Main Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun

Other Cast : ,,,,, masih dicasting^^

Disclaimer: Semua cast milik Tuhan, tapi cerita ini milik author mesum (Cupid'skyumin)...

.

.

.

Chapter 1


Breakable Heart


.

.

.

"I—ini mengerikan." Jemari lentiknya makin meremas kuat ujung seragam baru itu, kala jendela mobil secara perlahan terbuka menampilkan raut pasinya secara keseluruhan. Tak pelak...riuh lalu lalang siswa di sekitar mulai bersahutan mengitari bangunan yang menjulang di hadapannya. Sesekali namja cantik itu menggumam lirih dan menggeleng frustasi begitu membayangkan dirinya tak lama lagi akan berbaur dengan ribuan makhluk itu.

"ini mengerikan!." Pekiknya lagi seraya membanting tubuh di jok dan meringkuk memeluk kedua lututnya erat-erat.

"Minnie...kajja turun."

Namja mungil itu kembali menggeleng kasar begitu suara sang Eomma menyapa rasa ciutnya, ia makin menguatkan dekapannya di lutut...sama sekali tak tertarik untuk sekedar menatap Yeojja cantik di depannya. "Shirreo Eomma!."

Sementara Yeojja cantik itu...Leetuk, tampak menghela nafas panjang melihat sikap manja putra tunggalnya makin menjadi-jadi, dan sungguh Leetuk tak kan mampu berbuat apapun jika sudah demikian, terlebih membuat buah hatinya itu menangis...tidak! ia tak kan Sanggup. Merasa menyerah...Leetuk beralih menatap suaminya dan menggeleng pelan. Mengisyaratkan untuk tidak memaksakan rencana awal keduanya pada buah hatinya. Namun pria kekar itu hanya tersenyum hangat seraya mengenggam jemarinya, demi menguatkannya.

"Kau terlalu memanjakannya Yeobbo, tak apa ini demi kebaikannya."

"Tapi bagaimana jika Uri Sungminnie menangis?...tempat ini masih asing untuk—

"Sssh..tempat ini yang terbaik." Tenang Kangin sembari mengecup tangan istrinya, tanpa peduli Putranya masih meringkuk bulat di belakang kemudinya. "Sekolah ini akan membuatnya dewasa...,lagi pula Yunho akan menjaganya Yeobbo." Lanjutnya lagi, ya...ia begitu mempercayakan Sungmin pada sahabatnya sendiri... Jung Yunho, Kepala sekolah di sekolah elite itu.

"Tapi tak ada Yeojja di sekolah ini Kanginnie." Rajuk Leetuk sedikit mengguncang lengan kekar suaminya, ia paham betul...keputusan pindah rumah karena Pekerjaan keduanya telah membuat Putra kecilnya kecewa, tentu saja karena anak itu terpisah dengan teman bermainnya, dan semuanya 'Yeojja'.

"Wae? Ini memang sekolah Namja...sangat sesuai untuk Sungmin." Jawab Kangin mantap.

"Andwaee! Mereka semua mengerikan!." Jerit Sungmin menyela perbincangan kedua orang tuanya.

"Yya! Yya! Yya! Kau tak mungkin selamanya berteman dengan Yeojja bukan?! Berbaurlah dengan namja sebayamu." Kangin sedikit membentak namja mungil itu, masih lekat dalam ingatannya Sungmin berkeliaran di kantornya dengan baju minim dan pernak-pernik mencoloknya layaknya remaja putri, hanya untuk merengek sebuah boneka bunny raksasa...dan itu benar-benar membuatnya gila. Ia tau semua teman Yeojja Sungmin membawa dampak buruk pada kepribadian Putranya, dan sungguh...Kangin sangatlah mencemaskan Sungmin kecilnya itu.

Beruntung sekali...memegang perusahaan baru, memaksanya untuk segera pindah, tentu saja ada alasan untuk membuat perubahan besar pada diri Sungmin dengan memasukkannya di Sekolah Namja ini...Miracle Senior High School.

"E—Eommaaaa." Rengek Sungmin seraya menarik-narik lengan baju ibunya, bermaksud mencari simpati dan pembelaan dari Yeojja cantik itu.

Leetuk kembali menatap iba buah hatinya, kedua foxy eyes yang berkaca-kaca itu semakin meremukkan hatinya. "Yeobbo...jangan sekolah ini, Minnie tak akan bisa membuka diri jika itu dengan namja, kita bisa menyekolahkannya di—

"Keputusanku sudah bulat Teukkie...ini demi kebaikan uri aegya, cha Sungmin...cepat turun dari mobil."

Kedua ibu dan anak itu seketika terdiam, tak ada satupun yang berani melawan jika Kangin sudah demikian. Leetuk menunduk dalam, sementara Sungmin tampak lemas melepas cengkeramannya dari lengan baju ibunya.

"A—appa, aku pusing..aku—

"Tidak ada alasan apapun! Cepat turun ...Jung Yunho sudah menunggumu di ruang kerjanya!." Sentak Kangin tanpa bisa di sela, tatapannya kian menajam...ia tau Putranya tengah mencari celah untuk melarikan diri.

Sungmin berdengus kesal...ia benar-benar merugi dengan situasi seperti ini, ah! Sungmin sangat mengharapkan anemianya kambuh detik ini. Karena jika begitu, ia tak perlu memenuhi keputusan sepihak dari Appanya itu bukan,tapi keberuntungan berkehdak lain...tubuhnya dalam kondisi prima hari ini.

"Lee Sungmin, kau tak mendengar kata-kata Appamu?."

"Arrasseo aku turun!." Sungmin beringsut gusar membuka pintunya.

BRAAKKK! "Kau tak menyayangi Minnie Appa!." Jerit Sungmin setelah membanting keras pintu mobil itu, nafasnya begitu memburu...Sungmin benar-benar tak terima dengan keputusan ini.

Sementara pria kekar itu hanya terkekeh pelan mendengar jeritan kesal Sungmin, dan hanya dibalas tatapan tajam dari istrinya.

