CAN I GET YOU BACK?

Author : Love Panda [Mika]

Pairing : Wu Yifan x Huang Zitao / Kristao / Taoris

Cast : EXO

Genre : Romance, Family

Rated : T

Disclaimer : Semua tokoh milik mereka sendiri. Saya tak memiliki hak apa-apa selain cerita ini.

Warning : Yaoi, Boys Love, Typo, Mpreg, etc.

Summary :

Sebagai anak, Yitao tentu saja ingin memiliki keluarga utuh yang bahagia. Karena itu ia mencoba untuk menyatukan kembali orangtua-nya yang sudah lama bercerai.

Note :

Maaf ya chap 2 nya baru di publish sekarang. Buat yang tanya siapa si cewek cinta pertama Kris & suami kedua Tao, jawabannya ga ada sih. Soalnya aku sengaja bikin tokoh mereka tanpa nama, jadi kalian bebas bayangin siapa mereka. Selamat membaca ~ XD

Start : 13 Desember 2013

Finish : 28 Desember 2013

***TMCY***

Chapter 2

Zitao dan Yifan saling pandang. Rasa canggung itu masih menemani keduanya.

"Yitao pasti pelakunya," Zitao memulai pembicaraan.

"Ya. Padahal setelah hari itu pikir dia akan membenciku. Perbuatannya kali ini diluar perkiraanku," Yifan meraih kopinya dan membiarkan aroma cairan hitam itu menyapa penciumannya.

"Hari itu? Apa yang terjadi?"

"Aku menceritakan alasan perceraian kita padanya."

Zitao pun menatap laki-laki yang tengah meminum kopinya itu dengan tidak percaya. "Kenapa kau memberitahunya? Dia masih 15 tahun, Yifan! Belum waktunya kita menceritakan hal itu."

"Dia memaksaku, Zitao."

Laki-laki cantik itu pun menarik nafas berat. "Aku ingin memarahimu tapi percuma, semuanya sudah terjadi."

Keduanya pun sibuk dengan kopinya masing-masing. Kembali berdua setelah sekian lama membuat mereka canggung satu sama lain. Apalagi kenangan terakhir mereka begitu buruk. Lagipula selama ini bila mereka bertemu pasti ada Yitao dan Sehun diantara mereka.

"Tao."

Zitao seketika menatap Yifan yang tiba-tiba saja memanggilnya. Sedikit risih karena mantan suaminya itu memakai nama panggilannya dulu.

"Benarkah semuanya tidak bisa kembali lagi?"

Zitao mengerti apa yang dimaksud Yifan barusan. Dan gelengan kepala menjadi balasannya.

"Aku pergi."

Perlahan Zitao menaruh gelas kopinya yang sudah kosong dan segera pergi dari sana. Dan sekali lagi Yifan ditinggalkan dengan dinginnya.

"Maaf."

***TMCY***

Yitao benar-benar kecewa karena rencananya gagal. Ia biarkan kepalanya terbaring lemah diatas meja makan.

"Berhenti cemberut dan makanlah."

Yifan muncul sembari membawa Pizza ditangannya dan kemudian menyerahkan makanan lezat itu kearah Yitao.

"Tak adakah hal yang bisa membuat Mama terpesona lagi dengan Papa? Atau setidaknya ada kenangan indah yang tersisa diantara kalian yang bisa dimunculkan lagi dan membuat hati Mama luluh?" Yitao mengambil 2 potong pizza dan segera memakannya. Sifat rakusnya benar-benar turunan Zitao.

"Sayangnya tidak ada."

"Benarkah sama sekali tidak ada?" Tak peduli mulutnya masih penuh dengan makanan ,Yitao kembali bertanya.

Yifan menggeleng pelan dan dibalas dengan wajah cemberut sang anak.

"Bisakah Papa menceritakan kenapa Mama dan Papa bisa bersama dulu? Mungkin nanti aku akan dapat petunjuk."

Dan senyuman pun terlihat begitu jelas diwajah tampan Yifan.

"Sebenarnya Papa jatuh cinta pada Mama-mu pada pandangan pertama."

***TMCY***

Yifan bertemu dengan Zitao ketika tidak sengaja ia melihat pemuda itu bermain basket. Dan hanya dengan itu Yifan jatuh hati padanya. Awalnya ia hanya mengawasi Zitao dari jauh. Tapi suatu hari, hari dimana Zitao tengah patah hati karena baru putus dengan pacarnya, mereka berkenalan. Semenjak kejadian itu, mereka berdua pun semakin dekat. Dan tak butuh waktu lama bagi mereka untuk mencapai status pasangan.

