Title : We're married

Author : Parkyoonhra

Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, and others

Genre : Family, Romance

Chapter : 3/?

Disclaimer : I do not own Yunjae and They belong to themselves

Warning : Yaoi, MalexMale, Typos, Don't like Don't read

Happy Reading and Enjoy!

.

.

.

Previous Chapter…

Ada apa ini? Kenapa Yunho jadi begitu dingin padanya? Jaejoong pasti sudah membuatnya sangat marah.

"Matikan lampu itu dan cepatlah tidur. Aku sangat lelah," kata Yunho.

Apakah Yunho merasa lelah setelah seharian mencari Jaejoong? Jaejoong jadi merasa sangat bersalah sekarang. Tidak seharusnya ia melakukan hal kekanakan dengan kabur dari Yunho.

"Jaljayo, hyung," kata Jaejoong yang sudah tidur di atas tempat tidur Yunho tapi Yunho tidak membalas ucapannya sama sekali dan Jaejoong merasa sangat sedih.

Mata Jaejoong memanas dan air mata siap meluncur dari mata doe-nya. Jaejoong hanya bisa tertidur dengan memperhatikan punggung Yunho seraya berucap dengan lirih, "Mianhae. Jeongmal mianhae, hyung…"

.

Chapter 3

Jaejoong membuka matanya dan menemukan dirinya tidak tidur di dalam kamarnya. Ohya, semalam ia tidur di kamar Yunho, suaminya. Jaejoong bangkit dari tidurnya dan mengucek kedua matanya kasar saat menyadari bahwa sosok Yunho yang seharusnya tidur di atas futon sudah tidak ada. kemana perginya namja tampan itu? Jaejoong celingukan mencari sosok tegap sang suami ke seluruh penjuru kamar, namun tetap tidak menemukan Yunho dan sepertinya tidak ada orang di dalam kamar mandi. Apa jangan-jangan Yunho kabur dari Jaejoong untuk membalas dendam perbuatan Jaejoong kemarin? Andwae!

Jaejoong turun dari tempat tidur dan segera turun ke lantai bawah. Jaejoong tetap mencari Yunho ke ruang tamu, ruang keluarga, taman belakang hingga ke dapur tapi hasilnya nihil, ia tetap tidak bisa menemukan suaminya. Tubuh Jaejoong melemas. Ottohke? Apa yang harus Jaejoong katakan pada kedua orang tua mereka perihal kaburnya Yunho?

Mrs. Jung mengernyitkan dahinya saat menemukan sang menantu tengah terduduk di lantai dapur sambil menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya.

"Joongie?" panggil Mrs. Jung.

"Umma," Jaejoong mengangkat wajahnya yang telah berlinangan air mata.

Mrs. Jung menghampiri Jaejoong yang masih mengenakan piyama dengan rambut yang berantakan khas seseorang yang baru saja bangun dari tidur.

"Ada apa? Apa Joongie mendapat mimpi buruk?" Mrs. Jung menerka-nerka penyebab menantunya menangis sehabis bangun tidur seperti ini. Mrs. Jung berpikir bahwa Jaejoong mendapat mimpi buruk.

"Yunnie hyung kabur … hiks."

"Mwo? Kenapa Yunho harus kabur?" tanya Mrs. Jung bingung.

"Soalnya sejak semalam Joongie teriak-teriak ke Yunnie hyung terus Yunnie hyung marah sama Joongie, tidak mau bicara dengan Joongie. Lalu pagi ini Yunnie hyung sudah tidak ada. Huweeee … ottohke umma? Kita harus menelepon polisi agar Yunnie hyung segera ditemukan T.T"

Mrs. Jung tersenyum mendengar rengekan Jaejoong, "Yunnie hyung tidak kabur, Joongie-ah. Yunnie hyung hanya pergi menemui temannya."

"Eh? Jeongmal?" Jaejoong mengerjapkan matanya polos.

Mrs. Jung mengangguk dan mencubit pipi tembam Jaejoong, "Tadi pagi Yunho pamit pada umma katanya ingin bertemu dengan temannya."

"Sepagi itu? kenapa tidak bilang pada Joongie?" Jaejoong cemberut kesal. Sia-sia ia merasa khawatir pada Yunho.

"Itu karena Joongie belum bangun, jadi Yunnie hyung tidak bilang pada Joongie. Jja, sekarang Joongie mandi, ne."

