CAN I GET YOU BACK?

Author : Love Panda [Mika]

Pairing : Wu Yifan x Huang Zitao / Kristao / Taoris

Cast : EXO

Genre : Romance, Family

Rated : T

Disclaimer : Semua tokoh milik mereka sendiri. Saya tak memiliki hak apa-apa selain cerita ini.

Warning : Yaoi, Boys Love, Typo, Mpreg, etc.

Summary :

Sebagai anak, Yitao tentu saja ingin memiliki keluarga utuh yang bahagia. Karena itu ia mencoba untuk menyatukan kembali orangtua-nya yang sudah lama bercerai.

Note :

Buat yang berharap ini chapter 2, maaf ya ini masih chapter 1. Kemarin fanfic ini kena remove admin ffn jadi aku publish ulang sekarang. Untuk yang sudah kasih review dan nge'follow juga nge'fav fanfic ini, terima kasih banget. Kalau selama seminggu fanfic ini selamat ga di remove lagi, chapter 2 nya bakal aku publish. Sekali lagi, maaf ya.

Start : 04 Desember 2013

Finish : 09 Desember 2013

***TMCY***

Dengan perlahan Yitao membuka pintu dihadapannya. Dan setelahnya ia langsung menemukan sang Ayah yang tengah menandatangani kertas-kertas dimeja kerjanya.

"Sepertinya aku datang terlalu cepat," remaja itu pun segera mendudukkan dirinya berhadapan dengan laki-laki tengah baya yang masih terlihat sibuk itu.

Yifan merilik jam tangannya dan kemudian menyimpan pekerjaannya di atas meja. "Jam Istirahat masih 20 menit lagi. Apa yang membawamu datang secepat ini, Yitao?"

"Mama sudah pergi sejak pagi, jadi aku langsung saja datang ke sini."

"Mama-mu pergi kemana memangnya?"

"Pergi ke makam Ayah."

"Ah," Yifan membenarkan letak kacamatanya. Seketika wajahnya menjadi terlihat sedih.

Dengan seksama Yitao menatap Ayahnya, sebuah pertanyaan tiba-tiba terlintas di otaknya.

"Papa masih sayang Mama, kan? Sekarang Mama sudah sendiri lagi, jadi kenapa kalian tidak menikah lagi saja?"

"Ya, Papa masih sangat mencintai Mama-mu. Tapi, kenyataannya tak semudah itu, Yitao," perlahan Yifan melepas kacamatanya, ia sandarkan punggungnya yang lelah ke sandaran kursi.

"Kenapa?" Yitao merengut. "Sebenarnya apa alasan Papa dan Mama bercerai dulu? Beri tahu aku, Pah," Yitao memaksa Yifan dengan tatapan matanya yang merajuk.

"Kau benar ingin tahu? Mungkin setelah ini kau akan membenci Papa."

Yitao pun menunjukkan wajah herannya mendengar peringatan Yifan. Tapi kemudian ia mengangguk. "Aku ingin tahu."

Yifan pun kembali melirik jam tangannya dan kemudian menatap anaknya.

"Keluarkan bekal dari Mama-mu. Papa akan menceritakannya sembari kita makan siang."

Yitao pun menurut, ia keluarkan bekal makan siang yang Zitao buat untuk nya dan menyerahkan kotak bekal yang lain kepada Yifan.

"Ayo mulai ceritakan padaku, Pah!"

Membuka kotak bekal-nya, sebuah senyuman getir pun tercetak di Yifan. "Semua ini dimulai semenjak satu tahun peringatan pernikahan kami. Saat itu…"

***TMCY***

Seminggu yang lalu Yifan dan Zitao baru saja merayakan satu tahun peringatan pernikahan mereka. Tak mewah, hanya makan malam bersama dan sex panas sebagai penutupnya.

Tak ada jalan-jalan, kencan maupun acara bulan madu kedua seperti apa yang mereka rencanakan sebelumnya. Belakangan ini mereka berdua semakin sibuk dengan pekerjaannya masing-masing dan hal itu membuat waktu mereka bersama semakin berkurang.

