MISS OFICE GIRL TAJIR

Summary : Klan Namikaze dianugerahi kekayaan, ketenaran, dan wajah yang rupawan tingkat dewa. Sayang mereka punya kelainan tingkat akut yang menyebabkan mereka harus menghilang dari pandangan khalayak ramai. Apakah itu? Bisakah Minato menemukan dan menyatukan kembali ketiga anaknya? Ikuti kisah ini.

DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Family dan Drama

WARNING : Bertebaran typo di sana-sini dan please jangan muntah jika ada kata-kata yang bikin neg.

Rating T

Pair : saat ini belum ada

Author Note :

Maaf bagnet aku belum bisa melanjutkan fic-fic ku yang lain malah bikin yang baru karena lagi kehabisan ide. Tapi bentar lagi bakal rilis kok. Ini fic spesial bagi orang-orang yang masih menjunjung tinggi moralitas. Ini fic uneg-uneg author yang kesel karena fandom kesukaan author diisi orang-orang tak bermoral yang mendewakan nafsu dengan tega membuat cerita perselingkuhan menjadi sesuatu yang biasa. Padahal ini luar biasa menyakitkan bagi yang diselingkuhi. Author pernah ngalamin diselingkuhi suami sendiri. Rasanya author benar-benar ingin mati saat itu. Author lalu mencurahkan isi hati dengan menulis fic. Sory kepanjangan curhatnya.

Don't Like Don't Read

Sudah seminggu Naruto kerja di Uchiha Company gorup. Ia sangat menyenangi pekerjaan ini. Gaji OK, partner tidak ada yang rese, pimpinan baik hati, dan gak songong.. tapi…. Kenapa selalu ada tapi ya? Tapi sayang pimpinannya itu kelakuannya super gak OK. Yah kalo orangnya songong, tukang perintah, kata-katanya super pedas sih Naruto masih bisa menolerir tapi ini… sungguh ia ingin menatapkan kepalanya ke tembok saja.

Ia tak kuat kerja jadi OB/OG di bagian khusus membersihkan ruangan direktur. Direktur yang super tampan aka Uchiha Sasuke seperti para eksekutif muda lainnya, demen main cewek, alias gonta-ganti teman tidur. Tiap hari cewek yang digandeng pimpinannya ini selalu beda, padahal dia sudah punya tunangan yang cuantiknya bagai Dewi. Kok masih suka jajan ya?

Mungkin itu urusan pribadi orang itu dan Naruto ngerti itu, tapi please dech tolong dong jangan lakuin di kantor. Kan dia yang kebagian ngebersihin segala kekacauan akibat ulah mesum mereka. Perutnya mual tiap harus beresin seputar kondom dan cairan bekas ML mereka. Hidungnya mengernyit tak suka. Hahhhh… ia tak bisa mengeluh. Apa boleh buat kan. Hampir di semua tempat selalu begitu. Apa ia ke Indonesia aja ya? Kalo gak salah di sana masih banyak orang religiusnya. Tapi katanya disana tingkat pemerkosaan sangat tinggi. Hiii, ia bergidik ngeri. Tak ada yang lebih mengerikan yang menimpa seorang cewk dibandingkan musibah pemerkosaan. Kematian kayaknya lebih disukai tuch.

Ia bergidik, merasakan hawa dingin menusuk tulangnya. Ia merapatkan syal dan jaketnya sekedar mengusir rasa dingin. Ia sabar melirik jalanan menunggu bus datang. Ia melirik di sampingnya hmmm. Ada juga seorang cewek berbaju menor agak terbuka juga sama sepertinya menunggu bus. Ia batin 'Apa dia gak kedinginan ya? Kalo di Indonesia mungkin ia sudah dikira PSK. Tapi Jepang kan lain. Di sini tak ada prostitusi, yahhh meski Seks bebasnya tertinggi sedunia menyamai Amerika.

Dari kejauhan tiba-tiba ia melihat mobil mercy berharga trilyunan berwarna merah menyala, menyakitkan mata. Ia menyipit tak suka karena tahu siapa pemilik mobil mewah itu. Keluarlah sesosok laki-laki tampan berambut raven dengan kacamata hitam sok cool, berjalan mendekati halte tempat Naruto menunggu bus. Ia mendengus sebal.

Ia tak terlalu GR dan berharap sang direktur mau memberinya tumpangan gratis. Paling juga dia mau..

"Hai cewek. Sendiri aja nih. Mau tumpangan..?" katanya rada genit mengerling pada cewek menor yang tadi bersamanya. 'Tuh kan benar dugaannya.' Batinnya sebal. Dia tak hbais pikir. Apa pimpinannya ini gak bosen main. Tadi kan di kantor udah. Kok sekarang masih nyari jatah malam lagi. Uuuhhhh. Dia makin sebal pas gadis yang disapa Sasuke tersipu malu. Entah bagaimana jalan ceritanya gadis itu sekarang sudah ada di dalam mobil dan meninggalkan Naruto seorang diri di halte.

