuh.

"Biasanya kau langsung main serang," goda Ichigo.

Grimmjow menyeringai, "Kau mau aku serang?"

Ichigo hanya tertawa menanggapinya.

"Ichigo, aku ingin tanya sesuatu," ucap Grimmjow tanpa menatap Ichigo.

"Tanyakan saja."

Grimmjow menatap Ichigo, Ichigo balas menatapnya.

"Tapi setelah melakukan ini," dan serta merta Grimmjow mendorong Ichigo hingga terbaring ke ranjang.

"Huaaaa…dasar kau," balas Ichigo, tapi tak melawan saat tangan Grimmjow menahan kedua tangannya di atas kepala.

"Apapun yang terjadi, kali ini aku tidak akan berhenti," ucap Grimmjow dan menelusupkan tangannya ke balik kaos Ichigo.

"Ahh~…" desah Ichigo.

"Tch! Aku lupa kapan terakhir kita melakukan sex. Apa kau dan Byakuya dulu juga jarang melakukannya, Ichigo?"

Ichigo tak menjawab, ia hanya mendesah nikmat akan sentuhan Grimmjow, membuat Grimmjow terdiam. Tapi seperti yang ia katakan, kali ini ia tak akan berhenti. Ia melepas kunciannya pada tangan Ichigo, membiarkan pemuda bersurai orange itu melingkarkan tangan di lehernya.

"Ichigo…" panggil Grimmjow.

"Hng…?" jawab Ichigo sekenanya di sela desahan.

Grimmjow tak melanjutkan ucapannya, ia beralih mencium bibir Ichigo dengan lembut, membuat Ichigo sedikit heran. Memangnya sejak kapan Grimmjow bisa lembut?

Grimmjow melepas ciuman, lalu berdiri di atas lututnya untuk membuka resletting celana dan mengeluarkan kejantanannya yang masih tertidur.

"Take mine…" ujarnya lalu menyodorkan kejantanannya pada Ichigo supaya ia mengulumnya.

Agak ragu memang, berhubung sikap Grimm tak seperti biasanya. Tapi Ichigo tetap meraup kejantanan itu ke dalam mulutnya, memanjakannya dengan lihai hingga Grimmjow mendesis nikmat.

"Enough…" ucap Grimmjow sembari melepas kejantanannya dari mulut Ichigo.

"Grimm, sebenarnya apa yang-…Ahh…" kalimat Ichigo terpotong saat Grimmjow tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan segera menurunkan celananya sebatas paha untuk kemudian memanjakan lubang Ichigo dengan lidahnya.

"Nnnnhh…Ahh…Grimm-…k-kau kenapa? Ti-…ahhh…tidak biasanya k-kau begin-nihh…" Tanya Ichigo di sela desahannya, tapi Grimmjow tak menjawab, ia tetap sibuk dengan lubang Ichigo. Setelah dirasa cukup, barulah ia berhenti dan memposisikan kejantanannya di depan lubang kenikmatan Ichigo.

"Sssshh…" desis Grimmjow saat lubang Ichigo menelan miliknya, perlahan ia bergerak, hingga gerakannya makin lama makin cepat.

"Nnnhh~…ahh…ahhhhh…" desah Ichigo.

Tangan Grimmjow mengocok penis Ichigo tanpa ia harus memelankan gerakan in-outnya. Tak berapa lama, Grimmjow merasakan penis Ichigo yang ada di genggamannya berdenyut tak nyaman. Satu tangan Grimmjow yang menganggur segera meraih tissue yang tergeletak di meja kecil samping ranjang.

"Nnnhh!...Aaaaaaaaaahhhhhh!" erang Ichigo saat hasratnya membuncah, tapi cairan miliknya sama sekali tak membasahi apapun, kecuali tissue yang Grimmjow gunakan untuk menahan cairan Ichigo supaya tak berceceran.