Pekerjaan yang membuat stress dan hubungannya dengan Zitao yang hanya berjalan begitu datar sedikit banyak membuat Yifan jenuh. Saat itulah orang itu datang kembali dalam hidupnya, cinta pertama Yifan.

Awalnya Yifan hanya ingin kembali mengenang kisah cintanya dulu. Tapi, entah mengapa hal itu malah menjadi semakin serius. Dia bahkan seakan-akan lupa kalau ia masih memiliki Istri yang menunggunya di rumah.

.

.

.

Dengan wajah yang masih mengantuk dan bau parfume wanita menguar dari kemejanya, Yifan masuk kedalam rumahnya.

Gelap dan sunyi. Yifan heran. Ini masih jam 1 malam dan biasanya Zitao masih terjaga dan menunggunya sembari menonton Televisi.

Tak begitu peduli, Yifan masuk ke dalam kamar. Dan kembali ia heran, Zitao tak ada disana. Padahal awalnya ia pikir istri-nya itu mungkin lelah dan memilih untuk tidur lebih awal. Ia pun pergi melihat ke kamar mandi, tapi disana kosong. Yifan pun segera mencari Zitao diseluruh bagian rumah. Namun, pemuda itu tak bisa ia temukan.

Mencoba untuk tidak berpikir buruk, Yifan memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya. Dan disanalah ia menemukan sebuah surat tergeletak di Meja Rias. Seketika, skenario terburuk muncul di otak Yifan.

Perlahan, Yifan membuka surat itu dan membacanya.

'Untuk Wu Yifan Tercinta,

Aku pergi.

Hampir dua bulan ini kau mulai menjauh dariku. Kau mulai mengacuhkanku, tidak mempedulikan aku lagi.

Awalnya kau hanya pulang terlambat, tapi semakin sering dan semakin lama. Bahkan kau pernah tidak pulang selama beberapa hari.

Aku selama ini diam bukan berarti aku tidak tahu. Aku tahu selama ini kau terus menemui wanita itu. Kau berselingkuh dengannya.

Aku sempat berharap semua ini akan berakhir, tapi aku sudah tak bisa menahannya lagi. Mama bahkan semakin mendesakku, kau tahu kan sebenci apa ia dengan hubungan kita dulu?

Ge, aku juga ingin memberitahukan hal lain padamu. Sebenarnya aku ingin mengatakan ini langsung padamu. Tapi aku harus buru-buru, Mama sudah memesankan tiket kepulanganku.

Yifan gege, aku hamil.

Usia kandungannya sudah menginjak 2 bulan sekarang. Aku sendiri baru mengetahui tentang ini satu minggu yang lalu saat kau tidak pulang ke rumah.

Aku sudah menyiapkan surat perceraian untuk kita. Aku juga sudah menandatanganinya.

Terakhir, aku hanya ini berterima kasih untuk kasih sayang yang dulu selalu Yifan ge berikan untukku. Semoga kau bisa bahagia dengannya. Selamat tinggal.

Dari Mantan Istri-mu, Huang Zitao.'

Yifan pun menutup surat itu dan menatap Surat Cerai yang kini ada ditangannya. Tiba-tiba tubuhya terasa lemas, ia jatuh tertuduk. Dan dalam keterdiamannya, air mata itu perlahan menetes dari kedua matanya.

.

.

.

'The past me was too selfish, only caring about myself
The past me was too foolish, to understand your heart
The me of now is changing every day
Clearly, you're not by my side
But I am changing because of you, because of the love you gave me,

***TMCY***

Yitao menutup kotak bekal-nya. Matanya terlihat memerah.

"Papa selingkuh saat Mama mengandung aku."

"Kau boleh membenci Papa kalau kau mau," Yifan menatap anaknya. Keadaannya tak jauh berbeda dengah remaja 15 tahun itu.

Yitao pun berdiri dan dengan cepat meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Yifan yang kembali menangis dalam diam.

***TMCY***

Tidak. Tidak seharusnya ia mulai berpikir untuk membenci Ayahnya sendiri. Perbuatan Ayahnya dulu memang begitu memuakan. Tapi, Ayahnya sudah berubah sekarang dan Yitao tahu kedua orang tuanya itu masih saling mencintai.

