K-ON © Kakifly, Hobunsha, and Kyoto Animation

Another Member of K-ON? © Chaki no Utau


Rate: T

Genre: Friendship/Humor

Pairing: YuiAzu, MiTsu, MugiOC

Warning: AR, OC, OOC, typo(s), minim deskrip etc

Summary: Apa jadinya kalau klub musik ringan punya anggota baru selain HTT? Bagaimana kalau HTT punya saingan baru?


A/N: Hai, minna ^^ um, saya jikoshoukai dulu deh ^^

Di FFn saya biasa dipanggil Chaki, dulu saya pernah masukkin cerita saya ke fandom ini cuma udah discontinued :v

Saya suka K-ON udah dari 3 tahun lalu, tapi saat itu saya belum nonton Animenya. Dan tahun ini saya baru nonton animenya (berterima kasih sama temen saya yg sesama otaku di kelas) :v

Yasudah, cukup jiko nya. Saya mulai saja ceritanya. Enjoy and hope you like it ^^

.

PS: di cerita ini saya terinspirasi dari k-on season 2 episode 1, mau tau lanjutannya? silahkan dibaca ^^

.

Chaki no Utau, In~


Sakuragaoka, tahun ajaran baru...

Libur musim dingin telah lewat, kini Sakuragaoka sudah memasuki tahun ajaran baru, dimana yang berarti Yui, Mio, Ritsu dan Tsumugi naik ke kelas 3, sedangkan Azusa naik ke kelas 2.

Cerita dimulai disaat Yui yang berlari menuju ruang persiapan. Karena ia datang terlalu pagi, akhirnya ia segera bersiap-siap dengan gitarnya. Menyambungkan Gitah kesayangannya ke amplifier, meletakkan roti bakar yang dimakannya tadi lalu mulai memainkan salah satu lagu andalan dari Houkago Tea Time yaitu Watashi no Koi wa Hocchikisu atau kalau diartikan Cintaku Stapler.


nande nan daro

ki ni naru yoru kimi e no

kono omoi bin sen ni ne

kaite miru yo

suki no kakuritsu

waridasu keisan shiki

areba ii no ni

kirakira hikaru negai goto mo

guchagucha hetaru nayami goto mo

sou da hocchikisu de tojichaou


Yui berdiri dan memainkan gitarnya dengan enerjik. Hal ini membuat Ritsu, Mio, Mugi dan Azusa yang melihatnya jadi terheran-heran.

"He, keren 'kan?" Tanya Yui masih memainkan gitarnya.

"Lagi ngapain sih?" tanya Ritsu bingung.

"Latihan gerakan baru buat manggung nanti!" jawab Yui bersemangat. Mio, Mugi, Azusa dan Ritsu ber'eh' ria.

"Selain itu, tumben Yui-senpai datangnya pagi?" Tanya Azusa heran pada senpainya yang biasa kesiangan ini.

"Aku salah lihat jam, kukira sudah siang, makanya datang kepagian," jawab Yui sambil menggaruk belakang kepalanya. Azusa hanya ber'oh' ria.

"Ada apa itu di wajahmu?" Tanya Ritsu sambil menunjuk pipi Yui yang sedikit kotor.

Yui memegang kedua pipinya, "Cuma remah roti. Roti panggang!"

.

.

.


Another Member of K-ON?

By: Chaki no Utau


Chapter 1: The Beginning.

.

.

.

"Azu-nyan! Selamat datang di kelas dua!" seru Yui sambil memeluk adik kelasnya ini.

"Kenapa begitu saja diberi selamat?" Azusa mencoba melepaskan diri dari pelukan Yui.

"Bahkan setelah setahun berlalu, Azusa belum ada perubahan." goda Ritsu sambil melirik Azusa dengan jahil.

"Memangnya ada perubahan dengan Ritsu-senpai sendiri?" tanya Azusa sebal.

"Maksudku soal tinggi badanmu itu lho," goda Ritsu yang padahal melirik ke dada Azusa.

"Tapi tadi kau melirik ke dadaku!" kesal Azusa makin menjadi.

"Dia memang nggak banyak berubah," ujar Mio yang melihat pertengkaran kecil Azusa dan Ritsu.

"Ya." jawab Mugi sambil tersenyum.

