Main Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Sandeul

Other Cast :(Yong Guk Himchan Zelo BAP), Hanchul, Yewook, Yong Chan

Disclaimer: Semua cast milik Tuhan, tapi cerita ini milik author mesum (Cupid'skyumin)...

.

.

.


Near Dark (Season 2)


.

.

.

.

'Kau adalah satu dari waktu nyataku..

Walau melihat apapun hanya satu...

Tak ada yang lain untukku, selain dirimu.

Ya...Hanya dirimu Lee Sungmin'

"""""""""""

.

.

.

.

"Baby~ya."

"Uhm"

Sungmin terkekeh pelan, melihat Putra kecilnya tampak begitu antusias melukis gambar tak berpola di atas ranjangnya. Ia beralih menyilangkan kedua tangan di dada dan bersandar di pintu kamarnya, menyangkan sekali mengamati tingkah baby yang kini menguasai Ranjang king size miliknya dan Kyuhyun itu.

4 tahun bergulir begitu cepat ...dan secepat itu pula mimpi buruk yang nyaris merenggut nyawanya pudar dalam ingatan. Hanya Kyuhyun dan buah cinta keduanya, yang kini tersisa melengkapi hidup Sungmin. Mendampingi Kyuhyun di tahtanya dan mengawasi tumbuh kembang Putranya seperti ini, lebih dari cukup mengukir senyum bahagianya. Sungguh...tak ada yang lebih baik dan di dambanya selain semua rasa syukur ini.

"Ukh...bad!."

Sungmin membulatkan mata, begitu pekikkan Sandeul berhasil menarik sadarnya...ia sedikit mengernyit melihat baby 4 tahun itu tampak murka, mencoret-coret hasil ulasan tangannya.

"Wae Baby?." Ujarnya pelan seraya berjalan mendekati Sandeul yang masih telungkup di atas ranjangnya.

"Mommy...gambal jelek... Mommy." Gerutu Sandeul seraya mengibas-ngibaskan kertas gambarnya, bibir mungilnya tampak mengerucut kesal lalu tiba-tiba saja baby gempal itu meremas dan membuang kertas tersebut ke bawah ranjang, menambah serakan kertas lainnya di sana.

Merasa jengkel...Sandeul kembali menarik kasar kertas baru dan menggambar pola berikutnya, meski nyatanya pola itu benar-benar terlihat aneh.

Sungmin yeng melihatnya hanya menghela nafas pelan, ia memang tak mengerti apa yang ingin dilakukan Putranya selain menggambar bulatan-bulatan tak beraturan itu.

"Apa yang ingin kau gambar eum?." Tanya Sungmin seraya mengelus surai coklat sandeul.

Baby chubby itu menghentikan gerakkan tangannya, ia beralih duduk cepat dan menatap Sungmin dengan tersenyum lebar.

"Daddy." Sandeul menunjuk gambar seseorang berjubah dan mahkota yang lebih besar dari kepalanya. "ini Mommy..." Tunjuk Sandeul lagi,pada pola lainnya di sisi gambar Kyuhyun. Sungmin menatap penuh binar Dhampyr kecilnya, terlalu menakjubkan untuk baby seusia Sandeul memvisualkan dirinya dan Kyuhyun seperti itu. Tapi sesaat kemudian, Sungmin mengernyit heran melihat gambar lainnya jauh di sudut atas kertas Sandeul.

"Lalu siapa ini?." Tanyanya kemudian.

"Aaa! Yong Chan...Yonggie Ahjjuci...Channie Ahhjuma." Seru Sandeul, dan menunjuk satu persatu gambar tersebut dengan antusias.

"Mh...gambar yang bagus Sayang." Ucap Sungmin sembari membelai kepala Sandeul, sesungguhnya ia sedikit geli melihat gambar Yong Guk, benarkah Pangeran Sulung memiliki bibir sebesar itu. 'Ah...Pamanmu akan mengamuk jika melihatnya Baby' Gumam Sungmin dalam hati.