"G-Grimm-…apa yang…Nnnhhhh…" lagi, Ichigo tak dapat melanjutkan kalimatnya saat Grimmjow bergerak lebih cepat. Dan saat kejantanan Grimmjow berdenyut di dalam sana, Grimmjow malah mencabut kejantanannya dari lubang Ichigo, lalu mengocoknya sebentar hingga cairan spermanya keluar, tapi menahan cairan itu dengan tissue.

"Hhhh…" Grimmjow mendesah pelan pasca klimaksnya, lalu membuang tissue-tissue tadi ke tong sampah.

"Grimm, kau kenapa?" heran Ichigo sambil membenahi celananya karena Grimmjow tampak tak ingin melanjutkan ke ronde berikutnya.

"Sudah kubilang aku ingin menanyakan sesuatu kan?" Grimmjow menylettingkan celananya lalu duduk di samping Ichigo. "Kau datang atau tidak?" ujar Grimmjow seraya menunjukkan kertas lecek yang barusan dia ambil dari saku celananya.

Ichigo mengernyit heran, ia mengambil kertas itu dari tangan Grimmjow. "Apa ini?" tanyanya.

Grimmjow hanya mengangkat alis, sebagai tanda menyuruh Ichigo untuk membukanya. "Sudah dikirim beberapa hari lalu, tapi aku mengambilnya sebelum kau sempat melihatnya," ucap Grimmjow tanpa ditanya.

Ichigo membuka lipatan kertas yang nyaris tak berbentuk itu, dan seketika matanya melebar begitu kertas terbuka dengan sempurna dan melihat tulisan apa yang ada disana.

Marriage…

Byakuya Kuchiki

With

Rukia Shirayuki

At…

Tak dapat dibendung, spontan air mata mengalir dari kedua iris Ichigo. Sungguh, ini bukan kehendaknya. Air mata itu keluar tanpa bisa dikontrol oleh Ichigo.

"…" Grimmjow terdiam menatap pemuda bersurai orange di hadapannya. "Well…" ucapnya kemudian. "Kurasa acaranya baru dimulai beberapa menit lalu," dan tanpa peringatan, Grimmjow menarik Ichigo pergi.

"Tu-tunggu Grimm, kita mau kemana?" Ichigo berusaha melepas cengkeraman tangan Grimmjow.

"…" Grimmjow diam saja, hanya terus menarik Ichigo menuju mobilnya.

"Grimm!" bentak Ichigo. Lagi. Grimmjow tak mempedulikannya. Malah memaksanya masuk ke dalam mobil, mengunci pintu, dan segera membawa mobil itu dengan kecepatan tinggi.

"Grimm, kumohon, aku tidak mau pergi kesana," pinta Ichigo. Ia tahu kira-kira kemana Grimmjow akan membawanya pergi meski tadi Grimmjow tak menjawab. "Grimm…" Ichigo masih berusaha memohon, tapi Grimmjow tampak tidak peduli dan terus menambah kecepatan.

Tak berapa lama, Grimmjow menghentikan mobilnya di depan mansion keluarga Kuchiki. Mansion itu kini penuh karangan bunga dan hiasan khas pernikahan. Grimmjow turun dari mobil, sedangkan Ichigo diam saja seperti yang Grimmjow duga.

"Turun Ichi," perintah Grimmjow setelah membukakan pintu keluar untuk Ichigo.

"Aku tidak mau. Aku-…Argh!" erangnya saat Grimmjow menarik Ichigo dari dalam mobil. "Grimm, lepaskan. Aku tidak mau masuk!" berontak Ichigo.

Tapi memang pada dasarnya Grimmjow lebih kuat, ia dengan mudahnya menyeret Ichigo.

"Maaf, undangannya tuan?" ucap salah seorang penjaga, Grimmjow dengan seenak jidat melemparkan kertas undangan yang sudah lecek ke penjaga tadi dan tanpa persetujuan langsung menerobos masuk. Menyeret Ichigo menuju altar dimana Byakuya akan bersanding dengan Rukia.

Sementara di altar, Byakuya tengah berdiri menanti mempelainya naik ke altar. Rukia—dengan gaun pengantin yang membuatnya tampak begitu cantik—berjalan menuju altar dengan digandeng oleh ayahnya. Mata violet-nya tampak sayu, padahal ini hari pernikahannya. Seharusnya ia senang kan?

