hai hallo sorry late update;w;;
Thanks buat yang udah nunggu ff ini ya hiks sumpah demi apa speechless liat yang review chap kemaren 73;_; gila saya terharuu, sorry gabisa cepat update dan kependekan ya;w;

oya doakan saya ya besok hari pertama uas! hehe selamat uas juga ya buat yang kelas 12 lainnya dan selamat libur buat adek adek kelas sebelas dan sepuluh;v

Happy Reading


cast: Sehun;Jongin;danlain-lainnya

oh my idol

.


Sehun menghentikan aksi tawanya saat melihat dada Jongin yang kini basah dan penuh dengan air liur dari sikecil. Ia juga tak tega melihat wajah Jongin seakan minta tolong agar sikecil segera lenyap dari atas tubuhnya.

"Kkk kau semangat sekali menyusunya"

"Tidak lucu!"

Ucap Jongin tegas yang melihat Sehun masih cekikikan sambil menggendong sikecil.

"Ugh dadaku bisa – bisa membesar" gumam Jongin sambil menggosok – gosokkan tangannya pada dadanya yang masih basah.

"Sepertinya dia haus hyung"

"Beri saja susumu"

"HYUNGGGGGGG"

.

.

Kini Jongin sudah berdiri manis didepan sederetan rak susu untuk anak. Lima belas menit berlalu ia masih setia berdiri sesekali ia menggaruk kepalanya karena bingung untuk memilih susu untuk sikecil.

"Permisi"

Jongin reflex menolehkan wajahnya pada seorang pekerja yang berada diminimarket yang dikunjunginya. Ya setelah Sehun mengancam Jongin dengan meletakkan tubuh sikecil diatas tubuhnya dan menyusu pada dadanya akhirnya Jongin menuruti perintah dari Sehun untuk membelikan susu serta makanan bayi untuk sikecil.

"Ada yang bisa saya bantu? sedari tadi sepertinya anda terlihat bingung?"

"Ah ya eum begini bisa kau berikan aku susu untuk bayi?"

Jongin sedikit mengeryit bingung melihat pramuniaga itu yang terkekeh.

"Berapa umur anak anda?"

Jongin kembali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal pasalnya ia juga tidak tahu berapa umur dari anak yang tiba – tiba datang diapartemennya itu. Sebenanya bisa saja ia menghubungi ibunya untuk menanyakan susu yang cocok untuk anak itu namun apadaya ia lupa membawa ponselnya karena terlalu terburu tadi.

"Mungkin satu tahun ah ya satu tahun"

"Beri saja ini" ujar pramuniaga itu sambil menyerahkan susu formula untuk anak satu tahun kepada Jongin.

"Terimakasih"

Setelah mendapatkan makanan serta susu untuk sikecil Jongin beranjak menuju tempat minuman, ia mengembil dua coffe hangat untuk dirinya serta Sehun.

"Jongin"

Jongin menoleh kesamping saat namanya dipanggil oleh suara yang sudah tak asing ditelinganya.

"Luhan hyung?"

"Sedang apa kau disini? dan eww susu untuk siapa itu?" ujar Luhan yang melihat belanjaan Jongin yang kini sudah dimasukkan kedalam kantung plastic oleh penjaga kasir.

"Enam ribu won"

Setelah memberi beberapa lembar uang kepada penjaga kasir Jongin segera mengambil belanjaannya, "Besok akan kuceritakan hyung" Jongin langsung melangkahkan kakinya setelah menepuk pundak dari Luhan.

"Dia sudah punya anak? cepat sekali"

.

"Bersabarlah awh jangan gigit hidungku" Sehun sedikit menjauhkan tubuh sikecil saat anak itu kembali mengigit hidugnya. Ia menolehkan kepalanya karena merasa Jongin sudah kembali kepartemen.

"Hyung cepat buat susunya –ugh hidugnku sedari digigitnya terus"

Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit akhirnya Jongin selesai membuatkan susu untuk sikecil yang kini sudah sedikit mengantuk. Sehun langsung merampas botol susu yang ditangan Jongin, ia langsung mengarahkan ujung botol susu itu kedalam mulut sikecil.

Sehun menolehkan kepalanya kesamping ia menghelakan nafasnya melihat Jongin yang sudah kembali tertidur tanpa melepas jaket yang dipakainya terlebih dahulu. Ia melirik kearah jam dinding yang menunjukan jam empat pagi. Ugh waktu istirahatku tinggal dua jam lagi. Batin Sehun.