"Yosh, karena semuanya terlanjur hadir, kenapa kita nggak sekalian latihan saja?" usul Ritsu penuh semangat.

"I-yes!" jawab Yui setuju, diikuti dengan anggukan 4 member lainnya.

.

.

Yui POV

Kami berlima adalah anggota klub musik ringan SMA Sakura. Namaku Hirasawa Yui, vokal dan gitaris. Aku suka segala yang tampak dan terasa manis.

Dia drummer dan sekaligus ketua klub ini, Tainaka Ritsu-chan.

Dia pemain keyboard kami yang selalu terlihat ceria, Kotobuki Tsumugi-chan.

Sang bassis, Akiyama Mio-chan. Walaupun orangnya terlihat berwibawa, tapi dia itu penakut dan pemalu.

Dan gitaris yang imut-imut itu, Nakano Azusa-chan. Dia adik kelasku yang paling kusayangi.

Azunyan ada di kelas 2 sedangkan aku dan yang lainnya ada di kelas 3. Kami berbeda 1 tahun dengannya. Kami tergabung dalam sebuah band yang kami namakan "Houkago Tea Time". Akhirnya kami di kelas tiga!

.

.

Normal POV

Yui, Mugi, Mio dan Ritsu sudah sampai di tempat dimana pengumuman penyusunan kelas 3 ada. Mereka sedikit kaget karena melihat mungkin seluruh siswi kelas 3 SMA Sakura memenuhi papan pengumuman.

"He, ramai sekali," keluh Ritsu bingung.

"Aku penasaran dengan susunan kelas tahun ini," ujar Yui sambil berjinjit untuk mencoba melihat papan pengumuman susunan kelas yang dipenuhi oleh para siswi kelas 3.

"Mungkinkah Mio-chan sendirian di kelas yang berbeda lagi?" goda Ritsu pada Mio yang tahun kemarin berbeda kelas dengannya, Yui dan Mugi.

"Aku harap jangan," jawab Mio ketakutan.

"Jangan khawatir begitu, Mio-chan." kata Mugi menghibur Mio yang masih teringat kejadian setahun lalu.

Ritsu mengangkat tangannya, mencoba melihat dari kejauhan dan langsung memasang wajah kaget, "Benarkah itu? Mengejutkan sekali!"

"Eh?" tanya Mio kaget.

"Bercanda, aku tak bisa melihatnya dari sini." jawab Ritsu jujur. Mio sweat dropped.

"Ricchan, aku akan coba melihat kedalam." usul Yui mengajukan diri untuk melihat susunan kelas dan segera melewati kerumunan siswi kelas 3 SMA Sakura.

"Baiklah, semoga sukses!" jawab Ritsu menyemangati.

"Permisi, aku mau lewat," ujar Yui mencoba 'nyempil' untuk melihat susunan kelas. Ia terus berjalan dengan hati-hati hingga salah satu tas siswi lain mengenai wajahnya. Tapi ia terus berjalan melewati kerumunan itu hingga dapat meihat susunan kelas. "I-ini..." ujar Yui kaget dan menelan ludahnya, kemudian mencoba nyempil keluar dari kerumunan hingga akhirnya ia terjatuh dan menangis seperti anak kecil.

"Tenanglah," ujar Ritsu sambil membantu Yui berdiri. "Jadi, bagaimana hasilnya?" tanyanya antusias.

"Apanya?" Yui malah bertanya balik dengan ingus yang mengalir di hidungnya namun langsung sadar, "Oh, soal itu, kita semua sekelas! Ditambah Nodoka-chan juga!" serunya tak percaya.

"Nggak mungkin!" seru Ritsu tak percaya.

"Benarkah?" tanya Mugi antusias.

"Benar! Mengejutkan, ya!" jawab Yui yakin.

"Bersihkan hidungmu dulu!" perintah Ritsu sambil memberikan tisu pada Yui.

"Baguslah kalau seperti itu." balas Mugi sangat senang.

Mio menerawang, masih tak percaya, apakah ia dan teman-temannya sekelas, apakah ia tidak sendirian lagi seperti tahun lalu?

"Baguslah, Mio. Kita semua bersama tahun ini," ucap Ritsu namun heran melihat Mio terdiam.

"Aku... Bahagia." balas Mio menangis terharu.

