My Diary, Our destiny
By Ishikawa Ayica
Naruto milik Masashi Kishimoto
Kisah ini seutuhnya milik Author
Rated : T
Genre : Friendship dan silahkan tentukan sendiri
Warning : AU, OOC, Abal, dsb.
Jika anda tidak menyukainya silahkan keluar.
Cerita ini murni imajinasi Author, jika terjadi kesamaan tempat, cerita dan yang lainnya hal itu hanyalah sebuah kebetulan semata
Diary Chap 8 : Mimpi?
"Cih, kau fikir aku akan percaya dengan kebetulan yang terlalu kebetulan ini? Lupakan! Aku yakin dia Sakura yang sedang lupa ingatan." Ucap Naruto serius menatap Sasuke, saat Sasuke menjelaskan apa yang terjadi pada Sakura.
"Bagaimana jika bukan?" tanya Sasuke menantang pada Naruto.
"Jangan berlebihan Sasuke. Lupa ingatan adalah satu-satunya hal masuk akal yang dapat menjelaskan keadaan Sakura saat ini." Kata Kiba yang juga berpikir serius sambil sesekali melirik Sakura yang sedang sibuk di dapur.
"Entahlah, jika yang terjadi bukan seperti yang kalian harapkan kalian harus bersiap-siap untuk kecewa." Kata Sasuke serius memperingatkan ketiga sahabatnya itu.
"Mengapa kau sangat yakin bahwa dia bukan Sakura?" tanya Gaara yang lebih penasaran pada perubahan sikap Sasuke yang menurutnya sangat ngotot dengan keinginannya.
"Apa karena Sakura tidak pernah menjawab perasaanmu? Kau fikir bisa menjalani kehidupan dengan orang yang sangat menyerupainya?" tanya Naruto yang mulai menatap Sasuke tak suka.
"Jangan berlaku bodoh. Aku... Aku belum mengatakan perasaanku pada Sakura." Ucap Sasuke yang mengalihkan pandangannya ke benda lain yang ada di ruangan ini di banding harus menatap Naruto. Sejujurnya ia memang belum mengatakan perasaannya pada Sakura terdahulu, namun ia baru melakukannya beberapa waktu yang lalu pada Sakura yang ada di depannya saat ini bahkan dengan cara spontan yang tidak pernah ia bayangkan akan berani di lakukannya.
"Cih! Kau fikir Sakura itu patung? Aku yakin ia sudah mengetahuinya. Mengetahui perasaan kita untuknya." Ucap Gaara yang mengalihkan pandangannya menatap Sakura yang berjalan dari arah dapur sambil tersenyum.
"Makan malam sudah siap. Mau berdiri saja disini atau ikut denganku untuk makan malam bersama?" tanya Sakura tersenyum pada keempat orang yang menatapnya serius.
"Sakura, kau yakin kau tak hilang ingatan?" tanya Kiba serius menahan tangan Sakura agar Sakura tak berjalan lebih dulu ke dapur.
"Aku tak tau akan hal itu." Ucap Sakura menjawab Kiba sungguh-sungguh.
"Apa maksudmu?" tanya Naruto yang semakin berharap pada Sakura.
"Aku tak ingat masa kecilku, tapi aku yakin tak mengingat kalian." Ucap Sakura yakin menatap Kiba, Sasuke, Gaara dan Naruto satu persatu.
"Kalau begitu kami akan cari tau. Kita cari tau sama-sama. Tapi sebelum itu, kau harus membiasakan diri bersama kami. Aku ingin tau tentang kenangan yang tiba-tiba melintas di kepalamu itu, apa itu benar-benar kebetulan atau justru kau mengingatnya." Ucap Naruto serius menatap Sakura.
"Aku rasa aku tau dimana tempat pertama yang harus kita datangi untuk mencari tau." Ucap Sakura tersenyum singkat.
"Dimana?" tanya Gaara yang antusias pada Sakura.
"Nanti ku beritau setelah selesai makan malam. Aku tak suka menyia-nyiakan makanan." Ucap Sakura mengendikan bahu kemudian pergi kedapur sambil menarik tangan Kiba yang di gunakan Kiba untuk menahannya, sehingga Kiba ikut berdiri dan mengikuti Sakura ke ruang makan.
"Aa. Itu kata-kata yang selalu kau ucapkan saat kita akan makan malam dan menundanya beberapa saat." Ucap Gaara memutar bola matanya.
"Aku tau kau pasti Sakura." Tambah Naruto tersenyum sumringah dan menyusul mereka. Sementara Sasuke hanya menatap punggung Sakura sambil tersenyum tipis.
