Tittle : Fluster Love ( Part 1 )

Author : Park Shita a.k.a Park Shita

Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun and other

Warning : Yaoi

PLAK..

PLAK..

PLAK..

Tampak seorang namja bertubuh kecil dengan wajah angkuhnya sedang mengetuk papan tulis, ia melakukannya untuk mendapat perhatian dari kelasnya yang terlihat sangat gaduh.

"YAAK! Dengarkan aku. Mulai sekarang ada peraturan baru." Ucapnya angkuh di depan kelas.

"Mwo? peraturan apa lagi Baekhyun-ah?" tanya Xiumin salah satu teman sekelasnya.

"Kali ini aku akan memberikan denda untuk siswa yang terlambat dan juga berpakaian tak rapi."

"Mwo? kenapa banyak sekali peraturan di kelas ini?" gumam Tao, namja dengan kantung mata pandanya.

"Kalau kau tak suka, kau boleh keluar dari kelas ini." Ucap Baekhyun lagi.

"Issh.. jinja. Orang ini." Gerutu Tao kesal.

"Tapi Baekhyun-ah, kita belum mengkonfirmasinya dengan wali kelas." Ucap Suho yang mana merupakan wakil ketua kelas.

"Ne.. benar-benar. Kau tak boleh mengambil keputusan seenaknya." Setuju yang lain.

"Suho-yah, Chen-ah. Itu masalah yang mudah, aku akan langsung mengajukan ide ini ke kepala sekolah, dan.. aku yakin beliau pasti akan menyetujuinya. Ini juga kan demi ketertiban kelas kita." Ucap Baekhyun lagi.

Suho hanya menundukan kepalanya pasrah.

"Issh.. jelas saja permintaannya akan dikabulkan, mana ada kakek yang menolak permintaan cucunya." Bisik Tao pada Xiumin.

"sstt... pelankan suaramu, nanti dia mendengarnya!" ucap Xiumin sambil meletakan jarinya di depan mulut cherrynya.

"Suho-yah? Apa kau keberatan?" tanya Baekhyun. Suho hanya menatap Baekhyun pasrah lalu menggeleng.

"Bagus, aku ingin kelas kita_"

GREEEKKK..

Pintu kelas terbuka, nampak 4 orang namja masuk dengan gaya yang petantang-petenteng. Semua mata memadang ke arah mereka, namun dengan santai keempat orang itu duduk di bangku paling belakang.

"Yaak! Kalian berempat." Panggil Baekhyun.

"Mwo?" sahut salah satu namja dengan tubuh tinggi dan mata agak sipit, Oh Sehun.

"Mwo? kalau bilang hah? kalian tak tahu ini jam berapa? Apa kalian berniat sekolah?" bentak Baekhyun.

"Aishh.. jinja. Kau? beraninya kau membentakku." Ucap Kai si namja sexy dengan kulit Tan yang kharismatik.

"Kenapa aku harus takut. Apa yang harus aku takuti dari 4 namja bertubuh kurus seperti kalian."

"Mwo? aishh... jinja , mulut orang ini sepertinya perlu diberi pelajaran." Ucap Sehun yang segera berjalan kesal menghampiri Baekhyun, dan diikuti Kai.

"Mwo? mwo? kau kira aku takut hah? aku dengan mudahnya bisa menendang kalian keluar dari sekolah ini."

"Aigoo, kau? Rasakan ini..."

"Hajima!" ucap seorang namja yang sedari tadi hanya duduk menonton, dan sepertinya merupakan pemimpin dari keempat namja ini.

"Sudahlah, kita keluar saja." Ucap namja dengan tubuh tinggi melebihi Sehun dan Kai, dengan mata elang dan bibir yang begitu menggoda.

"Tapi Chanyeol-ah?"

"Wae? Tak ada gunanya bertengkar dengannya." Ucap Chanyeol lalu berjalan keluar, dan diikuti Kris, Kai dan Sehun.

"Yaak! kau bilang apa barusan? Yaak! berhenti kau Park Chanyeol, aku sedang bicara denganmu." Ucap Baekhyun lalu menarik kasar tangan Chanyeol.