Jaejoong hanya menuruti perkataan mertuanya. Hatinya merasa lega karena ternyata Yunho tidak pergi meninggalkan dirinya tapi rasa khawatir yang tadi ia rasakan kini malah berubah menjadi rasa kesal karena menurut Jaejoong Yunho salah karena pergi tanpa pamit padanya. Itu sama saja dengan kabur!

"Eh? Tapi kan kemarin Joongie juga kabur dari Yunnie hyung? Kalau begitu kami satu sama," kata Jaejoong sambill manggut-manggut saat menaiki tangga menuju kamar Yunho.

Setelah mandi dan merapikan kamar Yunho, Jaejoong berbaring di ranjang sambil mengecek ponselnya yang ia matikan sejak kemarin. Terdapat banyak panggilan tidak terjawab dan pesan dari Yunho yang isinya menanyakan keberadaannya. Kemarin Yunho pasti sangat bingung mencari dirinya, Jaejoong terkikik dalam hati.

Terdapat pesan lain juga dari Junsu yang menceritakan liburannya di pulau Jeju bersama teman-teman mereka. Jaejoong menggembungkan pipinya kesal. Junsu pasti sedang bersenang-senang sementara dirinya harus terjebak di rumah Yunho, dimana sang pelaku utama yang menyebabkan kekacauan hidup Jaejoong kini tengah bersenang-senang bersama teman-temannya.

Jaejoong melempar ponselnya ke sisi lain ranjang sedangkan dirinya lebih memilih menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal yang empuk.

"Joongie bosaaaaaan~"

Drrrt drrrt drrrt

Tidak lama kemudian terdengar dering ponsel Jaejoong yang menandakan sebuah pesan baru. Jaejoong mengecek pesan dari nomor yang tidak dikenalnya.

'Apa kau sampai di rumah dengan selamat semalam? Kau tidak bertemu dengan ahjussi-ahjussi mesum, kan? Aku sangat mengkhawatirkanmu."

Jaejoong mengerutkan alisnya membaca pesan tersebut. Tidak lama kemudian terdapat satu pesan baru lagi.

'Ah, ini aku Park Yoochun yang tampan "

Benar juga. Semalam Jaejoong memberikan nomor ponselnya pada Yoochun pantas saja namja yang memiliki senyum mempesona itu bisa mengiriminya pesan.

Jaejoong mengetikkan sebuah pesan balasan bahwa ia sampai dengan selamat semalam dan mengabaikan fakta ia yang bertemu dengan ahjussi mesum (Yumho). Tidak lupa Jaejoong kembali berterima kasih pada Yoochun yang telah mengajaknya bersenang-senang kemarin.

Tidak lama kemudian Yoochun membalas pesannya.

'Syukurlah. Apa kau memiliki acara hari ini? Mau pergi ke taman bermain bersamaku?'

Apa ini sebuah ajakan kencan? Jaejoong tersenyum lebar dan memeluk ponselnya erat sambil berguling-guling di atas ranjang.

Boa tidak berhenti tertawa setelah Yunho selesai menceritakan pengalaman bulan madunya yang gagal.

"Oh, berhenti tertawa, Kwon Boa. Kau membuatku semakin kesal saja," kata Yunho kesal karena terus ditertawakan oleh sahabatnya.

"Mianhae, Yun. Tapi itu cerita yang sangat lucu, sungguh. Aku hanya tidak bisa membayangkan bagaimana wajahmu yang cemas mencari istri kecilmu dan ternyata ia tengah bermain dengan temannya. Aigo," Boa mengusap setetes air mata yang ada di pelupuk matanya akibat ia yang terus tertawa.

Tidak ada ruginya ternyata ia meninggalkan kelas yang sedang diajarnya untuk mendengarkan curahan hati teman lamanya. Boa hanya tidak menyangka nasib seorang playboy macam Yunho harus berakhir dengan seorang namja berusia 17 tahun. Ini pasti berita yang sangat menggemparkan untuk teman-teman mereka semasa sekolah.

"Rasanya aku ingin menghantamkan kepalaku ke tembok berulang kali kalau harus melakukan hal itu lagi," umpat Yunho.

"Sudahlah, Yun. Istrimu masih berusia 17 tahun. Ia masih ingin banyak bermain bersama teman-teman sebayanya."

