BEAUTIFUL YOU

Pairing : KyuMin, slight!KangTeuk

Genre : Romance, fluff

Rate : T - M

Warning : girl!Leeteuk, uke!pregnant!Sungmin, boyslove, DLDR

.

Ruangan itu sunyi, tenang dan remang dengan hanya ditemani cahaya lilin. Di pojok ruangan tampak kasur berhiaskan kain-kain kelambu terbuka lebar, menampakkan seorang wanita anggun yang terbaring ditemani seorang pria yang duduk gagah dengan jubahnya. Tangan mereka saling terpaut, dibarengi tatapan penuh cinta di antara keduanya. Tangan sang wanita yang bebas diletakkan pada perutnya yang ramping, memeluknya dengan sayang.

"Apakah kita akan mendapatkan seorang putri, Yang Mulia?" Wanita itu mendongak kecil, memandang suaminya yang mendengar pertanyaan sang istri dengan seksama. Senyum kemudian terukir di bibir pria itu.

"Bersabarlah, Permasuri. Peramal Hakseong sedang dalam perjalanan kemari. Kita akan mendengar pendapatnya."

Sepasang pria dan wanita itu adalah pemimpin Dinasti Kim, kerajaan besar di pesisir semenanjung Korea. Kim Youngwoon mewarisi tahta ayahnya sejak ia masih belia dan mulai memerintah kerajaan itu ketika ia remaja. Ia ditemani sang permasuri, Park Jungsoo, putri sulung sebuah kerajaan kecil di utara Korea yang ia nikahi sebelum mewarisi tampuk kekuasaan. Sampai saat ini bertahun-tahun telah berlalu, dan pernikahan keduanya terikat semakin erat oleh cinta.

Atmosfir suka dan bahagia sedang menyelimuti seluruh kerajaan. Pasalnya kabar gembira datang dari permaisuri yang kembali mengandung anak dari Raja Youngwon. Sesungguhnya, Dinasti Kim telah memiliki seorang Putra Mahkota yang sedang dididik keras untuk mewarisi pemerintahan dari tangan Ayahnya. Mereka juga telah memiliki lima pangeran tampan yang memiliki kecerdasan serta bakat yang berbeda. Namun ternyata raja serta sang permaisuri sungguh mendambakan kehadiran seorang putri cantik, maka ketika Permaisuri kembali hamil, besar harapan mereka untuk memiliki seorang putri.

"Hamba Hakseong memberi hormat kepada Yang Mulia Raja dan Permaisuri." Keheningan di kamar itu seketika pecah ketika seorang wanita paruh baya berdiri di ujung ruangan, membungkuk dengan hormat.

Raja dan permaisuri sontak tersenyum senang. "Masuklah Hakseong, kami sudah menunggumu."

"Selamat atas kehamilannya, Yang Mulia Permaisuri." Hakseong menyampaikan selamatnya setelah ia berjalan mendekat pada Raja dan Permaisuri.

"Ne, Hakseong. Terima kasih. Mendekatlah, kau boleh mulai meramal jenis kelamin anak dalam kandungan istriku."

Telah menjadi kebiasaan bagi pasangan kerajaan itu untuk meminta pendapat Hakseong saat kehamilan sang permaisuri. Sejauh ini ramalan Hakseong tidak pernah meleset, bahkan peramal paruh baya itu menyatakan dengan tepat bakat-bakat yang akan dimiliki para pangeran.

Beberapa saat setelah Hakseong menggenggam tangan permaisuri dan menutup matanya dengan tenang, dahi peramal itu mengernyit dengan serius, membuat Youngwoon dan Jungsoo melirik khawatir pada penglihatan sang peramal.

Ketika mata Hakseong terbuka, Youngwon seketika bertanya, "ada apa Hakseong? Apakah ada hall buruk? Kau tampak lebih serius dari biasanya."

Hakseong yang telah sadar dari penglihatannya memandang dengan teduh pada Sang Raja yang bertanya dengan khawatir. Ia juga tersenyum dan menggenggam tangan permaisuri dengan lebih erat.

"Tidak, Yang Mulia. Kalian sungguh penuh berkat. Aku melihatnya. Indah, penuh cahaya. Anak dalam kandungan Yang Mulia Permaisuri akan menjadi yang paling terakhir, sekaligus paling istimewa untuk kerajaan ini." Hakseong berbicara dengan lembut dan penuh senyum bahagia.

"Benarkah Hakseong? Lalu apakah ia seorang putri, Hakseong? Katamu ia paling istimewa?" Permaisuri bertanya lembut, ikut bahagia mendengar kabar baik dari peramal kepercayaannya.

"Mohon ampun, Yang Mulia, tapi ia lelaki." Kata Hakseong dengan nada menyesal.

"Benarkah?" tanya Jungsoo lagi. Ia menunduk kecewa karena harapannya memiliki seorang putri tidak dapat terkabul.

Youngwon juga sesungguhnya kecewa. Pria itu memahami keinginan sang permaisuri untuk menimang seorang bayi perempuan, begitupun dirinya. Tapi baginya kehadiran sang anak tetaplah berharga, ia tidak mempermasalahkan jenis kelaminnya.