Byakuya menyambut tangan Rukia dan keduanya berdiri berdampingan di altar. Dan dengan disaksikan seluruh tamu yang datang, mereka akan menyatakan sumpah setia. Ya, seharusnya begitu. Jika saja pemuda bersurai biru itu tidak tiba-tiba berteriak dan mengacaukan segalanya.

"Hei brengsek! Kalau kau tetap melanjutkannya, aku yang akan menikahi Ichigo!" seru Grimmjow lengkap dengan seringaiannya, sementara Ichigo yang kini ada di cengkeraman Grimmjow hanya bisa melakukan perlawanan sia-sia.

"Siapa dia?"

"Mau apa dia kemari?"

"Cepat panggil penjaga."

Suara bisik-bisik para tamu pun mulai terdengar. Soujun Kuchiki—ayah Byakuya —berdiri dan menatap heran sekaligus murka ke arah Grimmjow dan Ichigo.

"Maaf, sebaiknya kalian pergi atau aku akan memanggil penjaga," ucap Soujun dengan penuh penekanan, menahan amarah.

"Hei brengsek, apa sekarang kau sudah tuli huh?" ucap Grimmjow, tak mempedulikan ancaman Soujun. Ia melangkah menuju altar—dengan Ichigo yang masih diseretnya—dimana Byakuya masih membelakangi Grimmjow.

"Kau! Berhenti disana!" ancam Soujun dan selusin penjaga segera menodongkan pistolnya ke arah Grimmjow. Grimmjow yang sudah berdiri tak jauh dari Byakuya, menghentikan langkahnya dan menatap lurus punggung pria bersurai hitam itu.

"Well, kalau begitu kau minggirlah dari sana. Aku yang akan mengucap janji setia ku dengan Ichigo," ucap Grimmjow lagi.

"Kau! Kau cari mati huh?!" bentak Soujun.

"Apa aku perlu menyeretmu keluar supaya aku bisa memakai altar ini. Atau-…"

"Kau…" sebuah kata penuh geraman, Byakuya membalikkan tubuhnya dengan tampang membunuh, tapi malah membuat Grimmjow menyeringai. Dan…

BUAAAKKK!

Sepersekian detik kemudian, tubuh Grimmjow melayang menabrak bangku para tamu hingga beberapa bangku terbelah menjadi dua. Dan para tamu pun langsung berhamburan meninggalkan tempat dengan jeritan memuakkan, atau juga hanya merapat ke dinding untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Grimm-…" suara Ichigo tercekat.

"Jangan berani-berani melayangkan tangan kotormu untuk menyentuhnya!" kretek! Byakuya menggertakkan tinjunya.

"Heh…" Grimmjow bangkit, menyeringai. "Dengar brengsek, Ichigo terlalu bagus untuk…" BUAAAAKKKK! "ORANG SEPERTIMU!" sebuah tinju Grimmjow layangkan ke wajah Byakuya, membuatnya terpental hingga menabrak podium.

"Byakunn-chann…" teriak Rukia khawatir, tapi segera diseret menjauh oleh Soujun.

"Heh, Begitukah?" Byakuya kembali melayangkan satu tinju ke Grimmjow. "Lalu apa yang membawamu kemari dan mengacaukan acara pernikahanku. Bukankah kau sudah memiliki Ichigo?"

DUUUAAGGHH!

"Yeah yeah yeah, aku memang bersamanya, tapi dia tak pernah bersamaku."

BUUKKK!

"Dia tak pernah menatapku saat kami bercumbu," seringai Grimmjow. "Sekalipun ia menatap, tatapannya kosong dan entah tertuju kemana."

BRUUAKKKK!

"Cih!" Byakuya meludahkan darah dari mulutnya. "Beraninya kau mencumbunya. Dasar brengsek!"

BRUUAAGHHH!

