peblish

presents

a krisho fanfict

This Is, Something Called Love!

.

.

.

sequel(s) from 'Is This Something Called Love'

.

cast :

- joonmyun / suho

- yifan / kris

- other cast

.

enjoy, happy reading, and dont forget to review! ^_^v

.

.

.

Tunggu aku di taman belakang sepulang sekolah.

.

Mungkin sebaris kalimat singkat dari Yifan yang masuk ke ponsel Joonmyun beberapa menit yang lalu itu adalah satu-satunya alasan bagi Joonmyun untuk duduk menunggu di sebuah bangku taman belakang sekolah saat ini.

"Hm..." Joonmyun memejamkan kedua matanya, merasakan hangatnya angin yang menerpa wajahnya. Hari ini masih pertengahan Februari, tetapi semalam ramalan cuaca memperkirakan bahwa musim semi akan datang lebih cepat tahun ini. Baguslah. Joonmyun tidak begitu suka dengan musim dingin. Kalau dibandingkan dengan musim semi yang hangat, Joonmyun lebih suka musim semi. Musim di mana semak bunga akan mekar dan semua yang terasa adalah kehangatan.

"Joonmyun-a?"

Joonmyun menoleh mendengar suara yang menyapanya dari belakang itu. Tumben sekali Yifan memanggilnya 'Joonmyun-a'. Biasanya Yifan hanya memanggilnya dengan 'Myun'ㅡ"Chanyeol?" Joonmyun mengerutkan keningnya saat ia mendapati bahwa Chanyeol lah yang menyapanya barusan dan ada di belakangnya saat ini.

Chanyeol? Bukan Yifan?

Chanyeol tersenyum lebar, kemudian ia mengambil duduk di sebelah Joonmyun. "Boleh aku mengganggumu sebentar?"

Joonmyun tersenyum kecil. "Ada apa?"

"Hari ini tanggal 14 Februari... Dan aku... Em..." Chanyeol mengusap-usap bagian belakang kepalanya kemudian sedikit tersenyum malu.

"Ya?" Joonmyun terlihat bingung dan sedikit penasaran. "Wae, Chanyeol-a?"

"...Ini."

Kedua mata Joonmyun membulat sempurna saat tiba-tiba Chanyeol menyodorkan sekotak cokelat putih ke hadapannya. "Co-cokelat?"

Oh, lihatlah. Sepertinya Joonmyun kita yang polos ini masih belum tahu apa maksud Chanyeol.

Chanyeol mengangguk-angguk sambil tetap tersenyum malu. "Em... Iya. Hari ini hari Valentine, kan? Aku mau memberi cokelat ini untukmu." Chanyeol tertawa kecil sementara tangannya masih betah mengusap-usap bagian belakang kepalanya. "Selama ini Joonmyun selalu baik kepadaku, Joonmyun juga... Em... Manis... Ehehehe..."

Cesss. Wajah Joonmyun memerah dengan sukses.

"Dan a-aku... Aku menyukaimu, Myun."

"E-eh..?"

"Ta-ta-ta-TAPI, a-aku bukannya memintamu jadi pacarku, Myun... A-aku cuma bilang kalau kau itu manis dan aku menyukaimu!" Chanyeol mendadak merepet begitu ia mendapati air muka Joonmyun berubah. "I-iya... Jadi begitu... Ehehehe... A-aku tidak memintamu jadi pacarku, kok..."

"Hmph..." Joonmyun tersenyum geli. Perlahan tangan mungilnya menerima kotak cokelat putih tersebut. "Gomawo, Chanyeol-a."

"Ah..." Chanyeol mendongakkan wajahnya memandang Joonmyun. "Kau mau menerimanya?"

Joonmyun tersenyum lagi lalu ia mengangguk. "Gomawo. Selama ini Chanyeol juga sangat baik kepadaku. Aku juga menyukai Chanyeol, kok."

"Ah jinjja? Kau juga menyukaiku?" Jerit Chanyeol terlalu senang. Apakah perasaannya terbalas? Oh, no, Chanyeol bisa melakukan hal-hal spektakuler semacam debus kalau ia sedang terlalu senang.

