Cast:

Choi Siwon

Cho(i) Kyuhyun

Shim Changmin

Kim Heechul

Lee Hyukjae

others

Pairing: Wonkyu,GS, Incest. Jadi jika tidak suka dan merasa terganggu tidak usah mencoba untuk membacanya.

LOVE OF EDEN

"Eommmaaaaa...Apppaaaaa...kajjimaaaaaa,HUWAAAAAAAAA "

"SSsstt...Kyunnie, berhenti menangis baby..."

"Hiks...hiks...kenapa...hiks...eomma hiks dan appa pergi hiks...apa Kyunnie nakal? Apa hiks...Kyunnie terlalu banyak makan es krim hiks...kyunnie janji hiks..Kyunnie gak akan nakal hiks..."

"Tidak baby...eomma dan appa pergi karena mereka terlalu meyayangi kita, mereka akan selalu mengawasi kita"

"Benarkah? "

"Ne...Eomma dan Appa menjaga kita dari atas sana, dan Wonnie akan selalau menjaga Kyunnie dari sini"

"Janji?"

"Ne...asal Kyunnie juga janji menjaga Wonnie"

Sepasang tangan mungil milik seorang gadis cilik itu kini melingkar erat dileher anak laki-laki seusianya. Ditinggal wafat kedua orang tua secara mendadak harusnya menjadi petaka bagi kedua anak yang telah ditakdirkan bersama, bahkan sejak masa pembuahan mereka.

W

O

N

K

Y

U

"Hey...Babygirl, buka matamu"

"hhhmmmm..."

"heeeyyy...ayo baby"

"mmmmmmmm"

"BABYYYYYYYY...KALO TIDAK MAU BANGUN JUGA, WONNIE PASTIKAN KONSOL GAME KESAYANGAMU ITU BERAHIR DI TANGAN HEENIM!"

Srrreeetttttt...

Selimut tebal yang dari tadi setia membungkus tubuh seorang gadis kini tersingkap, dan langsung mengekspose sebentuk wajah manis dengan rambut coklat bergelombang yang tampak kusut. Gadis itu tanpa aba-aba langsung terlonjak duduk meski matanya masih sedikit tertutup, dan...gurat gurat mimpi tercetak jelas dipipi putihnya.

"Hey...morning beautiful" Pemuda berusia 20 tahun menyapa dengan senyuman menawan, kedua tangan besarnya kini menangkup wajah gadis didepannya.

"mmmmmmm" Masih gumaman malas yang diberikan gadis itu, dengan wajah yang ditempelkan kedada pemuda yang kini terkikik geli melihat tingkah khas bangun tidurnya.

"Aigoo...Mykitty baby...ayo mandi, jam delapan kuliah dari Prof. Park bukan? Dan kau tidak mau pulang dengan setumpuk paper yang tidak berguna itu bukan?" Pemuda penerus kerajaan bisnis Choi itu melepaskan dekapan manja sang gadis, memaksanya untuk membuka mata dengan sempurna.

"Hmmm...cukup paper tentang aktifitas mitokondria minggu lalu, no more..."

"Makanya, lagipula Wonnie harus ikut mendampingi penandatanganan kontrak baru bersama Paman Shin jam sembilan, kalau Kyunnie tidak siap dalam setengah jam dipastikan sopir yang akan mengantarmu ke kampus, bagaimana?"

"Noooooo, kajja Kyunnie mau mandi sekarang" Gadis bernama lengkap Choi Kyuhyun itu melompat berdiri "Gendooonnnngggg" kedua tangannya direntangkan menunggu pemuda bertubuh tegap didepannya memberikan gendongan khas koala.

Huppp...Choi Kyuhyun melompat kegendongan Choi Siwon sang saudara kembar. Melingkarkan lengannya keleher tegap sang saudara dengan kaki yang melilit pinggang kokoh itu.

Sepasang anak kembar itu kini tertawa lepas, melepaskan kebahagiaan yang selalu mereka dapatkan. Kebahagiaan yang selalu mereka ciptakan untuk melengkapi hidup masing-masing. Saling melengkapi dan memberi kebahagiaan satu sama lain menjadi kewajiban yang harus mereka tunaikan. Hidup tanpa orang tua sejak mereka berusia tujuh tahun membuat mereka harus mampu menghadapi kerasnya badai kehidupan hanya berdua.

Choi Siwon dan Choi Kyuhyun sepasang anak kembar dari pasangan Choi Yunho dan Kim Jaejoong yang meninggal karena tragedi kecelakaan kapal pesiar yang mereka tumpangi untuk berlibur tiga belas tahun yang lalu. Meninggalkan sepasang anak kembar dengan kekayaan yang melimpah ruah.

Persaingan dari kerabat untuk menguasai peninggalan orang tua mereka membuat si kembar saling menjaga satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang mereka percayai kecuali pasangan kembarnya. Jika pun ada kerabat yang dipercayai, itu pun hanya sebatas sebagai kepala rumah tangga, dan beruntung mereka selama ini terawat dengan baik berkat hadirnya sepupu jauh sang ibu yang dengan senang hati menjadi kepala rumah tangga keluarga Choi, Kim Heechul seorang wanita dengan tingkat kecerewetan diambang batas, berhasil membesarkan si kembar sampai mereka menginjak kedewasaan kini.