Entah Sehun yang sudah mengantuk hingga matanya sedikit buram atau sikecil yang memang sangat kehausan susu yang berada dibotol itu kini sudah habis dan sikecil kini terlelap didekapan Sehun. Sehun yang malas kembali kekamar kini juga ikut tertidur disamping Jongin dan menyamankan kepalanya dibahu Jongin.

.

Pagi harinya Sehun langsung mengguncang bahu Jongin karena saat ia terbangun sikecil yang ada dipangkuannya semalam kini tidak ada didekapannya lagi.

"HYUNGGG BANGUNLAHH"

Teriak Sehun karena Jongin yang tak kunjung terbangun dari tidurnya. Sehun menggigit bibir bawahnya sedikit kesal melihat Jongin yang tak juga bangun, Sehun terus menatap Jongin yang masih tertidur itu arah pandangannya menuju kedaun telinga Jongin sedetik kemudian ia tersenyum – senyum sendiri.

KIT

"ARGHHh"

Jongin langsung membuka matanya dan menggosok – gosokkan tangannya pada telinganya yang memerah karena digigit oleh Sehun. Yep. Itu adalah cara ampuh Sehun untuk membangunkan sang suami dari tidurnya.

"Kenapa menggigitku?!"

"Kau dari tadi aku bangunkan tak bagun –bangun, ya terpaksa aku menggigitmu" ucap Sehun yang diakhiri dengan lidahnya yang keluar. Bermaksud mengejek Jongin.

"Hyung, tadi saat aku bangun dia tak ada didekatku lagi"

Jongin mengerutkan dahinya bingung dengan penjelasan Sehun.

"Itu dia anak lelaki yang tadi ma–"

Belum sempat Sehun melanjutkan kalimatnya suara dering ponsel Jongin.

"Ya Eomma?" Jongin langsung mejawab panggilan dari ponselnya saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya itu.

"Hey Jonginnie apa kalian sudah bangun? Ah sepertinya sudah ya"

"Cepat eomma ada apa tak usah bertele – tele"

"Ck, sabar sayang"

"Begini apa kalian sedang mencari Dane?"

Jongin kembali mengerutkan dahinya saat sang ibu menyebutkan nama yang asing ditelinganya, "Dane? siapa?"

"Nama anak yang aku titipkan pada kalian tadi malam"

"Bayi laki – laki tadi malam itu? apa eomma tau?"

Sehun langsung duduk disamping Jongin dan mendekatkan telinganya pada ponsel Jongin yang berada ditelinga Jongin karena ia penasaran dengan percakapan sang suami dengan ibu mertuanya itu, apalagi ia sempat mendegar Jongin yang menyebutkan 'Bayi laki –laki' mungkin itu adalah anak yang semalam tidur dipangkuannya.

"Eum jadi begini, tadi pagi eomma datang keapartemen kalian. Dan kalian bisakah jika kalian tidur dikamar? Ah tidak bukan kah kalian belum diizinkan untuk tidur bersama sebelum Sehun lulus sekolah –"

Jongin memutar kedua bola matanya mendengar sang ibu yang kini dalam mode cerewetnya. Ia menolehkan kepalanya kesamping masih dengan ponsel yang berada digenggamannya. Tepat saat ia menoleh kesamping pandangan pertama yang ia lihat adalah pipi mulus dari istrinya dan hapir sedikit lagi bibirnya mendarat pada pipi mulus Sehun.

CHU

Sehun serta Jongin terdiam saat bibir mereka saling menempel, karena Sehun yang juga menolehkan kepalanya kesamping dan berhadapan dengan wajah Jongin yang terlampau dekat dengan wajahnya hingga bibir mereka kini menempel.

"YAAA!"

Suara teriakan dari ponsel Jongin membuat kedua kaum adam itu tersadar dan kembali pada posisi semula namun kini Sehun agak menjaga jarak duduknya dengan sang suami.

"Aishh percuma aku berbicara panjang lebar kalau kalian disana sama sekali tidak mendengarkan eomma!"

Suara ibu Jongin kini terdengan jelas karena Jongin yang menggunakan mode loudspeaker agar Sehun juga dapat mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya.