Namja cantik itu menatap keluar jendelanya, menatap jauh malam pekat di luar sana. Hari semakin larut, tapi Kyuhyun belum juga terlihat akan kembali ke purinya. Ya...Pagi ini Kyuhyun dan Hangeng, melesat cepat menuju perbatasan timur... begitu mendengar satu vampir keturunan Vlad berusaha menerobos ke dalam negrinya. Memang masih kabar burung semata...tapi besar harapan Sungmin, tak akan terjadi hal buruk yang menimpa keluarga beserta rakyat Dhampyrnya.

"Mommy...di mana Daddy?." Gumam Sandeul tiba-tiba, tanpa melepas fokusnya pada kegiatan memberi warna gambarnya.

"Tak lama lagi Daddy akan pulang, sayang." Sungmin mengecupi pelan pipi chubby Sandeul dari samping. Baby mungil itu pun tampak terkikik kecil membalasnya.

"M—mommy geli." Sandeul menggeliat...membuat surai lembutnya terkibas seiring gerakkan kepalanya.

.

.

"CHANDEUL!."

Tiba-tiba saja seorang baby kecil beralis tebal muncul, dan berdiri di atas ranjang Sungmin dengan tangan berkacak pinggang. Tak hanya itu, iapun terlihat menghentak-hentakkan kaki, membuat ranjang king size itu berguncang kecil.

"O...WAEEE!." Balas Sandeul keras, ia benar-benar kesal...kesenangan bersama Mommynya tiba-tiba diganggu seperti itu.

Sementara Sungmin hanya terkekeh geli melihat raut dua baby itu tampak saling mengeras, benar-benar makin menggemaskan saja.

"Yong Channie...ada apa eum?" Sungmin begitu lembut membujuk baby di depannya, untuk duduk dipangkuannya...namun baby itu bersikeras tetap berkacak pinggang dan menatap jengkel Sandeul.

"Kembalikan Clayon ku!." Pekik Yong Chan seketika.

"Crayon?." Sungmin membulatkan mata mendengarnya, ia beralih menatap Putranya. Dan benar saja...Sandeul memang tengah memegang sebuah Crayon, ah Sungmin benar-benar baru menyadarinya.

"Chilleo! Ini milikku!." Sandeul meraup semua Crayon di depannya dan mendekapnya erat-erat, sama sekali tak mengizinkan Yong Chan menyentuh apa yang telah diklaimnya.

"Itu milikku!." Yong Chan makin jengkel dibuatnya, ia tak bisa terima begitu saja dengan statement tersebut...beberapa hari yang lalu Zelo memberi benda penuh warna itu dari dunia manusia, tentu saja Crayon itu mutlak miliknya. Kedua matanya makin berkaca-kaca, begitu melihat Sandeul memasukkan semua Crayon itu ke dalam bajunya.

"Baby...kembalikan pada Yong Chan ne, Daddy akan—

"Chilleo Mommy, ini milik Chandie." Kekeuh Sandeul, tak berniat sedikitpun melepas Crayonnya. Dan tetap membungkusnya di dalam baju tebal miliknya. "Pelgi!." Bentak Sandeul tiba-tiba.

"H—hiks...Minnie Eommaaaaaaa!."

Pecah sudah tangisan Yong Chan, demi apapun ia benar-benar panik jika sudah seperti ini. Bagaimanapun Putra Pangeran Sulung itu, akan sulit dibujuk jika sudah terkunci dalam tangisannya.

Beralih menatap Putranya, ia menghela nafas sesaat melihat sorot tajam dari manik Obsidian itu. Ia tau...Sandeul tak pernah melepas apa yang telah menjerat perhatiannya, termasuk Crayon itu. Tapi, Sungmin tak mungkin membiarkannya begitu saja, melihat Sandeul merebut apa yang bukan menjadi miliknya. Tidak! Dirinya dan Kyuhyun tentu tak pernah mendidiknya demikian.

"Sayang...Baby Mommy tak pernah bersikap seperti ini pada temannya, kembalikan ne?."

"Tapi Mommy—

"Sssh...Sanddie menyayangi Momy bukan?."