Tapi meskipun begitu, tidak ada yang bisa mengalahkan aksi saling menjaga dari si kembar. Choi Siwon selalu menjadi penjaga sempurna untuk Choi Kyuhyun, begitu sebaliknya meskipun terkesan manja dan kolokan tapi Choi Kyuhyun bisa menjadi tempat sandaran bagi Choi Siwon yang telah resmi menjadi penerus dinasti Choi penguasa deretan Rumah Sakit modern dan ternama seantero Korea dan Asia, bahkan Choi Yunho berhasil melebarkan sayap mendirikan pabrik yang memproduksi alat kesehatan modern dan beberapa pabrik farmasi semasa hidupnya.

Choi Siwon dan Choi Kyuhyun bahkan seakan menjadi fenomena baru di kalangan atas Korea. Pesona fisik keduanya ,menjadi daya tarik tak terbantahkan. Choi Siwon mewarisi sisi tampan dan kesempurnaan fisik sang Ayah dan Choi Kyuhyun menjelma seperti dewi dengan tubuh semampai dibalut kulit putih pucat tanpa cela warisan sang ibu. Sekilas mereka seperti bukanlah anak kembar, wajah mereka jauh dari kata kembar hanya beberapa dari ekspersi mereka yang menunjukan kemiripan. Tetapi fakta bahwa mereka lahir dari rahim yang sama dengan perbedaan waktu kurang dari lima belas menit, menjadikan mereka memiliki akta lahir sebagai anak kembar keluarga Choi.

W

O

N

K

Y

U

Pekikan kaget bercampur kagum, dan cekikikan bernada genit selalu menjadi pemandangan biasa ketika mobil sport mewah berwarna hitam itu sampai di lot parkir Medical faculty of Kyunghee University. Bahkan hal itu seakan menjadi hiburan tersendiri bagi kalangan akademisi Universitas ternama itu. Kehadiran sosok Choi Siwon yang mengantar adik kembarnya Choi Kyuhyun selalau menyedot perhatian. Gaya hidup hedonisme dunia hiburan Korea menjadikan warganya terbiasa untuk mengidolakan seseorang dan terkesan terobsesi.

Lihatlah pelataran Medical faculty saat ini, tidak ubah seperti pelataran tempat berlangsungnya konser boyband ternama. Di beberapa sudut tampak mahluk yang didominasi jenis kelamin perempuan bergerombol dan berteriak heboh, bahkan jepretan kamera tidak segan mereka arahkan ke posisi si kembar yang kini tampak tak acuh dengan sekelilingnya, bukannya angkuh tapi mereka sudah terbiasa dengan itu dan bosan jika harus selalu menanggapi setiap perhatian yang mereka dapatkan dengan berlebihan.

"Siwonnie, ingat janjimu oke? Jam tujuh di coffe cojje, tanpa terlambat mengerti? " Kyuhyun melancarkan aksi diktatornya pada kembaran tampannya. Tangannya bergerak lincah merapikan simpul dasi Siwon yang sebenarnya sudah rapi. Entahlah, tapi rasanya tidak sempuruna jika Kyuhyun belum memberikan sentuhan ahir dihasil karya rutin paginya itu.

"Janji yang mana princess?" Senyuman menggoda kini diberikan Siwon pada gadis cantik didepannya

"Yak...jangan pura-pura lupa Tuan Choi, Jum'at malam adalah waktunya menikmati indahnya makanan manis. Atau kau lebih memilih menemaniku insomnia di gamecentre, pilih mana tampan?" Kyuhyun menyentil ujung hidung mancung Siwon, menghasilkan pekikan iritasi dari gadis-gadis yang sejak tadi setia memata-matai dengan terang-terangan aksi menawan si kembar Choi.

"Sepertinya menikmati wajah manis berlepotan coklat dan cream jauh lebih menarik daripada menyaksikan alien-alien virtual itu berserakan manjadi bangkai ditanganmu."

Dan mmppftt...ujung jari Kyuhyun digigit Siwon, ujung jari pelaku penyentilan hidung kebanggaannya. Kyuhyun kontan meringis, tapi kemudian tertawa geli ketika dirasakan gelitikan dari ujung lidah kembarannya.

Apa yang terjadi disekitarnya? Terjadi kekecewaan masal diiringi teriakan
'kyaaaaaaa' , dan lagi-lagi hal tersebut tidak sedikitpun mengganngu si kembar Choi. Bahkan rutinitas Choi Siwon untuk mencium sayang dahi kembarannya tidak hilang meski kilatan blitz menyerbu mereka.

" Janji menunggu jemputan dari sopir Kang?"

Kyuhyun mengangguk mantap

"Janji tidak membuat onar dengan partner of crime-mu itu?

Kyuhyun memutar bola matanya

"Janji menelponku saat makan siang?"

Kyuhyun tersenyum manis

"Janji..."

Cup

Sebuah kecupan tepat di dimple Siwon menghentikan perjanjian protektif sepihak sang kakak.