"Apa yang kau lihat? Kalau kehabisan aku tak mau tau." Ucap Sakura pada Sasuke tanpa berhenti dan menoleh pada Sasuke. Sasuke hanya tertegun kemudian menggaruk kepalanya salah tingkah dan menyusul yang lainnya.
/
/
/
"Kaa-san, Onee-chan belum pulang?" tanya Konohamaru yang sdang menyantap makan malamnya di meja makan bersama sang ibu.
"Belum, dia ada di rumah tetangga yang memiliki anjing besar itu." Ucap Tsunade tersenyum menjawab perkataan Konohamaru.
"Di rumah yang isinya laki-laki semua itu? Sedang apa onee-chan di sana? Dan kaa-san masih bisa tersenyum seperti itu?" tanya Konohamaru mengernyit bingung juga khawatir pada kakak tersayangnya.
"Konohamaru, aku tau kau mulai menyayanginya dan akupun sama, tapi kau harus paham ini hampir saatnya. Kita memiliki tugas lain selain menyayanginya, kau mengerti maksudku?" tanya Tsunade tegas pada Konohamaru.
"Ya, Master. Maaf atas kelancanganku." Ucap Konohamaru yang berwajah serius dengan menundukan kepalanya.
"Hn, aku mengerti, sebaiknya kau hati-hati dan tetap awasi kakakmu." Ucap Tsunade kemudian melanjutkan makan malamnya.
/
/
/
Pagi diiringi oleh hangat sinar mentari, Sakura dan yang lainnya kembali melanjutkan sekolah mereka dengan berjalan kaki seperti yang mereka lakukan setiap paginya.
"Katamu kau akan memberitahukan 'itu' pada kami setelah makan malam usai." Protes Kiba menatap Sakura yang saat ini sedang berjalan dalam diam di sampingnya.
"Entahlah, mungkin aku hanya asal bicara." Ucap Sakura mengendikan bahunya cuek.
"Kau tak pernah asal bicara sebelumnya." Tekan Gaara menatap Sakura sungguh-sungguh.
"Kalau begitu ini yang pertama kalinya." Ucap Sakura tersenyum kemudian melangkah menjauh dari 4 orang pemuda yang berjalan beriringan dengannya menuju satu tempat yang sama.
"Arrgggh, sangat keras kepala dan tak bisa di paksa." Ucap Gaara geram seolah ingin menonjok sesuatu.
"Hn, itu bagus." Ucap Sasuke tersenyum singkat kemudian menyusul Sakura yang tlah lebih dulu.
"Ya, sangat Sakura." Ucap Naruto yang menyengir kemudian ikut menyusul Sasuke.
"Arggh! Terserah!" ketus Gaara kemudian menyusul ketiga sahabatnya dan meninggalkan Kiba yang lebih memilih untuk mengendikan bahu dari pada ikut berpikir kekerasan kepala Sakura yang dapat membuatnya sakit kepala dan sakit hati seperti yang di alami Gaara.
Sakura tiba lebih dulu di kelasnya, saat Sakura akan menduduki tempat duduknya di lihatnya seorang gadis dengan rambut panjang dan wangi lavender mendekatinya dari arah pintu. Sakura tersenyum pada sang gadis dan di balas senyuman manis dari gadis tersebut.
"Ino." Panggil Sakura setelah ia mengalihkan pandangannya dari gadis berambut panjang tersebut.
"Ya?" tanya Ino yang mengalihkan pembicaraannya dengan teman gosip di belakang tempat duduknya dan menatap Sakura yang memanggil namanya.
"Apa kita kedatangan murid baru?" tanya Sakura serius sambil mendudukan dirinya di samping Ino, tempat duduknya.
"Apa yang kau bicarakan? Murid baru? Jangan bercanda, tak akan ada kabar yang tak tertangkap oleh telingaku Sakura, sekalipun benar adanya, aku yakin akulah orang pertama yang akan mengetahuinya." Ucap Ino bangga sambil tersenyum menatap Sakura yang menatapnya malas.
"Kalau begitu bisa kau jelaskan siapa anak yang duduk di bangku pertama di dekat pintu itu? Aku baru hari ini melihatnya. Dan seingatku tak ada anak seperti itu di kelas kita." Ucap Sakura malas sambil menunjuk tempat duduk yang dia maksud dengan jari lentiknya. Ino mengikuti arah telunjuk Sakura sementara Sakura masih menatap Ino malas menuntut jawaban. Ino kembali menggerakkan kepalanya menatap Sakura dengan tatapan lebih malas dan kemudian mengangkat tangannya kemudian menempelkan punggung tangannya di jidat Sakura.