.

.

.

Yifan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Zitao yang kini tengah menyandarkan kepalanya didada laki-laki itu.

"Tao."

"Ya?"

"Setelah aku lulus kuliah nanti," perlahan Yifan membawa wajah Zitao untuk berhadapan dengannya. "Menikahlah denganku."

Dan Zitao pun menarik kepala Yifan dan mencium bibir sang kekasih. Mengalirkan seluruh cintanya melalui sentuhan manis itu.

***TMCY***

Yitao menatap heran kertas-kertas ditangannya. Saat mengacak-acak lemari Yifan ia menemukan puluhan amplop kosong, kertas surat dengan background panda, kertas kado dan beberapa benda lain yang membuat remaja itu semakin bingung.

Sejak kapan ayahnya mengkoleksi barang-barang manis macam itu?

Mengambil salah satu pack amplop, Yitao segera berlari menuju ruang tengah dimana sang ayah tengah sibuk menonton berita.

"Pa, sejak kapan Papa mulai mengumpulkan barang manis begini?" Yitao segera mendudukkan tubuhnya disamping Yifan sembari menunjukkan amplop ditangannya.

Tersenyum, Yifan mengambil amplop tersebut. "Papa tidak mengumpulkannya, kok. Papa beli karena Papa memang perlu."

"Hah? Aku tak pernah tahu Papa sering berkirim surat."

"Memang tidak," Yifan menatap sendu amplop ditangannya. "Papa hanya mengirim surat sepihak untuk Mama-mu. Dia tidak pernah membalasnya karena surat-surat itu tak pernah sampai padanya."

***TMCY***

Salon sedang ramai saat itu, tapi Zitao memilih istirahat dan membiarkan para pegawainnya yang melayani para tamu.

Sibuk menata rambutnya sendiri, tiba-tiba Zitao mendapat kunjungan tak terduga. Sehun segera duduk dipangkuan laki-laki cantik itu sedangkan Yitao memeluk sang Ibu dari belakang.

"Ada urusan apa kalian tiba-tiba kesini?" Zitao menatap kedua anaknya bergantian. "Kalian tidak sedang minta dibelikan sesuatu, kan?"

"Sehun ingin beli Game baru!" Si bungsu menjawab dengan semangat.

"Iya!" Yitao membalas tak kalah semangat, tapi tiba-tiba remaja tampan itu menggeleng. "Sebentar, kita kesini bukan untuk itu, Hun!" Dengan gemas Yitao mencubit pipi sang adik.

"Sakit!" Sehun memukuli Yitao yang hanya ditanggapi dengaan tawa oleh sang kakak.

"Berhenti kalian berdua!" Zitao menghentikan aksi balas dendam Sehun. "Jangan pukul kakakmu, oke?" Pintanya kemudian sambil mencium pipi Sehun yang tadi jadi korban cubitan.

"Oke," Sehun membalas patuh.

"Dan kau juga. Jangan ganggu adikmu!" Zitao menatap Yitao yang masih berdiri disampingnya. Setelah melihat remaja itu mengangguk, ia pun meraih tangan sang anak tertua. "Ada apa?"

"Aku dan Sehun ingin melihat rumah Mama."

"Memangnya ada apa dirumah?"

"Maksudku rumah Mama saat dengan Papa dulu," Yitao menjelaskan sembari tersenyum bahagia, tak memperhatikan Zitao yang tiba-tiba terdiam.

***TMCY***

"Sehun, hati-hati!" Teriak Zitao pada Sehun yang sudah lebih dulu keluar dari dalam mobil diikuti oleh Yitao.

Menghela nafas, Zitao ikut keluar. Seketika sebuah rumah mungil yang indah menjadi hal pertama yang menarik perhatiannya. Dihalaman sudah menunggu Sehun, Yitao dan seorang wanita tua yang ia ketahui sebagai tetangganya dulu.

"Nyonya Lau? Kenapa ada disini?"

"Yifan memintaku untuk menjaga rumah ini selama kalian berdua tidak ada. Ayo masuk!" Nyonya Lau pun membawa Zitao bersama anak-anaknya kedalam rumah. Senyuman tak lepas dari wajahnya.

"Kebetulan sekali aku baru membersihkan rumah ini tadi pagi," wanita tua itu meraih tangan Zitao dan menyimpan sesuatu ditelapak tangan laki-laki cantik itu. "Ini kuncinya. Welcome back."

Dengan itu Nyonya Lau pergi berbarengan dengan teriakan Yitao. "Ayo kita berkeliling!"