" Tapi tidak janji untuk tidak memberiku tugas paper tambahan jika aku datang terlambat lima menit saja Oppa.." Kyunyun setengah berlari menuju hall gedung fakultas berbaur dengan mahasiswa lain, meninggalkan Siwon yang masih terpana dengan kata terahir yang diucapkan Kyuhyun. Demi arwah kedua orang tuanya yang kini damai di Surga, Choi Siwon selalu merasakan euforia jika dipanggil Oppa oleh Kyuhyun. Bukan tanpa alasan, hanya saja sifat keras kepala Kyuhyun yang menganggap Siwon hanya kebetulan lima belas menit lebih tua darinya tidak pantas dipanggil 'Oppa', dan Siwon berasa mendapat previlage tersendiri ketika Kyuhyun dengan sukarela memanggilnya dengan sebutan Oppa.

W

O

N

K

Y

U

"Kyuhyun-ah...SSsstt Choi Kyuhyun" Desisan setengah berbisik terdengar dari deretan meja praktikum nomor tiga dari belakang tempat seorang mahasiswa bertubuh jangkung-kelewat jangkung sibuk dengan cadaver (istilah untuk mayat atau organ tubuh yang diawetkan untuk kepentingan praktikum atau penelitian) garapannya.

"Hey...Kyun-aaahhhhh" Nada tak sabar kini terdengar

Dan Bletaakkk

Kepala sendi dari tulang femur mendarat mulus dikepala jenius Shim Changmin, namja yang dari tadi merusak keheningan ruangan praktikum laboratoium anatomi dengan bisikan-bisikan tidak pentingnya.

" Shim Cangmin-ssi, jika tugasmu telah selesai silahkan tinggal ruangan, atau cadaver-cadaver di ruang penyimpanan akan senang kau bersihkan jika aksi berisikmu itu masih terdengar diruangan ini." Teguran dingin dari asisten laboratorium anatomi menyapa indera pendengaran Shim Changmin, pemilik GPA tertinggi diseluruh Fakultas Kedokteran.

Bwwweeeeehhhh...Kyuhyun membalas Changmin dengan leletan lidah dan berlalu ke meja pengawas sebelum tulang yang sama mendarat dikepalanya.

Dan tidak lama Changmin tergesa menyusulnya, sebelum teman yang diklaim Changmin sebagai partner sehidup semati itu berlalu dan menghilang lalu melewatkan kesempatan makan siang bersama di tempat keramatnya di cafetaria kampus, OH NOO Changmin akan memperjuangkan dengan mati-matian untuk bisa makan siang bersama dengan Kyuhyun,karena hanya gadis itulah yang bisa mentoleransi dengan tulus hasratnya akan makanan dan sabar menunggui pemilik wajah kekanakan itu menghabiskan waktu berharganya di cafetaria.

Grepp...pelukan dileher Kyuhyun menghentikan langkah gadis itu ketika keluar dari gedung laboratorium terpadu berlantai enam.

"Yak...cari mati eoh? Kalau leherku patah bagaimana?" Teriak Kyuhyun tepat ditelinga Changmin yang kini merangkul pundaknya.

"Eiiyyy mana berani temanmu yang tampan ini menggores sedikit saja boneka kristal milik yang mulia Choi Siwon, riwayatku akan tamattt" Changmin langsung menggerakan telapak tangan didepan lehernya pertanda 'skakmat'

"Ahahhaaa... Selalu berlebihan" Kyuhyun menyentil dahi Changmin, sedikit kesusahan mengingat pria itu jauh lebih tinggi darinya.

"Aww..baby,kau bisa menghancurkan masa depan dunia kedokteran dengan mencederai kepalaku yang berharga ini"

"Diamlah Shim, atau kulaporkan kau ke Siwonnie karena berani memanggilku baby"

"Yah...kau gila, bisa-bisa kembaranmu itu membabat habis semua dokter bermarga Shim di seluruh Rumah Sakit di negara ini. Dan kami harus menerima nasib jadi gelandangan ber IQ tinggi?"

Dan kembali tawa riang yang bisa didengar dari duo jenius Fakultas Kedokteran ini. Sebuah sisi lain dari seorang Choi Kyuhyun, tidak hanya terkenal sebagai kembaran Choi Siwon dan kekayaan keluarganya. Tapi juga sebagai sahabat Shim Changmin, titisan dokter jenius di Korea. Persahabatan yang bukan persahabatan biasa, karena dari sejak dahulu keluarga Shim yang merupakan keluarga dokter terkemuka adalah dokter andalan disetiap Rumah Sakit Hanyang Hospital, deretan Rumah Sakit yang dimiliki keluarga Choi tepatnya dimiliki oleh Choi Siwon dan Choi Kyuhyun saat ini. Keluarga Shim lah yang berperan besar mempertahankan dinasti keluarga Choi ketika ditinggal Choi Yunho.

Dua porsi Spagheti bolognaise dengan extra beef, satu porsi chicken burger yang kini sedang dilahap habis dan sepiring french fries yang telah menyusut setengahnya tersaji didepan namja bermarga Shim itu. Dan semangkuk gelatto masih dalam list pesanan.

Didepannya gadis pemilik mata sewarna lelehan karamel yang dibingkai bulu mata lentik bak boneka sibuk berbicara dengan seseorang diujung telpon.