"Pantas saja kau berhalusinasi, badanmu panas." Ucap Ino menatap Sakura santai namun dengan kekhawatiran yang sedikit terlihat.
"Ino, aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tau siapa gadis berambut panjang itu?" tanya Sakura mengernyit menatap Ino.
"Ya,ya,ya. Bisa kau tunjukan siapa yang kau maksud?" tanya Ino memutar bola matanya bosan pada Sakura.
"Itu, seseorang dengan rambut panjang—
Sakura mengalihkan pandangannya pada kursi yang di maksud dan menemukan kursi itu kosong, sehingga perkataannya terputus begitu saja dengan wajah yang sangat keheranan dan mungkin kebingungan mencari sosok gadis yang baru sekian menit lalu di berinya senyum.
"Hhhh, Hentikan berbicara soal rambut panjang. Kau tau, di kelas ini hanya aku dan kau yang memiliki rambut panjang, dan tak ada lagi. Aku fikir kau mulai membaik dari lupa ingatan atau entah apalah itu yang sering Naruto katakan padaku tentang kau Sakura yang sebenarnya." Ucap Ino menceramahi Sakura panjang lebar, sementara Sakura hanya terheran dan tak mengerti dengan yang baru saja di saksikannya.
"Apa disini ada hantu?" tanya Sakura ragu-ragu pada Ino. Sedangkan Ino semakin malas menatap Sakura.
"Kalaupun ada aku sudah lama tak bersekolah di sini." Ucap Ino memutar matanya bosan. Sakura hanya tersenyum kikuk kemudian pura-pura menyibukkan dirinya dengan buku-buku pelajaran yang di rogohnya dari tas, tapi sebenarnya ia yakin ia melihat sosok gadis itu.
"Sakura.."
Sibuk berpikir Sakura di kagetkan dengan sebuah bisikan kecil yang memanggil namanya.
"Sakura.."
Lagi, ia mendengar bisikan itu. Merasa kesal Sakura menoleh pada Ino yang sedang asik membaca majalah Fashion. Sakura mengernyit kemudian kembali ke kesibukannya semula, sampai suara itu kembali terdengar.
"Sakura.."
Dan sekali lagi Sakura menolehkan kepalanya pada Ino yang masih berada dalam posisi semula. Sedikit mengernyit Sakura kemudian mengedarkan pandangan keseluruh isi kelas yang gaduh karena masih menunggu perwalian kelas sekaligus guru pengajar yang masih enggan datang ke kelas mereka.
"Hanya perasaanku." Gumam Sakura menggelengkan kepala kemudian kembali membolak-balik buku pelajarannya.
"Sakura." Panggil suara itu lagi. Sakura kemudian menolehkan kepalanya ke arah jendela di samping kirinya, dan baru ia mengerti siapa yang memanggilnya. Di balik layar tembus pandang itu seorang gadis berambut panjang yang tadi pagi di temuinya sedang tersenyum padanya. Sakura ikut tersenyum meskipun ia mengernyit menatap gadis di luar jendela itu.
"Akan ku temui kau nanti, sebelumnya beri tau sahabat-sahabatmu kau akan butuh bantuan." Ucap gadis tersebut serius.
Sakura yang baru saja berdiri dan berniat mendekatinya harus terkejut dengan tawa teman sekelas dan pandangan mereka yang menuju ke arahnya.
"Haruno Sakura, jika ingin tidur dan mengigau jangan di kelasku. Kau bisa kembali melanjutkan mimipimu di rumah." Ucap seorang guru wanita berambut cokelat dan bermata merah tampak marah menatap Sakura.
Sakura yang kebingungan mengernyit dan segera menatap Ino yang ada di sampingnya menuntut jawaban.
"Jangan menatapku. Aku sudah berusaha membangunkanmu sedari 5 menit yang lalu." Ucap Ino mengangkat tangannya seolah tak ingin di sentuh sambil mengendikan bahu.
"Ino, aku tak tidur. Aku baru saja berbicara denganmu tidak lebih dari 5 menit yang lalu." Ucap Sakura mencoba meyakinkan Ino namun Ino malah lebih bingung di buat Sakura.
"Kau tak percaya padaku?" tanya Sakura mengernyit menuntut jawaban pada Ino.
"Apapun yang kau alami kau bisa menceritakannya nanti setelah pelajaran ini usai." Ucap Ino yakin dan menenangkan Sakura. Sementara Sakura masih tampak bingung dengan kejadian yang di yakininya bukan mimpi itu.