"Uhuk!" Grimmjow terbatuk sambil memegangi dadanya, tapi ia masih bisa bangkit. "Tapi kau tahu? Aku benci sekali tiap kali terjaga dari tidur sesudah kami melakukan sex."

BBBUUAAGHH!

"Coba tebak nama siapa yang dia igaukan dalam tidurnya," Grimmjow berjalan mendekati Byakuya yang kini terkapar di lantai. "Itu namamu, BRENGSEKKK!"

BUUUGHHH!

Sebuah tinjuan telak mengenai ulu hati Byakuya.

"Argh! Uhuk!" Byakuya kembali memuntahkan darah dari mulutnya.

"Kau tahu?" Grimmjow menginjak kepala Byakuya dengan kasar. "Rasanya aku ingin sekali membunuhmu."

"Heh!" Byakuya menyeringai, lalu dengan satu gerakan cepat, dia berhasil membanting Grimmjow dengan sepakan kakinya, membuat keadaan berbalik. "Kalau begitu seharusnya kau melihat pada dirimu sendiri."

BUUGHHH!

Byakuya menginjak dada Grimmjow dengan kuat, lalu menumpukan siku pada pahanya sendiri.

"Melihat…BAGAIMANA MENYEDIHKANNYA DIRIMU!" Byakuya menarik kerah baju Grimmjow, bersiap melayangkan tinjunya dan...

"CUKUPP!" teriak Ichigo dan terpaksa membuat Byakuya batal menghantam Grimmjow dengan tinjunya. "Kalian…sudah cukup…" suara Ichigo merendah, terdengar sedikit gemetar. "Jangan berkelahi lagi karenaku. Aku tidak-…"

"Well, memang siapa yang berkelahi karenamu?" ucap Grimmjow.

"Eh?"

Byakuya tampak menyeringai, lalu menurunkan kakinya dari dada Grimmjow untuk kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Grimmjow berdiri.

"Ap-apa yang…" Ichigo tampak kebingungan.

"Sudah kubilang kan? Aku ingin menghajarnya sejak dulu, dan baru bisa melakukannya sekarang," ujar Grimmjow jengah.

"Eeeeehhhh?" cengok Ichigo.

"Heh!" lagi, Byakuya menyeringai lalu menjatuhkan dirinya di kursi yang masih waras. "Lagipula, tanpa kau mengacaupun pernikahan ini sudah gagal dari awal."

Grimmjow mengernyit heran.

"Apa maksudmu?" Tanya Ichigo.

Byakuya menoleh ke arah pintu masuk, menunjuk dengan wajahnya supaya Ichigo mengikuti arah tatapannya. Dan disana, tampak terngah-engah, seorang gadis bersurai jingga memasuki ruangan.

"Apa aku terlambat? Apa pernikahannya sudah dimulai? Apa Rukia…sudah menikah?" tanyanya sendu.

"Inoue!" seru Rukia dan segera menghampiri gadis bersurai jingga tersebut. "Inoue, kau…"

"Rukia…" Inoue tersenyum lembut, "Kau tampak cantik memakai gaun itu."

Rukia balas tersenyum.

"Apa kau…sudah menikah? Apa aku…terlambat?"

Rukia menggeleng dengan sebuah senyuman kecil. Membuat mata Inoue berbinar.

"Benarkah? Sungguh?" Tanya Inoue tak percaya, dan serta merta memeluk Rukia erat. "Aku…aku menyukaimu Rukia. Aku mau mengatakan itu, tapi tiba-tiba saja kau bilang kalau kau akan menikah. Aku…aku tidak tahu harus berbuat apa…" bulir-bulir bening mengalir dari mata Inoue.

"Tenanglah Inoue, pernikahanku sudah dibatalkan. Dan aku…aku juga menyukaimu…" balas Rukia dengan sedikit blushing.

Inoue terbelalak tak percaya, ia melepas pelukan dan menatap Rukia sungguh-sungguh. "Benarkah itu Rukia?" tanyanya penuh harap. Rukia mengangguk yakin.

