Ni hao!

Aku adalah si maniak panda yang juga mempunyai mata seperti panda, Huang Zitao. Panggil saja Tao. Kungfu Panda Tao juga tak masalah. Hehe.

Aku ingin memberitahumu tentang tiga hal yang paling kusukai di dunia ini.

Pertama; sudah pasti panda.

Kedua; itu adalah ilmu bela diri asal tempat kelahiranku, China, yang dikenal dengan sebutan wushu.

Dan yang ketiga adalah—

—Oh!

Sebelumnya aku ingin minta maaf karena aku berkenalan dengan kalian dengan pose seperti ini. Merunduk dan bersembunyi di balik semak-semak halaman belakang sekolah, memperhatikan dua lelaki yang berhadapan satu sama lain. Aku kenal mereka. Jelas, mereka adalah sahabatku.

Memang sih badanku menjadi kaku karena bertahan dalam posisi ini dalam waktu yang cukup lama. Tetapi ini semua kulakukan demi cintaku, uuu~!

"Yixing. Aku..."

Dapat kudengar suara berat dari salah satu lelaki itu berbicara. Oh! Oh! Aku sangat kenal suara ituuu. Bolehkah aku melting?

"...suka padamu."

HEEE?

Kenapa orang yang kusuka malah menyatakan cintanya pada orang laiiin?!

Huhuhu, aku merasa ditolak secara tidak langsung oleh orang itu T-T Menyebalkan T-T

"Du bu qui..."

Suara dari lelaki satunya terdengar. Pasti itu suara Yixing ge.

"A-aku... tidak bisa menganggap gege sebagai kekasih..."

EH?

"Du bu qui, ge..." Suara lembut itu terdengar lagi, setelah akhirnya kulihat dari tempatku sekarang Yixing ge berjalan menjauhi halaman belakang sekolah.

...

YES! BAGUS!

Kalau begitu, inilah kesempatanku! Aha~!

"Kris ge~!" seruku sambil keluar dari tempat persembunyianku beberapa menit yang lalu. Dapat kulihat lelaki yang kupanggil dengan nama Kris itu menoleh ke arahku terheran-heran.

"Tao..." Kris ge menatapku dengan matanya yang menawan, aaaaa! Tao benar-benar melting, mama! "Kau sudah lama di sana? Kau... melihatnya?"

Aku mengangguk semangat. "Yep. Sayang sekali ya, ge~ Gege ditolak tuh~"

Perempatan muncul di sisi kening Kris ge (jika ini adalah sebuah komik). "Kelihatannya kau senang sekali."

"Tentu saja! Itu artinya gege harus menjadi kekasihku~"

Oops. Aku kelepasan, ya?

Ah, tidak peduli. Kekeke.

Kris ge berbalik dan berkata dengan datarnya padaku. "Jangan konyol. Aku tidak akan menyukaimu, Tao..." Sedikit sakit hati sih mendengarnya, tapi aku sudah lumayan kebal dengan ucapan menyakitkan Kris ge. Cinta itu 'kan memang butuh pengorbanan (omong-omong, apa hubungannya, ya?). "Cepat pulang sana." perintahnya.

Aku masih terdiam dengan kondisi sakit hatiku yang sebenarnya tidak begitu menyakitkan. Baru saja aku akan berbalik dan meninggalkan Kris ge, lelaki tampan itu berbicara lagi. "Ah, bahaya juga kalau kau pulang sendirian..."

Dengan mata yang berbinar dan melupakan rasa sakit hatiku, aku menoleh pada lelaki tampan itu, dan berkata dengan riangnya, "Ayo kita pulang bersama, ge~!"

"Mana bisa. Arah rumah kita itu berlawanan, Tao. Lagipula aku lupa kalau kau pandai wushu." Kris ge sekarang benar-benar berbalik, dan meninggalkanku sendirian di sini tanpa mengucapkan salam perpisahan apapun.

Huh. Menyebalkan sekali.

Okay, Tao tidak boleh menyerah begitu saja! Perjuangan Tao masih panjang! Fighting~!

.


.

Title : Catch Your Love

Author : Syd

Genre : Romance (Molla~)

Rated : T

Casts : Wu Yifan and Huang Zitao, other EXO's member.

Disclaimer : All belong to God and S.M Entertainment. Storyline is mine.

Warning : Yaoi/BL, out of characters, miss typo(s), absturd, etc.

...

Happy reading! ^^

.


.

"TAO! PERHATIKAN BOLANYA~!"

"Hah? Apa?" Aku celingak-celinguk. Bola? Bola, bola~ Di mana bolanya? Apa kalian melihat di manakah bolanya?

"Taooo, itu ada bolaaa~"

"Di ma—"

Duesh!