"Kau harus tenang Sakura. Apapun yang akan kau katakan aku akan mempercayainya, tapi sebelum itu..." ucap Ino tersenyum pada Sakura kemudian melirik Kurenai setelah kata terakhirnya, Sakura yang mengerti segera menganggukkan kepalanya mengerti pada Ino.
.
.
"Apa ada yang mengganggumu?" tanya Naruto serius pada Sakura yang kini sedang duduk di halaman belakang sekolah.
"Apa yang ingin kau bicarakan? Kenapa kau terlihat sangat bingung?" tanya Kiba yang mencoba menatap wajah kebingungan Sakura dari dekat.
"Ceritakan saja." Ucap Sasuke.
"Ino mengatakan pada kami, kau ingin mengatakan sesuatu." Ucap Gaara menatap Sakura kemudian beralih menatap Ino yang di beri anggukan yakin oleh Ino.
"Thanks Ino." Ucap Sakura memaksakan senyumnya pada Ino. Dan Ino balas tersenyum pada Sakura.
"Yang ingin ku katakan adalah pagi ini aku bertemu seorang gadis cantik dan anggun." Ucap Sakura dengan wajahnya yang kebingungan.
"Hanya itu?" tanya Naruto mengernyit pada Sakura.
"Tidak. Gadis itu tersenyum padaku di kelas, ia mengenakan seragam yang sama dengan kita. Tapi Ino tak melihatnya, hanya aku yang melihatnya." Ucap Sakura menunduk berfikir tentang kemungkinan yang mungkin saja ia benar sedang bermimpi meski ia merasa hal itu begitu nyata.
"Hantu atau mimpi?" tanya Kiba ragu menatap Sakura sementara yang Ino, Sasuke dan Gaara lebih memilih untuk tetap diam dan mendengarkan.
"Ino yakin aku sedang bermimpi, karena aku tersadar di tengah tawa teman-teman sekelas karena aku mengigau." Ucap Sakura serius masih menunduk.
"Tak perlu kau risaukan Sakura, mungkin kau benar-benar bermimpi." Ucap Ino menepuk punggung Sakura pelan.
"Ya, mimpi yang memberiku pesan." Ucap Sakura lagi menatap Ino sungguh-sungguh.
"Pesan?" tanya Sasuke sambil mengangkat sebelah alisnya tinggi.
"Pesan apa?" tanya Gaara yang menatap Sakura serius.
"Gadis itu memanggil namaku, dia berpesan akan mendatangiku nanti, tapi sebelumnya ia ingin aku memberi tau sahabat-sahabatku bahwa aku butuh bantuan." Ucap Sakura serius menatap Gaara dan Sasuke.
"Dan bantuan apa yang kau perlukan? Aku siap membantu." Ucap Naruto tersenyum sumringah sementara yang lain menatapnya dengan tatapan malas.
"Justru itu Naruto. Aku tak merasa berada di situasi yang mengharuskanku untuk meminta bantuan kalian. Jika ia, aku pasti akan memintanya langsung tanpa harus di perintahkan lebih dulu." Ucap Sakura merapikan rambut panjangnya yang beterbangan karena angin yang berhembus.
"Terlebih di perintahkan oleh gadis yang tak jelas asal usulnya." Ucap Sasuke menganalisa keadaan yang di alami Sakura.
"Apa dia mengatakan kapan ia akan menemunimu lagi? Atau mungkin ia mengatakan di mana ia akan menemuimu?" tanya Gaara pada Sakura.
"Tidak, ia hanya mengatakan akan menemuiku lagi nanti." Ucap Sakura menggeleng pada Gaara.
"Kalau begitu kita tunggu saja. Jika benar kau butuh bantuan kami berarti kau memang sedang atau akan berada dalam masalah." Kata Ino yakin pada Sakura.
"Dan kami akan siap membantumu kapanpun itu." Ucap Kiba bersemangat pada Sakura.
"Arigatou minna." Ucap Sakura tersenyum.
~TBC~
Yosh, minna ini chap 8 sudah update. Chap 9 nanti akan mulai terungkap keanehan yang sering Sakura dan sahabat-sahabatnya alami belakangan ini. Terima kasih sudah membaca, terima kasih sudah mereview.
Spesial big Thanks untuk para reviewers dan readers sekalian.
Febri Feven : Ini dah di lanjut lagi, Thanks dah review
Hanazono yuri : ya, Thanks dah review
Angel'S : Ya semoga. Thanks dah review
Mitsuka Sakurai : Makasih dah suka, Thanks dah review.
Sekian balasan reviewnya, Terima Kasih dan sampai jumpa di next chapter dalam 2 atau 4 hari lagi. ^_^