"Tapi haruskah ia meninggalkan suaminya sendirian di bandara saat mereka akan berangkat bulan madu?"

Boa hanya tersenyum melihat Yunho yang frustasi, "Mungkin saja ia takut padamu," kata Boa asal sambil mengendikkan bahunya.

"Oh, come on. Memangnya aku ini apa? Serigala buas yang akan memangsanya?"

"Beruang buas lebih tepatnya," Boa tertawa atas leluconnya sendiri sementara Yunho cemberut dibuatnya.

"Lalu apa yang membuatmu datang kemari pagi-pagi? Kau mengganggu jadwal mengajarku," kata Boa pura-pura marah.

"Aku hanya sedang malas di rumah karena ada Jaejoong."

"Kau marah pada istrimu?"

"Sedikit. Kau tidak tahu dia saja. Dia akan merengek-rengek minta maaf seharian karena kelakuan nakalnya kemarin. Dan aku tidak akan tahan melihat doe eyesnya yang berbinar-binar mengharapkan permohonan maaf dariku," jelas Yunho.

"Oh, percaya diri sekali kau, Tuan Jung. Bagaimana kalau sekarang istrimu malah sedang bermain dengan temannya?" Boa mencoba menggoda Yunho.

"Awas saja jika Jung Jaejoong sampai berani melakukannya lagi," ancam Yunho.

Boa merasa sangat terhibur dengan kehidupan Yunho dan istrinya. Walaupun terkesan cuek tapi Boa tahu Yunho sangat memperhatikan Jaejoong yang sudah dianggapnya adik sejak kecil. Jangan kira Boa tidak tahu Jaejoong, sejak berteman dengan Yunho di SMA, Yunho tidak pernah berhenti menceritakan Jaejoong. Boa sering menggoda Yunho kalau sahabatnya memiliki rasa lain terhadap 'adik'nya itu, tapi Yunho selalu menyangkalnya dan mengatakan ia menyayangi Jaejoong seperti adiknya sendiri. Tapi sekarang takdir berkata lain dan menyatukan mereka dalam sebuah ikatan pernikahan. Akankah Yunho mengakui perasaannya? Terlebih lagi, apakah Jaejoong memiliki perasaan spesial terhadap Yunho? Entahlah, Boa hanya mengharapkan yang terbaik untuk sahabatnya.

"Hey, aku datang ke sini untuk memarahimu," kata Yunho tiba-tiba membuyarkan lamunan Boa.

"Mwo?"

"Kenapa kau tidak datang ke acara pernikahanku, eoh?" tanya Yunho sambil memasang tampang sok marah.

"Hey, aku sudah meneleponmu dan mengabari ketidakhadiranku, kan? Aku harus mengunjungi orangtua-ku yang sakit jadi tidak bisa datang ke acara pentingmu, Yun. Tapi aku sudah mengirimkan hadiah special untuk pernikahan kalian, kok," Boa mengedipkan matanya pada Yunho.

"Hadiah apa?"

"Satu set perlengkapan bayi. Karena aku tidak tahu kau dan Jaejoong ingin memiliki bayi laki-laki atau perempuan, jadi aku membelikan keduanya untuk kalian," ucap Boa riang sambil bwrtwpuk tangan.

"Yya! Aku dan Jaejoong tidak akan memiliki bayi dalam waktu dekat."

"Bukan berarti tidak akan, kan? Cepat atau lambat aku yakin kau pasti akan segera menyentuh Jaejoong dan kalian akan segera membuat anak melihat sifatmu yang sangat pervert. Hahaha."

"Yya!"

"Apa? Kau mau mengelak? Dari kecil kau selalu mengoleksi foto jaejoong dari ia tidur, bermain, mandi, hingga tidur lagi dan kau sering mencuri ciuman darinya. Apa namanya kalau bukan pervert?"

Yunho merasa menyesal sudah menjadikan Boa tempat curhatnya selama ini.

"Aku yakin di Amerika kau terus menciumi foto Jaejoong-mu itu," Boa terus menggoda namja tampan bermata musang yang wajahnya kini sudah semerah tomat.

"Aku tidak pernah melakukannya," elak Yunho sambil meminum minumannya menghindari godaan Boa.

Boa hanya menatap Yunho sangsi, "Kalau sudah selesai bercerita, cepatlah pergi dari sini. Aku harus mengajar murid-muridku," usir Boa.