Wow.

Aku tersedak air liurku sendiri. Tumben sekali aku dapat melakukan gerak refleks dengan baik.

"Yaaa, bolanya jauh sekali." Teman di sampingku mengeluh melihat bola yang melambung tinggi di atas langit cerah sana. Ia menoleh padaku. "Karena itu akibat pukulanmu, ambil sana bolanya, Tao."

Aku memberikan tanda 'OK' dengan jariku, dan dengan segera mengikuti arah bola tenis tersebut. Jauh sekali bolanya~ Apakah kekuatan refleksku sebagus itu?

Duagh!

"Oh my! Oh my!" Kupercepat lariku ketika melihat bola itu mendarat ke kepala seorang murid di lapangan basket.

"Maafkan ak—Loh?" Aku mengerjapkan kedua mata pandaku. Itu Kris ge! Ternyata Kris ge yang terkena pendaratan manis bola pukulanku, haha. "Gege! Gege tidak apa-apa~?"

Kris ge membungkuk untuk mengambil bola tenis yang berada tidak jauh dari kakinya, dan melemparkan bola hijau itu kepadaku. "Kenapa bola ini bisa menghampiri lapangan basket, sih?!" omelnya.

Aku menggaruk tengkukku pelan, dengan lidah yang sedikit kujulurkan. "Mungkin karena... gaya tarik... cinta kita?"

"Jangan bercanda!"

"Hehe~"

Walaupun Kris ge itu menyebalkan dan sering bersikap dingin, aku tetap mencintainya. Apalagi melihatnya yang berkeringat dengan baju sleeveless saat Kris ge bermain basket. Owowo mama~ OQO. Aku semakin mencintainya~! /love/.

...

oOoOoOoOoOo

...

"Hai, semuanya~"

Dengan masih mengeringkan rambutku yang basah karena baru saja kusiram dengan air dari botolku, kutolehkan kepalaku pada suara itu. Di depan kami—aku dan teman-temanku—terdapat seorang lelaki dengan sebuah kamera di tangannya. Ia tersenyum manis pada kami.

"Berpose yang baik, 'kay? Aku ingin foto kalian~"

Jpret.

"Xie xie~!" Lelaki itu kembali tersenyum manis dan meninggalkan kami yang sebagian melambai padanya.

Lelaki itu adalah Yixing ge. Yixing ge memang masuk dalam klub dokumentasi yang mengharuskannya berkeliling untuk mengambil beberapa kegiatan kami di sekolah.

Yeah, itu memang Yixing ge. Orang yang baru saja menolak Kris ge.

Yixing ge itu memang tidak terlalu populer, apalagi saat ia menjadi murid baru di sekolah ini. Tetapi sejak ia bergabung dengan klub photography, itu mengharuskannya menjadi akrab dengan banyak orang, dan ta-daaa Yixing ge menjadi populer (walaupun tidak sepenuhnya) karena senyuman manisnya.

Iya, aku mengakui kalau Yixing ge itu manis kok.

Yixing ge juga populer karena bakat dancenya yang keren. Jangan tanya mengapa aku bisa mengetahuinya. Aku sempat mengintip ruang dance yang saat itu pintunya terbuka, dan menampakkan Yixing ge yang sedang meliukkan tubuhnya. Du bu qui, gege!

Oh! Oh!

Aku teringat sesuatu dari drama yang sering kutonton bersama mama. Hubungan sepasang sejoli akan bertambah mesra jika mereka saling tahu tipe pasangan mereka masing-masing.

Kalau begitu aku akan menjadi seorang Yixing ge! Yosh!

Aaaaa~ Aku akan mendapatkan Kris ge selagi Kris ge sedang single sekarang~ Ahahaha~

Tunggu aku Kris ge~

...

oOoOoOoOoOo

...

"Gege!" panggilku seraya berlari menghampiri Kris ge yang hampir saja memasuki kelasnya. Aku menunjukkan kamera di tanganku ke arahnya. "Aku ingin memfoto gege."

Teman di samping Kris ge, itu Luhan ge, bertanya padaku, "Sejak kapan kau ikut klub photograpy, Tao?"

"Aku tidak ikut klub kok, ge. Ini hanya untuk kenang-kenangan saja. Gege 'kan sudah akan meninggalkan sekolah ini. Hehehe." jawabku. "Luhan ge boleh ikut berfoto dengan Kris ge, kalau gege mau."

"Tentu saja!" Luhan ge merangkul bahu Kris ge yang lebih tinggi darinya dengan sebelah tangannya membentuk tanda 'peace'. "Oi, Kris, berpose dong."