"Jadi begini setiap pagi Dane akan selalu kubawa jadi aktivitas kalian dipagi hari tidak terganggu namun Sehun kau harus sudah tiba dirumah pukul satu siang karena Dane sudah akan kukembalikan pukul segitu dan juga itu karena jam kau pulang sekolah"

"Tapi eomm–"

"Tidak ada protes atau Dane sama sekali tak kuurus dan kalian membawa Dane saat Sehun sekolah ataupun kau Jongin yang berkerja!"

Sehun kembali mengerucutkan bibirnya baru saja ia ingin melayangkan protes kepada sang ibu mertua ibunya itu malah langsung memotongnya. Huh. Batin Sehun kesal.

Sambungan telepon itu langsung ditutup Sooyoung saat sang anak yang baru saja membuka mulutnya ingin berbicara, "Ck, sial"

Usai Jongin meletakkan ponselnya kembali disaku jaket nya ia menoleh kearah Sehun yang menggigiti bibir bawahnya. Suasana didalam ruangan itu masih hening belum ada yang memulai percakapan sama sekali.

"Hun.."

Hingga akhirnya Jongin memutuskan untuk memulai percakapan. Namun Sehun masih belum merespon panggilan dari Jongin ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Hun apa kau tak pergi sekolah?"

Akhirnya Sehun menoleh kearah Jongin, ia menggeleng lalu menunjuk kearah jam dinding yang menunjukan pukul delapan tujuh tigapuluh tepat.

"Kalau aku pergi kesekolah sia – sia hyung. Jarak dari apartemen kesekolah kan jauh. Belum lagi aku mandi lalu sarapan lalu berdandan itu memakan waktu lebih dari setengah jam hyung."

"Kau lelaki atau perempuan" gumam Jongin yang kembali menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa yang ia duduki.

"Lebih baik aku tidur lagi saja mumpung bicah itu tidak ada"

Sehun bangkit dari sofa menuju kekamarnya. Jongin yang tadinya memejamkan matanya kini kembali membuka matanya dan menatap punggung Sehun yang kini sudah hiking dibalik pintu. Tak lama kemudian ia tersenyum sendiri sambil memegangi bibirnya.

.

.

"Kau terlambat lagi"

Jongin yang baru saja tiba dalam ruang latihan mereka mendengus kesal mendengar ucapan selamat datang dari sang leader yang ada digrupnya.

"Apa kau selalu melakukan kegiatan rutin membuat anak bersama istrimu itu sehingga kau rajin sekali datang tepat waktu" Jongdae yang sedang mengotak – atik ponselnya ikut berbicara.

"Bukan kah dia sudah memiliki anak?"

Baru saja ingin rasanya Jongin menyumpal bibir Jongdae dengan topi yang ia gunakan, kini ucapan yang terlontar dari bibir Luhan membuat ia mendengus kesal.

"KAU SUDAH MEMILIKI ANAK? WOAA TERNYATA LELAKI LEBIH CEPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN YA DARIPADA SEORANG PEREMPUAN"

Keempat anggota yang mendengar teriakan dari si idiot Chanyeol hanya bisa memutar kedua bola mata mereka.

"Luhan hyung aku belum memiliki anak, Jongdae hyung aku belum diizinkan menyentuh istriku jadi bagaimana bisa aku bisa membuat anak? Dan Chanyeol hyung tidak ada lelaki yang bisa mengandung! Ck, kau ini badan saja yang besar isi didalam otakmu tak ada" Ucap Jongin yang menjelaskan kepada para hyung-nya.

"Dan aku minta maaf jika disini aku sering terlambat karena tadi malam aku terlambat tidur sehingga aku sedikit kesiangan pagi ini"

"Bukan hanya pagi ini tetapi hampir setiap hari" Ucap Kris yang penuh penekanan disetiap katanya.

"Ok , aku minta maaf"

"Lalu tadi malam kata Luhan hyung dia melihat kau membeli susu untuk bayi di minimarket" tanya Jongdae.

Jongin akhirnya menjelaskan secara detail tentang Dane bayi yang diberikan oleh ibunya dan harus diasuhnya dan juga Sehun.

. . .

Sehun sedikit tidak tenang dalam tidurnya pasalnya ponsel miliknya sedari tadi terus berdering tanda ada panggilan. Masih dengan mata yang terpejam ia bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke meja nakas tempat dimana ponselnya ia letak.

"Ya Hallo"

Sehun mengernyit bingung karena suara ponselnya masih berdering, ia membuka matanya dan berdecak kesal karena yang ia pegang tadi bukanlah ponselnya melainkan botol kaca dari parfumnya.