"Mah," tak peduli Zitao masih sibuk memasak makan malam, Yitao memeluk dari belakang Ibunya tercinta itu.

"Ah, Yitao. Kau membuat Mama kaget," Zitao menengok kebelakang untuk menatap wajah anaknya yang tiba-tiba menjadi manja itu. "Ada apa, sayang?"

Yitao menggeleng. Melihat itu Zitao hanya tersenyum dan mengelus kepala sang anak. "Kau bisa ceritakan nanti saat kau sudah siap."

Dan Yitao pun mengangguk dan kembali memeluk tubuh Ibunya.

Ya, Ia kini sudah bertekad untuk mengembalikan keutuhan kembali keluarganya. Yitao akan membuat kedua orangtuanya kembali bersama.

***TMCY***

Yifan benar-benar tidak bisa tidur malam ini. Pikirannya masih tertuju pada kejadian tadi siang. Juga kejadian beberapa tahun silam.

Ia kembali teringat dengan hari-harinya saat ditinggal pergi oleh Zitao dulu.

Ia juga teringat dengan kedatangan kembali Zitao yang harusnya menjadi peristiwa baik untuknya berakhir dengan hatinya yang semakin terpuruk.

.

.

.

Semenjak kepergian Zitao, kehidupan Yifan pun berubah derastis saat itu juga.

Sang cinta pertama yang belakangan ini menyita perhatiannya kini tak ia pedulikan lagi. Semua itu sudah tak ada artinya lagi.

Yifan memang masih bisa menjalani hidupnya. Bekerja dan bersosialisasi bersama teman masih bisa ia lakukan. Tapi saat ia berada di rumah, perasaan sepi dan sakit itu datang padanya.

Saat membuka mata di pagi hari, tak ada Zitao disampingnya. Sarapan ia lalui sendirian tanpa ada Zitao yang menemaninya. Setelah pulang pun tak ada lagi Zitao yang menunggunya dan menyambutnya dengan hangat. Dan saat ia tertekan dengan pekerjaannya, tak ada lagi Zitao yang menghiburnya dan bisa membuatnya tidur dengan lelap.

Zitao benar-benar telah pergi meninggalkan Yifan dalam keterpurukkan ini.

Dan saat ia hampir menyerah dan mencoba lari dari kenyataan, Zitao tiba-tiba menghubunginya dan mengajak bertemu.

Saat itulah Yifan merasa hidupnya kembali. Dengan semangat ia mempersiapkan dirinya untuk pertemuan nanti. Ia bahkan sudah mempersiapkan pakaian terbaiknya. Dan dengan semua harapan yang ada ia menunggu Zitao di restoran itu.

"Maaf aku terlambat," ucapan pertama Zitao hari itu pun langsung merasuk kedalam hatinnya.

"Tidak apa-apa," Yifan berusaha bersikap tenang. "Ayo makan, kebetulan sekali makanannya baru diantar."

Zitao pun tersenyum dan mulai memenuhi mulutnya dengan hidangan lezat itu dan saat melihatnya Yifan tak henti-hentinya bersyukur.

Yifan terus mencoba berpikir positif hari itu, sangat berharap Zitao menemuinya untuk memintanya kembali berbaikan. Namun, saat acara makan itu selesai, semua mimpi indah Yifan pun berakhir.

"Kenapa kau masih belum menyerahkan Surat Cerai kita, Yifan ge?"

"Maksudmu?"

Zitao menghela nafas, terlihat lelah. "Surat Cerai kita. Kenapa belum Yifan ge serahkan ke Pengadilan?"

"Kemarin aku berencana mendaftarkan Pernikahanku dan rencana itu gagal karena ternyata aku belum resmi bercerai denganmu."

"Kau apa?" Saat itu Yifan sangat berharap pendengarannya terganggu.

"Aku akan menikah lagi."

Yifan kembali hancur hatinya.

"Karena itu, tolong tanda tangan disini," Zitao menyerahkan selembar kertas kehadapan Yifan yang masih terdiam. Itu Surat Cerai.