"Oh ayolah Siwonnie...berhentilah mengurusi berkas-berkas tak berguna itu, ajaklah asisten monkey-mu itu untuk makan siang." Sudah lebih dari sepuluh menit Kyuhyun mengehentikan kunyahannya demi berbicara dengan kembarannya di telepon, dan kini sibuk memberi ceramah gratis tentang kebiasaan Choi Siwon melewatkan makan siang karena terlalu sibuk.

" Tidak bisa baby, berkas-berkas tidak berguna tapi penting bagi masa depan keluarga kita itu menunggu untuk di fax ke Jepang. Kurasa seporsi pizza bisa membantu selama perjalananku ke kampus".

"Ke kampus? Demi Tuhan Siwonnie...bukannya pihak kampus sudah memberi dispensasi untukmu selama seminggu?" Kyuhyun tidak menurunkan nada hawatirnya

"Errrr...ada beberapa tugas mata kuliah yang tidak bisa kulewatkan, tidak selamanya perlakuan istimewa selalu kudapatkan bukan? Yah..beberapa Profesor masih belum bisa memberikan dispensasi penuh untuku. Bagaimana makan siangmu Kyunnie? Mencuci tangan dengan benar sebelum makan? Jangan sampai racun pengawet mayat itu ikut tertelan bersama makan siangmu,hoekk..."

"Hiiiiissshhh kau kira...Yak Shim Changmin berani kau habiskan milkshake milikku,,,"

"Kyunnie...apa Changmin ada didepanmu saat ini?" Perubahan nada bicara Siwon jelas menyapa Kyuhyun.

"Eh? Y-Ya..tadi kami praktikum bersama dan.." Jelas Kyuhyun hanya bisa merutuki kebodohannya karena kelepasan bicara.

" Dan dia mendengar semua pembicaraan kita?!" Baiklah sepertinya ada yang mulai merasa tidak nyaman.

" Emmhh mungkin...tapi"

"Tutup teleponya Choi Kyuhyun, bukankah kita sepakat akan berbicara berdua saja. Selesaikan makan siangmu dan kurasa mata kuliah selanjutnya menantimu. Bye..'

Tuuuutttttttttttt

Nada telpon yang ditutup sepihak membuat Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, bagaimana bisa Siwon menutup telponya sepihak hanya karena Kyuhyun berbicara didepan Changmin? Salahsatu sifat Siwon yang tidak bisa berubah sejak dulu, tidak menyukai ketika saat-saat bersama dengan Kyuhyun digannggu orang lain meskipun hanya sekedar berbicara ditelpon. Saat berdua dengan Kyuhyun adalah saat ketika semua rasa memiliki satu sama lain bisa diekspresikan dengan berbagai cara, dan hanya mereka berdua yang menikmatinya. Tidak ada celah bagi orang lain untuk masuk kedalamnya.

"hhhhhhhhhhhhhhhh" helaan napas panjang Choi Kyuhyun menarik perhatian pria diseberang meja yang kini nampak puas dengan makan siangnya.

" Tsk...yang mulia Choi Siwon. Jinjja..." Ledek changmin yang memperhatikan wajah kesal sahabatnya.

"Mwo?" Rengut Kyuhyun, sepotong French Fries dikunyahnya dengan malas.

"Apa tidak merasa bosan eoh? "

"Maksudmu?"

"Oh ayolah...si kembar Choi yang tidak terpisahkan, apa harus kulaporkan pada media moment tak terpisahkan The Chois bahkan ketika mereka terpisah jarak? Kuyakin itu menjadi berita menarik yang akan diburu meski moment itu sudah ratusan atau ribuan kali dimuat dimedia. Apa menurutmu kalian tidak aneh?" Seringaian kini menghiasi sudut bibir Shim Changmin.

"Mwo?"

" Hahaha...aku sangat menunggu saat kalian menikah dan hidup dengan pasangan masing-masing. Kurasa itu menjadi fase kehidupan terberat dari si Kembar Choi. Dan berani taruhan kalian akan membuang pasangan kalian kelak demi bisa terus bersama seperti kembar dempet yang gagal operasi." Sindiran tajam has Shim Changmin, membuat Kyuhyun kehabisan ide untuk membalas.

"Yak...Shim!" Hanya teriakan yang mampu dilontarkan Kyuhyun ketika kaki-kaki panjang Changmin meninggalkan cafetaria, menyisakan Kyuhyun yang masih mencerna perkataan Kyuhyun dan bill tagihan yang disodorkan pelayan cafetaria yang harus dibayar Kyuhyun.

Sementara diujung sana, disebuah ruang kantor yang luas dengan dinding kaca besar menghadap keluar, mempertontokan pemadangan kota seoul yang sibuk dan indah disaat yang bersamaan.

Duduk dikursi nyaman President perusahaan dengan mata terpejam dan tangan yang sejak tadi mengurut keningnya. Kelelahan tercetak jelas diwajahnya, tanggung jawab yang tinggi yang ada dipundaknya, membuat pemuda berusia 20 tahun itu beberapa kali menghela napas berat. Menjalankan perusahaan yang telah dia lakoni sejak masa duduk di Sekolah Menengah menjadi sekolah khusus baginya untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dari usianya. Berkutat dengan segala laporan perusahaan, kebijakan para pemegang saham dan badai krisis ekonomi yang siap menghantam selalu menjadi menu hariannya, terlebih isu sensitif seputar pelayanan ditiap Rumah Sakit miliknya yang selalu jadi sorotan berbagai pihak. Peran gandanya sebagai mahasiswa Bisnis Management menjadikan konsentarsinya kadang terurai. Berterimakasihlah kepada sang Ayah yang mewariskan otak cerdas dan disiplin yang diterapkan sang Ibu yang kini diteruskan oleh Kepala Rumah Tangga Keluarga Choi.