"Eum ya?"

Ucap Sehun setelah menggeser layar ponselnya.

"SEHUNNNNNNNN"

Sehun menjauhkan ponselnya dari telinganya ia melihat nama kontak yang tertera dilayar ponselnya. Ternyata Baekhyun yang menghubunginya. Dan ia yakin jika Baekhyun sudah menghubunginya tak butuh waktu cepat ya hanya memakan waktu sekitar hampir empat puluh lima menit.

Sehun kembali menjatuhkan tubuhnya pada tempat tidurnya ia kembali tertidur masih dengan ponsel yang ia genggam meskipun sesekali ia harus menerima teriakan dari Baekhyun karena Sehun yang tidak meresponnya.

.

.

Baru saja rasanya ia lima menit memejamkan matanya karena Baekhyun yang akhirnya mengakhiri sambungan teleponnya kini suara tangisan bayi membuat Sehun kembali membuka matanya. Ia yakin itu suara anak yang tadi malam menangis.

Sehun yang baru saja keluar dari kamarnya langsung mendapat bayi lelaki yang kira – kira berumur satu satu tahun kurang itu tengah menangis menjerit dengan botol susu yang berada tak jauh dari anak itu.

"Da –Dane?"

"Eeh kapan kau kembali? Bukan kah jam satu? ini jam berapa?"

Sehun menolehkan kepalanya pada jam dinding yang menunjukan pukul satu lewat lima. Ia menepuk dahinya pelan Karena terlalu lama bergerumul dengan bantal serta gulingnya.

"Ternyata eomma benar – benar mengembalikan dia jam satu" gumam Sehun yang mendekat kearah Dane yang kini semakin menambah volume tangisannya.

"Shh hey diamlah"

"HOEEEEEEEEEEEEEEEEE"

Sehun dibuat kelimpungan ia tidak tau cara menenangkan Dane yang masih menangis dalam gendongannya.

"Handsome don't cry"

Sehun terus mengecup puncak kepala Dane yang masih saja menangis, berulang kali ia menepuk punggung Dane agar tenang. Sehun mengambil botol susu yang tergelat dilantai ia memberikannya pada Dane namun bayi dibawah tiga tahun itu membuang botol susu yang diberi Sehun kebawah.

"Kena dibuang hey"

Sehun semakin kalang kabut saat anak itu tak kunjung mereda tangisannya, ingin rasanya ia menangis juga sama seperti anak yang dalam gendongannya. Sehun yang menghapus air mata Dane menggunakan jempolnya, ia merasa geli saat Dane menjilat telapak tangannya. Ia berinisiatif menjulurkan jari kelingkingnya kedepan bibir Dane.

Dan tanpa diduga ternyata bayi lucu itu menarik jemari Sehun dan memasukkannya kedalam mulutnya, Sehun tercengan saat anak itu akhirnya diam hanya karena mengemut jari telunjuknya. Sehun menghapus peluh yang sedikit membasahi keningnya dengan salah satu tangannya setelah ia mendudukan tubuhnya pada sofa.

Sehun bisa merasakan saat Dane melepas jemarinya perlahan dan kepalanya sedikit terjatuh kebawah, ia melirik kearah Dane yang kini memejamkan matanya tengah tertidur pulas.

"Kkk ternyata mengantuk" Sehun membelai pipi gembul Dane yang kembali tertidur dipangkuannya, "sleep tight baby" bisiknya lalu mengecup puncak kepala Dane dan membenarkan letak tidur Dane agar lebih nyaman.

.

.

Sudah lebih dari satu jam Sehun berkutat dengan pemikirannya sendiri didapur. Saai ini ia sedang berusaha berpikir untuk membuat makanan apa untuk Dane. Karena tadi ibu mertuanya mengirim pesan singkat melalui ponsel agar anak itu diberi makan jika sudah bangun dari tidurnya.

Sehun menggigiti jemari nya karena bingung harus membuat makanan aa untuk sikecil ,"Ugh apa aku minta tolong saja pada Jongin hyung" gumamnya sambil menggigiti kukunya. Akhirnya Sehun memutuskan untuk menghubungi Jongin dan meminta tolong agar segera pulang dan membuatkan makanan untuk Dane.

Sehun memilih untuk tidak menghubugi ponsel Jongin kembali karena sedari tadi tak Jongin tak kunjung mengangkat telepon darinya. Ugh kalau begini anak itu bisa menangis lagi kalau tak kubuat makanan untuknya. Batin Sehun.