"Kau tega sekali mengusirku."

"Itu karena kau tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera angkat kaki dari sini. Memangnya kau tidak memiliki pekerjaan, eoh?"

"Memang tidak," jawab Yunho santai, "aku baru berencana mencari pekerjaan di Korea."

Boa kelihatan berpikir sejenak, "Kau mau menjadi guru seni?'"

"Hm?"

"Rekanku seharusnya mengajar di sebuah sekolah tapi ia mengalami kecelakaan sehingga tidak bisa mengajar. Kau mau menggantikannya mengajar selama kau mencari pekerjaan lain? Agar kau tidak menjadi pengangguran dan mengganggu pekerjaanku," tawar Boa.

"Aku tidak pernah mengganggu pekerjaanmu!"

"Ya ya ya. Jadi kau mau atau tidak?"

"Kurasa itu bukan ide yang buruk."

Jaejoong melangkah dengan riang menuju rumahnya setelah puas bermain seharian dengan Yoochun di taman bermain. And you know what? Namja dengan jidat lebar itu meminta Jaejoong untuk menjadi pacarnya! Jaejoong sangaaaaaaaaaat senang~ semua orang di sekolahnya pasti akan sangat iri terhadapnya karena bisa berpacaran dengan pangeran sekolah itu. Kau memang sangat hebat, Kim Jaejoong! Bwahahaha…

Jaejoong menatap rumahnya yang masih gelap gulita walaupun malam sudah larut. Ohya, tadi umma-nya mengiriminya pesan bahwa kedua orangtuanya dan Kim Haraboji tengah pergi ke rumah kerabat mereka, jadi pasti tidak ada orang di dalam rumahnya. Lalu Jaejoong harus pergi ke mana?

Jaejoong melirik kediaman Jung yang berada tepat di sebelah rumahnya. Mrs. Jung memang memberikan kunci duplikat rumah Jung padanya tadi pagi, tapi entah kenapa ia merasa enggan untuk masuk ke dalam rumah mertuanya itu terlebih lagi ada Yunho di sana.

Dengan memantapkan keberaniannya, Jaejoong memasuki kediaman Jung dengan langkah yang mengendap. Hari sudah malam dan ia juga tidak begitu mengerti kenapa ia harus diam-diam masuk ke dalam rumah mertuanya tapi seperti sudah kebiasaan jika ia pulang larut malam, ia akan mengendap masuk ke dalam rumah karena takut akan dimarahi oleh sang ayah.

Hey, tapi kan sekarang kedua orangtuanya tidak ada jadi ayahnya tidak akan tahu kelakuannya sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan bukan?

SPLAAAASH

Ruang tamu kediaman Jung yang tadinya gelap tiba-tiba menjadi terang benderang. Dan Jaejoong bisa melihat Yunho berdiri di sudut ruangan menatap kearahnya dengan senyuman aneh. Seketika jaejoong cukup merasa ketakutan.

"Baru pulang, Joongie?" tanya Yunho masih dengan senyumannya. Walaupun Yunho tersenyum, entah kenapa Jaejoong merasa Yunho tengah menahan amarahnya.

"N-ne, hyung," cicit Jaejoong menjawab pertanyaan Yunho.

Yunho menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Puas bermain dengan teman-temanmu hingga pulang malam seperti ini?"

Jaejoong merasa terintimidasi oleh tatapan yang dilayangkan Yunho kearahnya, jadi ia hanya menunduk dan bergumam kecil menjawab pertanyaan Yunho.

"Aku bertanya padamu, Jung Jaejoong! Jawab dengan jelas. Darimana saja kau pergi bermain hingga pulang larut malam seperti ini?"

Jaejoong semakin menundukkan kepalanya mendengar Yunho meluapkan amarahnya, " Apakah ini kelakuan seorang istri yang baik? Pergi bermain entah kemana dan dengan siapa tanpa memberi kabar suaminya?

"Hyung juga pergi tanpa memberitahu Joongie dari pagi," ujar Jaejoong mencoba membela diri.

"Tapi aku tidak pergi seharian dan pulang malam sepertimu," jawab Yunho.

"Hyung saja pergi tidak memberitahuku, kenapa aku harus memberitahu hyung?"