"Ini bukan sesuatu yang mesti disyukuri dengan air mata, kau tahu." balas Ritsu sweat dropped melihat tingkah Mio yang seperti Yui tadi.

Sedangkan Azusa, yang sudah bersama Ui dan Jun juga melihat papan pengumuman penyusunan kelas 2 tahun ini. Seperti halnya Yui, Mugi, Mio dan Ritsu, mereka bertiga juga kesulitan melihat papan pengumuman penyusunan kelas. Tapi setelah mereka bertiga mencoba masuk, mereka terlihat semangat.

"Eh, kita sekelas lagi, Azusa-chan, Jun-chan!" ujar Ui semangat begitu melihat nama-nama siswi kelas 2-1 dan mengetahui kalau ia sekelas lagi dengan Azusa dan Jun.

"Ah, benar." balas Azusa sambil tersenyum simpul.

"Asyik, berarti aku bisa nyontek tugas Ui lagi~" seru Jun paling semangat, tapi membuat Azusa sweat dropped dan Ui hanya tersenyum.

"Ah, Ui, apa Yui-senpai mengirimimu pesan?" tanya Azusa antusias.

"Um, Onee-chan bilang ia, Tsumugi-san, Mio-san, Ritsu-san dan Nodoka-san sekelas, tepatnya di kelas 3-2." jawab Ui sambil memperihatkan isi pesan dari Yui. Azusa bersyukur, setidaknya tidak ada yang perlu dikhawatirkan kalau Yui sekelas dengan 4 senpainya itu.

"Hoo, ada gerangan apa tiba-tiba Azusa mengkhawatirkan Yui-senpai?" tanya Jun, lebih tepatnya menggoda Azusa.

"Apa maksudmu? Aku hanya khawatir mengingat Yui-senpai lemah di pelajaran." jawab Azusa santai.

"Sudah-sudah, ayo kita segera ke aula, upacara nanti mau dimulai," ujar Ui menenangkan kedua sahabatnya dan mereka pun pergi ke aula.


Skip Time

Para siswi SMA Sakura telah selesai mengikuti upacara. Kini saatnya jam bebas, dimana tak ada pelajaran lagi dan waktunya untuk klub-klub disana mencari anggota baru. Sama seperti anggota klub musik ini. Mereka sudah berada di lapangan untuk menyebarkan brosur dan ini untuk pertama kalinya Azusa memakai kostum binatang. Azusa dan Mio hanya diam karena malu, sedangkan Mugi, Yui dan Ritsu antusias membagikan brosur.

"Kami dari klub musik!" seru Yui sambil memberikan brosur, namun ditolak oleh beberapa anak yang lewat.

"Kenapa aku jadi babi?" tanya Azusa heran, bingung, dan sebal pastinya.

"Karena dibelakang keionbuta ada itu dibelakangnya," jawab Yui antusias.

"Mou, sudahlah. Bagikan lagi selebarannya." Azusa menanggapi dengan malas.

"Ada yang mau bergabung dengan klub musik?" ujar Mugi, Ritsu dan Yui semangat.

Tapi hasilnya nihil. Sudah berbagai cara mereka lakukan untuk mendapatkan anggota baru, mulai dari taktik serangan jantung, pura-pura bertanya sampai menyelinap klub lain saat mendapatkan anggota baru, tapi tak ada satupun anak kelas satu ataupun yang lainnya datang ke ruang persiapan. Kini Azusa, Yui, dan Ritsu kembali ke ruang persiapan sambil membaca beberapa brosur klub lain yang mereka dapatkan, sedangkan Mio dan Mugi pergi membagikan brosur lagi dengan kostum binatang masing-masing.

"Semangat jiwa muda, eh?"

"Ah, klub yang ini menawarkan hadiah untuk bergabung." Azusa dan Ritsu berkomentar mengenai brosur yang mereka baca, sementara Yui hanya diam sambil melihatnya.

Cklek

"Selamat datang!" seru mereka bertiga begitu mendengar pintu ruang persiapan dibuka. Tapi yang mereka lihat hanyalah Mugi dan Mio yang baru saja kembali dari membagikan brosur. "Kalian berdua rupanya." ujar Ritsu kecewa.

"Kami menyebarkan selebaran," balas Mugi dibalik kostum kucingnya, dengan nada antusias.

"Bagaimana dengan kalian?" tanya Mio dibalik kostum keledainya.