"Jangan kecewa, Permaisuri. Anak kita tetaplah anugrah." Kata sang raja, menghibur.

Hakseong yang melihat kekecewaan kecil di raut sejoli ini justru mengulas senyum tipis.

"Tidak perlu kecewa Yang Mulia. Ia sungguh-sungguh berbeda. Aku melihat keistimewaan yang tidak dimiliki orang pada umumnya, juga keindahan dan kesempurnaan pada dirinya." Kata Hakseong

"Bukankah itu yang seharusnya dimiliki Siwon, Hakseong-ah? Tidakkah kesempurnaannya itu kelak akan membuat persaingan antara dirinya dan Putra Mahkota?"

Hakseong menggeleng tidak setuju. "Tidak. Ia memiliki kesempurnaan yang berbeda. Tidak untuk memimpin, tapi untuk mendampingi, menjaga, mencintai, menerima."

"Apa maksudmu? Katamu ia lelaki, Hakseong! Bicaralah dengan jelas. Mengapa lelaki mendampingii dan menerima? Itu tugas seorang istri."

"Hamba tidak dapat berbicara lebih jauh Yang Mulia Raja. Rahasia langit tidak dapat hamba sampaikan seluruhnya. Hamba akan memberitahu Yang Mulia setelah pangeran lahir. Sekali lagi, selamat Tuanku Yang Mulia. Jagalah anak dalam kandungan Permaisuri dengan segenap cinta.. Hamba undur diri." Setelah nasihat panjang itu Hakseong benar-benar membungkuk hormat dan undur diri dengan senyumnnya yang bahagia.

Raja dan Permaisuri hanya terdiam, memikirkan perkataan peramal wanita itu. Alih-alih mereka melakukannya. Youngwon dan Jungsoo mencintai janin itu sepenuh hati, menjaga dan memperhatikannya hingga buah kasih mereka lahir ke dunia.

.

Tangisan keras dari dalam kamar membuat Youngwon menghela nafasnya lega. Setelah hampri satu jam istrinya berjuang, akhirnya sang putra terlahir. Ia berjalan mondar mandir di depan pintu dengan tidak sabar, menunggu tabib membuka pintu dan mempersilahkannya masuk untuk melihat keadaan sang permaisuri.

Penantian itu akhirnya tiba, ketika pintu kamar permaisuri terbuka. "Pangeran telah lahir Yang Mulia, silahkan masuk."

Pandangan Youngwon langsung tertuju pada permaisuri yang terengah dan banjir keringat sambil dibersihkan oleh beberapa dayang. Namun perhatian raja langsung beralih ketika dayang lain dengan sumringah berjalan padanya menggendong bayi dalam balutan sutra mewah. Anaknya..

"Sungguh indah, Yang Mulia!" Dengan antusias dayang itu menggendong sang putra padanya.

Youngwon melihat dengan jelas anaknya yang terpejam dibalut sutra merah hangat. Seketika ia mengerti apa yang dimaksud sang dayang. Putranya itu tampak berseri, seakan disinari cahaya kasat mata. Pipinya memerah bulat dengan kulit putih yang lembut. Mata, hidung dan bibirnya terbentuk cantik, bagaikan pahatan tanpa cacat.

Dengan senyum bahagia yang tak lepas Youngwon mengambil alih putranya, menggendong bayi kecil itu pada sang ibunda yang terbaring setelah selesai dibersihkan.

"Hakseong meramal dengan tepat, Permaisuri," kata Youngwon.

Hati-hati sang raja duduk di samping Permaisurinya, kemudian membaringkan putra mereka di samping Jungsoo. "Lihat betapa indahnya dia,"

Jungsoo mengukir senyum dengan lembut sambil membawa bayi itu ke dalam pelukannya. "Dia tampan sekaligus cantik, Yang Mulia. Kulitnya juga sangat lembut."

"Ah! Benar katamu. Ia cantik. Kurasa kita perlu mengundang Hakseong, ramalannya belum selesai ia sampaikan dulu." Raja bergumam kecil, ia kemudian meminta sang kasim memanggil Hakseong, meminta peramal itu menyampaikan seluruh penglihatannya di awal kehamilan Jungsoo dulu.

"Yang Mulia, siapa namanya?" Permaisuri tiba-tiba bertanya pada Youngwon.

Mendengar pertanyaan itu Sang Raja langsung menoleh sadar. Ia tergelak senang kemudian mengelus lembut pipi gembul pangeran bungsu itu.

"Sungmin. Kim Sungmin. Artinya cinta, kebahagiaan dan kesempurnaan," kata Youngwon bangga.

Jungsoo ikut tersenyum. Ia memeluk putranya dengan sayang sambil berbisik, "nama yang indah, Sungmin-ah. Pangeran Sungmin."

.

"Dia cantik, seperti yang hamba lihat." Itu kalimat pertama Hakseong setelah membungkuk hormat pada Raja dan Permaisuri serta memandang takjub pada pangeran bungsu yang lelap dalam pelukan ibunya.