Tapi yang menjadi fokus perhatainnya saat ini adalah perbincangan ditelpon dengan sang adik kembar beberapa saat lalu. Siwon selalu menikmati saat-saat berbicara berdua saja dengan Kyuhyun, ketika tubuh dan pikirannya lelah dengan berbagai hal, suara Kyuhyun menjadi pelepas lelah yang paling berharga, meskipun hanya berupa obrolan ringan yang kadang tidak memiliki makna. Sungguh Siwon tidak pernah bisa bertahan tanpa berbicara dengan Kyuhyun meski baru berpisah dua atau tiga jam saja. Maka sesibuk apappun dirinya atau Kyuhyun, sekedar berbicara ditelpon menjadi suatu kewajiban, dan mereka berdua menyadari itu sebagai kebutuhan.

Suatu fakta yang menganggu pemilik fisik nyaris sempurna itu adalah kenyataan kalau kebersamaannya dengan Kyuhyun tadi siang harus diikuti oleh pihak ketiga,Shim Changmin. Orang yang dikenal baik oleh Siwon bahkan bisa dikatakan juga menjadi teman Siwon. Hanya saja Changmin lebih dekat dengan Kyuhyun dibanding dirinya karena keduanya memiliki obsesi yang sama terhadap game dan makanan juga menimba ilmu yang sama di bidang kedokteran. Shim Changmin yang harus meneruskan tradisi keluarga dan Kyuhyun yang bersikukuh ingin menjadi dokter demi ingin mengobati Siwon ketika Siwon sakit.

Motivasi yang terksesan konyol dan main-main, mengingat Kyuhyun pernah berteriak histeris ketika ada seorang dokter wanita yang membuka baju Siwon untuk diperiksa ketika Siwon sakit. Kyuhyun histeris dan hampir memukul sang dokter jika tidak dicegah, Kyuhyun tidak terima Siwonnie-nya disentuh oleh orang lain. Dan sejak itu Kyuhyun kecil berjanji hanya dia yang boleh menyentuh Siwonnie dan dia sendiri yang akan menjadi dokter pribadi bagi Siwon. Awalanya itu dianggap sebagai tindakan posesif saudara kandung, tapi melihat keseriusan Kyuhyun, mau tidak mau Siwon merasakan kehangatan saat mengingatnya. Lagipula tidak buruk ketika dirinya belajar bisnis untuk menjalankan perusahaan yang menaungi beberapa Rumah Sakit dan Pabrik alat kesehatan dan farmasi sedangkan kembaranya menjadi dokter, perpaduan yang klop menurutnya.

"Yakin tidak mau menjemput Kyuhyun, Siwon-ah?" sebuah suara menginterupsi lamunannya dari arah belakang.

Seorang pria berusia 23 tahun dengan tangan menjinjing kantong kertas bertuliskan nama sebuah restoran cepat saji menghampiri Siwon. Lee Hyukjae asisten kepercayaan Siwon sekaligus senior dikampusnya. Seteleh lulus kuliah, Hyukjae langsung direkrut oleh Choi Siwon untuk menjadi orang kepercayaannya.

"Kyuhyun akan dijemput sopir Kang, Hyung. Lagipula jam dua nanti kita harus menghadiri pertemuan di Hanyang bukan?" Siwon kini mengalihkan fokusnya kearah pemuda yang menyodorkan seporsi paket makan siang komplit.

"Apa tidak hawatir belahan jiwamu itu kabur ke game center dengan pria Shim itu?" Sebuah candaan menghentikan gerakan sumpit Choi Siwon.

"Kurasa tidak, Kyunnie sudah berjanji." Tapi tetap saja kehawatiran nampak jelas dari wajah Siwon, topik tentang Kyuhyun tidak pernah ditanggapi dengan main-main oleh Siwon." Dan stop menyebut Kyuhyun sebagai belahan jiwaku, dia itu adiku Hyung, dan asal kau tahu kami berbagi air ketuban yang sama saat dalam rahim eomma."

"Hahaha...itulah kenapa kukatakan dia sebagai belahan jiwamu Choi Sajang. Dan kurasa kalian memang tidak akan pernah terpisahkan." Ucap Lee Hyukjae dengan tatapan penuh arti terhadap atasan yang saat istirahat seperti ini berubah menjadi hobae-nya.

"Apa kami terlihat seperti itu?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir seorang Choi Siwon, pertanyaan yang tidak sengaja dia ucapkan.

"Menurutmu?"

Keduanya kini larut dalam keheningan, makanan yang disantapnya seperti tawar saja karena Siwon masih memikirkan perkataan asistennya, dan sekelebat rasa kesalnya kembali menyeruak ketika mengingat Kyuhyun makan siang berdua dengan orang lain dan parahnya orang itu menjadi ornag ketiga ketika Siwon berbicara ditelpon dengan Kyuhyun.