"Kemarilah Chaggi." Panggil Leetuk seraya melambaikan tangan meminta namja mungil itu mendekati jendelanya.

Sungmin mempoutkan bibir kesal, seharusnya Yeojja cantik itu bisa menjadi dewi penyelamatnya di saat-saat seperti ini. Namun rasanya...kuasa Ayahnya terlalu tinggi untuk di telak. Dengan malas Sungmin berjalan menghampiri...dan berdiri dengan tangan berkacak di pinggangnya.

Leetuk tersenyum geli melihat wajah menggemaskan Putranya itu, ia menarik lengan Sungmin hingga sedikit menunduk di hadapanya. Menyenangkan sekali selalu memanjakan Sungmin di setiap detiknya. Dan Leetuk tak pernah menyesalinya. "Eomma yakin kau bisa melalui hari ini Chaggi...kau Putra Eomma yang hebat." Bisik Leetuk seraya mengelus pipi halus Sungmin.

"Eomma temani aku ke dalam nee?" Pinta Sungmin dengan mata membulat penuh harap.

"Aniya kita hampir terlambat bekerja...lagipula kau terlalu besar untuk didampingi Eomma kemanapun, cukup masuk ke dalam kelas dan perkenalkan diri pada semua teman barumu." Sergah Kangin tiba-tiba.

Leetuk menghela nafas berat, ia menangkup pipi Sungmin sedikit menariknya hingga membuat namja mungil itu menunduk kedalam mobil.

'Chup'

"Maafkan Eomma Chaggi." Ucap Leetuk lembut setelah mengecup kening Sungmin.

Sungmin makin menghentak kaki kasar. "Tapi Aku—

BRUUUMMMMM

"YAH! APPPAAAAAA!."

Belum sempat Sungmin mengusaikan kalimatnya, Mobil hitam itu telah lebih dahulu melesat pergi...menyisakan perasaan kesal berbaur gugup dalam dadanya. Namja berusia 17 tahun itu mengedarkan pandangan kesekeliling, suasana tampak begitu asing, dingin dan tak ada pilihan lain selain berjalan lurus ke depan memasuki gedung megah itu.

.

.

.

.

Skip Time

Sungmin berjalan kikuk meyusuri koridor di sepanjang garis langkahnya, berkali-kali ia meremas kuat jemarinya kala menyadari beberapa pasang mata yang dilaluinya tampak menatapnya lekat. Aneh sekali...bukankah seharusnya siswa-siswa itu masuk kelas? Tapi bagaimana mungkin berkeliaran di tempat ini.

"Hhh...namja." Desahnya pelan, Sungmin kembali menatap lurus dan mengukuhnya langkahnya demi menemukan ruangan Yunho.

.

.

.

"Hei kau!."

Sungmin menghentikan langkahnya demi menoleh ke belakang tepat pada panggilan itu berasal, alisnya bertaut heran melihat sosok tinggi dengan beberapa namja dibelakangnya tampak berjalan angkuh mendekatinya.

"Apa kau siswa baru? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya?."

"..." Tak ada jawaban.

Kedua matanya makin menyipit begitu namja asing itu memegang dagunya, memiringkannya ke kanan dan ke kiri. Hey! Apa-apaan ini?! orang itu tak punya santun sedikitpun terhadapnya. Sungmin memang takut, nyalinya terlalu ciut menghadapi beberapa namja tinggi besar di hadapannya...tapi jika ia menyerah sebelum memulai...tentu saja dirinya akan diinjak-injak di sekolah ini. Ini salah satu yang membuatnya enggan berbaur dengan namja, bagi Sungmin mereka identik dengan kekerasan...tak ada sisi sensitif sedikitpun.

Meski gemetar...Sungmin tetap menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengusir rasa takutnya pada sosok namja di depannya.

"Yack! Lepaskan!." Sentak Sungmin seraya melepas kasar tangan namja asing itu dari dagunya. Berhasil! Ia bisa melawan rasa takutnya! Tak henti-hentinya Sungmin bersorai dalam hatinya begitu menyadari dirinya tak selemah yang ia pikirkan selama ini. Pasti banyak peluang membela diri setelah ini.

"Ou...mengerikan sekali, aku takuut." Kekeh namja asing itu, berniat menggoda, dan diikuti kekehan pelan dari beberapa anak buahnya.

Sungmin sedikit mundur kebelakang, masih dengan tatapan menghunus tajam. "Parfum apa yang kau pakai?! Ughh maldo andwaee!." Dengus Sungmin seraya menutup hidung, aroma yang dihirupnya benar-benar asing baginya...inikah aroma namja? tak ada satupun kesan manis dari aroma tersebut,sangat jauh berbeda dari aroma vanila milik tubuhnya dan teman-teman bermainnya dulu.

"Mwo? parfum?...tsk! apa kau tertarik dengan tubuhku...manis?." Ujar sosok tinggi itu sembari menjilat bibir seduktif, ia makin berjalan mendekat. Namun tiba-tiba...

BUAGHH

"AARRGHHHHTTT!"

Tanpa terduga, Sungmin melayangkan kakinya ke atas...menendang tepat pusat vital namja tinggi itu...tak ayal teriakkan ngilu pun terdengar menggelegar di sudut koridor tersebut. Dan Sungmin terkekeh menang, tak ada satupun yang bisa membullynya di sini!.

"K-ketua gwaenchana?" Sementara beberapa pengikut namja tinggi itu tampak membelalak tak percaya melihatnya, beberapa dari mereka membantu Zhoumi berdiri sementara yang lainnya terlihat hendak mencekal Sungmin.

"Apa?! Apa?! Kalian berani padaku? Kemarilah...kuhabisi kalian satu persatu!." Ancam Sungmin seraya memasang kuda-kuda dengan tatapan angkuh. Hey! Jangan meremehkan tubuh mungil dan sifat feminimnya...Sungmin menguasai martial art...tentu saja ia memiliki mental tinggi untuk melawan brandalan di hadapannya.

