Chapter 3

Bleach©Tite kubo

Ai wo oishiete kudasai!©Otachaan

Pairing : Ichi-Ruki

Rated : T

Warning : sangat OOC, hancur, typo, gaje, dll.

Summary : Rukia kuchiki adalah gadis polos yang tak mengerti tentang cinta, sedangkan Kurosaki Ichigo adalah laki-laki populer di sekolahnya dan dia selalu bisa membuat setiap wanita jatuh hati padanya. Bisakah Ichigo membuat Rukia jatuh cinta padanya?./'Sial kenapa malah aku yang seperti sedang dikerjai olehnya,' batin Ichigo

.

.

.

"OMAE!"

'Duaak'

"Berani-beraninya kau menyentuh adikku!" kata pria berambut hitam panjang itu pada Ichigo yang masih tergeletak tak berdaya setelah menerima pukulan maut dari laki-laki berambut hitam panjang itu.

"Nii-sama!" pekik Rukia ketika melihat Ichigo yang tak berdaya.

"Ayo kita pulang!" kata laki-laki yang dipanggil Nii-sama oleh Rukia.

"Ta-tapi,"

"Hayaku!" kata Byakuya sambil menarik tangan Rukia dan meninggalkan Ichigo yang masih kesakitan.

"It-itai," kata ichigo sambil mengusap kepalanya yang benjol. Kemudian dia memperhatikan sekelilingnya.

"Dia pasti ingin berbuat jahat pada gadis tadi," bisik salah satu gadis yang memperhatikan Ichigo.

"Iya benar," terdengar bisikan dari gadis lain yang membuat Ichigo semakin kesal.

"Sial!" kata Ichigo kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan taman itu. Hilang sudah keinginan Ichigo untuk berjalan-jalan di sore hari yang cerah ini.

AAA

Malam ini dikediaman keluarga Kuchiki, terlihat gadis mungil yang masih mendiamkan kakaknya. Gadis itu masih asik menonton TV dan tidak memperdulikan kakaknya yang duduk disampingnya.

"Rukia…" kata Sang kakak sambil menggeser tubuhnya untuk duduk lebih dekat dengan adiknya, namun sepertinya Rukia tetap tak memperdulikannya. Kalau sudah begini pasti akan susah mendapatkan maaf dari Rukia. Byakuya tahu betul sifat adiknya, jika sudah kesal begini Rukia akan mendiamkannya selama berhari-hari, dan Byakuya tak ingin hal itu terjadi.

"Kau ingin boneka Chappy?" tanya Byakuya mencoba untuk bersikap lembut pada adiknya agar dia dimaafkan. Namun masih tidak ada respon dari Rukia. Padahal biasanya Rukia akan sedikit goyah jika Byakuya sudah menyinggung tentang boneka berbentuk kelinci itu.

"Bagaimana kalau kita membuat nasi goreng Chappy?" tanya Byakuya lagi, berharap Rukia mau memaafkanya.

'Masih tak mau memaafkanku ya?' batin Byakuya merasa sedih. Dia tak menyangka adiknya akan semarah ini setelah dia memukul laki-laki berambut orange yang melakukan tindakan tidak senonoh pada adiknya. Bagi Byakuya laki-laki berambut orange itu pantas dihukum karena telah berbuat tak senonoh pada adiknya.

"Rukia jangan marah," kata Byakuya sambil memegang tangan Rukia.

"Ini salah Nii-sama!" kata Rukia sambil menepis tangan Byakuya dan mengembungkan pipinya bertanda dia sedang kesal.

"Maafkan aku," kata Byakuya sambil mencoba memegang tangan Rukia lagi.

"Bagaimana kalau temanku tak mau berteman denganku lagi?!" tanya Rukia sambil memandang Byakuya dengan pandangan kesal. Dan hal itu membuat Byakuya tersadar, mungkin dia terlalu kelewatan.

"Aku yang salah, maukah kau mewakiliku meminta maaf padanya? Dia pasti mau menjadi temanmu kok," kata Byakuya sambil mengusap kepala adiknya.

"Benarkah jika aku menyampaikan permintaan maaf dari Nii-sama, dia tetap akan menjadi temanku?" tanya Rukia sambil menatap Byakuya.

"Mochiron!" kata Byakuya sambil menganggukkan kepalanya.

"Dia teman laki-laki pertamaku, dia sangat baik, dan dia mau mengajariku ci-"

'Ups! Hampir keceplosan,' batin Rukia.