W

O

N

K

Y

U

Sudah lewat tengah malam ketika Choi Siwon menapakan kakinya di kediaman Choi. Sopir Kang memberikan ucapan selamat malam kepada Tuan Mudanya yang dijawab Siwon dengan senyuman lelah. Pertemuan di Hanyang yang dihadiri para dokter senior Hanyang Hospital di seluruh Korea berlarut ke acara minum khas para tetua. Choi Siwon tidak akan membiarkan cap sebagai penerus Choi yang tidak tahu tata krama dengan tidak ikut serta menghadiri acara minum itu. Meski resiko kekecawaan dari saudara kembarnya karena membatalkan acara menikmati makanan manis di Jum'at malam yang akan diterimanya. Bahkan Kyuhyun tidak menanyakan jam berapa dia akan pulang, Siwon sangat tahu saudara cantiknya pasti sedang dalam posisi siap meledak.

Kediaman Choi selalu tampak lengang seperti biasa, terlebih diwaktu tengah malam seperti saat ini. Kediaman ini hanya dihuni tiga orang dan sepuluh pengurus rumah tangga yang bertugas bergantian. Meski begitu kediaman ini tidak pernah kehilangan kehangatannya, karena keberadaan si kembar Choi yang setiap saat akan selalu diteriaki oleh Kim Heechul ketika mereka berulah disetiap sudut rumah.

Siwon menyeret langkahnya menuju tangga tempat ruang privasinya berada, ucapan selamat malam dari pengurus rumah yang masih terjaga demi menunggu kepulangannya hanya ditanggapi dengan anggukan kecil. Sungguh yang ingin dilakukan Siwon saat ini adalah bergabung dengan saudara tersayangnya dan terlelap dalam dekapan hangat dikamar utama keluarga Choi, kamar yang ditempati sikembar sejak kepergian kedua orangtuanya.

Langkahnya terhenti ketika melewati ruang baca, lampu baca yang masih menyala menarik perhatiannya. Disalahsatu kursi yang bederet mengelilingi meja panjang ditengah ruangan, duduk seorang wanita dengan gaun malam berbahan sutera. Tangannya sibok membolak-balik buku ensiklopedia tebal, gelas champagne yang tinggal setengah tepat berada didepannya.

"Heenim? Apa yang sedang kau lakukan tengah malam begini?" Sapa Siwon dengan heran, berada di ruang baca kediaman Choi bukanlah tipikal wanita berusia 45 tahun yang tetap memancarkan pesona anak perempuan Kim yang terkenal dengan kecantikannya.

"Oh...kau pulang Siwon-ah" Perempuan cantik yang lebih suka di panggil Heenim oleh keponakan kembarnya. "Kemarilah..." Heechul memberi isyarat kepada Siwon untuk mendekat dan menepuk kursi kosong disampingnya.

Meski lelah Siwon tidak berani membantah wanita yang telah mengurusnya tiga belas tahun ini.

"Lelah Chagi?" Usapan sayang mendarat dipundak Siwon, memijatnya perlahan.

"mmmmm" Siwon menikmati perlakuan hangat Heechul, otot-ototnya sedikit mengendur.

"Kyuhyun-mu tidak berhenti merajuk,bahkan dia mengancam akan menjatuhkan Heebum kekolam air mancur jika sopir Kang tidak mau mengantarnya ketempatmu berada." Heenchul mengernyit mengingat tingkah kolokan keponakan manisnya. "Beruntung Joanne datang, dan menwarkan diri untuk membuatkannya Merrow Cake. Hmmm anak itu memang pecandu makanan manis, sampai saat ini aku tidak percaya dia bisa bertahan hanya dengan memakan makanan itu sekali dalam seminggu."

Siwon hanya tersenyum dan sedikit lega mendapati fakta bahwa Kyuhyun tidak melewatkan Jum'at malamnya tanpa makanan manis.

"Tapi dia sepertinya tetap kesal,well...itu menjadi bagianmu" Heechul mengamati perubahan raut muka Siwon. Dia sangat paham kuatnya ikatan antara mereka, hanya Siwon yang bisa meredam kekesalan bahkan kemarahan Kyuhyun dan Siwon-lah yang sering mejadi sumber kekesalan Kyuhyun. Seperti malam ini, Siwon melanggar janjinya untuk menemani Kyuhyun menikmati makanan manis di pastry shop favoritnya.

Siwon hanya tersenyum, dan terlihat bodoh dimata Heechul.

"Apa semua tetua Hanyang masih dengan kebiasaannya meminum arak beras?" Tanay Heechul disela-sela menyesap champagne ditangannya.

Siwon hanya menangannguk dan menuangkan Champagne ke gelas Heeechul yang sudah kosong.

"Tsk..tsk...tetua merepotkan. Apa mereka mengatakan sesuatu yang membuatmu merasa lelah?"

"Ye?"

"Jadi mereka tidak mengatakan apa-apa tentang kalian?"

Siwon mulai merasa resah dengan pertanyaan dari sepupu jauh ibunya itu. "Tentang kami? Aku dan Kyunnie maksudmu?"

"Jadi mereka benar belum mengatakannya. yaiiisshhh bahkan mereka mengatakannya padaku seolah-olah mereka akan segera mendesakmu."