"Ay-yo!" Balas Sehun. Dan dalam sekejap mereka berlari meninggalkan Zitao yang masih terdiam ditempatnya.

Rumah ini memunculkan segala kenangan indah dan buruk dalam otaknya. Membuat hatinya sesak. Mencoba menjernihkan pikirannya, Zitao mulai berjalan untuk mencari anak-anaknya. Setelah keluar dari ruang tamu, Laki-laki itu berjalan keruang makan. Dan Zitao tak pernah menyangka akan melihat pemandangan itu saat ini.

Dimeja makan tersusun rapi alat-alat makan beserta lilin yang padam ditengahnya. Disana juga terdapat sebuah kado manis tersimpan. Selain itu didinding tergantung kain bertuliskan 'Happy 16th Wedding Anniversary!' beserta berbagai hiasan lain yang manis.

Meraih kotak Kado yang berada diatas meja makan, Zitao mulai membukanya. Dan didalam sana terdapat sebuah dompet cantik bermotif Leopard beserta sebuah amplop.

Meski sedikit ragu, Zitao membuka amplop tersebut dan mengambil kertas yang terlipat didalamnya. Perlahan, ia mulai membaca surat tersebut.

'Selamat Hari Ulang Tahun Pernikahan ke-16!

Tahun ini pun kau masih belum kembali menjadi istriku, walaupun begitu seperti tahun-tahun sebelumnya aku merayakan Hari Pernikahan kita dulu.

Semoga kau suka dengan hadiahnya. Aku tahu kau masih menyukai barang-barang bermotif Leopard macam itu ^^

Huang Zitao. Aku mencintaimu'

"Kenapa?"

Melangkahkan kakinya, Zitao berjalan menuju kamar. Dan pemandangan didalam ruangan itu malah membuatnya lebih kaget. Disana, diatas tempat tidur bertabur bunga mawar yang telah layu dan dimeja rias tersusun kotak-kotak kado beragam ukuran dan warna yang menarik perhatian.

Mengambil kado yang terletak paling atas, Zitao kembali mendapati sepucuk surat beserta sebuah cincin manis.

'Selamat Ulang Tahun Tao!

Semoga di umurmu yang ke-36 ini hidupmu lebih bahagia.

Tao, aku mencintaimu.'

Zitao kemudian meletakkan kado tersebut diatas tempat tidur dan kemudian mengambil kado yang lain. Kali ini isinya sepucuk surat dan sebuah kalung ber-bandulkan salib.

'Selamat Hari Ulang Tahun Pernikahan ke-15!

Tahun ini kau baru saja kehilangan suamimu.

Kumohon, jangan bersedih. Jangan menangis lagi. Masih ada aku disini, aku yang akan terus menjaga dan melindungimu.

Huang Zitao, aku akan selalu ada untukmu. Selamanya.'

Kembali, Zitao membuka kado yang lain.

'Selamat Ulang Tahun Tao!

Sekarang kau sudah kepala tiga.

Tapi, kau tetap terlihat indah dan muda, aku sendiri tak percaya.

Aku mencintaimu Tao, malaikatku.'

Lagi.

'Selamat Hari Ulang Tahun Pernikahan ke-10!

Aku tak sadar 10 tahun sudah berlalu semenjak hari pernikahan kita.

Meski kau sudah memiliki suami lagi dan meninggalkanku.

Aku masih mencintaimu Tao.

Sangat mencintaimu.'

Lagi…

'Selamat Ulang Tahun Tao!

Diumurmu yang ke-26 ini kau tetap yang paling indah untukku.

Semoga rahmat Tuhan terus menyertaimu.

Dan saat ini pun aku tetap dan akan selalu menyayangimu.

Dan lagi.

'Selamat Ulang Tahun Pernikahan ke-5!

Ah, tapi masih bolehkan aku mengucapkan kata-kata itu padahal saat ini kita sudah bercerai dan kini kau menikah dengan laki-laki lain?

Hari itu akhirnya kita bertemu dan mebuatku begitu bahagia. Tapi, kau malah membawa mimpi buruk itu padaku. Apa ini bentuk balas dendammu ?

Melihatmu bahagia dipelukan laki-laki lain membuatku menderita. Semakin parah saat anak kandungku malah memanggil-nya 'Ayah'. Bukan padaku.

Aku tak sanggup melihatnya.

Aku mencintaimu. Masih mencintaimu, tapi kau tak peduli.

Kalau begini terus lebih baik aku mati.

Mati.