"Ci-, apa?" tanya Byakuya yang merasa bingung.

"Ci-, ciri-ciri boneka Chappy yang… yang berbahan bagus!" kata Rukia sambil tersenyum kaku.

"Ya, ciri-ciri boneka Chappy yang berbahan bagus," kata Rukia sekali lagi untuk menegaskan kata-kata yang tadi dia ucapkan.

"Souka," kata Byakuya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sepertinya adiknya benar-benar maniak Chappy.

'Apa aku salah terlalu memanjakannya sehingga dia menjadi maniak Chappy begini?' batin Byakuya. Sekarang dia baru sadar tenyata adiknya menjadi maniak Chappy akibat dari dirinya yang selalu mau membelikan Rukia hal-hal yang berbau Chappy. Tapi lebih baik adiknya yang seperti ini daripada adiknya yang merengek karena ingin tahu apa itu cinta.

'Nii-sama, Gomennasai!' batin Rukia yang merasa bersalah pada kakaknya.

AAA

Keesokan harinya, Rukia sangat bersemangat menyambut hari ini. Dia tak sabar bertemu dengan Ichigo dan menyampaikan permintaan maaf dari Nii-samanya berharap dengan itu Ichigo tetap akan mengajarinya tentang apa itu cinta.

Namun entah kenapa siang ini Ichigo tak ke kelasnya, dan hal itu membuat Rukia kawatir.

'Apa dia tak mau mengajariku tentang cinta lagi?' batin Rukia bertanya-tanya. Karena waktu istirahat hampir berakhir Rukia pun memutuskan untuk segera ke kelas Ichigo. Dia tak ingin semua ini berakhir, ini adalah kesempatan bagus untuk tahu apa itu cinta, begitulah yang ada dipikiran Rukia.

"Rukia, kau mau ke mana?" tanya Momo yang melihat teman sebangkunya beranjak dari tempat duduknya.

"Ke kelas Kurosaki Ichigo," kata Rukia kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya.

"Tapi waktu istirahat tinggal sebentar lagi," kata Momo yang langsung menyusul langkah Rukia.

"Tapi aku harus menemuinya," kata Rukia tetap melanjutkan langkahnya.

"Kenapa begitu?" tanya Momo yang menyusul Rukia.

"Aku harus menyampaikan permintaan maaf dari Nii-sama untuk Kurosaki," kata Rukia dengan polosnya.

"Eh? Memang ada apa tiba-tiba kakakmu meminta maaf pada Ichigo?" tanya Momo dengan wajah yang menunjukkan keingin tahuan yang sangat besar.

"Kemarin Nii-sama memukul Ichigo," jawab Rukia dengan polosnya.

"EEEH?!" pekik Momo yang kaget mendengar perkataan Rukia.

"Kita sudah sampai di kelas Kurosaki tapi aku tak mengenal siapa pun disini," kata Rukia dengan polosnya ketika dia dan Momo telah berdiri di depan pintu kelas Ichigo.

"Aku juga tidak mengenal siapa pun di kelas ini," kata Momo yang telah kembali normal dari kekagetannya tadi.

"Permisi, kalian sedang mencari siapa?" tanya seorang gadis berambut orange panjang yang tiba-tiba menghampiri Rukia dan Momo.

"Aku mencari Kurosaki Ichigo," kata Rukia pada gadis berambut panjang itu.

"Kau gadis ke 10 yang mencari kurosaki-kun hari ini," jawab gadis itu sambil tersenyum manis pada Rukia.

"Eh? Benarkah, kenpa begitu? Apa dia berbuat kejahatan?" tanya Rukia dengan polosnya yang membuat Momo dan gadis berambut orange itu cengo.

"Bu-bukan begitu, itu karena dia populer," kata gadis berambut orange itu.

"Souka, tokoro de, ima kurosaki ga doko desuka," tanya Rukia yang sekali lagi menyakan keberadaan Ichigo pada gadis berambut orange itu.

"Kurosaki-kun ga byouki desukara, gakkou e konai," kata gadis berambut orange itu yang mengatakan kalau Ichigo sakit dan tak datang ke sekolah.

"Oh begitu, terimakasih informasinya…" kata Rukia yang menggantungkan kata-katanya karena dia tak tahu siapa nama gadis yang sedang berdiri di depannya.

"Namaku Inoue Orihime," kata gadis itu sambil membungkukkan badannya.

"Aku Kuchiki Rukia, dan ini sahabatku Momo Hinamori, terimakasih informasinya Inoue-san" kata Rukia.