"YAAACK! BERANI-BERANINYA KAU—

"Berhenti Zhoumi."

Zhoumi gagal menerjang Sungmin, begitu mendengar suara bass di belakangnya...mau tak mau ia tetap harus mematuhi titah sosok itu...ya sosok yang mereka anggap sebagai Tuan muda di tempatnya berpijak saat ini... Cho Kyuhyun.

Sementara Sungmin tampak mengerjap polos mengetahui, seorang perusuh sepertinya datang menyela sekumpulan anak brandal itu. Siapa dia? Tubuh tinggi berkulit pucat...ah! dan wajahnya...

Sungmin meneguk ludah payah, tak dipungkiri...ia sedikit gugup menatap wajah tampan dengan aksen stoic yang membingkainya, terlebih beberapa namja di depannya tampak menunduk patuh tanpa suara...tak terkecuali namja berambut merah yang hampir menyerangnya itu. 'seperti pangeran saja' pikirnya.

Namja cantik itu menggeleng kasar dan kembali memfokuskan pandangannya pada sosok dingin bak Pangeran negri salju itu.

"Sepertinya kalian menemukan hal yang menarik eum?." Kyuhyun berjalan santai begitu beberapa namja di hadapannya menggeser tubuh , memberinya sekat untuk bergerak leluasa ke depan.

"Yya! Kyu...jangan terlalu dekat dengannya, anak ini seperti kelinci buas." Zhoumi begitu tertatih memegang bahu Kyuhyun, tak menginginkan kawannya itu luput dari serangan Sungmin.

Kyuhyun menyeringai sesaat, benarkah buas? Menarik sekali jika memang seperti itu, ia sedang jenuh...dan tentu butuh hiburan detik ini. Kyuhyun kembali menatap lekat Sungmin...memberi kesan pertama pada namja cantik itu, dengan siapa ia berhadapan saat ini.

"Mau apa kau!." Ketus Sungmin, kedua tangannya masih terkepal kuat, memasang tatapan penuh waspada...kalau-kalau namja tinggi di hadapannya menyerangnya tiba-tiba.

"Sayang sekali jika keringat menetes di wajah semanis ini." Jemari panjangnya terulur ke depan, menyeka tetes peluh yang mengalir di pipi Sungmin, dan menjilatnya seduktif di hadapan namja cantik itu. Sungmin membelalakkan mata...tak bisa dicegah lagi, jantungnya benar-benar berdetak 2 kali lebih cepat melihatnya.

"Bahkan keringatmu saja bisa senikmat ini, siapa nama—PPLAAAK

Wajah Kyuhyun memaling ke kanan, begitu namja mungil itu melayangkan tamparan keras di pipinya. Ia menggerakkan bibirnya yang terasa ngilu, sepertinya bagian sudutnya sedikit pecah.

"Aisshh...sudah kubilang bukan, jangan terlalu lengah jika dengannya." Gusar Zhoumi dari belakang, ia hendak melangkah mendekat...namun isyarat tangan Kyuhyun...menahannya agar tetap berdiri di posisinya. Kyuhyun menyeringai, dan menatap Sungmin tajam.

"Kau tau? Tenagamu tak sesuai dengan wajah manismu." Bisik Kyuhyun seraya melangkah lebih dekat, membuat Sungmin berjalan mundur karena gugup, tapi naas dinding koridor membatasi gerakannya.

"A—aku lebih kuat darimu! Y-yang tadi itu bukan apa-apa!." Gertak Sungmin, mencoba menghibur dan menguatkan diri...bahwa Kyuhyun memang bukan apa-apa baginya.

"Oh ya? Hn...aku ingin melihatnya...tunjukkan padaku."

Sungmin makin mengeras mendengarnya, ia tau...namja tampan di hadapannya tengah menatapnya geli. Merasa tak terima, Sungmin mengangkat tinggi-tinggi kedua tangan terkepalnya siap memukul kepala Kyuhyun sekuat mungkin.

"Ka~mppfthh! Mmmh!."

Namun Kyuhyun lebih cepat melumpuhkan serangannya, tangan kanan Kyuhyun begitu kuat memasung kedua pergelangan tangan Sungmin di atas kepalanya. Sementara tangan yang lain merengkuh erat pinggang Sungmin, demi memperdalam ciuman penuh paksaan itu.

.

.

.

"Apa yang terjadi?." Seorang namja bermata sipit ...Kim Jongwoon, datang menghampiri Zhoumi, begitu mendengar suara ricuh di ujung koridor sekolah itu.

Zhoumi menyeringai sembari mengendikkan dagu, mengisyaratkan pada kawannya untuk melihat lurus kedepan.

"Anak itu sedang menikmati mangsanya...membuat iri saja bukan?." Ujar Zhoumi dengan terkekeh pelan, meski merasa puas melihat Kyuhyun menaklukkan namja manis itu...tapi tetap saja, ia begitu ingin mengambil bagian jika mencumbu Sungmin seperti itu.

Sementara Kim Jongwoon, atau kerap di penggil Yesung itu hanya menggeleng pelan melihatnya...muncul rasa iba untuk sosok yang masih dikerjai Kyuhyun hingga meronta sepayah itu, dan ia tau namja mungil itu sepertinya telah mencari masalah dengan sahabatnya tersebut...karena mustahil Kyuhyun terpancing hingga berbuat demikian.

"Apa yang dilakukan anak baru itu?" Tanya Yesung kemudian.

"Hhh...kau tentunya tau, apa yang membuat Kyuhyun semarah itu bukan."

Ya...ia memang tau, Kyuhyun tengah murka saat ini...karna memang tak ada satupun yang bisa menyentuh keagungan Cho Kyuhyun dimanapun ia berpijak, ah...malang sekali sosok mungil berwajah manis itu.

"Seharusnya kau lebih berhati-hati." Gumam Yesung lirih, lebih untuk namja mungil jauh di depannya.

.

.

.