"Wae?"

"Kau.. tak tahu sopan santun, dasar bajingan."

"Kau.." Sehun geram ingin memukul Baekhyun, namun Chanyeol menghentikannya.

Tanpa memperdulikan Baekhyun, ia segera berbalik dan berjalan keluar.

"Aigoo , apa yang kau lakukan barusan hah? kau tahu itu membahayakanmu." Gerutu Luhan.

"Ne.. aku aku tak suka dengan orang yang tak memiliki etika, dasar preman." Ucap Baekhyun kesal.

..

..

"Chanyeol-ah? Kenapa kau melarangku untuk memukul namja bawel itu?" tanya Sehun.

"Biarkan saja."

"Wae? Apa kau takut?" tanya Sehun lagi, Chanyeol menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Sehun dengan tatapan tajam, membuat Sehun menelan ludahnya.

"Aku bukannya takut, aku hanya tak ingin mencari masalah lagi." Ucap Chanyeol yang kemudian kembali berjalan diikuti Kris. Sehun dan Kai hanya saling tatap.

"Ada apa dengannya? Biasanya dia tak seperti ini?" gumam Kai.

"Ne.. dia jadi pengecut."

"Yaak! kalian berdua? Ayo cepat!" bentak Kris.

...

"Apa kau sudah melakukan apa yang aku minta?" tanya seorang namja tua dengan setelan jas rapi yang duduk di depan meja kerjanya.

"Ne... aku sudah melakukannya. Aku sudah memberitahukan kepada kelas mengenai denda keterlambatan"

"Bagus, Baekki.. Kau memang cucu yang berbakti."

"Kakek? Bisakah aku keluar sekarang?"

"Ne. Nanti kau jangan pulang terlambat! Karena teman kakek mengajak kita untuk makan malam."

"Ne.." sahut Baekhyun malas.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kepala sekolah, dengan wajah yang cemberut dan wajahnya juga nampak sedikit pucat. Ia berjalan perlahan , bahkan menempel pada dinding koridor.

"Yaak, bukankah itu si ketua kelas yang sok mengatur itu?" ucap Sehun saat mereka berjalan di koridor dan tak sengaja melihat Baekhyun yang berjalan dari arah berlawanan.

"Odiseo?odiseo?" tanya Kai dengan pandangan bingung.

"Aissh.. itu yang sedang berjalan kemari. Yang bertubuh kecil itu." Ucap Sehun sambil menarik dagu Kai untuk melihat kearah pandangannya. Kris dan Chanyeol yang berjalan lebih dulu pun ikut melihat obyek yang dimaksud Sehun.

"Waah.. nampaknya sang putri sedang sendiri tanpa dayang-dayangnya. Bagaimana kalau kita ganggu dia." Ucap Kai sambil tersenyum jahil.

"Setuju..Kka!" sahut Sehun.

"Yaak! yaak! yaak! lepaskan kami." Ucap Sehun kemudian, saat Kris menarik kerah mereka berdua,sehingga mereka berdua hanya bisa jalan ditempat.

"Kalian ini, kenapa iseng sekali?" ucap Kris dengan suara beratnya.

"Aisshh.. jinja kau ini kenapa sih Kris? Kita kan memang pembuat masalah nomer satu di sekolah ini."

"Ne.. kenapa akhir-akhir ini kalian jadi pendiam?" ucap Sehun, membuat Kris dan Chanyeol hanya saling lirik.

"Yaak! sudahlah, ayo kita pergi dari sini." Ucap Chanyeol menginterupsi, sambil berjalan lebih dulu.

"Chanyeol-ah, apa kau takut dengan Byun Baekhyun?" ucap Kai sedikit berteriak, membuat Chanyeol menghentikan langkahnya namun tak menoleh.

Kris menepuk pundak Kai, sambil memberikan tatapan –jangan bicara lagi- pada Kai. Kai yang menyadari ucapannya, segera menundukan kepalanya.