"Heenim apa kau mulai mabuk? Ada apa dengan kami? Mendesak tentang apa? Apa yang mereka katakan padamu?"

"Entahlah, tapi kurasa ada baiknya aku mengatakannya padamu lebih awal Siwon-ah". Heechul menatap lekat pemuda yang selama ini telah dirawat dan dibesarkannya seperti anak sendiri.

"Heenim,berhenti membuatku penasaran."

"Well, beberapa waktu lalu tepatnya tiga hari yang lalu beberapa tetua Hanyang meminta bertemu denganku. Tapi Siwon-ah ini hanya pertemuan biasa, aku tidak tahu maksud mereka sebenarnya" Heechul mencoba menangkap setiap perubahan air muka Siwon.

"Apa yang mereka katakan Bibi Kim?" Panggilan bibi dari Siwon menjadi pertanda permasalahan akan menjadi serius.

" Errrr mereka mulai memikirkan masa depan kalian Siwon-ah. Kalian sudah dewasa, dan mereka berpikir saatnya menata rencana yang lebih matang untuk kalian".

Heechul makin lekat mengamati raut wajah keponakannya, dan sejauh ini masih belum tertebak.

"Tetua selalu merasa bangga dengan kemampuanmu dalam memimpin perusahaan, dan mereka tidka pernah dan tidak akan meragukannya. Hanya ada sedikit hal yang selama ini mungkin luput dari perhatianmu." Heechul perlu untuk meraup oksigen sebanyak-banyak untuk bisa tetap melanjutkan perkataannya. "Terutama tentang adikmu"

Perubahan instensitas tatapan Siwon yang menajam menajdi pertanda pemuda itu terpengaruh dengan perkataan Heechul.

"Be-berapa tetua mulai menyarankan bagi kita-terutama buatmu untuk mulai berpikir tentang calon pendamping Kyuhyun."

Srraaakkkk...

Mantel yang sejak tadi dipegang Siwon terlepas dan jatuh kelantai,Kegeliasahan mulai menyergapnya.

"Kyuhyun...dia masih berusia dua puluh Bibi, Yah...sama denganku maksudku."

Heechul tersenyum lembut dan menyentuh tangan Siwon yang tampak bergetar, menyalurkan ketenangan pada ponakan kesayangannya.

"Tentu, itu juga yang Bibi katakan kepada mereka. Mereka mengerti Siwon, cukup mengerti. Hanya saja, tetua Hanyang ingin kalian mulai merencanakan masa depan keluarga Choi. Mereka tidak pernah ragu untuk tetap setia pada keluarga ini, hanya mereka mengaharapkan rencana terbaik untuk kalian."

"Apa mereka ingin merencakan perjodohan buat kami?"

"Tidak, tentu tidak. Hal itu tidak pernah mereka pikirkan. Tapi jika memungkinkan, pilihan dari putra-putri keluarga tetua adalah yang terbaik'

"Bibi.."

"Tenang Siwon, mereka tidak menyebutkan kalian harus memilih siapa. Jika kalian sudah memilih atau ingin memilih dari keluarga lain mereka tidak pernah keberatan. Seperti halnya Ayahmu yang lebih memilih Ibumu, padahal Ibumu adalah asing bagi tetua." Heechul mengusap lembut lengan Siwon, menyalurkan kepercayaan kepadanya. "Tapi mereka cukup tertarik dengan kedekatan Kyuhyun dengan cucu tetua Shim, Shim Changmin. Bahkan beberapa tetua merasa senang dengan kedekatan mereka."

Tatapan tajam, dan rahang yang mengeras ciri khas keluarga Choi tak luput dari perhatian Heechul.

"Dengar Siwon-ah, mereka tidak mendesakmu. Hanya saja, akan bijaksana jika kau mulai memiIkrkanya. Terutama tentang Kyuhyun, Bibi rasa menjadi tanggung jawabmu untuk mencari pilihan yang terbaik'

Duagh...

Ada hantaman kasat mata yang dirasakan Siwon didadanya. Perasaan tidak nyaman yang susah untuk dijelaskan, dan Siwon merasa napasnya memberat dan sulit.

"Bi-Bibi...A-apa Kyuhyun benar-benar membutuhkannya?"

"Bibi rasa iya, Kyuhyun sangat menyayangimu dan dia sepenuhnya percaya padamu Siwon-ah. Bibi percaya itu..."

"Tapi..." Siwon bahkan tidak tahu kenapa tiba-tiba otaknya terasa meninggalkan tubuhnya. Pikirannya kosong, tubuhnya mulai gemetar.

"Siwon-ah gwaenchana?" Heechul menatap hawatir dan mengusap butiran keringat dikening Siwon. "Hari ini seprtinya melelahkan buatmu. Maaf bukan maksud Bibi untuk medesakmu. Tapi Bibi harap kamu mulai memikirkan perkataan tetua. Bibi selalu ada dipihak kalian sayang, jangan kau ragukan." Heechul meraih kepala Siwon dan mengecup puncak kepala pemuda yang jauh lebih tinggi darinya itu. "Istirahatlah, Kyuhyun-mu akan gelisah dalam tidurnya."