"Iya sama-sama, dan salam kenal Kuchiki-san, Hinamori-san," kata Inoue.

"Ano, Kurosaki no juusho ga shitte iruka?" tanya Rukia menanyakan alamat Ichigo pada Inoue.

"Shitte iru," jawab Inoue.

"Kalau begitu tolong beritahu aku alamatnya," kata Rukia sambil menyerahkan Handphonenya pada Inoue menyuruh Inoue mengetikkan alamat rumah Ichigo di Handphonenya.

"Yap, selesai," kata Inoue sambil tersenyum.

"Arigatou Inoue-san, Jaa," kata Rukia yang dibalas anggukan kepala oleh Inoue, kemudian Rukia meninggalkan kelas Ichigo yang diikuti oleh Momo.

"Kenapa kau tak mengirim email pada Ichigo saja, dan langsung menanyakan alamatnya pada Ichigo?" tanya Momo pada saat perjalanan menuju ke kelas mereka.

"Dia pasti tidak membalas email ku karena masih marah padaku," jawab Rukia sambil menundukkan wajahnya.

"Dia tak marah padamu, aku yakin itu," kata Momo sambil menepuk punggung sahabatnya itu.

AAA

Di sinilah Rukia berdiri sekarang, di depan rumah besar yang di samping gerbangnya berisi papan kayu yang bertuliskan 'KUROSAKI', setelah memantapkan hatinya akhirnya Rukia memencet bel yang ada di samping gerbang itu. Tak berapa lama setelah rukia memencet bel, terlihat orang botak yang keluar dari gerbang itu,

"Nona, mencari siapa?" tanya orang itu.

"Saya ingin menjenguk Kurosaki Ichigo, saya temannya," kata Rukia, kemudian pelayan yang bernama Ikkaku itu mengangguk mengerti dan mengajak Rukia masuk ke rumah mewah keluarga Kurosaki itu.

Untunglah tadi sepulang dari sekolah Rukia berhasil membohongi kakaknya, dia mengaku sepulang sekolah dia akan mengerjakan tugas bersama temannya sehingga dia tak bisa pulang bersama kakaknya, dan untungnya lagi kakaknya mau saja percaya padanya.

"Nona, ini adalah kamar Tuan Ichigo," kata Ikkaku

"Un, Arigatou," kata Rukia.

Setelah mengetuk pintu kamar Ichigo, Ikkaku berkata " Tuan, ada teman anda yang mau menjenguk anda," setelah berkata seperti itu tak lama kemudian Ichigo keluar dari kamarnya.

'Deg'

Alangkah kagetnya Ichigo ketika melihat gadis mungil berambut pendek itu berdiri di depannya.

"Ikkaku kau boleh pergi," kata Ichigo yang langsung dituruti oleh Ikkaku.

"Ja-"

"Hontou ni gomennasai!" tiba-tiba saja perkataan Ichigo dipotong oleh permintaan maaf dari Rukia yang membuat Ichigo tergejolak kaget.

Masih dengan posisi tubuh yang berojigi, Rukia berkata "Maaf karena Nii-sama memukulmu kemarin, Nii-sama juga memintaku menyampaikan maaf padamu, tolong maafkan Nii-sama," begitulah kata Rukia yang membuat Ichigo membatin, 'Oh, yang kemarin itu,' kemudian ide jahil terbelesit di kepala Ichigo.

"Begitu ya, aku mau memaafkannya kalau kau mau melakukan sesuatu untukku," kata Ichigo sambil menyeringai.

"Tentu, apapun itu, yang penting kau tetap mau mengajariku tentang cinta kan?" tanya Rukia yang sudah tak berojigi lagi. Dipandang dengan wajah polos seperti itu tak hayal membuat Ichigo ingin tertawa.

"Bagaimana ya…" kata Ichigo mempermainkan Rukia. Lihatlah wajah gadis mungil yang tiba-tiba cemberut itu, itu sungguh menarik bagi Ichigo.

'Ini lebih menarik dari menggoda 1000 wanita pun,' batin Ichigo.

"Baiklah aku tetap mau mengajarimu cinta, kalau kau mau melakukan apa saja yang ku katakan," kata Ichigo yang langsung dibalas anggukan bersemangat dari Rukia.

"Bagus," kata Ichigo sambil menepuk pelan kepala Rukia, kemudian dia mengajak Rukia masuk ke kamarnya. Setelah masuk ke kamarnya Ichigo duduk di tempat tidur king sizenya.