Tiba-tiba saja Chanyeol berbalik dan langsung berlalu di depan SeKaiKris, dan menuju Baekhyun. Chanyeol menatap ke arah Baekhyun dengan tatapan tajam, SeKaiKris hanya memandang bingung tanpa berbuat apa-apa, mata mereka hanya mengikuti kemana arah Chanyeol. Baekhyun yang terkejut saat menyadari Chanyeol di depannya nampak kaget, ia memilih melewati Chanyeol yang menghalangi jalannya. Namun Chanyeol kembali menghadang jalan Baekhyun membuat Baekhyun geram.

"Yaak! apa maumu hah? berandal." Ucap Baekhyun kesal. Chanyeol segera menarik Baekhyun dan menghantamkannya ke dinding, lalu memerangkapnya dengan satu tangan.

"Dengarkan aku! Jangan seenaknya menggunakan kekuasaanmu untuk mengendalikan kami." Ucap Chanyeol, Baekhyun menatapnya geram, matanya mulai memerah dan berair. SeKaiKris nampak shock, terutama Kai dan Sehun yang nampak terkejut karena dugaan mereka tentang Chanyeol yang takut pada Baekhyun salah.

"Kau..kau.. dasar bajingan!" ucap Baekhyun penuh emosi. Chanyeol nampak geram, ia menarik kerah baju Baekhyun. Kris benar-benar terkejut dengan itu, tak biasanya Chanyeol bersikap aneh seperti itu.

"Apa mungkin ia sedang menunjukan pada Kai dan Sehun kalau dia tak lemah di depan Baekhyun?" batin Kris.

"Kau boleh saja mengataiku bajingan, tapi kau harus tahu apa arti bajingan itu sebenarnya. Mulutmu itu selalu mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan."

"Aku tak peduli, aku tak peduli pada sampah sepertimu. Lepaskan aku!" bentak Baekhyun.

BUUG..

"Chanyeol!" seru SeKaiKris yang langsung berlari menghampiri Chanyeol.

Sebuah pukulan berhasil mendarat di tembok nyaris mengenai wajah manis Baekhyun. Baekhyun memandang ke sisi kirinya dimana tangan Chanyeol masih menempel disana, dan berikutnya menatap Chanyeol kesal dan takut, tanpa sengaja air matanya terjatuh.

"Ka..kau jahat! Aku fikir kau berbeda dengan 3 temanmu yang lain, ternyata kau sama brengseknya. Lepaskan aku! Aku tak ingin melihatmu." Ucap Baekhyun dengan suara yang parau. Chanyeol nampak shock, pertama kalinya ia melihat namja yang selalu angkuh dan ribut ini mengeluarkan air mata, bahkan Baekhyun namja angkuh dan punya harga diri tinggi ini tak pernah menyucapkan maaf sekalipun kini menangis di depannya.

"W..wae? a..pa kau baru saja menangis?" ucap Chanyeol terkejut. Baekhyun menghapus air matanya dengan punggung tangannya, tanpa melepaskan pandangan tajamnya dari Chanyeol.

"Menyingkir dari hadapanku!" ucap Baekhyun sambil mendorong Chanyeol kasar.

"Chanyeol-ah.." ucap Kai sambil menepuk pundak Chanyeol yang masih mematung menatap kepergian Baekhyun .

Kris menatap Baekhyun yang melintas di depannya kaget, lalu kemudian menatap Chanyeol yang masih diam.

"Waah.. ternyata aku salah Chanyeol-ah, kau masih hebat seperti dulu, aku fikir kau takut dengan ancaman kepala sekolah." Ucap Sehun.

"Ne.. aku juga berfikir begitu." Ucap Kai juga. Chanyeol tak menanggapinya, ia hanya menatap ke arah mereka berdua sekilas, lalu beralih ke Kris yang datang terakhir.

"Sudahlah! Ayo kita pergi." Ucap Chanyeol sambil membalik tubuh mereka.

BRUUKK...

Keempat namja ini menoleh terkejut saat mendengar sesuatu ambruk di tanah.