Yunho mengusap wajahnya kasar saat Jaejoong dengan berani menjawab perkataannya, "Karena aku suamimu, Jung Jaejoong! Aku mempunyai tanggung jawab terhadapmu."

Jaejoong sudah membuka mulutnya ingin membalas perkataan Yunho, tapi ia mengurungkan niatnya karena ia sendiri tidak tahu harus berkata apa.

"Ada apa ribut-ribut, Yun?" Mr. dan Mrs. Jung datang menghampiri Yunho dan Jaejoong.

Yunho hanya diam sambil menghela napas sementara Jaejoong menundukkan kepalanya karena ingin menghindar dari tatapan kedua mertuanya.

"Kau baru pulang, Joongie?" tanya Mrs. Jung lembut.

Jaejoong mengangguk pelan.

"Kalau begitu cepat bersihkan tubuhmu dan segera pergi tidur," perkataan Mrs. Jung sontak membuat Jaejoong mengangkat kepalanya cepat. Biasanya jika ia pulang larut malam, ayahnya akan memberinya hukuman kecil sebelum mengizinkannya pergi tidur. Tapi sepertinya dewi keberuntungan tengah berpihak kepadanya.

Yunho mendengus dan membuang mukanya kesal. Orangtuanya terlalu memanjakan Jaejoong!

Jaejoong tidak mempedulikan Yunho dan berjalan menuju kamarnya tapi ia sempat mendengar pembicaraan Yunho dan orang tuanya.

"Apa ada masalah, Yun?" suara berat Mr. Jung menghentikan langkah Jaejoong yang baru meniti anak tangga.

"Tidak ada. Hanya saja menurutku umma dan appa terlalu memanjakan Joongie," kata Yunho (dan Jaejoong mendengus kesal karenanya).

"Appa rasa tidak seperti itu. Jaejoong masih sangat muda dan ingin banyak bermain dengan teman-temannya merupakan hal yang wajar," Jaejoong mengangguk setuju dengan ucapan mertuanya.

"Tapi jika tidak diberi peringatan, ia akan terus pergi tanpa memberi kabar padaku dan pulang hingga larut malam seperti ini," kata Yunho.

Jaejoong bisa mendengar suara Mrs. Jung tertawa kecil. "Memangnya saat SMA dulu kau tidak sering pergi tanpa pamit dan pulang larut?"

"I-itu berbeda. Jaejoong istriku, jadi sudah seharusnya ia memberi kabar padaku."

"Kalau begitu itu tugasmu untuk memberinya pengertian. Tapi tidak dengan cara memarahinya seperti tadi, Yun. Ingat, bagaimanapun Jaejoong hanyalah remaja 17 tahun yang pastinya belum mengerti masalah rumah tangga. Kau harus memberinya pengertian dengan perlahan dan lemah lembut."

Jaejoong melanjutkan langkahnya dengan gontai. Apakah ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar karena pergi tanpa memberitahu suaminya? Apakah setiap saat ia harus memberitahu posisinya pada Yunho agar suaminya itu bisa terus mengawasinya? Jaejoong ingin bebas seperti teman-temannya…

Pagi itu keluarga Jung tengah menyantap sarapan mereka di atas meja makan dengan diam. Mrs. Jung tengah menyiapkan makanan mereka, Mr. Jung sibuk meminum kopinya sambil membaca Koran, Yunho sibuk dengan ponselnya sedangkan Jaejoong hanya duduk terdiam di sebelah Yunho.

Semalam Jaejoong yakin Yunho tidak tidur di futon dalam kamarnya karena futon masih terlipat rapih saat jaejoong bangun pagi itu. Lalu, dimanakah Yunho tidur? Jaejoong tidak mempunyai ide sama sekali mengenai hal itu. Tapi namja bermata musang itu masih enggan untuk mengajaknya bicara dan membuat Jaejoong semakin merasa bersalah.

"Yeobo, kau ingin nasinya sedikt atau banyak?" tanya Mrs. Jung yang melayani kebutuhan sarapan suaminnya.

"Kurasa tidak usah terlalu banyak, sayang. Aku tidak mau menjadi terlalu gemuk sepertimu, hahaha," goda Mr. Jung yang mendapat pukulan sayang dari istrinya.