Naruto hanya bsia mengelus dada. Mau merutuk juga apa urusannya? Bukan apa-apanya ini. Untung saat itu bus yagn ditunggunya datang. Ia segera naik dan membayar karcis. Ia bernafas lega, dan beristirahat setelah seharian bekerja keras. Ia membiarkan dirinya terbuai mimpi sesaat sejalan dengan laju bus.

SKIP TIME

"Ohayo Naru-chan. Gimana harimu?" sapa Temari.

"Hariku bagus kalo saja orang-orang sialan itu gak bikin ulah." Kata Naruto mendengus kuat-kuat. Ia sebal. Pagi-pagi dia lagi-lagi harus membersihkan hasil kerja keras bikin anak salah satu pimpinannya. Uuuhhh, kenapa sih nasibnya harus begini?

Temari tertawa geli, maklum dengan juniornya yang kayaknya alergi banget dengan hal-hal begituan. Dia sih sudah kebal. Yah sebagai OB/OG kayak mereka, mereka hanya bisa pasrah. Ini masih mending. Kalo kerja di Love Hotel bakal lebih parah lagi. Ya iyalah Love Hotel gitu loch. "Kali ini siapa lagi?" tanyanya jahil menggoda juniornya.

"Shika."

"Maksudmu si Tukang tidur itu?"

"Iya, Mr. Tukang-tidur-maniak-benci-merepotkan. Kenapa?"

"Apanya yang kenapa?"

"Ya kenapa kamu kaget gitu?"

"Heran aja. Dia kayak bosen hidup gitu. Kok mau-maunya melakukan hal merepotkan."

"Huh.. bagi mereka sih aktivitas di ranjang bukanlah hal merepotkan, tapi menyenangkan. Kan gak pake emosi hanya sex friend, sama sama suka." Kata Naruto

"Tapi masih mendinglah dibandingkan dengan bos besar kita."

"Mending apanya? Mereka itu semua sama pemakan segala dan murahan. Benar-benar gak pilih-pilih. Selama dia berkaki mulus dan pakai rok ya diembat juga."

"Hey, Neji gak begitu tahu."

"Tahu dari mana?"

"Feling aja."

"Feling dipake. Ah, aku cabut dulu ya. Aku harus mengantarkan minuman ini pada Gaara sama."

"OK, selamat berjuang." Kata Temari. Ia mendesah lelah. Ia mengerti kata-kata Naruto itu benar. Semua pimpinannya memang bajingan dan punya reputasi buruk. Tapi boleh kan dia bermimpi berhasil mengikat salah satunya dan membuatnya setia. Hahhh, itu sih mimpi di siang bolong. Kayaknya dia kebanyakan baca kisah Cinderella. Kisah itu hanya indah di buku dan film. Dunia nyata hal itu tak mungkin ada.

Jangankan dia. Sakura, seorang aktris muda yang super cantik, mantan tunangan Sasuke saja tak berhasil mengikat Sasuke. Hinata tak berhasil mengendalikan tingkah liar Kiba dan yang terparah Tenten, seorang putri pejabat diduakan Neji dengan bekas pembantunya pula. Siapa yang gak frustasi pula. Dunia ini sungguh kejam. Dimana ya cowok tajir, sayang keluarga dan setia? Mungkin hanya ada cerita-cerita film saja sebagai penghibur duka lara.

Eitsss, kenapa dia jadi murung gini sih. Itu kan bukan usrusannya. Sekarang pokoknya ia harus kerja untuk membiayahi hidup keluarganya yang pas-pasan dan ibunya yang sakit-sakitan.

Naruto dengan membawa nampan segera mengetuk pintu ruang salah satu direktur aka Gaara sama, untuk meminta ijin. Setelah ada balasan 'Masuk' baru dia berani membuka pintu. Ternyata di dalam sudah ada semua direktur. Ungkin sedang meeting. Ia tak ambil pusing dan meletakkan kopi pesanan Gaara di atas meja.

Ia tak sadar ada salah satu direkturnya yakni Kiba, direktur bagian pemasaran memperhatikannya. Naruto terlihat cantik dengan rambut pirang sebahu yang diikat dengan karet gelang murahan. Yeah penampilan kumelnya itu tak menutupi wajah manisnya. Dia terlalu asyik memandangi Naruto dan melupakan pembicaraan rekan-rekannya yang membosankan. Ia membaca sekilas nametagnya ' Naruto U'. 'Hmm, kayaknya aku punya mainan baru.' Pikirnya puas sebelum kembali konsentrasi pada rapat dadakan yang diadakan Sasuke.