"Baekhyun?" seru Chanyeol yang segera berlari.

..

..

Baekhyun membuka matanya perlahan, yang bisa ia lihat hanya samar-samar,pandanganya masih blur, ia mengerjapkan matanya.

"Baekkie?" seru seorang namja dengan mata besarnya, Kyungsoo.

"Baekkie?" ucap namja lainnya dengan wajah yang tak kalah imutnya, Luhan.

"Ne.. apa aku sedang berada di ruang UKS?" ucap Baekhyun mencoba bangun.

"Ne.. tadi kau pingsan."

"Mwo? aku pingsan? Kenapa bisa?"

"Mollayo, dia tidak mengatakan apa-apa saat kita kemari." Ucap Luhan.

"Dia? Dia siapa?" tanya Baekhyun.

Luhan memukul pelan bibirnya, dengan wajah –opps apa yang baru saja aku katakan- dan Kyungsoo menyikut pelan Luhan.

"Hah? an..ani ani.. bukan siapa-siapa.." sahut Luhan. Baekhyun nampak mengerutkan alisnya sepertinya mencium sesuatu yang janggal.

"Apa Baekhyun sshi sudah sadar?" ucap seorang perawat yang tiba-tiba saja datang.
"Ne.. dia sudah siuman, apa kami bisa pergi sekarang?" tanya Kyungsoo.

"Of course. Baekhyun sshi, jaga kesehatanmu! Jangan terlalu lelah, dan jangan buat dirimu tertekan." Ucap perawat itu lagi.

"Ne.. arraseo." Ucap Baekhyun malas lalu turun dari ranjang yang dibantu KyungHan.

..

"Yaak! kalian tahu? Baekhyun pingsan." Ucap Tao dengan suaranya yang nyaring, membuat teman-teman sekelas bisa mendengarnya.

"Jinja? Aku fikir dia itu kuat, ternyata sama lemahnya dengan tubuhnya." Sahut Xiumin.

"Memangnya dia pingsan kenapa?" tanya Suho.

"Molla, siapa yang peduli. Biarkan saja, lebih baik kelas kita tak ada namja pengatur seperti dia. Lebih baik bila Suho yang menjadi ketua kelas kita." Ucap Chen, namun Suho hanya tersenyum dan tanpa ada yang menyadari namja yang terkenal dengan wajah angel ini, baru saja menyeringai. Aku ralat, ternyata Chanyeol yang sedari tadi terduduk di bangkunya malas, memperhatikan Suho.

GREEEKK...

"Huuh.. untunglah kau tak apa-apa. Kami fikir kau kenapa-kenapa." Terdengar suara nyaring Luhan yang masuk bersamaan dengan BaekSoo, membuat teman-teman yang lainnya diam. Baekhyun menatap teman-temannya, lalu tak sengaja matanya menangkap sosok Chanyeol yang juga melihatnya, namun Baekhyun segera melempar pandangannya, ia benar-benar kesal dengan Chanyeol.

"Kau tak apa-apa Baekhyun-ah?" tanya Suho dengan wajah lembutnya. Membuat Chanyeol yang melihatnya hanya mendengus.

"Ne.. gwenchana." Ucap Baekhyun.

"Huuh.. syukurlah, aku sangat mengkhawatirkanmu." Ucap Suho.

"Gomawo."

Krak..

Chanyeol mendorong mejanya kasar, lalu bangkit dan berjalan keluar, membuat semua orang di kelas memandangnya heran.

"Eehh.. kau pingsan kenapa Baekhyun-ah?" tanya Xiumin.
"Mollayo, aku tak mengingat apa-pun, terakhir yang kuingat adalah_" Baekhyun menghentikan ucapannya karena yang ia ingat adalah adegan chanyeol hendak memukulnya, lalu ia pergi meninggalkannya.

"Baekhyun-ah, tadi aku mendengar ada yang melihat Chanyeol ada di tempat kejadian kau pingsan." Ucap Tao.

"Mwoo?" seru teman sekelas terkejut, SeKaiKris menoleh cepat mendengar nama sahabatnya dibawa-bawa.