"Kemarilah," kata Ichigo yang menyuruh Rukia duduk di sampingnya, dan perintahnya itu langsung dituruti oleh Rukia.

'Kawaii ne,' batin Ichigo yang melihat sifat polos Rukia.

"Ano, yang kemarin apa masih sakit sehingga kau tak masuk sekolah hari ini?" tanya Rukia sambil menatap Ichigo dengan polosnya. Ichigo pun menyeringai dan mulai berakting.

"Masih, sakit sekali," kata Ichigo sambil memegang dahinya yang kemarin terkena pukulan maut dari Byakuya. Melihat hal itu Rukia pun kembali menjadi merasa bersalah pada Ichigo. Padahal hari ini Ichigo tak masuk sekolah bukan karena sakit setelah terkena pukulan Byakuya, dia tak masuk sekolah karena sedang sakit demam.

"Apa yang harus kulakukan?" lirih Rukia. Sebenarnya Ichigo tak tega melihat wajah sedih Rukia, tapi sebagian dari dirinya justru sangat senang melihat ekspresi wajah Rukia yang berubah-ubah karena dijahili olehnya.

"Kurosa-"

"Panggil aku Ichigo,"

"Ichi-go, aku tak yakin ini akan membuat sakinya berkurang, tapi Nii-sama selalu melakukan ini bila aku sedang terluka atau sakit," kata Rukia kemudian dengan perlahan mendekati Ichigo, setelah itu dia memegang pundak Ichigo. Saat ini mata mereka saling bertemu.

'Deg deg deg'

Tak hayal hal itu membuat jantung Ichigo berdetang secara tak normal.

'Sial kenapa malah aku yang seperti sedang dikerjai olehnya,' batin Ichigo yang mencoba mengatur detak jantungnya agar berdetak normal kembali. Namun hal itu gagal karena dengan perlahan tangan mungil Rukia mengusap memar di kening Ichigo dan mendekatkan bibirnya ke kening Ichigo.

'Cup'

"Semoga tak sakit," kata Rukia sambil tersenyum.

'Bruk'

Entah apa yang terjadi hingga Ichigo tiba-tiba ambruk ke tempat tidurnya yang tentu saja membuat Rukia ikut terjatuh menimpa Ichigo, karena Rukia masih berpegangan pada pundak Ichigo.

"I-ichigo kau tak apa-apa?" tanya Rukia yang kemudian menggeser tubuhnya dari atas tubuh Ichigo dan duduk di samping Ichigo. Ichigo pun masih tak menyangka akan apa yang terjadi barusan, ciuman dari Rukia mampu membuatnya kehilangan kesadaran.

"Ichigo!" pekik Rukia sambil mengguncangkan tubuh Ichigo, yang membuat Ichigo bangun dari alam bawah sadarnya.

"I-iya, aku tak apa-apa," kata Ichigo sambil tersenyum dan menepuk kepala Rukia, hilang sudah keinginannya untuk menjahili Rukia.

"Yokkata," kata Rukia sambil menghela napas lega. Namun ada hal yang mengganjal dipikiran Ichigo, tadi Rukia mengatakan kakaknya selalu melakukan hal itu bila dia sakit atau terluka, jangan-jangan kakak Rukia itu mengidap sister complex, itulah yang ada dipikiran Ichigo.

"Aku ingin menanyakan sesuatu, apa kakakmu selalu menciummu ketika kau sakit atau terluka?" tanya Ichigo yang masih dengan posisi tidurnya sambil memandang Rukia yang masih dengan posisi duduk di sampingnya.

"Tidak, dia hanya mengusap keningku saja, tadi itu aku hanya menambahkannya saja, aku tak tahu efeknya akan membuatmu sampai terjatuh begitu," kata Rukia sambil memperlihatkan cengirannya. Dan hal itu membuat Ichigo cengo.

"Huh, dasar,"

'Bruk'

"Eh?"

"Pinjam pahamu," kata Ichigo yang membuat Rukia yang awalnya kaget menjadi tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya. Rukia membiarkan Ichigo menjadikan pahanya sebagai bantal.

"Kenapa kau sendirian di rumah?" tanya Rukia sambil membelai rambut orange Ichigo yang membuat Ichigo memejamkan matanya, merasakan kelembutan yang Rukia berikan padanya.

"Ayahku sedang bekerja, sedangkan ibuku sedang menjemput adikku biasanya ibuku akan langsung membeli bahan makanan untuk makan malam," kata Ichigo masih memejamkan matanya.