"Yifan ge, kumohon tanda tangan. Aku tak mau pernikahanku nanti batal."

Dan dengan itu Yifan melakukannya. Musnahlah semua harapannya yang sempat datang kembali padanya.

"Terima kasih."

Zitao pun pergi. Tak peduli lagi dengan Yifan yang menderita dalam sesalnya.

***TMCY***

Yitao menarik lengan adiknya dan membawa mereka berdua untuk duduk dibawah tangga.

"Kau ingin punya Papa lagi, kan?"

Sehun pun mengangguk dan membuat sang kakak tersenyum lebar.

"Bagus. Karena itu bantu kakak untuk membuat Mama dan Papa berbaikan."

"Papa?"

"Wu Yifan! Papaku. Suami Mama yang pertama. Kau ingat, kan?"

Sehun mengangguk lagi meski wajahnya masih terlihat bingung.

"Tapi dia kan bukan Papanya Sehun," Yitao pun menepuk keningnya sendiri mendengar penuturan adiknya yang begitu polos.

"Iya, karena itu kita harus membuat Mama dan Papa bersatu lagi. Dan setelah itu Papaku jadi Papamu juga. Kau mau?"

Sehun terlihat berpikir, matanya melirik kekanan dan kikiri mencari jawaban. "Benarkah Sehun akan punya Papa lagi?"

"Tentu saja! Kau mau ikut membantuku?"

"Oke, Sehun mau."

Satu jawaban itupun membuat Yitao yakin rencananya akan berhasil.

***TMCY***

Hari itu Yifan hanya pulang terlambat dan tentu saja Zitao tidak terlalu memikirkan tentang hal itu. Namun, di hari-hari berikutnya hal itu terus terulang dan membuatnya cemas.

Hingga seminggu semenjak kejanggalan itu terjadi, Zitao menemukan bekas lipstick di kemeja Yifan. Akhirnya ia tahu suaminya itu kini tengah berselingkuh.

Hati Zitao pun hancur seketika. Ingin sekali ia mengatakan pada Yifan kalau ia sudah tahu tentang pengkhianatannya. Tapi, Zitao takut. Zitao masih tak ingin berpisah dengannya. Karena itu ia bersikap seolah tak tahu dan menunggu Yifan untuk kembali setia dengan cintanya.

Namun, harapan Tao tak pernah terwujud. Semakin lama Yifan semakin menjauh. Laki-laki itu bahkan sudah berani tidak pulang ke rumah. Membuat Zitao semakin terluka.

Setiap hari pun dilalui oleh Zitao dalam kesendirian. Menangis disetiap malam hingga suaranya menggema memenuhi rumah yang semakin sepi dan tak hangat lagi. Yifan benar-benar telah pergi meninggalkannya.

Karena kondisi kesehatannya yang terus memburuk, Zitao hari itu melakukan check up di Rumah Sakit. Dan hasilnya jauh diluar perkiraannya.

Ia hamil.

Zitao senang tentu saja. Tapi melihat keadaan rumah tangganya sekarang, Zitao mau tak mau merasa cemas.

Malamnya ia mencoba untuk memberitahu Yifan tentang berita baik ini. Tapi suaminya itu tak pulang bahkan hingga keesokkan harinya ia tidak datang ke rumah.

Hari itu pun Zitao lalui dengan menangis tanpa henti.

Beberapa hari berlalu dan dengan air mata yang masih menggenang, Zitao pun menceritakan keadaannya pada sang Ibu. Dan hari itu juga wanita itu datang menghampirinya sembari membawa Surat Cerai dan tiket pesawat. Dan Zitao tak bisa menolak menerima semua itu. Lagipula dia memang tak ingin menolak.

Zitao telah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Yifan. Ia telah memilih untuk pergi menjauh dari laki-laki yang amat dicintainya itu dan mencoba untuk memulai hidup baru bersama anaknya.

"Selamat tinggal, Yifan ge."

Dengan itu ia melangkah pergi dari rumah impiannya bersama laki-laki itu.