"Sebagai sahabat, aku sangat menyukai Chanyeol." Joonmyun tertawa geli lagi.

"Gomawo, Joonmyun-a..." Ucap Chanyeol riang. "Terimakasih sudah mau menerima cokelatku."

"Ya, harusnya aku yang berterimakasih." Joonmyun benar-benar tak bisa menahan tawa gelinya setiap kali ia melihat tingkah Chanyeol. "Karena kau yang memberiku cokelat ini."

"Ahahaha..." Tangan Chanyeol kembali mengusap-usap bagian belakang kepalanya.

Sementara itu, tanpa mereka sadari, di belakang Joonmyun dan Chanyeol berdirilah Yifan dengan tatapan sinis dari kedua mata elangnya.


Brak!

Yifan membuka pintu kamarnya dengan cara yang tidak lazimㅡbaca: didobrak. Namja bersurai pirang itu melemparkan tas dan jas sekolahnya ke sembarang tempat, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang king size-nya itu.

Yifan benar-benar mengutuk Maniak Dragon Ball itu sampai 7 keturunannya kelak. Hancur sudah rencananya. Kesal sekali rasanya melihat namja mungilnya menerima cokelat dari orang lain.

Yifan mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Dikeluarkannya sesuatu dari dalam ranselnya, lalu memandanginya. Sekotak dark chocolate yang jauh-jauh hari berhasil ia dapatkan dari toko cokelat terkenal merk luar negeri dengan harga yang melambung jauh terbang tinggi bersama mimpiㅡbaca: mahal. Banget. Mahal banget. Mahalnya pake 'banget'.

Sebetulnya Yifan juga ingat kalau hari ini adalah hari Valentine. Sebetulnya maksud Yifan meminta Joonmyun menungguinya di taman belakang sekolah hari ini hanyalah untuk memberikan cokelat ini pada Joonmyun. Tapi siapa yang akan menyangka kalau ia malah kalah cepat dengan Chanyeol untuk memberikan cokelat Valentine pada Joonmyun?

Bruk! Yifan melempar kotak cokelat itu ke arah tempat sampah yang ada di samping meja televisi di hadapannya, kemudian segera menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan kedua matanya, mencoba untuk tidur.


Perlahan-lahan Yifan mengerjapkan kedua matanya. Ia bangkit dari tidurnya dan mendapati kamarnya dalam keadaan gelap gulita. Malas-malasan Yifan bangkit dari ranjang lalu menyalakan lampu kamarnya. Diliriknya jam dinding di dinding kamarnya. Pukul 18.45. Sepertinya cukup lama ia tertidur sejak siang tadi.

Yifan beranjak menuju ke lemari pakaian super-besarnya. Ia melepas seragam sekolah yang sejak tadi melekat di tubuhnya dan menggantinya dengan sweater abu-abu dan celana putih. Setelah berganti pakaian, Yifan kembali menghampiri ranjangnya dan meraih ponselnya.

"Hm?" Keningnya berkerut mendapati ada sekitar 2 panggilan tak terjawab dan 7 pesan yang masuk ke dalam ponselnya sejak siang tadi. Dan semuanya dari Joonmyun.

.

14.05

Yifan, aku sudah di taman belakang sekolah ^^

.

14.37

Yifan~? ._.

.

15.04

Yifannnn -...-

.

15.34

Yifan, kau di mana?

.

16.57

Yifan... Kau sudah pulang belum?

.

17.29

Yifan...

.

18.40

Yifan, kau masih sibuk kah? Aku sudah menunggumu dari tadi siang, kenapa kau tidak datang juga? Aku masih menunggumu di taman belakang sekolah... Kalau urusanmu sudah selesai, cepat ke sini, ya... Di sini dingin...

.

Refleks Yifan segera mengecek waktu masuknya pesan Joonmyun yang paling terakhir. Pukul 18.40. Itu berarti, Joonmyun mengirim pesan terakhir itu 5 menit yang lalu dan apa itu artinya... Joonmyun masih menungguinya di taman belakang sekolah sampai saat ini?