Sehingga aku tak perlu merasakan sakit ini lagi.'

Seketika Zitao jatuh terduduk sembari menutup mulut dengan tangan kanannya. Air mata sudah mengalir deras dari kedua bola matanya.

Zitao ingat hari itu. Beberapa bulan setelah pernikahan keduanya, Yifan mengalami kecelakaan tunggal. Ia mengantuk saat menyetir katanya. Tapi, sebuah kalimat janggal sempat keluar dari mulut mantan suaminya itu.

'Tuhan masih ingin menghukumku dan tak membiarkan aku pergi.'

Saat itu ia heran, tapi ia tak mau peduli. Ia sudah memiliki keluarga baru dan Yifan bukanlah sumber kebahagiannya lagi.

Kenyataan Yifan sempat mencoba bunuh diri benar-benar menampar Zitao kini.

Semua hadiah ini, semua ucapan ini, masih begitu besarkan cinta Yifan untuknya?

Tapi, bukankah ia yang pertama berkhianat? Ia yang berselingkuh dibelakangnnya, dia yang pergi menjauhinya, dia yang tak lagi menganggap Zitao ada! Kenapa terlihat masih mencintainya?

"Kalau kau masih mencintaiku, kenapa kau malah bersama wanita itu?!"

Zitao berteriak dan air mata semakin deras mengalir. Ia biarkan kepalanya tertelungkup diatas tempat tidur dan menangis disana. Tak berapa lama Yitao dan Sehun datang. Dan kedua bocah itu memeluk Zitao dan menenangkannya.

***TMCY***

Nyonya Wu tak bisa menahan keterkejutannya saat menatap tamunya kini.

"Ibu."

"Astaga, Zitao!" Ia pun segera menarik masuk mantan menantunya itu dan membawanya duduk di ruang tamu.

"Maafkan Ibu, maafkan Yifan, Zitao. Maafkan kami berdua yang menyakitimu," dan dengan cepat Nyonya Wu memeluk Zitao dengan erat.

"Ibu tak salah, kok. Aku juga sudah memaafkan, Yifan," perlahan Zitao mengusap air mata wanita tua itu.

"Tapi Ibu sudah gagal mendidiknya sehingga ia melakukan hal hina itu. Ini salah Ibu!"

"Sudah, Bu. Tak apa-apa. Bukan salah Ibu."

Nyonya Wu pun berusaha menahan tangisnya dan menghapus jejak-jejak air mata dipipinya. "Ibu kaget sekali Zitao datang. Ada apa?"

Zitao pun tersenyum. "Aku ingin betanya tentang Yifan," ia sempat menghirup nafas dalam sebelum kembali melanjutkan. "Apa yang Yifan lakukan saat aku pergi? Bagaimana perasaannya?"

Dengan lembut Nyonya Wu mengelus kedua pipi Zitao dan mengusap kepalanya lembut.

"Dia seperti orang gila saat itu. Kami sempat mencari kerumah orangtua-mu, tapi ternyata kalian sekeluarga sudah pindah dan tak ada yang tahu kemana. Yifan kemudian mulai mencarimu kesemua tempat. Ia bahkan sempat cuti kerja selama sebulan untuk mencarimu."

"Ia juga begitu khawatir dengan kandunganmu. Ia bahkan sempat tak tidur tiga hari karena memikirkan kondisimu dan bayi kalian berdua. Ia juga sempat membeli baju-baju bayi, peralatan makan bayi, semuanya. Meskipun pada akhirnya semua itu tak terpakai. Bahkan saat bulan kesembilan kandunganmu, ia sampai masuk rumah sakit karena terlalu stress. Apa kau sudah melahirkan? Bayinya laki-laki atau perempuan? Apa prosesnya lancer? Apa kalian berdua baik-baik saja? Pertanyaan itu terus saja keluar dari mulutnya. Anak bodoh itu."

"Ya. Yifan bodoh," dan seketika Zitao dan Nyonya Wu tersenyum besama.

"Semoga kebahagian terus menyertaimu, nak."

***TMCY***

"Aku pulang!"

Yifan masuk kedalam rumahnya yang dulu sembari membawa dua kantong plastik besar ditangannya.

Menurunkan dan merapihkan semua bekas perayaan ulang tahun Tao beberapa bulan yang lalu, Yifan mulai memasang yang baru. Dengan susah payah Yifan memasang kain bertuliskan 'Happy 16th Wedding Anniversary!' di dinding ruang makan. Ia juga menempelkan hiasan lain berbentuk hati dan juga bintang disekelilingnya.