"Ne. Sekali lagi kau meramal dengan tepat, Hakseong. Sekarang sampaikanlah seluruh penglihatanmu pada kami." Pinta Youngwon.

Hakseong mengangguk sopan pada Sang Raja, "Baiklah, Yang Mulia. Tapi sebelum menyampaikannya, perkenankan hamba menunjukkan penglihatan hamba pada Yang Mulia Permaisuri."

Youngwon mengernyit heran pada permintaan Hakseong. Namun ia menoleh meminta persetujuan pada sang permaisuri. Permintaan itu dibalas anggukan yakin dari Jungsoo, tanda persetujuan untuk permintaan Hakseong.

Tidak ada hal aneh yang dilakukan Hakseong. Ia hanya menggenggam tangan Jungsoo, dan memintanya menutup mata serta mengosongkan pikiran, membawa penglihatan bawah sadar sang permaisuri masuk ke dalam dimensi yang berbeda.

Ketika Permasuri membuka mata, ia seketika menoleh pada Sang Raja dan menatapnya dengan raut yang tidak terbaca, "Yang Mulia...," katanya lirih.

"Ada apa?" Youngwon bertanya dengan khawatir, bingung karena tidak dapat membaca air muka istrinya.

"Dia istimewa, Yang Mulia," Hakseong yang menjawab pertanyaan itu.

"Pangeran Sungmin akan tumbuh semakin cantik hingga ia dewasa. Ia perpaduan sempurna, lembut dengan kuat, bijaksana, terampil serta penuh kasih sayang. Dia akan menjadi pria yang sungguh-sungguh berbeda."

"Apa yang membedakannya, Hakseong?"

"Dia—" Hakseong menahan nafasnya sesaat, menyiapkan diri untuk menyampaikan hal paling istimewa yang pernah ia alami, "—ia akan melahirkan keturunan."

"Apa maksudmu, Hakseong?!" Raja Youngwon seketika berteriak murka, terkejut dengan pernyataan Hakseong.

"Sungmin laki-laki, Hakseong! Bagaimana bisa ia melahirkan?!" Hampir saja Youngwon bangkit berdiri jika bukan Jungsoo yang menahan tangannya dan memintanya untuk bersabar.

"Aku melihatnya juga, Yang Mulia," kata Jungsoo lirih. Permaisuri cantik itu mengalihkan pandangannya pada sang putra yang tidak tampak terganggu dengan urusan sekitarnya. Ia tidur dengan manis, dengan bibir merah yang tekatup lucu.

"Sejak awal kita telah melihatnya berbeda, Yang Mulia. Aku juga terkejut dengan penglihatan yang Hakseong beri, tapi aku merasakan betapa besar rasa bahagia dan kesempurnaan yang ia bawa dalam kehidupan kita," kata Jungsoo lembut. Naluri keibuannya terpancar jelas, hingga Youngwon luluh dan berusaha menerima pemikiran itu.

Sekejap Youngwon menarik nafas, berusaha mengatur emosi dan memutar otaknya untuk mengambil tindakan paling baik. "Jadi bagaimana menurutmu, Hakseong?"

Peramal wanita itu kembali mengulas senyum. "Tidak perlu dikhawatirkan, Yang Mulia."

"Keindahan Pangeran Sungmin akan tersohor di seluruh negri. Kelembutan serta kasih sayangnya akan membuat Dinasti Kim semakin disegani. Dan keistimewaan Pangeran Sungmin akan membuat para penguasa berusaha merebut hatinya, sampai ia menemukan seorang cinta sejati."

Mendengarkan penjelasan Hakseong membuat Youngwon meremang. Perlahan ia membawa sang bungsu ke dalam gendongannya. "Benarkah itu, Sungmin? Akankah kau sebahagia itu?" tanyanya, berharap bayi kecil itu menjawab.

Namun sekali lagi Hakseong yang menjawab pertanyaan Sang Raja, "Pangeran Sungmin adalah berkat. Ia akan menemukan belahan hatinya, kemudian dicintai dengan sepenuh hati. Ia akan melahirkan anak-anak dari pendampingnya, menjadi 'ibu' dan memberi kasih sayang—"

"—Pangeran Sungmin akan mendapat bagian yang menerima, namun ia penyeimbang, penjaga, pendamping. Karena ia istimewa."

TBC

Hoaah.. akhirnya setelah lebih setahun, aku berhasil bikin ff KyuMin lagi. Well, sebagai pemberitahuan aja, ff ini ga akan ada konflik, isinya hampir semuanya fluff. Mohon maaf kalau chapter ini membosankan dan belum ada KyuMinnya. Karena kelahiran Sungmin harusnya jadi pondasi dasar buat ff ini selanjutnya. Chapter ini bakal jadi alasan kenapa seorang pangeran kayak Sungmin bisa jadi uke Kyuhyun nantinya. Muehehe..
Nanti Sungmin bakal cenderung feminim, walaupun ga sepenuhnya mirip cewek.
Kyuhyun bakal muncul di chap depan, jadi mohon menunggu dengan sabar.

Aku tunggu review dan pendapat dari temen-temen. Mudah-mudahan chapter selanjutnya bisa segera aku post.