Tatapan tajam itu seketika meluruh, Sandeul mengangguk lemah dan menatap pias namja cantik di depannya. Benar...ia tak pernah bisa melawan Sungmin, begitu patuh dan menyayangi Ibunya melebihi apapun.

"Cha...kembalikan pada Yong Chan, arrachi?."

Sandeul menunduk dalam, memandang penuh harap 12 benda yang masih terbungkus dalam bajunya. Seharusnya Crayon itu menjadi miliknya...ah! memang seharusnya begitu bukan?.

Sungmin menatap iba, Sandeul yang lebih memilih bersandar dan meringkuk dalam pelukannya. Ia membelai kepala Sandeul lembut, memberi kasih sayang penuh untuk buah hatinya itu. "Baby..." panggil Sungmin kemudian.

Meski berat hati, ucapan Sungmin tentu tak bisa ditelaknya, ia mengambil satu crayon berwarna merah, dan menyodorkannya pada Yong Chan yang masih menangis. "Ini!." Ucapnya.

Kemudian mendekap kembali 11 Crayon yang tersisa, lebih erat. Ia sudah mengembalikan Crayonnya pada Yong Chan bukan, jadi semua sisanya hanya miliknya seorang.

"Baby...itu hanya satu, kembalikan semuanya sayang."

"M—mommy."

Sandeul kembali merajuk, namun melihat tatapan Sungmin membuatnya menciut seketika, sekali lagi ia tak pernah bisa untuk 'tidak' mematuhi ucapan ibunya. Sandeul memeluk leher Sungmin dan terisak lirih, meminta Ibunya lekas menggendongnya... segala Crayon yang didekapnya pun berjatuhan dari dalam bajunya.

"Hiks."

"Ssshh...ini baru Baby Mommy." Bisik Sungmin menenangkan, seraya memungut satu persatu crayon itu. Lalu menyerahkannya untuk Yong Chan. Tak ayal lagi, baby beralis tebal itupun meraih dan menyembunyikannya di dalam bajunya, meniru persis apa yang dilakukan Sandeul beberapa saat lalu.

"Gomawo Eomma." Girang Yong Chan, ia melayang dan mengecup cepat pipi Sungmin.

"Uhm...manisnya, cepat tidur setelah sampai di kamarmu...arrachi." Sungmin mengacak gemas, surai hitam Yong Chan. Dan mendapat anggukan kecil dari baby itu. Namun tanpa sepengetahuan Sungmin, Sandeul tampak menyeringai lebar...ia menatap Yong Chan licik seraya mengedipkan mata...

'Cring'

DUUAAGH

"HUAAAAAAAAAAAAA!"

Tangisan Yong Chan kembali melengking, memecah sunyi di malam itu...begitu jendela kamar Sungmin tiba-tiba saja menutup cepat saat Yong Chan hendak melintasinya...tak dipungkiri lagi kepala baby mungil itu terantuk keras menyisakan bengkak besar di jidatnya.

"Sandeullie!." Bentak Sungmin dengan mengguncang tubuh baby gempal dalam gendongannya, ia tau semua karena perbuatan Putra kecilnya.

"Hiks...M—momyyyy!." Merasa takut dan terluka batinnya, Sandeul turut menangis keras, ia benci jika Ibunya membentaknya seperti itu. Bagaimanapun...ia korban di sini. Itu menurut Sandeul.

"Zelo!." Panggil Sungmin dengan mata terpejam, berusaha menyambung telepati dengan Dhampyr muda itu.

Tak berselang lama, sosok yang dipanggilnya muncul...Zelo meringis sembari menyumpal telinga dengan kedua telunjuknya. Oh...ini gila! Belum sempat ia menginjakkan kakinya di puri megah itu...namun tiba-tiba saja disuguhi tangisan memekakkan dari dua baby di hadapannya. Kepalanya benar-benar akan pecah saat ini.

"Y—YACK! Minnieming! Apa yang terjadi eoohh?." Seru Zelo, ia tak habis pikir bagaimana bisa Sungmin bertahan di tengan tangisan bocah yang saling bersahutan itu.