Gelayut kegelisahan tak bisa Siwon hindari, terlebih ketika mendapati sosok yang kini terlelap damai. Sosok yang selalu tampak indah dimata Siwon, sosok yang selalu menjadi alasan baginya untuk tetap kuat dan memenangkan setiap pergulatan kehidupan.

Perlahan dihampirinya sosok indah itu, pipi putihnya bahkan masih nampak bersinar meskipun dengan pencahayaan sangat minim berpendar dalam kamar mewah itu.

Cup...

Lama siwon mendaratkan ciumannya didahi Kyuhyun, bahkan dia hampir menangis dalam ciumannya. Ada rasa berat yang tidak mampu dia definisikan dan yang dia inginkan saat ini adalah mendekap erat tubuh ramping Kyuhyun, melindunginya, melingkupinya dengan semua keindahan rasa yang selama ini dia tanamkan pada sosok itu. Siwon bahkan melupakan dan tidak mempedulikan tubuhnya yang belum dibersihkan dari seharian beraktifitas. Dia tidak mau bernajak sedetikpun, biar saja Kyuhyun akan murka pada pagi hari demi mendapati Siwon memeluknya semalaman tanpa sempat ganti baju.

Siwon menyelinap kedalam selimut hangat yang menyelimuti Kyuhyun,berbaring berhadapan, dan mendekatkan wajahnya sehingga dia bisa menangkap dengan jelas tahi lalat dibawah mata Kyuhyun.

Siwon tidak pernah menyangka, jika gadis kecilnya akan tumbuh menjadi sosok yang begitu indah. Bahkan Siwon selalu berusaha menulikan telinga ketika tidak sengaja mendapati beberapa pria mengagumi keindahan paras Kyuhyun, berpura-pura tidak mendengar agar tinjunya tidak melayang kewajah pria-pria kelaparan itu.

Ujung jarinya menelusuri setiap inchi garis wajah Kyuhuyun, bahkan meksipun memejamkan mata, jari-jarinya bisa melukiskan kesempurnaan gadis itu. Mata yang selalu bersinar indah dengan iris sewarna lelehan karamel, bulu mata yang halus,lentik dan panjang. Hidung runcing yang identik dengan hidungnya, pipi putih yang selalu tampak indah dengan semburat mempesona dan kini ujung jarinya berhenti di belahan bibir berkontur halus, lembut. Siwon membuka matanya, dan menatap sendu belahan yang menggoda itu.

Siwon menarik tangannya secepat mungkin, berusaha mengatur napas untuk meredam sesuatu yang mendesak dari dalam tubuhnya. Melingkarkan lengan kokohnya kepinggang ramping adik kembarannya, menarik kepalan Kyuhyun agar bersandar dihamparan dada bidangnya. Menyesap sedalam mungkin aroma yang menguar dari tubuh Kyuhyun, aroma paling menyenangkan dan selalu menjadi favoritnya. Siwon terus mengecupi puncak kepala Kyuhyun sebanyak dan semampu dia bisa.

"Jaljjayo...baby" Bisiknya. Sebelum mendarat ciuman terakhir diceruk leher Kyuhyun.

Apa Kyuhyun tidur?

Jawabannya tidak!

Gadis itu kini mati-matian menahan gejolak dalam dadanya. Perlakuan sang Kakak menghasilkan letupan-letupan kecil disekitar tubuhnya. Ingin rasanya dia membalas apa yang dilakukan Siwon sebanyak yang Siwon berikan bahkan lebih. Terlebih semua perbincangan Siwon dan Bibinya terekam jelas oleh Kyuhyun. Membuat Kyuhyun ingin melompat kedalam pelukan Siwon dan mengatakan kepadanya bahwa dia merasakan sakit dalam dadanya. Sakit yang teramat sangat, dan dia tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya.

Air matanya hampir saja jatuh demi mendapatkan sentuhan-sentuhan halus dari Siwon, sang penjaganya, lelaki satu-satunya dalam hidupnya kini. Dengan mata yang berembun Kyuhyun membenamkan wajahnya kedalam pelukan hangat sang kakak, mencoba mencari obat untuk rasa sakit dalam dadanya. Tapi rasa sakit yang bertambah yang dia rasakan ketika mengingat perbincangan yang tidak sengaja dia dengar ketika akan menyambut kepulangan Siwon.

Begitu dengkuran halus dari Siwon menyaa telinganya, maka air mata Kyuhyun sudah tidak bisa dibendung. Isakan tertahan dengan tubuh yang gemetar, berusaha disembunyikan Kyuhyun dalam dekapan hangat Siwon.

"Aku harus bagaimana Siwonnie..." Lirihnya...

Dunia macam apa yang harus mereka hadapi kelak? Bolehkah mereka egois dengan memiliki hidup mereka hanya untuk berdua saja?

To Be Cont...

Annyeong...saya kembali mencoba membagi apa yang selama ini tersimpan dalam imajinasi saya.

Fict ini terinspirasi dari potongan scene anime yang tidak sengaja saya temuka di Youtube, gak tau judulnya apa, tapi saya sangat suka. Tapi itu hanya potongan scene berdurasi tidak lebih dari 10 menit. Jadi keseluhan line story-nya murni hasil imajinasi otak saya yang sedikit harus dibengkellll...

Silahkan untuk dinikmati dan beri masukan jika berkenan...