Kedua mertuanya merupakan pasangan yang masih saja terlihat romantis di usia mereka yang tak lagi muda. Ia dan Yunho sudah menikah tapi tetap saja mereka tidak bisa bertingkah seperti pasangan suami istri lainnya, terutama Jaejoong. Apakah ia memang harus berperilaku sebagaimana istri Yunho seharusnya?

"Umma, nasi untukku jangan terlalu banyak karena aku harus pergi ke tempat temanku yang menawariku pekerjaan," kata Yunho tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel di tangannya.

Mrs. Jung mendengar perkataan Yunho tapi ia masih sibuk mengisi piring Mr. Jung dengan lauk pauk sehingga belum mengisi piring Yunho dengan makanan. Jadi Jaejoong mengambil inisiatif untuk mengisi piring Yunho dengan nasi.

"Apa segini sudah cukup?" tanya Jaejoong.

Yunho yang merasa ditanyai menghadap kearah Jaejoong dan kaget saat Jaejoong mengarahkan sepiring nasih kepadanya.

Karena Yunho hanya terdiam, Jaejoong kembali mengulangi pertanyaannya, "apa sudah cukup, hyung?"

"Ah, n-ne."

Kemudian Jaejoong mengikuti Mrs. Jung mengisi piring Yunho dengan makanan lainnya dan setelahnya menaruh piring tersebut di hadapan Yunho.

'Apa kepala Jaejoong terbentur sesuatu?' pikir Yunho. Tapi ia menyukai segala bentuk perhatian jaejoong padanya. Sekarang Ia benar-benar merasa seperti memiliki seorang istri. Hahahaha.

"Apa kau harus pergi menemui temanmu hari ini, Yun?" tanya Mr. Jung.

"Tidak juga sih. Memangnya kenapa, appa?"

"Kalau begitu setelah sarapan kita bisa pergi," ujar Mrs. Jung riang.

"Eodiga?"

"Ke rumah baru kalian berdua~"

EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH?

Ternyata Mr. dan Mrs. Jung bersungguh-sungguh memberikan Yunho dan Jaejoong sebuah rumah dengan halaman rumah yang tidak terlalu luas, ditanami beberapa macam bunga dan tanaman lainnya, dua buah kursi dan sebuah meja kecil di teras yang menghadap kearah halaman, ruang tamu yang minimalis, 2 kamar tidur, ruang tamu, dan sebuah dapur dengan peralatan yang lengakap. Sungguh, benar-benar rumah idaman Jaejoong!

"Kau menyukainya, Joongie?" tanya Mrs. Jung yang membelai rambut Jaejoong sayang.

"Tentu saja, umma. Kelihatannya rumah ini sangat nyaman untuk ditinggali."

"Syukurlah kalau kau menyukainya. Kami dan orang tuamu rencananya akan memberikan rumah ini untuk kalian setelah kau lulus sekolah dan kalian sudah siap untuk tinggal berdua. Tapi, sepertinya saat ini kalian harus belajar untuk tinggal berdua agar bisa lebih memahami satu sama lain.

"Eh? Aku tinggal berdua dengan Yunnie hyung? Disini?"

"Ne~"

"Apa ini tidak terlalu cepat, umma? Kurasa kami belum siap untuk tinggal berdua. Jaejoong masih sekolah dan belum bisa mengurus rumah tangga. Bisa-bisa aku mati kelaparan di rumah ini karena ia tidak memasakanku makanan," ujar Yunho hiperbolis.

Jaejoong merasa terhina dengan perkataan Yunho. kemudian ia menendang tulang kering Yunho saking kesalnya.

"Kami pasti bisa, umma," ujar Jaejoong meyakinkan mertuanya dan mengabaikan Yunho yang tengah mengusap kakinya yang kesakitan setelah ditendang Jaejoong.

"Umma percaya kau pasti bisa mengurus Yunho dengan baik, Joongie," ujar Mrs. Jung sambil menggenggam tangan Jaejoong erat.

Jaejoong merentangkan tangannya dan menggerakkan bagian tubuhnya yang terasa pegal. Setelah acara pindah rumah yang terbilang sangat tiba-tiba, Jaejoong dan Yunho sibuk mengatur perabotan di rumah baru mereka dan memindahkan barang-barang pribadi mereka ke kamar mereka masing-masing. Tapi beberapa jam yang lalu Yunho pamit untuk menemui temannya karena mereka harus membicarakan masalah pekerjaan Yunho, jadilah Jaejoong sendirian yang memberesi rumah mereka.