"Semua ini karna salahmu Zelo!."

Meski terdegar samar, namun Zelo masih dapat mendengarnya dengan baik.

"M—mwoo? Nayoooo?." Tunjuk Zelo pada dirinya, masih dengan mata mengerjap tak mengerti.

Tanpa suara Sungmin menunjuk Crayon yang tersebar di bawah Yong Chan, seketika itu pula Zelo membulatkan mata lebar dan menyengir lebar begitu menangkap maksud...benda warna-warni itulah yang memicu tangisan maut tersebut.

"Mhehehe...mianhae Mingie." Kekehnya seraya menggaruk tengkuknya, ia beralih mendekati Yong Chan dan menggedong Baby menggemaskan itu.

"Ulljima...kau sudah mendapat Crayonmu bukan...ini...ini." Ucap Zelo, sembari mengambil crayon-crayon tersebut, dan menyumpalkannya ke dalam baju Yong Chan.

Namun baby mungil itu makin menangis keras dibuatnya, ia benar-benar jengkel dengan sikap tidak peka Zelo. Bukan karena Crayon tersebut, melainkan benjolan besar di jidatnya yang membuatnya menjerit histeris.

Masih dengan menangis tersendat-sendat, Yong Chan mengusap-usap jidatnya...menunjuk pusat deritanya saat ini. Seketika itu pula Zelo menganga lebar melihatnya.

"Oooo Daeeebaak! Kau memiliki dua jidat Yong Channie." Pekiknya antusias.

"HUAAAAAAAAAAAAAAAA...EOMMAAA! EOMMMAAAA!."

Alih-alih mereda, tangisan baby mungil itu makin menggila dan memanggil-manggil Himchan. Zelo begitu gemetar melihatnya, apa yang salah dengannya? Bukankah ia tak melakukan hal buruk apapun.

Merasa kebas, tak ingin menjadi amukan Yong Guk...namja Dhampyr itu membawa Yong Chan melesat cepat, bagaimanapun hanya Himchan yang bisa mengatasi semua ini.

.

.

Sungmin menghela nafas melihat siluet tinggi itu perlahan menghilang dalam kegelapan, Manik foxynya kembali beralih menatap Sandeul dan terkekeh pelan menyadari Putranya begitu erat memeluk lehernya, Tak lagi terdengar tangisan memekakkan seperti beberapa saat lalu, hanya isakkan tersendat-sendat. Ia tau dan memahami benar suasana hati Baby kecil dalam gendongannya itu...tapi semua Sungmin lakukan memang untuk kebaikan Sandeul semata.

"Baby~ya...Maafkan Mommy ne?." Bisik Sungmin seraya mengelus punggung Sandeul.

"U—uhm." Isak Sandeul, dan makin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher ibunya, perasaan kesal itu sesungguhnya masih mengendap, tapi siapa yang bisa melawan senyuman dan bujukan manis namja cantik itu...meski baby berumur 3 tahun sepertinya sekalipun, tak kan mampu mengelaknya.

"Sssh Ulljima...Sayang."

Sungmin menatap lebih teduh, satu kecupan lembut di hidung mancung Sandeul sebagai permintaan maafnya. Memang bukan apa-apa, tapi ia tau Putranya akan semakin meluruh jika diperlakukan seperti ini...terlebih Sungminpun tau...Sandeul sangatlah pemaaf.

"I love You Mom..."

Lihat...seperti yang ia duga, Baby mungilnya akan bertingkah semanis ini. mencium bibirnya bertubi-tubi dan tak berhenti mengucapkan kalimat yang membuat hatinya terenyuh.

"Love You too...Baby." Ungkap Sungmin, selebihnya ia hanya menimang Sandeul, dan bersenandung lirih. Mencoba menggapai rasa lelap Baby mungil itu, seperti yang biasa ia lakukan selama hampir 4 tahun ini.

"Mommy...tidul." Cicit Sandeul sembari mengucek, mata sembabnya...berulang kali ia menguap kecil. Usapan dan senandung lembut dari Ibunya benar-benar seperti sentuhan sihir, ia bisa jatuh terlelap dengan mudahnya jika Sungmin sudah demikian.