"Ah! Dasar bodoh!" Yifan segera memasukkan ponselnya ke saku celananya, kemudian menyambar mantel putihnya dan segera pergi. Saat hendak menuruni tangga, tiba-tiba Yifan teringat dengan cokelat yang seharusnya ia berikan pada Joonmyun siang tadi. Secepat mungkin ia segera kembali ke kamar dan memungut kotak cokelatnya yang ada di dalam tempat sampah, lalu segera meninggalkan kamarnya.

"Tuan Yifan... Tuan mau kemana?" Tanya seorang pelayan yang sedang menggunakan vaccum-cleaner untuk membersihkan karpet ruang tengah.

"Bukan urusanmu!" Yifan membentak kasar seorang pelayan yang menanyainya itu. Pikirannya saat ini tersita oleh Joonmyun yang masih menungguinya di taman belakang sekolah.

Bodoh. Bodoh. Apa yang sudah Yifan lakukan pada Joonmyun? Dengan mudahnya Yifan menyuruh Joonmyun menunggunya di taman belakang sekolah dan hanya karena kesal melihat Joonmyun bertemu dan menerima cokelat dari Chanyeol, Yifan malah pulang ke rumah dan secara tidak langsung ia membatalkan janji tanpa memberitahu Joonmyun terlebih dahulu. Parahnya lagi sampai semalam ini Joonmyun masih menungguinya di taman belakang sekolah... Ah, Yifan bodoh! Bodoh!

"Yi-Yifan..? Apa yang kauㅡ" bahkan saat Lee songsaengnimㅡyang kebetulan sedang bekerja lembur hari itu dan baru saja pulangㅡberpapasan dengannya di pintu gerbang pun tidak Yifan pedulikan.

Sial. Taman belakang sekolah terasa jauh sekali dari pintu gerbang.

Sesampainya di taman belakang sekolah yang cukup gelap, Yifan menghentikan derap langkahnya. Namja itu terengah-engah, ia mencoba menetralkan nafasnya. Jelas saja. Sejak tadi ia berlari-lari sekuat tenaganya dari rumah menuju ke sekolah agar segera sampai di sini.

"M-Myun..?" Dengan langkah tersendat-sendat dan nafas tak beraturan Yifan menghampiri sesosok namja mungil yang tengah duduk di bangku taman sambil memeluk kedua kakinya. Namja itu membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya.

"Hmh..." Perlahan-lahan namja itu mengangkat wajahnya dan menatap Yifan dengan kedua mata sayunya. Wajahnya sedikit pucat dan tubuhnya terasa dingin.

"Uh." Yifan melepas mantel putih yang ia kenakan dan ia segera memakaikannya pada Joonmyun. "Kenapa kau masih di sini, hah?! Kau tidak sadar sekarang jam berapa?!" Tanpa sadar Yifan malah membentak Joonmyun.

Joonmyun mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, kemudian sedikit mengerucutkan bibirnya. "Yifan sendiri yang bilang agar aku menunggu Yifan di sini sepulang sekolah..."

Yifan menghela nafasnya kasar. "Tapi aku tidak memintamu untuk menunggu sampai selama ini!"

Joonmyun sedikit menunduk.

"Mianhae..." Gumamnya.

Yifan menghela nafas lagi. Dipandanginya Joonmyun yang terus-terusan menunduk itu. Yifan sadar benar bahwa sebetulnya ia lah yang bersalah.

Ditariknya Joonmyun ke dalam pelukannya.

"Bodoh. Harusnya aku yang minta maaf..." Suara Yifan melunak. "Maaf sudah membuatmu menunggu selama ini."

Kedua tangan Joonmyun bergerak membalas pelukan Yifan. Kehangatan segera melingkupi seluruh tubuhnya yang semula kedinginan. Astaga, ini nyaman sekali. Joonmyun tidak mau melepaskan pelukan ini.

"Jadi apa maksudmu menyuruhku menungguimu di sini..?" Tanya Joonmyun polos saat Yifan melonggarkan pelukannya.

Yifan terdiam. Kasitau nggak ya?ㅡbatinnya.

Oke, ini konyol.

Sejenak Yifan menghela nafas, lalu melepaskan salah satu tangannya dari pinggang Joonmyun dan mengeluarkan kotak cokelat itu dari saku celananya.