"Dasar ahjussi mesum menyebalkan. Tega sekali dia meninggalkan Joongie sendirian untuk memberesi rumah yang masih sangat berantakan. Urgh, pinggang Joongie pegal~"

Untuk merilekskan tubuhnya yang lelah, Jaejoong memilih untuk berendam di dalam bathup di kamar mandi. Tapi ternyata Jaejoong malah ketiduran di dalam bathup hingga Yunho pulang.

"Aku pulang~" Yunho memasuki ruang tamu rumahnya yang terlihat masih sedikit berantakan namun tidak segera menemukan kehadiran istrinya.

'Kemana lagi anak itu? Jangan bilang dia pergi bermain lagi?' pikir Yunho.

Yunho naik ke lantai dua untuk memeriksa kamar Jaejoong, tapi ternyata istrinya tidak ada di dalam kamarnya. Yunho malah menemukan hal lain yang menarik perhatiannya.

Sebuah foto Jaejoong bersama lelaki lain di dalamnya. Jaejoong dan lelaki yang seumuran dengan Jaejoong itu tersenyum dengan riang di dalam foto membuat Yunho sedikit meringis. Jaejoong yang berstatus sebagai istrinya saja tidak pernah tersenyum seperti itu kepadanya tapi Jaejoong terlihat sangat senang saat bersama lelaki itu, hal yang tidak pernah terjadi saat Jaejoong bersamanya. Apakah kemarin Jaejoong pergi berdua dengan lelaki ini?

'Apakah Jaejoong memiliki hubungan khusus dengan namja jidat lebar ini?' pertanyaan itu terus berputar dalam kepala Yunho.

Yunho kembali melanjutkan pencarian Jaejoong dan memasuki dapur.

"Joongie?" Yunho melongokkan kepalanya ke dalam dapur yang kosong, "sebenarnya dia pergi ke mana sih?" Yunho menggaruk kepalanya kesal.

Jaejoong yang terbangun karena suara teriakan Yunho menyahut panggilan namja tampan itu.

"Hyung?"

Yunho yang mendengar suara Jaejoong dari dalam kamar mandi menghela napas lega karena menyadari bahwa Jaejoong tidak kabur lagi ataupun pergi bersama lelaki lain.

"Kau sedang mandi, Jae? Kenapa tidak membalas panggilanku dari tadi?"

"Ne, hyung. Aku keetiduran dan baru saja selesai mandi. Tapi …"

Yunho menunggu kelanjutan kalimat Jaejoong dengan tidak sabar. Apa terjadi sesuatu pada Jaejoong di dalam kamar mandi?

"Tapi apa, Jae?"

Jaejoong terdengar ragu untuk melanjutkan kata-katanya, "Tapi aku lupa membawa handukku ke dalam kamar mandi, hyung."

Yunho melongo.

"Bisakah hyung mengambilkan handuk di dalam kamarku?"

Yunho tersenyum lebar, "Kau kan tidak perlu menggunakan handuk, Jae," goda Yunho.

"Ya! Cepat ambilkan handukku, hyung. Atau aku akan memusnahkan semua majalah yang kau sembunyikan di bawah kasurmu," ancam Jaejoong.

Yunho membulatkan matanya mendengar perkataan Jaejoong, "Ya! Darimana kau tahu koleksi berhargaku itu? Baiklah, aku akan mengambilkan handukmu."

Jaejoong terkikik geli mendengar suara Yunho yang tidak rela. Tidak ada salahnya juga ia tadi sempat mengobrak-abrik kamar namja tampan itu.

Memang tidak ada kamar mandi di dalam kamar Jaejoong, jadi ia harus menggunakan kamar mandi dekat dapur untuk mandi. Tapi hal bodoh yang Jaejoong lakukan adalah lupa membawa handuk dan ketiduran hingga Yunho pulang ke rumah! Jika Yunho tidak ada di rumah, Jaejoong bisa saja berlari ke kamarnya tanpa menggunakan handuk tapi tentu saja ia tidak akan melakukan hal memalukan seperti itu jika berada dalam satu rumah dengan orang mesum macam Yunho

"Ini handukmu. Cepat buka pintunya," kata Yunho saat sudah berada di depan kamar mandi dengan membawa handuk Jaejoong yang bermotif beruang.