"Uhumm...kita ke kamarmu Sayang."

"Aa...chilleo, di cini Mommy...mmh...tidul di cini." Gumam Sandeul dengan mata terpejam, rasa kantuknya benar-benar melekat rapatkan kelopaknya...hingga mustahil kembali terbuka dengan benar.

Sungmin terkekeh gemas melihatnya, dengan sekejap...ia melesat dan membaringkan cepat tubuh baby gempal itu di ranjangnya. Dikecupnya kelopak mata Sandeul dengan lembut, kelopak yang di dalamnya tersimpan manik tegas milik suaminya. Lama ia memandang Sandeul, paras damai itu benar-benar terasa menenangkan. Sungmin beralih membaringkan tubuh di samping Putra kecilnya, melihat Sandeul seperti ini dan memeluknya dengan hangat...rasanya semakin membuatnya ingin terlelap. Dan benar saja...hembusan nafas teraturnya terdengar mengikuti nafas Baby mungil itu.

.

.

"Ming...aku pulang, maaf—

Ucapannya tertelan begitu saja, kala melihat dua sosok menggemaskan di atas ranjangnya. Baru saja ia tiba di purinya...tapi sudah disuguhkan pemandangan mempesona dari pendamping dan buah hatinya seperti ini. rasanya semua letih dan suntuk itu melebur begitu saja saat memandang keduanya.

Kyuhyun sedikit berdehem sebelum akhirnya berjalan mendekati dua namja menggemaskan itu. Satu tangannya terulur, membelai pelan surai hitam Sungmin. ia mengecup lembut pipi Sungmin dan Sandeul bergantian.

"Apa kalian kembar hm?." Bisiknya lirih. Pangeran Dhampyr itu tak habis pikir bagaimana mungkin Putranya mengcopy penuh wajah Sungmin seperti ini, mungkin Sandeul hanya mewarisi sikap dan kedua matanya saja. Itu menurut Kyuhyun.

Tanpa suara dan penuh hati-hati, Kyuhyun menyingkirkan tangan putih Sungmin dari perut Sandeul. Ia mengangkat tubuh gempalnya dengan perlahan, sebisa mungkin tak melakukan gerakan yang bisa mengusik tidur istri dan anaknya itu.

"Waktunya kembali ke kamarmu Sanddie." Bisik Kyuhyun lirih, sembari berjalan pelan menuju sebuah ruangan hangat...tepat bersebelahan dengan kamarnya.

.

.

Kyuhyun membaringkan tubuh Putra kecilnya di atas ranjang hitam berukuran sedang itu, sedikit menyibak surai coklatnya ke atas dan mencium lama kening Sandeul. "Daddy menyayangimu Baby." Ucapnya kemudian, Kyuhyun menjentikkan jari...dalam sekejap ruangan itu penuh dengan temaram cahaya magisnya. Pintu kamar itupun menutup seiring dengan sapuan langkahnya meninggalkan ruangan tersebut.

Kedua obsidiannya menatap lekat sosok cantik yang masih meringkuk di ranjangnya, ia beralih cepat merangkak naik dan merubah posisi Sungmin menjadi telentang. Sungmin sama sekali tak terusik, tetap terlelap dengan damai.

"Hei aku merindukanmu Dear." Bisik Kyuhyun, tapi Sungmin tetap bergeming...dan itu membujuk Kyuhyun untuk berbuat lebih pada tubuh pendampingnya. Dikecupnya leher Sungmin dengan lembut, namun lambat laun kecupan itu berubah menjadai basah sensual.

Sungmin melenguh dalam tidurnya, sesuatu terasa bergerak liar di perpotongan lehernya. Ia mengernyit sembari menggigit bibir bawahnya.

"Ahn~."

Pangeran Dhampyr itu tetap terlarut dalam birahinya, ia membuka satu persatu kancing kemeja Sungmin, dan mencumbu setiap jengkal yang terekspose dari tubuh tanpa cela Pendampingnya.