"Kurang berhasil. Tunggu, kalian keluar dengan penampilan begitu?" jawab Ritsu heran dengan 2 temannya ini.

"Sampai segitunya." sambung Azusa.

Cklek

"Selamat datang!" seru mereka berlima begitu mendengar pintu ruang persiapan dibuka lagi. Tapi yang mereka lihat hanyalah Sawako-sensei yang datang sambil membawa sesuatu dibelakangnya. "Cuma Sawa-chan." ujar Ritsu kembali kecewa.

"Ada apa denganku?" tanya Sawako bingung. Tapi ia langsung melangkah mendekati 5 muridnya ini. "Kalian akan pakai apa untuk acara besok?" tanya Sawako yang terlihat senang.

"Seragam kami, itu lebih dari cukup!" jawab mereka berlima yang sudah tahu apa yang dibawa guru pembimbing mereka ini.

"Bagaimana dengan kostum pelayan dengan rok mini?" usul Sawako-sensei sambil menunjukkan hasil kostum buatannya, sebuah kostum pelayan dengan rok mini.

"Seragam kami sudah cukup!" jawab Mio yang sangat keberatan dengan apa yang dibawa Sawako-sensei.

"Tapi 'kan..." Sawako-sensei tampak kecewa. Namun begitu mendengar suara pintu persiapan dibuka, Yui-tachi langsung menyambutnya dengan antusias.

"Selamat datang!" seru mereka berlima. Tapi yang mereka lihat sekarang adalah Nodoka, sang ketua dewan murid. "Sekarang Nodoka." ujar Ritsu makin kecewa.

"Kenapa? Apa kalian sedang memilih kostum?" tanya Nodoka heran, tapi ia sudah tahu begitu melihat kostum yang dibawa Sawako-sensei. "Soal acara besok..." Nodoka pun membicarakan tentang acara upacara penerimaan siswa baru besok pada mereka. Mereka pun mendengarkannya secara seksama kemudian Nodoka dan Sawako pamit.

Keesokan harinya, Yui-tachi sudah siap untuk tampil. Mereka tengah briefing sebentar menentukan lagu-lagu yang akan dinyanyikan nanti.

"Eto, bagaimana kalau begini untuk nanti?" usul Mio sambil memberikan selembar kertas berisikan lagu-lagu yang akan mereka nyanyikan pada Ritsu.

"Bagaimana?" tanya Ritsu dan Mugi lalu melihatnya. Daftar lagu yang akan mereka bawakan besok sama seperti daftar lagu yang mereka bawakan waktu Azusa baru masuk. "Ya, oke." jawab Ritsu setuju.

Yui melihat apa yang teman-temannya bicarakan ini. Pandangannya tertuju pada Azusa yang ikut berkomentar mengenai lagu yang akan mereka bawakan. 'Seingatku Azunyan bergabung setelah melihat penampilan kami. Pasti ada orang lain seperti dia tahun ini, aku yakin... Semoga ada. Pasti ada, 'kan?' Yui sibuk begelut dengan pikirannya sendiri, membuat 4 temannya melihatnya heran.

"Sedang apa kau, Yui?" tanya Ritsu heran. Yui hanya tertawa hambar.

"Ah, sudah hampir waktunya!" seru Azusa melihat jam tampil mereka di ponselnya.

"Saa, segalanya untuk penampilan kita ini!" balas Ritsu penuh semangat, diikuti 4 temannya yang lain. Mereka pun segera pergi menuju aula.


OC POV

Aku sudah berkeliling melihat-lihat klub yang ada di SMA Sakura ini, tapi belum ada yang menarik perhatianku. Aku jadi bingung harus bagaimana, hari ini ada upacara penerimaan siswa baru di aula, dimana klub-klub yang ada di SMA ini akan melakukan demo secara umum. Tapi mungkin karena aku belum memilih klub satupun, aku jadi malas untuk pergi kesana. Padahal sudah 2 minggu aku bersekolah di SMA khusus wanita ini.

"Yuki-chan!" aku mendengar namaku disebut. Kulihat di pintu ternyata ada 2 sahabatku yang datang. Aku sedikit terkejut, dimana salah satu dari mereka membuatku kaget.

"C-Chaki-san?" tanyaku kaget. "Bukannya kau sekolah di Amerika?" tanyaku masih kaget, melihat gadis berambut pendek coklat, yang kini ada didepanku.