"Mmm! Mhmph~." Sungmin makin memejamkan mata erat begitu pagutan itu makin kasar dan dalam, tampak jelas saliva yang telah bercampur meleleh dari sela-sela bibirnya. Berulang kali ia berontak, namun rengkuhan kuat di pinggangnya dan cengkeraman Kyuhyun yang menahan tangannya membuatnya pasrah dipermalukan seperti ini.

Ia semakin panik kala pasokan udara dalam parunya kian menipis, oh shit! Banyak orang di sekitarnya...tapi bagaimana mungkin mereka hanya berdiri saja seperti patung bodoh...tanpa sedikitpun berniat untuk membantunya melepaskan diri. Berulang kali Sungmin mengutuk diri, bukankah ia menguasai bela dirinya tapi...mengapa tak cukup kuat menepis tenaga namja asing itu. Ia benar-benar terinjak sebelum memulai harinya di sekolah ini.

"Mmmm! Mmhaahh...hhah...hhah." Engah Sungmin, begitu ciuman itu terlepas...ia memalingkan wajah kekanan...sama sekali tak berniat melihat wajah memuakkann di hadapannya, kendati demikian...tangannya tetap tertahan kuat di atas kepalanya dan dada berhimpitan erat dengan perut namja tinggi itu.

Sementara Kyuhyun hanya menyeringai puas, mudah sekali melumpuhkan mangsanya dengan hanya cumbuan bibirnya. Ia kembali mengikis jarak dengan Sungmin dan menjilat lelehan saliva di dagu namja cantik itu.

"Sebaiknya kau berpikir lebih panjang jika ingin melawanku...aku Cho Kyuhyun, rekam itu baik-baik di dalam sini." Bisik Kyuhyun seraya mengetukkan jemari panjangnya di kepala Sungmin.

"Dengar, aku tak akan melepaskanmu begitu saja...dan tunggu kejutan lainnya, jika kita bertemu lagi...manis." Desis Kyuhyun lagi seraya melepas rengkuhannya di pinggang Sungmin, membuat namja cantik itu merosot seketika dan terduduk di atas lantai.

Kyuhyun menatap sesaat, namja mungil yang masih terengah-engah di atas lantai itu. Sedikit mengibas kusut di jas seragamnya, dan berlalu begitu saja meninggalkan Sungmin...dengan seringai tersungging di bibir merahnya, dua sahabat dan pengikutnya pun tampak setia mengekor langkah dibelakangnya.

.

.

Namja mungil itu mengusap kasar bibirnya dengan lengan jas seragamnya, matanya begitu sembab menahan tangis dan juga kesal yang mengendap. Ia benci namja memuakkan itu. Namun matanya sedikit mengerjap begitu salah seorang namja di belakang Kyuhyun tampak berbalik menatapnya,dan samar-samar seperti mengucapkan kata 'maaf'. Siapa namja bermata sipit itu?

"Gwaenchana?."

Sungmin tersentak saat tiba-tiba dua orang namja semungil tubuhnya datang menghampiri dan membantunya berdiri.

"N—ne." Lirih Sungmin.

"Aisshh seharusnya kau tak mencari masalah dengan mereka." Ujar namja berpipi Chubby sembari mengibas debu dan seresah yang melekat di celana Sungmin.

"Uhnn—." Sungmin tampak memiringkan kepala, sama sekali tak mengerti dengan kehadiran dua namja berwajah manis di depannya.

"Ah! perkenalkan aku Kim Ryeowook dan dia Henry...siapa namamu?." Namja cantik berpipi tirus di sisinya tiba-tiba menyergah cepat, seolah memang mengetahui kecamuk pertanyaan dalam kepala Sungmin.

"S—sungmin." Jawab Sungmin gugup, ia benar-benar takut jika dua namja di depannya bagian dari brandalan itu.

"Yya...tidak perlu setakut itu, kami tak seperti mereka." Ujar Henry menenangkan.

Sungmin menganggukkan kepala dan tersenyum manis pada Henry, yang masih membantunya membersihkan seragamnya. Jika dilihat dari wajahnyapun dua namja manis itu sangat mustahil bagian dari berandalan itu. Ah...ini melegakan, Setidaknya ada yang berbaik hati dengannya di sekolah mengerikan ini.

"Apa kalian melihat mm—yang tadi?." Ujar Sungmin ragu-ragu, besar harapannya dua namja manis itu tak melihat petaka memalukan yang menimpanya beberapa saat lalu.

"A...kami memang melihatnya Minnie." Tukas Wookie seraya menggaruk belakang kepalanya.

"M—mwo? tapi kalian tidak datang menolongku?." Sungmin mengerucutkan bibir kesal.

"Yya...bukankah sudah kukatakan, jangan mencari masalah dengan mereka...tentu saja kami tak memiliki nyali untuk menolongmu, bahkan tak satupun siswa di sekolah ini berani menatap mata mereka." Henry berujar santai sembari menyesap banana milk di tangannya.

Ini gila...bagaimana mungkin 3 namja seperti mereka, memegang kendali penuh di sekolah seelite ini. Apa mereka dewa? Menggelikan sekali.

"T-tiga namja itu...siapa mereka?."

Ryeowook menghela nafas, mendengarnya, "Orang tua mereka memegang andil besar dalam mendirikan sekolah ini, tentu saja itu memberinya akses leluasa untuk menindas siapapun. Terlebih untuk Kyuhyun, namja yang menciummu itu...memiliki kuasa tertinggi di sini.."

"M-mwo namja itu? Kyuhyun?."

"Namja jangkung berambut merah itu Zhoumi, sementara yang bermata sipit biasa di panggil Yesung. Hanya Yesung yang paling baik dari ketiganya. Dan Kyuhyun...namja itu Putra Tunggal dari pemilik Sekolah ini yang sesungguhnya...Cho Hangeng. Ku harap kau tak mencari masalah lagi dengannya, selain yang paling kaya di sini, Kyuhyun sangat...sangat...berbahaya." Imbuh Henry setengah berbisik.

