Ketika aku merasakan aroma mint yang dibawa Jongin mulai memudar dan ikut menghilang bersamanya, baru saat itulah kesadaran baru memukulku. Bahwa ia telah pergi. Pergi meninggalkanku disini. Bahwa ia sudah bukan milikku lagi. Besok, ia sudah menjadi milik orang lain secara sah dan resmi di mata hukum. Besok, ia bukan sudah milik Oh Sehun lagi.

Besok, ia sudah milik seorang wanita yang sudah dipilihkan orang tuanya.

Jung Soo Jung, istrinya.

Ternyata, ciuman tadi memang benar-benar ciuman perpisahan.


Aku mendengar ponselku berdering. Walaupun ponselku terletak persis di meja sebelah tempat tidur ini, aku sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menggerakan tanganku dan meraihnya.

Lelah. Aku terlalu lelah. Fisikku terlalu lelah akibat menangis semalaman tanpa tidur sedikitpun sampai detik ini. Namun kelelahan fisik ini sama sekali bukan masalah untukku, karena yang lebih lelah itu yang di dalam. Di hati.

Kelelahan di hatiku sudah tidak bisa disampaikan dengan kata-kata lagi. Bahkan aku sempat berpikir untuk 'mengakhiri' semua ini, namun aku membatalkannya. Jika aku mati, bagaimana aku bisa tahu Jongin bahagia atau tidak nantinya? Bagaimana cara melihat wajah Jongin lagi? Bagaimana cara mendengar suaranya lagi?

Sampai sekarang pun, saat ini, detik ini, Jongin masih menjadi prioritas utama di hatiku.

Ponselku berhenti berbunyi dan hanya berkedip dua kali. Tanda ada pesan masuk. Orang yang menelepon tadi pasti hanya meninggalkan pesan karena aku tidak mengangkat telponnya.

Akhirnya, karena rasa penasaran yang kuat, aku membuka pesan tersebut. Dari Luhan-hyung.

Sehun, bagaimana keadaanmu? apa kau baik-baik saja? Apa kau akan datang ke pesta Jongin hari ini? Jika iya, aku bisa menjemputmu dan kita berangkat bersama. Jika tidak, itu pilihanmu. Jangan paksakan pilihanmu, lakukan hal yang benar-benar ingin kau lakukan.

Aku membaca pesan itu pelan-pelan. "lakukan hal yang benar-benar ingin kau lakukan".

Hal yang ingin kulakukan adalah tidur, dan tidak bangun lagi selamanya. Atau paling tidak, hari ini. Aku tidak ingin datang ke pesta Jongin. Aku yakin aku tidak akan kuat untuk melihat adegan pernikahan Jongin dan Soojung hari ini, terutama setelah tadi pagi Jongin meninggalkanku. Jadi aku hanya membalasnya singkat.

Aku tidak akan pergi

Aku menaruh ponselku lagi lalu tertidur. Setelah sekian jam menangis tanpa henti dan tidak tidur sedikitpun, tubuhku mulai merasakan lelahnya. Jadi aku tertidur dan berharap tidak bangun lagi untuk hari ini.


Aku terbangun karena merasa seseorang menaiki tempat tidur dan berbaring disana. Mataku langsung terbuka lebar, sadar dari tidur. Tidak, tidak mungkin ia disini. Tidak mungkin ia ada di sebelahku saat ini. Tidak mungkin Jongin ada disini.

Dengan ragu-ragu aku berbalik dan melihatnya.

Jongin.

Ia masih memakai jas pernikahannya dan sedang menatapku dengan matanya yang coklat. Untuk pertama kalinya setelah aku mendengar bahwa Jongin akan menikah, aku melihat kebahagiaan yang sudah lama hilang di mata Jongin. Melihat senyum yang mengembang lebar sekarang, sama seperti dulu, sama seperti saat kami masih bersama, tiga tahun yang lalu.

Aku langsung memeluknya, tidak peduli apa yang ingin ia katakan, aku hanya ingin memelukknya sekarang.

Aku bahkan tidak sadar air mataku sudah terjatuh dan membasahi jas pernikahan Jongin namun ia tidak peduli. Ia justru memelukku lebih erat, menyatukan dada kami. Sambil menangis, aku terus memanggil namanya dan ia hanya menjawabnya dengan mengatakan bahwa ia mencintaiku.

"Maaf aku terlambat memilihmu." Ucapnya.

Sambil menangis aku menjawab, "Kau disini. Kau disini bersamaku Jongin."

"Ya, aku disini dan aku tidak akan meninggalkanmu lagi selamanya."

"Mengapa? Mengapa kau tiba-tiba memilihku?"

"Mendengar suara tangismu semalam membuatku sadar bahwa tangismu bisa membuatku gila. Aku tidak ingin kau menangis lagi Sehun. Aku tidak akan membuat kau menangis lagi."

"Jangan tinggalkan aku lagi dan aku akan selalu tersenyum."

Aku mendengar tawa kecil Jongin, merasakan ia mengangguk, lalu merasakan jari-jarinya yang menggenggam tanganku.

Mungkinkah ini di dunia mimpi? Atau aku sudah mati?

Tapi aku tidak peduli, dunia manapun, dunia apapun, selama aku masih bisa bersama Jongin, aku akan baik-baik saja di dunia itu.


[A/n] Dan inilah ending yang kedua :)

Feel free to leave a review karena comment dari kalian sangat sangat berharga untuk saya. Terima kasih :D