"Oh begitu," hanya itu tanggapan dari Rukia.

"Biasanya Ibuku sudah pulang jam se-,"

'Brak'

"Onii-san kami pu-"

Didepan pintu kamar Ichigo terlihat Yuzu yang sedang kaget sambil membulatkan matanya melihat kakaknya berduaan dengan seorang gadis manis di kamarnya, sedangkan Ichigo hanya bisa menutup matanya dengan salah satu tangannya kemudian dia membatin,

'Ini pasti akan menjadi salah paham,'

"OKAA-SAN, KARIN, ICHI-NII MEMBAWA WANITA KE KAMARNYA!" Teriak Yuzu yang tak berapa lama kemudian terdengar derap langkah kaki yang mulai mendekati kamar Ichigo.

"Ara, manis sekali," komentar Masaki ketika sudah sampai di depan kamar Ichigo.

"URUSAI!" kata Ichigo yang tiba-tiba bangkit dari pangkuan Rukia.

"Ichi-nii mesum," komentar Karin yang membuat Ichigo merasa ada pedang kasap mata yang menusuk tubuhnya.

"Onee-san ayo kita tinggalkan si mesum ini," kata Karin yang melangkah masuk ke kamar Ichigo kemudian dia menarik tangan Rukia untuk segera pergi dari kamar Ichigo.

"Oi oi oi," kata Ichigo yang tak terima.

"Ano, Ichigo tidak mesum kok," kata Rukia sambil tersenyum ke arah adik kembar dan Ibu Ichigo.

'KAWAI,' Batin adik kembar dan Ibu Ichigo.

"Nee, onamae wa?" tanya Masaki sambil tersenyum manis pada Rukia.

"Watashi no namae wa Kuchiki Rukia tomoshimasu, douzo yoroshiku," kata Rukia kemudian membungkukkan badannya.

"Hei hei hei, kembalikan Rukia padaku," kata Ichigo yang sudah bangkit dari tempat tidurnya.

"Tidak mau, week," kata Karin sambil menjulurkan lidahnya, kemudian menarik Rukia menjauhi kamar Ichigo.

"Karin, Matte," kata Yuzu yang kemudian mengejar Karin.

"Dasar bocah-bocah itu," kata Ichigo sambil menatap adiknya yang berlarian bersama Rukia.

"Jadi, dia pacarmu?" tanya Masaki yang terlihat serius membuat Ichigo susah payah menelan ludahnya, kemana perginya ibunya yang biasanya lembut itu.

"Be-belum menjadi pacarku sih," kata Ichigo sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Apa kau menyukainya Ichi?" tanya Masaki penuh dengan intimidasi.

"Um,"

"Jawab!"

"IYA!"

"Bagus, kalau begitu jangan permainkan dia, tidak baik mempermainkan anak perempuan nanti bisa-bisa kau kena karma," kata Masaki kembali lagi ke mode lemah lembutnya. Kemudian Masaki berkata lagi, " Ini sudah sore sebaiknya kau suruh Ikkaku mengantarnya pulang, kau masih sakit kan?" kata Masaki.

"Aku sudah sembuh kok, biar aku yang mengantarnya," kata Ichigo yang dibalas senyuman oleh ibunya.

Setelah itu Ichigo pun menyusul adik-adiknya yang mengajak Rukia berlari. Setelah percekcokkan singkat dengan adiknya Ichigo pun mengantarkan Rukia pulang dengan berjalan kaki. Sebenarnya bisa saja Ichigo mengantar Rukia pulang dengan mobilnya, namun karena ingin lebih lama bersama Rukia dia memutuskan untuk mengantar Rukia dengan berjalan kaki.

Setelah melewati beberapa rumah dan gang-gang kecil akhirnya mereka berdua sampai di kediaman Kuchiki yang megah itu. Rumah Rukia memang besar dan indah benar-benar seperti Istana.

"Rumahmu besar ya?" tanya Ichigo.

"Tidak kok," jawab Rukia dengan polosnya.

"Kalau begitu aku pulang dulu ya," kata Ichigo sambil tersenyum lembut ke arah Rukia.

'Deg'

Baru pertama kali ini Rukia melihat hal yang lebih indah dari pada boneka Chappy, ternyata Ichigo yang tersenyum saat wajahnya diterpa cahaya matahari sore itu begitu indah, sampai-sampai Rukia tak mampu mengedipkan matanya.