"Apa ada lagi Tuan?" tegur Naruto memberanikan diri bertanya sebelum mengundurkan diri.

"Ya. Tolong kamu siapkan minuman dan snack untuk rapat nanti jam 13.00." kata Gaara.

"Baik Tuan. Permisi."

"Sepertinya elo tertarik padanya, Kiba?" Tegur Neji yang memperhatikan temannya setelah kepergian Naruto.

"Hisss, elu tuh mau ikut campur saja."

"Hey aku gak perduli dengan kegiatan malammu, tapi please jangan bikin skandal dengan salah satu pegawai di sini apalagi seorang OB." Dengusnya kesal. Ditanya baik-baik kok jawabnya nyolot gitu.

"Tak usah sok bersih Mr Neji. Elo juga sama aja demen sama pembokat." Sindir Kiba balik.

"Mantan pembokat. Dia kan belum jadi mantan."

"Sudah tak usah dibahas masalah sepele gitu." Tukas Sasuke melerai perdebatan sebelum tambah panas.

Ia sudah cukup pusing dengan rapat nanti karena ayahnya sendiri yang akan memimpin, tak perlu ditambahi dengan urusan sepele gitu. Kenapa bokap yang katanya mau pensiun itu mau repot ngurusin rapat salah satu cabang perusahaan paling kurang bonafid dibandingkan dengan perusahaan lain yang masih dalam naungan Uchiha Group. Itu karena rekan bisnisnya kali ini Namikaze Minato salah satu orang terkaya di dunia setara dengan Uchiha Group. Dia itu seorang sutradara legendaris dengan tangan emas sekaligus bilyuner. Sebuah kehormatan perusahaan kecil sepertinya mau didatangi oleh seorang sutradara hollywood. Makanya ia ingin semuanya sempurna. Dan itu bikin Sasuke nerveos setengah mati.

Untuk itulah rapat singkat ini diadakan. Ia tak mau malu di depan semua direksi dan pemegang saham apalagi mengecewakan ortunya setelah pertunangannya kandas secara menyedihkan. Gara-gara dia ketahuan oleh Sakura, tidur dengan seorang wanita yang ia pungut di jalan. Akibatnya ia dan keluarganya jadi bulan-bulanan infotainment. Cukup ia tak mau hal itu terulang kembali.

Skip Time

"Elo masih lama, Nar?"

Naruto mendongak "Bentar lagi. Tanggung nih." Katanya. Ia mensave hasil ketikannya di notebook hasil tabungannya selama ini. Oh yeah, itu tadi ia bikin cerpen buat majalah. Namanya kan cukup populer jadi sering kebanjiran job nulis dari redaktur. Ia mengerjakan semua itu di sela-sela pekerjaannya sebagai Ofice girl yang tak terlalu padat.

"Elo kenapa sih gak keluar? Honor elo kan lumayan daripada kerja kasar kayak gini."

"Ya, itu belum cukup. Gue butuh duit cukup banyak buat kuliah."

"Elo kuliah?"

Naruto mengangguh. "Wah hebat. Gue kapan ya?"

"Suatu saat pasti bisa. Eh, kayaknya rapatnya bentar lagi selesai. Balik yuk! Gue gak mau disemprot sama Mr siluman Panda itu karena telat." Katanya yang diiyakan temari. Ia sebenarnya hanya tak ingin suasana angst jadi mengalihkan pembicaraan. Dia mengerti kok apa yang dirasakan Temari saat ini. Ia pasti iri banget padanya karena bisa kuliah sedangkan dia masih bergelut mencari nafkah untuk membantu ekonomi keluarga. Dulu sih dia keluarga kaya samapi ibunya diceraikan oleh ayahnya yang terpikat oleh cewek muda nan seksi. Hhh.. lagi-lagi perselingkuhan. Dan selalu saja anak yang jadi korban. Makanya dia benci banget sama pimpinannya yang bajingan itu.

"Gue yang bawa minumannya. Elo yang bawa makanannya ya?" tawar Naruto dan lagi-lagi diiyakan Temari. Saat ini rapat lagi break jadi Gaara selaku manajer humas menyuruh Naruto membawakan akomodasi ke ruang rapat.

Mereka mengetuk ke ruang rapat meminta ijin. Naruto meletakkan minumannya di atas meja. Ia berniat mengundurkan diri sampai ia mendengar suara tercekik tak percaya yagn dikenalnya baik. "Naru-chan…" katanya lirih. Ia mendongak, menatap si empu yang memanggilnya itu. Gantian dia yang terkejut. 'Mampus gue.' Batinnya berkeringat dingin. Peluh membasahi dahinya.

"Sedang apa elo di sini?" teriak orang itu dengan nada tinggi.

TBC

Buat fic-ficku yang lain ditunggu aja. Ntar juga update kok. Author gak hiatus lho. Terakhir RnR