Sungmin makin menciut mendengarnya, sepertinya Ayahnya kali ini salah total...dengan memasukkannya di sekolah menyerupai kandang macan seperti ini. Belum apa-apa saja...ia sudah berurusan dengan penguasanya. Apa yang akan terjadi padanya kelak...jika ia tetap bertahan di sana.

'Aku tak akan melepaskanmu begitu saja...dan tunggu kejutan lainnya, jika kita bertemu lagi...Manis'. Ucapan namja itu kembali terngiang. Tidak! Tidak...Sungmin tak sanggup membayangkan dirinya akan dimangsa hidup-hidup oleh Namja bernama Kyuhyun itu. ini benar-benar mengerikan!

"E-eottohkae? Eotohkaee?." Racau Sungmin tiba-tiba, seraya mengguncang lengan Henry dan Ryeowook.

"Eottohkae? Yya! Apa maksudmu eohh?." Henry mengernyit heran melihat Sungmin meracau panik.

"Aku tak ingin mati di—

"Hhhh...Di sini kau rupanya, mengapa tak menemuiku eum? Cha...biar kuantar masuk ke kelasmu Minnie." Tiba-tiba saja Kepala Sekolah datang mengejutkan ketiganya, pria berkharisma itu memegang pundak Sungmin dan membimbingya untuk mengikuti langkahnya.

"Yya! Kenapa kalian berkeliaran di sini...cepat masuk kelas." Ujar Yunho lagi pada dua namja manis di belakangnya. Seketika itu pula Henry dan Ryeowook memohon diri dan berlari cepat mematuhi perintahnya.

.

.

.

"Y-yunho Ahjushiii...a—aku sepertinya—

"Ini kelasmu Minnie."

Sungmin membelalakkan mata lebar, begitu melihat tag 2A terpampang jelas di atas pintu itu...ia tak siap bersekolah di tempat ini. Bagaimana jika nanti ia bertemu dengan Kyuhyun? sungguh...Sungmin tak ingin menjadi bulan-bulanan namja angkuh itu.

Belum usai rasa gugupnya, Yunho telah lebih dahulu mengetuk pintu...dan seorang Yeojja cantik menyambutnya dari dalam.

"Mohon kerja samanya, Sunny Seonsangnim." Ucap Yunho sembari mendorong punggung Sungmin mendekati guru cantik itu.

"Ah Ye...arraseumnida." Sunny tampak tersenyum ramah, ia begitu lembut membimbing Sungmin masuk ke dalam kelasnya.

Sementara Sungmin tampak menggeleng kasar begitu melihat Yunho sepertinya akan pergi meninggalkannya.

"Y-yunho ahjushi! Ahjjuss—

"Sungminnie tak perlu takut...kau bersama ibu sekarang...cha perkenalkan dirimu pada teman-teman baru di sini...Arrachi?." Bisik Sunny menenangkan. Ia memang tau...kehadiran Sungmin di sekolah ini, tentunya Yunho sudah menginformasikan sejak jauh-jauh hari.

Sungmin menahan nafas dengan mata terpejam erat-erat, begitu menyadari dirinya telah berdiri tegap di depan kelas. Sungguh...ia begitu takut, jika Kyuhyun dan dua temannya berada di kelas yang sama dengannya. Itu akan mejadi mimpi terburuknya di dunia ini.

"Sungminnie." Panggil Sunny sedikit mengelus lengan Sungmin, ia memang tak mengerti apa yang terjadi pada anak didiknya itu, tapi satu yang diyakininya...sepertinya Sungmin tengah menahan gugup.

Sungmin membuka matanya pelan, namun tetap menyipit...mengantisipasi kemungkinan terburuk yang dilihatnya kelak. Dari ujung ruang ia menatap lurus, sejauh ini kondisi aman...tak ada Kyuhyun di sana. Dan itu meyakinkannya untuk lebih membuka mata dan mengedarkan mata ke tengah ruangan.

"Hhhh." Desahnya lega, tak menemukan sosok Kyuhyun di area tersebut. Sungmin kembali mengedarkan pandangan ke sudut lainnya dari ruang kelas itu.

Dan yah...Senyumnya terkembang sempurna, ia benar-benar bernafas lega detik ini...karna tak melihat Kyuhyun di manapun. Terlebih menyadari Henry dan Wookie melambaikan tangan padanya benar-benar membuatnya menemukan secercah cahaya terang, Beruntung sekali bisa satu kelas dengan dua namja manis itu.

Mungkin Kyuhyun dan dua teman lainnya...siswa tingkat tiga...atau bahkan masih tingkat satu. Ah setidaknya pemikiran itu sangat menjernihkan kemelut dalam kepalanya.

Sungmin menatap lurus kedepan dan tersenyum riang, bersiap menyambut hari dengan teman-teman barunya di kelas itu.

"Annyeong hasseyo...naneun—

"Oh! Anak manis itu."

Sungmin menghentikan ucapannya, dan melirik tepat di pintu utama...seketika itu pula matanya membulat lebar begitu seorang namja bermata sipit melewati kelasnya...itu pasti yang bernama Yesung. Deru nafasnya makin tersendat-sendat kala merasakan firasat buruk yang akan terjadi.

"Na—naneun—

"Whoa ha...kelinci buas itu."

'Maldo Andwae!' nafasnya makin tercekat...kala siluet Zhoumi turut melewati pintu kelasnya mengikuti jejak Yesung. Ini mimpi buruk...jika setelah ini, Kyuhyun yang akan lewat. Tidak! Tidak! Ia tak bisa bersikap seperti ini...bukankah brandalan itu hanya lewat saja di depan kelasnya. Seperti keyakinan di awal...kemungkinan besar mereka siswa tingkat tiga. Meskipun Kyuhyun melintasi pintunya itu tak akan menjadi kecemasan berarti bukan...toh ia tak akan sekelas dengannya. Sungmin kembali menatap kedepan, mengukuhkan diri untuk tetap fokus...dan meyelesaikan semuanya.

"Naneun Lee Sungmin—

"Mmh...jadi Lee Sungmin."