"Ehehe, aku lupa bilang yah kalau aku bakalan pindah sekolah padamu," jawabnya sambil tertawa. "Oh ya, sedang apa kau disini? Bukannya ada upacara penerimaan siswa baru di aula?" tanyanya heran melihatku terdiam di kelasku.

"Aku belum memilih klub satupun, makanya aku tak tertarik mau datang kesana." jawabku santai. "Ah, apa kabar, Amano-chan. Ternyata kau masuk SMA ini juga." sapaku pada gadis berambut biru disebelah Chaki. Chaki adalah sahabatku sejak kecil, kami selalu bersama hingga akhirnya saat lulus SMP ia memutuskan mngikuti orangtuanya pindah ke Amerika.

"Kabar baik, Yuki-chan. Kau belum memilih klub satupun?" jawab Amano lalu balik bertanya padaku. Amano adalah adik kelasku waktu SMP. Dulu aku dan Amano satu klub musik akustik di SMP. Kini ia sudah resmi jadi siswi kelas 1 SMA Sakura.

"Um, begitulah. Kalian sendiri ngapain disini?" tanyaku heran.

"Kudengar di sekolah ini ada klub musik ringan. Kebetulan kita sudah lama 'kan ingin bentuk band, jadi bagaimana kalau kita ikut klub itu dan membentuk band kita sendiri?" usul Chaki dengan semangat, ditambah anggukan Amano yang setuju.

"Band? Klub musik ringan?" tanyaku heran, sepertinya aku pernah mendengarnya. "Ah, maksudmu klub K-ON?" tanyaku bingung.

"Iya, betul. Dan sahabat kecilku adalah anggota klub itu. Bagaimana? Kau mau 'kan, Yuki-chan?" jawabnya lalu memohon padaku.

"Iya, Yuki-chan. Bukannya kita sudah lama ingin bentuk band? Aku di drum, Chaki-san di bass, dan kau di gitar?" sambung Amano juga memohon padaku.

Aku berpikir sejenak. Dulu memang kami berencana untuk membuat band, tapi ketika tau Chaki akan pindah ke luar negeri, kami batalkan rencana itu. Tapi sekarang, kami bertiga kembali berkumpul. Rencana itu kembali teringat. 'Kalau dipikir-pikir benar juga, aku juga sudah lama ingin jam bareng mereka,' ujarku dalam hati. "Baiklah, kalau begitu ayo kita ke aula." jawabku akhirnya setuju.

"Yatta! Ayo, ayo, tunggu apalagi!" seru Chaki dan Amano semangat. Mereka berdua menarikku keluar dan kami berlari menuju aula yang cukup jauh dari kelasku.

End of OC POV


Normal POV

Aula SMA Sakura sudah dipenuhi oleh siswi-siswi kelas 1 ataupun yang lainnya. Kini saatnya Houkago Tea Time tampil untuk mempromosikan klub K-ON.

"Kepada semua murid baru, selamat untuk kalian. Kami dari klub musik!" sapa Yui pada para siswi yang datang.

Tepuk tangan pun terdengar. Tapi bagi Sawako-sensei, penampilan mereka kurang imut. 'Baju pelayan lebih baik 'kan...' pikir Sawako-sensei sambil membayangkan kalau 5 muridnya itu memakai baju pelayan yang ia bawa kemarin, pasti mereka terlihat imut.

"Nama band kami 'Houkago Tea Time' dan kami minum teh bersama setiap hari. Tapi yang menyenangkan adalah bermain musiknya. Jadi masuklah klub musik!" lanjut Yui membuka acara dan kembli dibalas dengan tepuk tangan para penonton.

Disisi lain, Chaki, Amano dan Yuki berlari menuju aula. "Cepatlah! Cepatlah!" seru Chaki sambil menarik Amano dan Yuki.

"Apa sudah dimulai?" tanya Yuki heran karena Chaki terburu-buru.

"Apa kita terlambat?" tanya Amano ketika melihat aula begitu sepi diluar. Tapi begitu melihat apa yang terjadi didalam, ternyata benar. Klub musik sudah menyelesaikan lagu pertamanya.