"Nih."

Kedua mata Joonmyun membulat. "Ini..? Co-cokelat..?" Tes... Joonmyun buru-buru mengusap matanya yang tiba-tiba saja menitikkan air mata itu. "Untukku..?"

"Sebetulnya tadi siang aku juga sudah ada di sini..." Yifan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Entah kenapa, ia merasa grogi untuk menatap Joonmyun yang tengah memandanginya.

"Lalu? Kenapa kau tidak segera menemui aku?" Tanya Joonmyun.

"Tapi tadi kau malah berdua dengan Maniak Dragon Ball itu dan dia memberimu cokelat."

Joonmyun tertegun. Jadi... Yifan melihatnya bersama dengan Chanyeol tadi siang?

"Aku kesal melihatmu menerima cokelat darinya. Saking kesalnya aku langsung pulang ke rumah dan nyaris membuang cokelat ini... Dan tadi... Saat aku bangun dari tidur dan membaca pesan-pesanmu... Aku langsung lari-lari dari rumah ke sini untuk menemuimu..." Yifan yakin sekarang wajahnya sudah memerah.

"Astaga..." Joonmyun tersenyum geli. "Yifan, kau... Cemburu?"

"Masa bodoh apa itu namanya. Cemburu kek, apa kek, yang jelas aku kesal melihatmu berduaan dengan Maniak Dragon Ball itu!" Gerutu Yifan.

Yifan kembali mengeratkan pelukannya, lalu memejamkan kedua matanya.

Perlahan ia mengecup lembut puncak kepala Joonmyun.

"Selamat Hari Valentine, Myun..." Gumamnya lirih. "Aku tidak mau kehilanganmu."

Kedua pipi putih Joonmyun bersemu merah. Yifan memang sedikit kasar, cuek dan menyebalkan, tetapi Joonmyun suka sekali saat-saat di mana Yifan bisa menjadi manis dan lovely seperti ini.

"Selamat Valentine juga, Yifan. Aku juga tidak mau kehilanganmu." Chups! Joonmyun sedikit mendongak kemudian ia mengecup singkat bibir Yifan kemudian ia tertawa geli. "Saranghae."

"Nado saranghae..."

Dan kemudian bibir mereka pun bertemu kembali dalam sebuah ciuman yang hangat.

.

-THE END-

.

-omake-

"Kau dapat fotonya?" Bisik seorang namja sambil menyikut seorang namja lain di sampingnya yang sedang sibuk dengan kameranya.

"Ah, bodoh! Jangan senggol aku, bodoh!" Gerutu namja dengan kamera itu. Pasalnya namja tadi menyikutnya saat ia tengah mencoba memotret kedua insan yang tengah berciuman itu. Namja itu mengecek hasil fotonya dan sialnya... Jengjengjeng. Hasilnya buram dan tidak terlihat apa-apa.

"Kampreeeeeet!" Umpat keduanya.

.

.

.

Aokaokaok XD akhirnya selesai juga XD btw maaf yaaaa saya baru post lanjutan cerita sehari-harinya krisho ini sekarang lagi sibuk sama sekolah&ujian22 sih soalnya heheh -...-v kebetulan kemarin saya iseng22 buka ffn dan baca22in reviews kalian di cerita ini...dan jujur aja tiba-tiba hati saya tergerak untuk melanjutkan ff ini begitu bacain reviews kalian yang sangat mendobrak hasrat *apaini-_-* ituuuuu :")))) dan voila~ akhirnya ff ini selesai dalam waktu seharian~ XD tapi maaf yaaa kalo misalnya chap ini kependekan ide cerita ff ini sebetulnya udah muncul sejak awal Februari kemaren, dan niatnya sih pengen di-post pas Valentine kemaren... Tapi apa daya otak malah buntu banget gak bisa nerusin chap yg ini -_- tapi alhamdulillah yaaah, akhirnya chap ini kelar juga~

dont forget to review eapssss ^^ fyi aja, review dari kalian itu salah satu faktor buat ngelanjutin cerita ini dengan kilat X"D see you in the next chapter! ^^)/