Sungmin kembali membualatkan mata...kali ini lebih lebar dari sebelumnya...ia menoleh ke samiping. Dan detik itu pula ia benar-benar tercekik melihat Kyuhyun berdiri angkuh di sana. rasanya semakin sekarat menyadari Kyuhyun memasuki kelas dan berjalan lurus ke arahnya.

Tak ayal...jemari mungil itu semakin rusuh meremas ujung jas seragamnya. Jangan katakan...Kyuhyun memang satu kelas dengannya, ini lebih dari sekedar mimpi buruk namanya.

"Kau beruntung sekali Lee Sungmin...rupanya kita bertemu lagi. Hnn...bersabarlah untuk kejutan selanjutnya." Bisik Kyuhyun tepat di telinganya.

Habis sudah riwayatnya...ia akan mati setelah ini. Bisikan itu seperti ranjau maut yang meleburkan nyalinya kala itu. Sungmin sama sekali tak sanggup mengangkat kepala, saat namja tampan itu berjalan ke kursinya, dan menatapnya lekat dengan kedua kaki terangkat di atas meja.

.

.

"Sungminnie...apa kau baik-baik saja?."

"S-seonsaengniiim." Rengek Sungmin sembari meremas kuat lengan blazer Sunny, ia benar-benar merasa takut lebih dari apapun.

Sementara Sunny tampak menatapanya cemas, Ia mengelus pelan bahu sempit Sungmin berusaha sedikit menenangkannya.

"Aigoya...sepertinya kau terlalu gugup...ah sebaiknya lekas duduk di—

Sunny menggantungkan kalimatnya begitu mengedarkan pandangan demi menemukan meja yang kosong untuk Sungmin.

Namun detik itu pula, Kyuhyun menendang namja kurus di sampingnya...membuatnya terjungkal hinggga menyisakan kursi kosong di sisinya.

BRAKKK

"Arghtt!."

"Kyuhyun...apa yang kau lakukan!." Bentak Sunny, sedikit mengelus dadanya. sesungguhnya ia tau apa maksud dari namja angkuh itu..bersikap demikian

"Waeee? Aku tak salah apapun bukan?." Kyuhyun menyilangkan lengan di dadanya dan kembali menaikkan kedua kakinya di atas meja. Sama sekali tak menaruh hormat pada Pendidiknya tersebut. Dan tak peduli mantan teman sebangkunya masih merintih sakit.

"Hhh...Sungminnie, kau bisa duduk di sebelah Kyuhyun." Ujar Sunny kemudian.

"M-mwo? t-tapi Seonsaengnim a—aku...aku ...ti—dak ingin duduk dengannya."

"Minnie...hanya kursi itu yang kosong, cha...lekaslah duduk kita akan melanjutkan pelajaran hari ini."

Sungmin menunduk pasrah...tak ada pilihan lain selain berjalan mendekati kursi di sisi Kyuhyun. Rasa muaknya memang besar tapi tak sebesar rasa takutnya pada namja angkuh itu.

Sementara Kyuhyun hanya menyeringai tajam, kala Sungmin menduduki kursinya dengan gugup...sesekali ia melirik namja cantik itu dari ekor matanya dan terkekeh puas begitu menyadari tubuh mungil Sungmin tapak bergerak gelisah.

.

.

.

"Lee Sungmin."

Sungmin tersentak, panggilan itu memang terdengar biasa...namun tidak jika Kyuhyun yang mengucapkannya...seolah-olah suara bass itu memang benar-benar milik malaikat pencabut nyawa baginya.

Tanpa menoleh ke samping...Sungmin melipat lengan di meja dan menyembunyikan kepalanya di sana, terus seperti itu hingga pelajaran Sunny Seonsaengnim usai...bagaimanapun ketakutannya mengalahkan segalanya.

Sementara Sunny yang melihatnya hanya menghela nafas maklum, ia masih meyakni Sungmin sepertinya masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi di Sekolah barunya.

.

.

Puluhan siswa di kelas itu pun berhamburan keluar kala bel istirahat berbunyi, namun sepertinya Sungmin tak melakukan hal yang sama. Tatapan tajam yang mengintimidasinya dari sisi kanannya benar-benar telak melumpuhkan pergerakannya, bahkan untuk sekedar bernafas saja ia begitu kepayahan.

Henry dan Ryeowook memang iba melihatnya, tapi mereka tak mampu berbuat apapun jika itu dibawah kuasa Kyuhyun. mereka mendesah nafas pasrah dan keluar dari ruang kelas begitu mendapat titah isyrat dari Kyuhyun.

"Sekarang hanya kita berdua di kelas ini." Suara bass Kyuhyun kembali memecah rasa gugupnya.

Sungmin mengedarkan pandangan ke sekitar...benar! tak ada siapapun di ruangan ini selain dirinya dan Kyuhyun. Tidak! Ini terlalu mengerikan...

Namja cantik itu bergerak gusar ingin bangkit, dan lari sekencang mungkin dari tempat itu...namun sayang, Kyuhyun lebih cepat mencengkeram pergelangan tangannya dan membuatnya kembali terduduk.

.

.

.

"Mau apa kau!." Jerit Sungmin frustasi...perasaan yang berkecamuk dalam dadanya tak lagi dapat diulaskannya lagi. entah itu marah, takut, jengkel...molla semuanya seperti bercampur menjadi satu.

Tapi Kyuhyun hanya terkekeh meremehkan melihatnya, sangat menyenangkan sekali menggoda namja mungil itu hingga sepanik ini.

"Kau takut eum? Hhh...menggelikan sekali."

Sungmin meneguk ludah payah, ia begitu gugup meraba-raba ponsel pink dalam tasnya...namja cantik itu ingin secepatnya menghubungi Kangin berharap Ayahnya itu membawanya keluar dari cengkeraman Kyuhyun.

Namun tiba-tiba...

SRETT

"YACK! Kembalikan!." Sungmin kembali menjerit dengan tatapan menghunus tajam...kala Kyuhyun merampas cepat gadget itu dari tangannya. Berulang kali ia mencoba meraihnya, namun tubuhnya jauh kalah tinggi dengan namja tampan itu.