Bibirnya mengecup rakus nipple lembut namja cantik itu, menjilat dan menyesapnya lebih kuat. Sontak apa yang dilakukannya berhasil menarik kesadaran Sungmin dari mimpinya.

"Mmh Kyunnie...kau pulang ahh?." Ucap Sungmin masih dengan mata setengah terpejam, tangan lentiknya tampak meremas surai coklat Kyuhyun, membiarkan namja tampan itu mencumbu dada berisinya lebih lagi.

"Hn..." Kyuhyun bergumam seadanya, nipple lembut itu terlalu nikmat untuk ditinggalkan begitu saja. Jemari panjangnya, begitu lihai meruam perut mulus itu membuat desahan mengalun lebih intens dari bibir Sungmin.

"A—ah, Kyuuh...nghh."

Tanpa menghentikan gerakan jemarinya, Kyuhyun membawa cepat bibirnya untuk melumat belahan manis di bawahnya, menyesap bibir atas dan bawah Sungmin bergantian sebelum benar-benar menyusupkan lidah basahnya dan meraup apapun di dalam mulut Sungmin.

"Nnh~ aanghh." Sungmin mendesah lebih keras, kesadarannya benar-benar kembali utuh kala menyadari Kyuhyun begitu kuat menghisap lidahnya. Ia hanya bisa pasif jika seperti ini, ingin mengelak pun rasanya percuma. Berat tubuh Kyuhyun benar-benar memerangkapnya tanpa celah. Gerakan lidah Kyuhyun benar-benar membuai dan nikmat...ya terlalu nikmat malah, Tapi tunggu...di mana Sandeul? manik foxynya membulat lebar, bukankah dirinya terlelap di sisi Putranya. Sungguh Sungmin panik bukan main jika Sendeul menyaksikan apa yang tengah dilakukan Kyuhyun saat ini.

"Ahmmph...mmh." Sungmin memukul-mukul bahu Kyuhyun, meminta suaminya lekas mengakhiri pagutan basah itu. Tidak! ini tidak benar! Sandeul tidak boleh melihat semua keintiman ini.

"Mhh! Mhaaahh...ahh B—Baby...baby Kyuhh!." Sungmin terengah begitu Kyuhyun melepas tautan bibir keduanya, kepalanya bergerak kasar menoleh ke kanan dan kekiri, berusaha menemukan Putra kecilnya...namun nihil, ia tak melihat sandeul di manapun. Hanya dirinya dan Kyuhyun yang menindihnya di ranjang King size itu.

"Sandeul di kamarnya...apa yang kau cemaskan eum?." Ujar Kyuhyun sembari menyeka lelehan saliva di sudut bibir Sungmin.

"Benarkah di kamarnya?."

"Ya...tentu saja, aku sendiri yang membawa Baby ke kamarnya."

Sungmin mendesah lega mendengarnya,akan mejadi petaka jika Sandeul melihatnya. Oh Sungguh, Baby mungil itu begitu aktif bahkan tangkas menirukan apapun yang terekam dalam ingatannya dan menurutnya menarik.

"Kau membuatku takut." Ucap Sungmin seraya menangkup rahang tegas Kyuhyun dan mengusapnya dengan lembut.

Seolah menangkap maksud namja cantiknya, Kyuhyun terkekeh dan menggengam tangan Sungmin yang masih membelai wajahnya. ia mengecup jemari lentik itu dengan lembut.

"Saranghae...Dear." Ungkapnya kemudian.

Sungmin meleleh...hatinya terlalu meluap dengan semua cinta Pangeran Dhampyr itu.

"Nado." Balasnya riang, mengawali pergerakan Kyuhyun kembali memagut bibir cherrynya dengan lembut. Lengan putihnya mengalung dengan pas di leher Kyuhyun, makin menariknya ke bawah demi memperdalam cumbuan basah itu.

.

.

.

.

Langit semakin pekat, derak ranting dan lolongan binatang nocturnpun begitu kental menyisir hening di malam itu. Namun dua tubuh yang kini saling bertumpang tindih itu, kian bergairah melalui detik intim mereka. Kedua tangan saling bertaut erat. Entah sejak kapan...semua balutan kain di tubuh keduanya tertanggal menyisakan erang dan pekikkan sensual itu.

