/Hidden Danger/
"Aku atau No. 6. Tentukan pilihanmu."
Nezumi memandang Sion tepat di matanya ketika ia melontarkan kata-kata itu. Ia sendiri sebenarnya tak paham kenapa ia mengucapkannya, terlalu absurd. Ia sudah tahu kalau Sion pasti takkan memberikan jawaban pasti tentang itu karena dia terlalu naif. Ia sudah bisa memprediksi kalau Sion mungkin akan menjawab ucapannya tadi dengan opsi ketiga yang konyol dan tidak masuk akal. Lalu kenapa dia tetap melontarkan kata-kata itu?
Tapi sedetik kemudian Nezumi merasakan takut bercokol di dadanya. Bagaimana kalau Sion ternyata tak senaif kelihatannya? Bagaimana kalau Sion memilih untuk menjawab No. 6 sebagai pilihannya?
Apa memang sebenarnya Nezumi yang tak paham keadaan di sini? Bagaimanapun juga Nezumi dan Sion bukan teman. Nezumi tak pernah berpikir seperti itu. Mereka hanya bertemu sekali empat tahun lalu, dan kemudian Nezumi menyelamatkannya beberapa hari lalu. Hanya sebatas itu hubungan mereka. Selama ini Sion selalu mengatakan kalau ia ingin selalu berada bersama Nezumi, ingin tahu lebih banyak tentangnya, akan tetap ada di sisinya apapun yang terjadi, tertarik kepadanya… tapi apa semua itu benar? Nezumi tak pernah tahu apa yang ada di pikiran Sion.
Seperti sekarang ini. Ia tak tahu apa yang dikatakan Sion. Jawaban naif seperti perkiraannya kah? Atau mungkin jawaban mantap yang memilih No. 6?
Bodoh. Sion selalu berhasil membuat Nezumi tak bisa menggunakan akal sehat. Selalu membuat Nezumi bertindak tanpa berpikir panjang lebih dulu seperti yang biasanya ia lakukan. Dan sekarang Nezumi sadar kalau ia begitu ingin Sion memilihnya daripada No. 6. Karena itulah ia melontarkan kata-kata itu.
Nezumi menelan ludah dengan gugup. Rasa takut akan jawaban Sion menggerogotinya perlahan. Diam-diam dia berharap agar Sion tak usah menjawab saja.
Namun Sion membuka mulutnya. Nezumi sudah bersiap untuk mendengar yang terburuk. Fakta bahwa Sion akan meninggalkannya.
"Aku memilihmu."
Nezumi mengerjap.
"Aku memilihmu," ulang Sion tegas. Iris merahnya beradu dengan iris abu-abu Nezumi. "Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu. Aku ingin selalu bersamamu. Karena itu, Nezumi, lupakan saja tentang No. 6. Aku juga akan melupakannya. Ibuku akan baik-baik saja di sana tanpaku. Dan kau juga tak perlu menanggung kebencian terhadap kota itu lagi. Ayo kita hidup tanpa bayang-bayang No. 6. Anggap kota itu tidak ada. Hanya kau dan aku."
Nezumi tertegun. Solusi yang ditawarkan Sion terdengar begitu mudah. Nezumi menginginkan Sion dan sekarang dia tahu kalau Sion juga menginginkan dirinya. Ia tak perlu membuang-buang tenaganya demi membalaskan dendamnya pada No. 6 lagi. Ia bisa hidup tenang. Fokus pada hidupnya di West Block. Bersama Sion.
Dan tanpa sepatah katapun lagi, Nezumi mengangguk, mengiyakan ucapan Sion.
Sekarang hanya ada Nezumi dan Sion.
/end/
Abal! Wkwkwkw. Kalau bener kejadiannya kayak yang saya tulis ini, No. 6 bakal tamat di episode 6. Bwahahahaha *digampar bolak-balik* Ide fanfic ini muncul ketika saya lagi iseng bersama Aqua Freeze, berandai-andai kalau adegan di atas benar-benar terjadi. Hahahaha. Dan akhirnya jadilah fanfic ini! Ah, ya, judulnya saya ambil dari judul episode 6, dimana Nezumi mengatakan, "Ore to No. 6. Dochira o erabu," kepada Sion di menit ke 17 detik ke 34 xp hehehehe. Saya juga mohon maaf kalau ada kesalahan menyangkut EYD, diksi, typo, OOCness, plot, dan lain sebagainya orz.
Disclaimer: Atsuko Asano
ALWAYS KEEP THE FAITH