"Kembalikan ku mohon!." Sungmin nyaris menangis detik ini, namun sama sekali tak menggerakkan hati Kyuhyun untuk menghentikan semuanya. Namja tampan itu malah memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan kembali menyunggingkan seringai tajam.

"A...A...temui aku di ruang medis jika ingin ponselmu kembali." Ucap Kyuhyun seraya menyentuhkan telunjuknya tepat di bibir cherry itu. Lalu berjalan santai keluar meninggalkan Sungmin yang mengacak surai pirangnya frustasi

"SHIT! Siapa yang akan memenuhi perkataanmu Huh!" BRAAKKK. Umpat Sungmin sembari menendang kasar meja di hadapannya.

.

.

.

Skip Time

Langkahnya begitu tersendat-sendat mengiringi sorenya yang naas di hari itu. Ini tak seperti keyakinan hatinya seperti di awal...seharusnya ia tak melangkahkan kaki ke tempat ini. dan menemui namja memuakkan seperti Kyuhyun. Tapi bagaimana lagi, pelajaran sudah berakhir... haripun sudah hampir petang, Sungmin tak kan bisa menghubungi Ayahnya tanpa ponsel itu...terlebih lingkungan sekolah ini sangatlah asing bagi siswa baru sepertinya. Ah! persetan dengan rasa takutnya...yang penting Ponsel kembali dan ia bisa pulang dengan tenang.

.

.

Sungmin sedikit mengernyit begitu tiba di depan ruangan medis, pintunya sedikit terbuka...benarkah ada orang di dalam? Sungmin memberanikan diri untuk melangkah masuk...barang kali memang Kyuhyun lupa menutup pintunya.

"Aisshh! apa maksud orang itu memintaku datang ke tempat ini huh!" Gerutu Sungmin dengan bibir terpout kesal.

Namun tiba-tiba...

CKLEK

Seseorang mengunci pintunya, Sungmin berbalik kebelakang dan berjengit terkejut melihat Kyuhyun berdiri bersandar pada pintu dengan memutar kunci di tangannya.

Ya Tuhan! Sejak kapan namja itu berdiri di sana...

"Kau datang Lee Sungmin." Ujar Kyuhyun seraya berjalan pasti mendekati namja cantik di hadapanya, seringaiannya makin tajam terbentuk begitu melihat Sungmin tampak panik merambati ranjang kecil di belakangnya.

"Kembalikan ponselku!" Seru Sungmin masih dengan tatapan tak bersahabatnya, sosok di depannya bukan namja sembarangan...ia bisa saja terjebak seperti pagi tadi jika salah bertindak.

"Kau menginginkan benda ini." Kyuhyun mengambil ponsel Sungmin dari sakunya dan menimang-nimangnya sesaat.

"Tidak semudah itu Lee Sungmin."

"Apa maksudmu! Itu milikku! Kembali—Akhhh!"

Sungmin memekik terkejut, begitu Kyuhyun membalikkan tubuhnya dan menghimpitnya di ranjang hanya dalam sekali gerakan. Bagaimana bisa ia kalah cepat mengimbangi serangan namja itu, Sungmin berusaha meronta ingin melepaskan diri namun posisi setengah menungging, dengan kedua tangan yang dicengkeram di belakang punggungnya benar-benar membuatnya tak berkutik.

"SHIT! Lepaskan aku! Apa yang kau inginkan dariku Brengsek!."

"Apa kau lupa? Aku ingin memberi kejutan untukmu...satu hal yang perlu kau tau...Cho Kyuhyun tak pernah mengingkari janjinya, ingat itu."

"Persetan dengan kejutan bodohmu! K—kau berat! Menyingkir dari—Aggh! Andwaee! Hiks Toloong!." Sungmin menjerit dan meronta tak terima, kala menyadari Kyuhyun memaksa melepas belt dan celananya dari belakang. Namun berakalipun ia mencoba berontak...kekuatannya tak cukup kuat melepaskan belenggu namja tampan itu.

"Tak ada satupun yang mendengarmu Lee Sungmin, kau tak akan mengerti betapa menakjubkan kuasa ku di sekolah ini, jangan sekalipun mencari masalah denganku. Karena sulit bagiku melepas mangsaku." Bisik Kyuhyun sembari menarik turun kain terakhir yang membungkus bagian intim Sungmin, memperlihatkan belahan daging mulus di hadapannya.

"Hiks...ku mohon jangan laku—kan apapun padaku, M—maafkan aku t—telah menam—parmu." Isak Sungmin terbata-bata.

"Ssshh...tak perlu menangis Sayang, bukankah sudah kukatakan...aku hanya ingin memberimu kejutan."

'Slipp'

"Arghh~ Ah! A—apa yang kau masukkan?." Tubuh mungil itu berjengit terkejut, begitu Kyuhyun memasukkan sesuatu ke dalam rektumnya...terasa sedikit perih dan mengganjal, itu benar-benar membuatnya tidak nyaman. Benar kata Henry...Kyuhyun sangat berbahaya dan mengerikan.

"K—Kyuhyun! Ku mohon keluarkan!"

"Ini kejutan yang kuberi sebagai hadiah awal pertemuan kita Lee Sungmin." Desis Kyuhyun tepat di telinga Sungmin, dengan sigap ia kembali menarik celana Sungmin ke atas...dan membuatnya kembali utuh seperti semula.

"Ugh." Sungmin sedikit mengernyit begitu Kyuhyun memutar balik tubuhnya menjadi telentang, ia kembali terisak takut...tampak bulir kristal bening merembas dari sudut matanya.

Sementara Kyuhyun hanya terkekeh senang melihat namja mungil itu menggigil takut, ia makin menindih Sungmin dan menjilat seduktif bibir cherry yang tampak basah itu.

"Hubungi aku...jika kau ingin benda itu terlepas dari tubuhmu."