***TMCY***

Menjadi orang tua tunggal bukanlah hal mudah. Apalagi Zitao masih muda untuk mengalami hal itu. Umurnya masih 21 tahun.

Terima kasih untuk Ibunya yang membuatnya menjadi lebih mudah. Namun, menjalani kehamilan tanpa Suami tetap saja terasa tak lengkap. Bagaimanapun juga Zitao masih mencintai Yifan dan masih berharap Yifan akan kembali padanya.

Zitao berjuang sendirian dimasa sulitnya dan tak ada yang lebih menyakitkan dibanding itu.

Tapi, mendapati anaknya lahir dalam keadaan sehat cukup mengobati hatinya. Ia hidup untuk anaknya kini. Dan tentu saja Zitao tak boleh menyerah.

Saat Yitao bisa berjalan, kata pertama Yitao, tangisan dan tawa Yitao, cinta Yitao. Dan segala kenangan indah bersama anaknya itu membuat Zitao semakin tegar dan menerima keadannya sebagai orang tua satu-satunya bagi Yitao.

Namun, Yitao butuh sosok Ayah dan tidak mungkin Zitao mengabaikan hal itu.

Laki-laki yang Ibunya perkenalkan itu begitu baik dan perhatian. Ia juga menerima Zitao yang sudah memiliki anak dan segala kekurangannya. Tak mungkin Zitao tak jatuh hati. Meski Yifan masih menempati bagian besar dihatinya, Zitao menerima laki-laki itu.

Mereka berdua pun siap mendaftarkan pernikahan mereka. Tapi, kenyataan lain menampar Zitao. Enam tahun telah berlalu, enam tahun Zitao meninggalkan Yifan tapi, laki-laki itu ternyata belum menceraikannya.

Dengan berat Zitao menemui Yifan. Ia sungguh ingin menangis saat akhirnya ia bisa melihat laki-laki itu lagi. Dan setelah Yifan menandatangani Surat Perceraian mereka, Zitao segera pergi dari tempat itu. Tak mau Yifan melihatnya meneteskan air mata. Ingin sekali ia berlari kedalam pelukan Yifan dan memintanya untuk kembali. Tapi, ia akan menikah dengan orang lain yang kini ia cintai dan Yifan tak akan bisa menghentikannya.

Setelah menikah, kehidupan Zitao pun perlahan-lahan membaik. Ia bahkan memiliki anak dari Suami-nya kini. Keluarga kecil yang bahagia.

Dan Zitao bisa menerima saat mereka sekeluarga pindah ke Beijing dan membuatnya kembali bertemu Yifan. Kini ia bisa berhadapan lagi dengan laki-laki itu tanpa perlu sakit lagi hatinya. Ia sudah ikhlas. Bahkan ia tak keberatan saat Yifan meminta izinnya untuk bisa menemui anak mereka. Ia bahkan memberi hari khusus bagi Yitao untuk selalu datang menengok Ayahnya itu.

Namun, kehidupan terus berputar. Saat kebahagian terus datang, kesedihan pun akan kembali.

Satu tahun yang lalu suami Zitao meninggal. Zitao tentu kembali terpuruk. Tapi, ia sekarang sudah semakin tegar. Ia sudah bisa menerima segala takdir yang menimpanya meskipun dengan air mata yang selalu menghias wajah cantiknya.

Ia akan sabar melalui semua cobaan hidup itu dan akan menghadapinya dengan berani. Dan Zitao hanya berdoa agar kebahagiaan bisa cepat datang menghampirinya beserta kedua malaikat kecil kesayangannya.

***TMCY***

Hari masih pagi dan Salon milik Zitao pun masih sepi. Ia kini mengisi waktunya dengan merapikan tempat itu hingga tiba-tiba Sehun datang menghampirinya sembari berlari.

"Mama! Ada surat untuk Mama!"

Zitao pun merendahkan tubuhnya dan mengambil surat ditangan anaknya itu.

"Dari… Yifan?"

.

.

.

"Papa! Ini."

Yifan pun meraih surat yang Yitao serahkan padanya dan cukup kaget saat melihat nama pengirimnya.

"Zitao?"

To Be Continued

Thanks for reading ~ XDD

Review?