"Ah, jadi itu mereka," balas Chaki semangat. "Hebat, gitarisnya keren. Ne, ne, Yuki-chan, lihat dia! Kyaa, bassis nya juga keren! Ah, itu Azusa-chan! Wah, drummer dan keyboardisnya imut!" Chaki tak habis-habisnya berseru kesenangan.

"Oi, oi, tenanglah, Chaki-san." pinta Amano sedikit sweat dropped melihat tingkah Chaki yang berlebihan itu. Chaki masih sibuk bersorak, Amano melihat HTT dengan kagum, sedangkan Yuki dari tadi diam saja.

'Mereka...' batin Yuki sedikit bingung. HTT kembali menyanyikan lagu kedua mereka, 'Kare Nochi Rice'. Penampilan Yui-tachi yang sangat memukau, membuat Chaki tak habis-habisnya bersorak, sedangkan Amano masih terkagum-kagum dan Yuki tampak serius memperhatikan, sampai-sampai ia harus berjinjit.

.

.

Skip Time

Tak terasa upacara penerimaan murid baru sudah selesai. Kini HTT sedang beristirahat setelah tampil dengan sempurna didepan para penonton.

"Pertunjukkan kita tadi luar biasa!" seru Ritsu dengan sangat puas setelah meminum air dengan hausnya.

"Azusa dan Yui bermain dengan kompak." puji Mio pada Azusa.

"Benarkah?" tanya Azusa tak percaya.

"Sepertinya Yui-chan dalam kondisi mengenaskan sekarang." ujar Mugi setelah melihat keadaan Yui pada teman-temannya.

Yui tampak sangat lemas, bahkan dia seakan mematung. Hal ini membuat Azusa sebal. "Bertahanlah, Senpai. Kita akan menyebarkan selebaran lagi sekarang." seru Azusa lalu menarik Yui agar pergi, namun begitu mereka ingin keluar, pintu ruang persiapan dibuka dan menampakkan 1 gadis berdasi biru, 1 gadis berdasi merah dan 1 gadis berdasi hijau yang datang.

"Ano..." ujar gadis berambut hitam sebahu yang mewakili 2 orang lainnya.

"Ada apa?" tanya Ritsu heran. Sedangkan Yui, Mio dan Mugi melihatnya dengan heran, namun Azusa sedikit bingung ketika melihat salah satu dari 3 gadis itu.

"Kami mau bergabung," jawab gadis tadi, diikuti dengan anggukan 2 temannya.

Yui-tachi terdiam. "Apa yang kamu bilang?" tanya Yui heran.

"Kami mau bergabung." jawab 3 gadis itu.

"YATTAAAA!" seru Ritsu dan Yui semangat. Mio dan Mugi hanya tersenyum senang. Sedangkan Azusa yakin, ia merasa mengenali salah satu dari 3 gadis itu.

'Sepertinya aku mengenalinya,' batin Azusa masih bingung. Tapi ia bersyukur ternyata ada juga yang ingin bergabung di klub musik.

.

.

.

To be continued...

.

.

.


A/N:

Yatta~ akhirnya selesai juga chapter awal! ^^

Oh ya, disini saya ambil banyak dari episode 1 season 2 dan begitu yang HTT tampil, saya ambil episode 8 season 1 ^^

Oh ya, mengenai OC nya, saya bakalan kenalin sekarang~

1. Asakawa Chaki: Dia kelas 3-5, dia main bass, tapi dia bisa main alat musik apapun. Sifatnya periang, lucu, dan dia seperti Mugi.

2. Hizashi Amano: Dia kelas 1-3, dia main drum. Sifatnya juga periang, lebih dewasa, tapi dia takut dengan hewan-hewan kecil.

3. Akagi Yuki: Dia kelas 2-5, dia main gitar. Sifatnya kalem, dewasa, nggak banyak bicara, sedikit pemalu.

Mereka bertiga sudah bersahabat dari SMP, tapi Yuki dan Chaki sudah bersahabat sejak kecil. Disini ceritanya Chaki dan Azusa itu tetangga waktu kecil sebelum akhirnya waktu SD Chaki pindah dan Chaki kenal Yuki. Mereka tergabung dalam band bernama "Starlight."

Buat ilustrasinya juga bakalan saya kasih nanti ^^

Baiklah, itu saja yang dapat saya sampaikan di chapter ini. Review, please? ^^

.

Sign

Chaki no Utau, Out~