Sungmin membelalak tak percaya. Apa-apaan orang ini! tidakkah Kyuhyun selalu bertindak seenaknya sendiri...ia tau pasti, namja angkuh itu pasti telah mencuri nomor ponselnya.

"Tidak akan!" Geram Sungmin.

"Geurrae, bagaimana jika seperti ini eum?."

Klik

DRRRRRRRRR

Tiba-tiba saja benda asing yang bersarang dalam rektumnya bergetar maksimum, begitu Kyuhyun menekan tombol dalam genggamannya.

Sungmin membelalak dengan tubuh melengkung ke atas, benda itu seperti bergerak memutar...semakin jauh mengorek rektumnya. Berulang kali ia menggeleng kasar...dengan tangan menggapai-gapai ke atas, meminta Kyuhyun menghentikan semuanya, namun namja tampan itu hanya menyeringai puas melihatnya.

"A—AHHH! Henti—khann...nnnh~ Anghhh! Hiks...aahh."

Klik

Tubuh mungil itu jatuh menghempas ranjang, begitu Kyuhyun mematikan benda nirkabel miliknya, ia mengelus pipi Sungmin dan kembali berbisik di telinganya.

"Jadi kau tau apa kesimpulan dari semua ini bukan? Telfon aku jika kau menginginkanku mengeluarkan vibrator itu. Ingat...aku bisa kapanpun membuat tubuhmu bereaksi seperti tadi, meski kau di rumah sekalipun." Desis Kyuhyun sembari mengelus pinggul Sungmin.

Ia beralih bangkit dari tubuh mungil itu, dan meletakkan ponsel pink tersebut di dada Sungmin.

"Nomorku sudah terimpan di dalam ponselmu, bersiaplah benda itu bisa bergetar kapanpun sesuai keinginanku."

"Brengsek!."

Sungmin bangkit untuk duduk dan berlari secepat mungkin keluar dari tempat terkutuk itu meninggalkan Kyuhyun yang masih memandangnya lekat dengan seringai terkembang di bibir merahnya.

"Manis sekali." Gumamnya lirih.

.

.

.

.


"Aiggo...Chaggi, apa yang—

TAP...TAP...TAP

Leetuk membulatkan mata tak percaya, melihat buah hatinya berlari begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun, itu sama sekali bukan Sungmin kecilnya yang ceria, terlebih wajah anak itu terlihat sembab.

"Y—yeobbo apa yang terjadi pada Minnie?."

Kangin tampak melonggarkan dasinya dengan menghela nafas berat. "Entahlah... semenjak aku menjemputnya tadi, Minnie sudah bersikap demikian. Bahkan di dalam mobilpun...anak itu hanya tidur, sama sekali tak banyak bicara seperti biasanya."

Leetuk menatap panik, pasti sesuatu yang buruk terjadi pada Sungmin hingga membuatnya begitu pendiam seperti itu. Cepat-cepat pasangan suami istri itu menapaki anak tangga, demi memastikan kondisi Putra tunggalnya itu.

.

.

.

"Chaggiya...buka pintunya ne...Eom—

"Biarkan Minnie sendiri Eomma!"

Baik Kangin maupun Leetuk tampak berjengit terkejut,mereka tak pernah mendapati Putranya mengunci pintu seperti ini sebelumnya.

"Hhh...sepertinya, anak itu masih kesal karena keputusan kita...sebaiknya kita memberinya waktu untuk menenangkan diri Yeobbo." Tenang Kangin sembari mengusap lengan Leetuk yang direngkuhnya.

"Apa Minnie baik-baik saja? Aku mencemaskannya Kanginnie."

Anggukan dan senyuman hangat suaminya, begitu menegarkannya...ia mencoba mendengarkan ucapan Kangin, dan memberi waktu pada buah hatinya untuk menenangkan diri. Barang kali memang benar...Sungmin terlalu kesal karena harus beradaptasi dengan lingkungan barunya.

"Panggil Eomma jika kau membutuhkan sesuatu Chaggi." ucap Leetuk sembari menyentuh pintu kamar Putranya, sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.

.

.

.

"Bagaimana cara aku mengeluarkannya?." Sungmin tampak mengacak surai frustasi begitu mendudukkan dirinya dalam posisi mengangkang di sebuah cermin besarnya. Rektumnya memang telah terekspose sempurna, tapi...bagaimana cara ia menarik keluar benda asing dari dalam sana...sebelum benda itu kembali bergetar dalam tubuhnya.

Sungmin mengamati jari telunjuknya, barangkali dengan jari itu ia bisa menyelesaikan semuanya. Ia menjilat telunjuknya, melumasi jari mungil itu dengan salivanya...merasa cukup basah, Sungmin membawanya untuk menusukkannya di rektumnya sendiri.

"A—ahhh~." Desah Sungmin begitu satu ruas jari itu melesak masuk, ia sedikit mendongakkan kepala...meski perlahan, namun penetrasi telunjukknya benar-benar terasa nikmat. Dan ini pertama kali bagi namja cantik itu melakukannya.

Namun tiba-tiba saja...

DRRRRRRR

"AAAAARHHHH! Ahh~ arhnnn...mhhmpph!." Sungmin mencabut paksa jarinya, begitu benda asing dalam rektumnya bergetar keras. Namja cantik itu mati-matian membekap bibir, dengan tubuh menggelepar liar di atas ranjang, ia tak bisa melakukan apapun selain mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dan kembali menghempasnya di ranjang, kala vibrator itu semakin kasar menumbuk prostatnya.

"Nggaahhh~ ah! ah!...K-Kyuhyuunn!."

,

.

.

,

.

TBC

.

Annyeoooongggg Chingu Sayaaaang...

Chaa sembari menunggu respon/ Review A Winter Story...Author datang bawa FF baruuu

*Near Dark jadi di buat sequel berchapter...tapi masih proses, sabar neee ^^

Untuk FF ini...lanjut atau Delete Chingu?

Mohon Reviewnya ^^

Author ingin tau...panaskah ff ini dilanjutkan atau tidak

Annyeeooong

Saranghaaaaeee