Setelah itu ia mulai memasak dan kemudian menyimpan makanan-makanan itu diatas piring yang sudah tertata dengan rapi. Ia juga menyimpan kado untuk Zitao di meja makan. Melihat waktu di jam tangannya, Yifan mulai menunggu.

.

.

.

Perlahan, Yifan terbangun oleh sinar mentari pagi. Dan setelah kesadarannya telah terkumpul sepenuhnya, Yifan hanya bisa tersenyum simpul. Zitao tak datang. Laki-laki itu pun mulai memakan makanan yang sempat ia siapkan tadi malam itu dalam kesendirian.

***TMCY***

Dengan ragu Yifan duduk dimeja makan.

"Benarkah Mama-mu yang mengundang Papa? Atau ini hanya jebakan seperti waktu itu?" Dengan curiga Yifan menatap sang anak.

"Benar, kok. Mama yang megundang Papa."

Sebelum kembali bertanya, Zitao sudah terlebih dulu datang sembari membawa masakannya.

"Ayo mulai makan~"

Setelah berdoa bersama, Zitao segera memasukkan nasi kedalam mangkok Yifan dan menyerahkannya pada laki-laki itu. Dan hal tersebut mengingatkan kembali kenangan saat mereka masih menikah dulu.

Acara makan malam itu benar-benar seperti makan malam keluarga dan Yifan tak bisa menahan kebahagiannya. Meskipun masih ada perasaan bingung dihatinya. Kenapa tiba-tiba Zitao bersikap baik padanya?

"Yitao, cepat kerjakan PR-mu! Ajak Sehun juga," titah Zitao setelah selesai membereskan sisa-sisa akan malam.

"Oke!" Yitao pun segera membawa Sehun menaiki tangga menuju kamarya dilantai dua. Meninggalkan Yifan dan Zitao berdua saja.

"Yifan," panggilan Zitao barusan sempat mengagetkan laki-laki tampan itu.

"I,,, iya?"

"Apa gege senang?"

Seketika jantung Yifan berdetak makin cepat, Zitao baru saja memanggilnya 'Gege', panggilan yang sudah tak ia dengar lagi dari mulut laki-laki cantik selama belasan tahun.

"Ya. Aku sangat senang. Terima kasih sudah mengajakku."

Zitao pun tersenyum dan kemudian menyentuh wajah Yifan. "Tak perlu berterima kasih, ge. Bukankah keluarga itu memang harus makan malam bersama?"

Detik itu juga Yifan segera memeluk Zitao dengan amat erat.

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu, Tao. Kembalilah padaku, kumohon."

Dengan lembut Yifan melepaskan pelukan itu dan kini meraih kedua tangan Zitao dan kemudian menggenggamnya.

"Maukah kau menikah denganku lagi, Tao?"

Senyuman yang amat cantik pun muncul diwajah Tao. "Aku mau."

Yifan dan Zitao pun berciuman, satu sentuhan singkat yang terasa begitu manis dan berharga.

Tak berapa lama terdengar suara derap langkah dari tangga dan bisa mereka lihat Yitao dan Sehun berlari menghampiri.

"Yeah! Papa dan Mama mau menikah lagi!" Yitao yang tak bisa menahan kebahagiannya lagi segera memeluk kedua orangtuanya.

"Sehun juga punya Papa lagi!" Si anak bungsu pun tak mau kalah. Ia segera duduk dipangkuan Yifan.

Dan kini mereka berempat pun saling berpelukan dengan hangat.

***TMCY***

Meskipun orangtua Zitao awalnya ragu untuk kembali menikahkan Zitao dengan Yifan, pada akkhirnya mereka setuju. Bagaimana pun kebahagian anak mereka itu yang paling penting.

Hari ini Yifan dan Zitao kembali menikah.

Memang tak semeriah pesta pernikahan mereka yang pertama, meski begitu pernikahan mereka kali ini terasa begitu berarti.

Setelah segala penderitaan dan rasa sakit itu, mereka berdua tetap bertahan. Dan mereka tahu, kali ini mereka tak akan pernah terpisahkan. Pernikahan kali ini akan terus bertahan hingga maut memisahkan keduanya.

"Ayo saatnya berfoto!"

Yifan dan Zitao pun segera menatap kearah kamera dengan senyuman diwajah mereka. Yitao sendiri berdiri disamping Zitao semenara Sehun digendong oleh Yifan.

"Satu… dua… tiga."

Click!

THE END

Makasih karena sudah membaca sampai akhir.

Ditunggu loh Review –nya ~ XD