Sehun ternsentak kaget saat kakinya dipukul pelan oleh seseorang dari bawah. Ia membulatkan kedua matanya saat Dane yang duduk didekat kakinya. Beruntung Sehun tidak menendang ank itu saat kaget tadi.

"Ma ma ma ma"

Sehun mengernyit bingung mendengar anak itu yang bersuara, dengan segera ia menggendong Dane kedalam gendongannya dan mendudukannya diatas meja makan sementara ia duduk dikursi yang berada didekat meja makan.

"Apa kau lapar?"

"Ma ma ma ma"

"Heu? hey kau lapar? kau biasa makan apa?"

Sehun kesal sendiri karena anak itu yang tak kunjung menjawab pertanyaannya dan sibuk berceloteh sendiri. Sehun akhirnya berinisiatif untuk membawa Dane ke supermarket dan membeli beberapa makanan bayi untuknya.

.

.

Dengan Dane yang berada digendongannya yang sedang menggenggam mainan miliknya sendiri Sehun berjalan mengitari rak peralatan bayi. Tak jarang Sehun mendapat tatapan heran oleh pengunjung lainnya mengingat supermarket yang dikunjugi Sehun sedang ramai.

"Hey anak muda dimana istrimu? tega sekali dia membiarkanmu belanja perlengkapan anakmu seorang diri"

Sehun hanya tersenyum menanggapi kalimat yang dilontarkan oleh wanita paruh baya yang berada disampingnya itu. Ingin rasanya ia segera menyelesaikan belanjaannya yang berada diperalatan bayi itu, Sehun asal saja mengambil makanan, susu –yang padahal baru dibeli Jongin tadi malam– untuk bayi dan memasukkan belanjaan yang ia ambil tadi kedalam keranjang yang ia bawa.

"Ugh kenapa menjadi merepotkan seperti ini" gumamnya sambil membenarkan letak gendongan Dane.

Sehun menghentikan langkahnya yang hendak menuju ke kasir saat pandangannya bertemu dengan kedua temannya yang juga berada disupermarket itu. Baru saja melangkahkan kakinya nama nya langsung dipanggil oleh salah satu teman mungilnya. Baekhyun.

"YA SEHUNNIEEEEE"

Oh tidak Sehun tidak siap jika kedua temannya itu bertanya mengena dirinya yang tidak hadir disekolah dan juga tentang anak yang berada dalam gendongannya. Apa kah ia harus memulai untuk jujur pada kedua temannya itu tentang pernikahannya dan juga anak asuhnya ini?

Tbc

.

thanks for review semuaaaaa;

Kim Bo Mi; SehunBubbleTea1294 ; Keepbeef Chiken Chubu; mirarose86 ; jongdamn; ParkHyunHa; gwansim84; MissYifanCho; Putry . KyusungKrishun ; ayanesakura chan; suyanq ; daddykaimommysehun; YoungChanBiased; sehunnoona; Thiiya ; SungJinRin ;roster; Mr. Jongin albino ;Anjar W;d5; UNTAKUTUBUTARA4; bbuingbbuingaegyo;kaihun; kiky . seyeong; hyunieeeh; ; BaixianGurls; nhaonk; askasufa ; rainrhainyrianarhianie; teleportbabies; nin nina; xxx; wonkyuhae; Christal Alice; danactebh; Riyoung17; 0221cm; Happybacon; SophiaWu; PandaMYP; D . A; sayakanoicinoe ;diyas; nuranibyun; miszshanty05 ; aniaani47; jung oh jung; indaaaaaahhh; Miracle-ren ; ohsehun79; BabyHun; utsukushii02 ; MeganLim; Ms . Jigong ; maknaesss ; AHeeChanbaek; kireimozaku;Misyel;Sabil;Guest;Choi Zhi Zhi;Killra; SukiYJ57 ;Huang ZhiZhi; kahunxo;Rabiatul Rara;Hantumalam; nabilarmn; KaiHunLicious ; areu . nurbella; lisa96

dan special buatlo "DioUmmanyaFarhan"; kalo emg lo gaksuka sama fiksi gue gausah dibaca ya. dan lol buat apa kamu pamer nomor hp dikotak review? review kamu benar benar bikin saya menggelinjang ngakak. thanks udah nyempeti baca ff kaihun gue ya. mwaH. sarangheY.

review ya

jangan jadi hantu

14mar14