"Lagipula, Byakunn-chan juga sudah memiliki orang lain," Rukia menoleh ke arah Byakuya yang babak belur, di hadapannya ada Grimmjow dengan kondisi yang sama lalu Ichigo yang berdiri di antara mereka.

"Apa-apaan ini!" bentak Soujun yang memecah suasana.

"Yah, seperti yang kau lihat, Tou-sama," ucap Byakuya santai. "Aku dan Rukia sama-sama memiliki orang lain yang kami cintai," Byakuya meraih pinggang Ichigo dan mendekapnya erat.

"Tapi…itu…"

"Sesama jenis? Well, memangnya kenapa?" jawab Byakuya lagi, baru kali ini ia berlaku kurang ajar pada ayahnya. "Aku siap jika tidak lagi menyandang nama Kuchiki."

"…argh!" raung Soujun kesal dan meninggalkan ruangan dengan kaki dihentak-hentakkan. Para tamu yang masih tersisa pun segera membubarkan diri mengikuti langkah sang kepala keluarga Kuchiki.

"Ha? Anak manja yang hanya bisa membangga-banggakan nama keluarga sepertimu bisa apa kalau keluar dari klan-mu huh?" ejek Grimmjow dengan seringai menyebalkan, tapi Byakuya malah balik menyeringai.

"Heh, menurutmu perusahaan milik siapa yang mendanai perusahaan milik keluargamu, Grimmy-chan?" ejek balik Byakuya.

Grimmjow terbelalak. "Oh…shit!" umpatnya. Yang dimaksudkan oleh Byakuya sudah pasti White Night company. Well, Grimmjow tak pernah mengenal siapa pemilik perusahaan itu karena ia menutupi identitasnya.

"Ya, kau benar. Selain menjalankan perusahaan yang diberikan ayah, aku membangun perusahaanku sendiri meski secara diam-diam dan terus menyembunyikan identitasku," terang Byakuya, membuat Grimmjow hanya menggeram kesal. "Tapi aku belum positif didepak dari keluarga Kuchiki kan? Jadi sebaiknya kau merahasiakan identitasku," seringai Byakuya.

Grimmjow membuang muka, tak bisa mengancam. Ia tahu, sekalipun ia membongkar kedok siapa pemilik perusahaan White Night, hal itu sama sekali tak mengubah apapun.

"Lalu, bagaimana dengan mereka?" Tanya Ichigo, merujuk pada Rukia dan Inoue.

"Aku…aku juga sudah siap seandainya harus pergi dari keluargaku," ucap Rukia.

"Iya, kami akan hidup bersama apapun yang terjadi," tambah Inoue.

"Heh, terserahlah!" kesal Grimmjow tiba-tiba. "Tapi kau harus tau brengsek, kejadian kali ini bukan berarti aku menyerahkan Ichigo padamu!"

"Eeehhh?" kaget Ichigo.

"Apa? Secara status saat ini kau masih pacarku, Ichigo!"

"Tapi…huwaaaa…" tiba-tiba Byakuya menarik Ichigo duduk di pangkuannya dengan posisi saling berhadapan.

"Terserah saja, tapi Ichigo hanya milikku seorang. Dan takkan kubiarkan siapapun menyentuhnya," ucap Byakuya dan langsung menautkan bibirnya dengan bibir Ichigo, membuat Ichigo mengerang dan tanpa sadar membalas ciuman Byakuya dengan ganas, menumpahkan segala kerinduannya pada sosok bersurai hitam itu.

"WHAT THE HEELLL!" raung Grimmjow kesal, sedangkan Rukia dan Inoue hanya tertawa kecil melihat Byakuya dan Ichigo, untuk kemudian mereka juga saling menautkan bibir mereka.

.

.

.

~ The End ~

.

.

.

Dan yah, beginilah endingnya ^-^ #pasang perisai siapa tahumau ditimpuk ma readers. Buat yang minta Ichigo dibuat lebih manly, maaf kalo gak puas dengan hasilnya u,u #bungkuk2 Di otak saia beginilah ekspresi dan sikap Ichigo yang muncul XP

Mind to review?