"AH! T—there nnh." Sungmin mendongak kala tiga jari Kyuhyun berhasil menemukan sweetspot miliknya, kedua kakinya makin membuka lebar...memberi sekat bagi Pangeran Dhampyr itu leluasa menjamah tubuhnya.

Tubuhnya kian menggelinjang liar, Kyuhyun tak hanya memberi rangsangan memabukkan dengan tusukan jemari panjangnya. Bibir dan lidahnya begitu rakus memberi kejut nikmat di ujung genitalnya, menghisap kuat dan melumurinya dengan saliva panas. Nafsunya memuncak ke ubun-ubun kala itu, ia ingin lebih...bukan hanya sekedar penetrasi jari Kyuhyun, Sungmin ingin sesuatu yang lebih terasa penuh.

"M—masukkan ah...ah...masukanh Kyuuh."

Seringai tajamnya terulas sempurna di bibir merah itu, mendengar Sungmin memohon sepayah ini, memberi rangsangan tersendiri untuk menyulut libidonya. Kyuhyun menarik cepat ketiga jarinya, untuk menggantikan sesuatu yang lebih berukuran maksimal demi memuaskan namja cantiknya. Ia mengecup sesaat bibir yang telah membengkak di bawahnya, seraya memposisikan kedua kaki Sungmin di atas bahunya.

"Ahn~ Kyuu...p—palihh." Rengek Sungmin frustasi, Kyuhyun tak kunjung mendorong masuk miliknya dan hanya menggesekkan kepala penisnya di lubang analnya...itu benar-benar menyiksa hasratnya.

Satu gerakan cepat Pangeran Dhampyr itu kembali menyatukan bibir keduanya, mengiringi dorongan kuat miliknya, menerobos rektum hangat itu.

Sungmin menjerit tertahan, masih saja ia merasakan perih dan panas saat Kyuhyun melakukan penetrasi itu, entahlah rektumnya seperti kembali seperti semula meski di rasuki berulang kali.

"Ssshh...sem—pith Mingh." Erang kyuhyun, rektum Sungmin membuat penisnya terasa dihimpit dan dicengkeram kuat, ia sempat kesulitan melesakkan sisa kejantannannya. Meski menahan ngilu tapi sungguh...tubuh Sungmin benar-benar menjerat.

.

.

"Ah...ahn! Ahhh~ K—kyuhh!."

Sungmin mencengkeram kuat-kuat lengan kokoh suaminya, begitu namja tampan itu menghentak tubuhnya dengan kuat. Lengkingannya kian menggema memenuhi kamar keduanya, kala ujung penis itu terasa makin menumbuk brutal prostatnya.

Sungmin tak bisa menahannya lagi, semuanya begitu membuatnya melayang...hingga sesuatu dalam perutnya terasa berkumpul dan ingin segera meletup, sentakan lebih kuat dan kasar...ya! hanya itu yang diinginkannya untuk mencapai klimaksnya.

"Ah...Ackkk! M—more...AH! F—faster Ahahh..ah."

"Engh~." Kyuhyun mengerang, desahan Sungmin kian membuat hasratnya melambung. Ia mempercepat gerakan pinggulnya, menusuk lubang senggama itu tanpa jeda...hingga nyaris bagi Sungmin bernafas dengan benar.

"Ini nik—math Mingh."

"Ahn! Ah! AH!"

.

.

"Mommyyyy...Daddyy."

"Oh Shit!."

"Ah~ K—kyu."

.

.

.

.

.

.

TBC

Annyeong...Author Bawain Sequelnya Near Dark

Hayooo siapa yang minta kemarin?. ^^

Ini dilanjut apa engga' Chingu...

.

.

Breakable Heart chap 2 Segera Hadir

Mau liburan up tentunya g kesendet, tapi sesuai respon Reader ^^

Ok..

Annyeoooooong

Saranghaaaaeeeeeee