"HM!" tiba-tiba Byakuya sudah berdiri dibelakang Rukia sambil mengeluarkan aura gelap yang seperti kemarin dan hal itu kembali membuat Ichigo merinding. Selain Ichigo yang merinding, Rukia juga merasa gugup karena takut ketahuan berbohong.

"Rukia, aku pulang dulu!" kata Ichigo yang kemudian berlari dengan cepat meninggalkan rumah keluarga Kuchiki.

"Nii-sama, i-itu Ichigo teman yang kuajak membuat tugas," kata Rukia sambil tesenyum kaku.

"Souka, dia bocah yang kemarin kan?" kata Byakuya sambil memandang adiknya dengan pandangan mengintimidasi.

"I-iya, ah! Aku lupa, aku ingin segera menonton Anime Chappy yang dipinjamkan oleh Ichigo," kata Rukia kemudian buru-buru masuk kedalam rumahnya.

'Aneh dan mencurigakan,' batin Byakuya.

"Laki-laki berambut orange itu!" umpat Byakuya sambil berbalik menuju ke dalam rumahnya. Sambil berjalan menuju kedalam rumahnya Byakuya mulai berpikir, berbahaya kalau Rukia dekat dengan laki-laki yang tak dikenal olehnya, contohnya seperti laki-laki berambut orange yang membuat Byakuya kesal tadi. Jadi, Byakuya mulai berpikir, bagaimana kalau dia mengirim seseorang untuk menjaga Rukia.

'Mungkin aku harus mencari seseorang yang kupercayai untuk menjaga Rukia di sekolahnya,' batin Byakuya.

.

.

.

.

TBC

Haloo minna, ini dia Chap 3 nya. Maaf jika ceritanya jd aneh.. hehe ^^a. Maaf juga karena saya baru bisa update, ^^a.

Ini kurang lebih arti dari kata-kata yang menggunakan bahasa jepang :

Omae : kamu (bahasa informal)

Hayaku: cepat

Itai: sakit

Mochiron: tentu

Nii-sama, Gomennasai: maaf kak

Souka, tokoro de, ima kurosaki ga doko desuka : begitu ya, ngomong-ngomong, sekarang kurosaki dimana?

Kurosaki-kun ga byouki desukara,gakkou e konai : karena kurosaki-kun sakit, dia tak ke sekolah.

Ano, Kurosaki no juusho ga shitte iruka? : tahu alamatnya kurosaki?

Sitte iru: tahu

Arigatou Inoue-san, Jaa,: makasih inoue, da.

Kawaii ne,: lucunya

Hontou ni gomennasai : aku benar-benar minta maaf

Urusai: berisik

Matte: tunggu

Nee, onamae wa? : Siapa namamu?

Watashi no namae wa Kuchiki Rukia tomoshimasu , douzo yoroshiku, : Nama saya Kuchiki Rukia, salam kenal

Ojigi : mungkin sudah banyak yang tahu apa itu ojigi, ojigi itu adalah salah satu budaya jepang yang dilakukan dengan membungkukkan badan biasanya ini dilakukan untuk menghormati seseorang, meminta maaf, pekenalan, dll.

Kemudian saya tidak lupa mengucapkan terimakasih bagi yang sudah review, favs, dan follows fanfic saya ^^

Untuk : Hanna Hoshiko, Azura Kuchiki, Namikaze Sholkhan, Arisa Narahashi - Aimee, Moechuu, Eun Chae, 15 Hendrik Widyawati, Tiwie Okaza, Izumi Kagawa, Bleachaholic Yuuka-chan terima kasih sudah mereview, balasan dari reviewnya sudah saya kirim ke PM masing-masing .. ^^.

Dan untuk :

Darries : Arigatou udah review senpai, supaya tahu apa maksud dari kata-kata Isshin, ikuti terus ya fanfic saya .. hehe. Ini udah update senpai, maaf ga bisa kilat.. ^^

Jessi : Arigatou udah review senpai, makna dari kata-kata Isshin itu masih rahasia senpai, hehe.. ^^

Chelsea: Arigatou udah review titan chan.. ^^, gomen, sepertinya saya gak bisa buat Rukia di tindas di fanfic ini, gomen ne Titan Chan. (_ _)

Chelsea : Arigatou udah review ^^, etto ada 2 pen name Chelsea, saya jadi bingung .. ^^a, tapi tetap makasih udah mau review. keluarga kuchiki kaya kok. makna dari kata-kata Isshin itu masih rahasia ,, hehe.

Akhir kata saya ucapkan, Review wo wasurenaide kudasai… ^0^