"Apa mungkin dia yang mencelakaimu?" ucap Xiumin. Luhan dan Kyungsoo hanya saling tatap karena mereka tahu kejadian yang sebenarnya.

KRAK..

Kai menendang mejanya dengan kasar.

"Jaga mulut kalian! Jika kalian tak melihat langsung jangan membual!" bentak Kai.

"Yaak! apanya yang membual, itu memang benar." Ucap Tao.

KRAK..

Kini giliran Sehun yang geram.

"Apa kau melihatnya langsung hah?"

"A..a..ani.. tapi banyak saksi mata yang melihatnya. Lagipula untuk apa Chanyeol berkeliaran di koridor? Dan dia tepat berada di tempat Baekhyun pingsan?" ucap Tao lagi.

"Yaak! JAGA MULUTMU!" bentak Kai kesal.

"Yaak! kalian! Jangan membuat keributan!" bentak Baekhyun yang tak tahan.

"Apa kau ingin membela temanmu ini hah?" ucap Sehun sambil menunjuk Tao.

"Diam kau! Kenapa berandalan seperti kalian bisa bersekolah disini? Kenapa kalian tak menjadi preman di jalan saja hah? kalian tak usah membela teman kalian itu! Walau aku tak melihatnya, tapi pengakuan saksi mata sudah cukup. Katakan pada teman kalian itu, aku tak akan memperpanjang masalah ini." Ucap Baekhyun.

Kai mendengus pelan.

"Kalau saja kau tahu yang sebenarnya!" ucap Kai lalu meninggalkan kelas.

"Sudah..sudah Baekki, ingat ucapan perawat sekolah!" Luhan memperingati.

"Kalian semualah yang sampah, tak bisa menggunakan hati kalian untuk bertindak, hanya memakai logika." Ucap Sehun lalu keluar juga. Kris berjalan pelan, dan lewat tepat di depan Tao. Ia menatap Tao tanpa arti, membuat Tao menundukan kepalanya.

"Perhatikan ucapanmu!" ucap Kris dengan suara yang pelan.

Baekhyun bersama Kakeknya saat ini duduk di depan sebuah meja restourant mewah. Mereka nampak sedang menunggu kedatangan seseorang, dan tak lama kemudian dua orang pasangan suami istri datang. Dari pakaiannya bisa dipastikan kalau mereka adalah orang kaya.

"Selamat datang Tuan Park, Nyonya Park." Ucap Kakek Baekhyun.

"Ne.. maaf kami terlambat Tuan Byun."

"Oh gwenchana."
"Apa ini cucu anda yang anda ceritakan itu? Byun Baekhyun sshi?"

"Ne... ini cucu laki-lakiku."

"Huwaa.. tadi saat aku masuk aku sempat terkejut, aku fikir dia yoeja, wajahnya sangat manis seperti yoeja." Ucap Nyonya Park.
"Maaf, anak kami tak bisa ikut. Anda tahu kan, dia itu paling tak suka bila diajak keacara pertemuan seperti ini." Ucap Nyonya Park.
"Oh Ne..ne.. mari kita makan!" ucap Kakek Baekhyun.

"Yeobbuseyo?" ucap seseorang dengan suaranya yang berat.

"Yeobbuseyo? Chanyeol-ah? Tolong kami! Tolong kami! Kami berada di dekat restourant*** , cepat kam_"

Biip..bippp..

Chanyeol segera melompat dari ranjangnya, saat mendapat telpon dari Sehun.

.

.

.

Chanyeol menghentikan motornya, lalu segera melepas helmnya saat ia melihat Kai dan Sehun sedang di keroyok beberapa namja.

"Yaak! apa yang kau lakukan hah?" bentak Chanyeol yang membuat semua terkejut. Namja-namja itu pun mundur dan berlindung dibelakang ketua mereka.

"Lama tak berjumpa Chanyeol." Ucap namja itu sambil menghisap rokok.

"Heuh.. kau rupanya, apa yang kau lakukan pada kedua temanku?"