Yunho sangat ingin tertawa keras saat Jaejoong hanya membuka pintu kamar mandi sedikit sehingga tangannya bisa terjulur keluar tanpa bisa memperlihatkan tubuhnya. Dengan sengaja Yunho malah menjauhkan handuk Jaejoong dari jangkauan namja cantik itu.

"Ya! berikan handuknya padaku," teriak Jaejoong yang menggapai-gapai handuknya frustasi.

Yunho tidak bisa menahan tawanya lagi, "Kalau begitu, keluar saja dari kamar mandi dan ambil handuk ini."

Yunho menghentikan tawanyaa saat Jaejoong mengintip dari celah pintu kamar mandi dan menatapnya galak. Dengan secepat kilat Jaejoong merebut handuknya dari tangan Yunho.

"Sudah, sana hyung pergi jauh-jauh dari kamar mandi," usir Jaejoong.

"Waeyo?" tanya Yunho yang masih merasa lucu dengan tingkah Jaejoong.

"Tentu saja karena aku ingin keluar kamar mandi," jawab Jaejoong dengan malas.

"Kau kan sudah mendapatkan handukmu, lalu kenapa tidak langsung keluar saja, Jae?"

Jaejoong terdiam.

"Lagipula aku sudah pernah melihat semua bagian tubuhmu. Setiap inchi-nya tidak ada yang kulewatkan. Hahaha."

Jaejoong membuka pintu kamar mandi dengan kesal sehingga menyebabkan bunyi yang sangat keras.

Yunho cukup kaget saat Jaejoong seperti ingin menghancurkan pintu kamar mandi mereka, tapi ia lebih kaget lagi saat tubuh Jaejoong yang topless muncul tiba-tiba dari balik pintu kamar mandi. Rambut istrinya yang masih basah meneteskan air dari setiap helainya, tubuh Jaejoong yang putih mulus berkilat terkena air dan Yunho tidak bisa mengalihkan pandangannya dari dada berisi Jaejoong.

Yunho memang pernah melihat selutuh tubuh Jaejoong saat berusia lima tahun tapi dulu tubuh istrinya belum se-hot ini. Yunho meneguk ludahnya dengan susah payah.

Jaejoong yang menyadari tatapan lapar Yunho pada dadanya segera menutupi bagian tubuhnya itu dengan handuk, "A-apa yang hyung lihat? Dan cepat menyingkir. Hyung menghalangi jalanku."

Yunho segera mengalihkan pandangannya kearah lain dan memberikan jalan untuk Jaejoong.

Jaejoong berjalan dengan tergesa menaiki tangga dan Yunho masih memperhatikan setiap langkah namja cantik itu. Yunho membenturkan kepalannya ke tembok saat bagian belakang tubuh Jaejoong terlihat menyembul dari balik handuknya.

Sepertinya kini Yunho yang memerlukan waktu lama di dalam kamar mandi….

.

.

.

TBC

.

.

.

Author's notes: saya membutuhkan waktu yg cukup lama untuk menyelesaikan chapter 3 ini. Bukannya apa2 tapi ditengah jalan saya kehilangan ide untuk melanjutkannya. Jadi sekarang di saat banyak ide mengalir dalam kepala saya, saya akan berusaha mem-post chapter selanjutnya dgn segera agar para reader tdk lama menunggu lagi. Gimana menurut kalian chapter ini? Saya cukup merindukan Jaejoong yg imut2 seperti dulu. Rasanya skrg cukup sulit membayangkan jaejoong yg unyu2 akibat kebanyakan ngeliat dia yg umbar2 aurat kemana2 wkwk

.

Special Thanks to:

Dipa Woon, Choi Min Gi, Byunchannie26, 3kjj, Clein cassie, YeyeWooKIM97, Ai Rin Lee, leeChunnie, YeChun, Dhea Kim, hyejinpark, ditstysandra, Ria, jaena, youngwoongrici, fuyu cassiopeia, misschokyulate2, rinayunjaerina, quinniee, lipminnie, akiramia44, Dennis Park, boojoongie, MPREG Lovers, Nee-chan CassieBigeast, shanzec, JejeKyu Red Saphire, YuyaLoveSungmin, Artemis Jung, meirah.1111, Boo Bear Love Chwang, Couphie, rizkyamel63, .562, nabratz, Neng, eunwoo, okoyunjae, YunHolic, Guests, dan para SR~