"Teman? Heuh? Lucu sekali, apa mereka temanmu? Aku fikir mereka adalah anak buahmu yang selalu mengikutimu kemanapun kau pergi."

"Apa maumu sebenarnya hah?"

"Mauku? Tanya pada anak buahmu, opps.. pada kedua temanmu ini, kenapa mereka berada di daerah kekuasaanku."

"Ka..kami dijebak Chanyeol-ah." Ucap Sehun dengan tubuh babak belur dan wajah penuh luka yang saat ini hanya tergeletak ditanah tak berdaya.

"Heuh lucu sekali, mencari perlindungan pada bos kalian? Apa kalian tak tahu siapa dia, dia adalah_"

"Tutup mulutmu! Katakan apa maumu sekarang?" bentak Chanyeol. Chanyeol mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi Kris.

"Cepat datang ke dekat ***"

"mencari bantuan eoh?" ucap namja itu.

"Biarkan teman-temanku pergi, ini urusan antara kau dan aku." Ucap Chanyeol.

"Huwaa... mengharukan, seorang bos berkorban demi anak buahnya." Ucap namja itu sambil berjalan mendekat ke arah Kai dan Sehun yang tergeletak di tanah.

"Sepertinya kau sangat pintar mencari pangikut Chanyeol, anak buahmu memiliki wajah-wajah tampan dan juga tubuh yang bagus, kenapa mereka mau menjadi budakmu?" ucap namja itu sambil menjambak rambut Sehun.

"Lepaskan dia! Sebenarnya maumu apa? Bukankah urusan kita telah selesai?"

"Selesai? Selesai kau bilang? Kau tahu gara-gara ulahmu waktu itu, banyak anak buahku yang masuk penjara, sehingga aku kehilangan banyak wilayahku."

"Heuh.. berarti kau hanya mengandalkan koneksimu kan? kau hanya berlindung di belakang anak buahmu."

"Cih! Tutup mulutmu! Karena itu kau harus memberikan kedua anak buahmu ini padaku."

"Jangan mimpi! Tak akan pernah aku lakukan."

"Baik, kalau begitu aku turunkan penawaranku, berikan aku satu saja, yang berkulit lebih gelap ini, aku suka pertahanan dirinya, dia sangat pandai berkelahi, walaupun tetap kalah melawan anak buahku."

"Andwe.."

"Yaak! kau ini pelit sekali. Kalau begitu biarkan anak buahmu mati saja." Ucap namja itu lalu memerintahkan anak buahnya untuk memukul kembali SeKai.

"Brengsek..." Chanyeol geram, lalu menghajar semua namja-namja itu dengan brutal.

Namun...

SLEB..

Chanyeol menoleh terkejut saat Sehun tertusuk pisau, Sehun berusaha melindungi dirinya namun malah dia yang tertusuk.

"Sehunie?"

TIIN.

Kris datang dengan motornya, membuat yang lainnya menoleh.

"Satu lagi, seorang model datang." Ucap namja pemimpin geng itu.

"Kris bawa Sehun kerumah sakit, dan Kai ini bawa motorku." Ucap Chanyeol sambil melemparkan kunci motornya.

"Tapi bagaimana denganmu Chanyeol?" tanya Kai.

"Sudahlah jangan banyak bicara! Pergi saja!" Bentak Chanyeol.

Setelah ketiga namja itu pergi, Chanyeol dengan brutal segera menghajar semua namja itu.

...

Tak jauh dari TKP, nampak seorang namja manis sedang keluar dari sebuah restourant dan kini sedang menuju mobil mewahnya. Saat mobilnya melaju pelan, tak sengaja matanya menangkap sebuah perkelahian tak jauh dari restourant, dan ia lebih terkejut saat yang ia lihat adalah sosok Chanyeol.

"Heuh, dasar berandalan, awas saja sampai pihak sekolah mengetahui ini, tamatlah riwayatmu." Ucap Baekhyun sambil tersenyum kecil.

TBC

Gimana mau lanjutkah?