Dengan coolnya, Kris ge memasang pose kebanggaannya. Oh, mamaaa. Mengapa ada lelaki seperti pangeran di dongeng-dongeng yang sering mama bacakan untuk Tao saat masih kecil? Huweee~

"Tao?" Luhan ge memanggilku dengan heran. "Sudah belum? Kita sudah siap daritadi loh."

Aku tergagap. "Y-ya, ge." Dengan cepat kutekan shutter kameraku.

Jpret.

Ya ampun. Ini pertama kalinya aku mengambil sebuah foto dengan sebuah kamera. Walaupun ini adalah kameraku sendiri. Semoga saja hasilnya bagus. Semoga, semoga, semoga.

"Aku ingin lihat! Aku ingin lihat!" Luhan ge menghampiriku dengan berlompat-lompat kecil. Luhan ge memang selalu bersemangat. Aku memberikan kameraku untuk dilihat oleh Luhan ge. "Hmph!" Kudengar Luhan ge seperti menahan sesuatu, sebelum akhirnya lelaki cantik itu tertawa keras khasnya.

"Eh? Hasil jepretanku jelek ya, ge?" tanyaku.

Luhan ge menjawabku di sela-sela tawanya. "Ti-tidak kok, Tao-er. I-ini bagus! Serius!" Lelaki cantik itu tertawa lagi. "Lubang hidung Kris benar-benar sexy! Hahahahaha."

Oh.

Kris ge, du bu qui.

Aku menzoom-out kameraku.

Ternyata aku memang tidak berbakat dalam menggunakan kamera, uuu.

...

oOoOoOoOoOo

...

Ah, kupikir ini semua percuma... Aku sudah melakukan apa yang biasanya Yixing ge lakukan. Mulai dari memotret, dance, sampai memasak.

Dan semuanya... gagal.

Brugh!

Aku menjatuhkan diriku di lapangan hijau ini. Tidak terlalu sakit, karena ada bantalan berupa rerumputan yang melindungiku, hihi.

"Haaah. Semua yang kulakukan tetap tidak membuatku menjadi seperti Yixing ge."

Tap. Tap. Tap.

"Memangnya Tao ingin menjadi seperti Yixing?"

Aku menoleh mendengar suara yang tiba-tiba datang itu. "Joonmyeon ge!" sapaku.

Lelaki tampan itu (tapi tetap saja menurutku Kris ge lebih tampan, bwe) hanya tersenyum padaku.

Aku berdiri dari dudukku dan menyamakan diri dengan Joonmyeon ge. "Habis kupikir kalau aku menjadi seperti Yixing ge, Kris ge akan menyukaiku~"

Mulut Joonmyeon ge membentuk huruf 'O' lucu. "Berarti... Kris menyukai Yixing?"

Aku menganggukan kepalaku. "Yep. Joonmyeon ge 'kan akrab dengan Yixing ge, tapi kenapa gege tidak tahu?"

"Yixing tidak cerita apapun..." Joonmyeon ge menjawab pelan. "Wah, Tao. Sayang sekali~"

Aku mengibaskan tanganku. "Tenang saja, ge. Aku tidak akan menyerah~!"

Joonmyeon ge tertawa pelan . "Hooo, jadi kau ditolak Kris, Tao?"

"Ya, secara tidak langsung." Aku merengut. "Ta-tapi gege rahasiakan ini dengan Kris ge dan Yixing ge, ya. Soalnya aku mengintip me—"

"Tao," Seseorang memanggilku. Bukan Joonmyeon ge. Itu Yixing ge yang baru saja mendekati kami. "kenapa di sini? Tadi kulihat teman-temanmu sedang berlari di luar lapangan..."

"Oh? Benarkah?" Yixing ge mengangguk. Aku menepuk sisi belakang celanaku, dan dengan segera aku berlari meninggalkan dua orang itu setelah sebelumnya berpamitan pada mereka, "Bye, Joonmyeon ge dan Yixing ge~! Aku duluan yaaa."

Ketika kulihat dari jauh, Joonmyeon ge dan Yixing ge tidak melakukan apapun. Biasanya mereka akan berbicara sesuatu. Terakhir yang kulihat adalah Joonmyeon ge melambai pada teman-temannya yang lain, dan Yixing ge meninggalkan tempat itu. Eum~ Apa mereka sedang bertengkar, ya? Sudahlah, itu bukan urusanmu, Tao.

Kalau boleh jujur, aku senang ketika kami disuruh berlari di luar lapangan. Karena dengan begitu aku dapat melihat apa yang sedang dilakukan para senior di lapangan basket. Oh! Oh! Berarti di sana ada Kris ge~!

Ahhh, Kris ge...

Entah apa yang membuatku menyukai Kris ge sampai saat ini. Bahkan masih berjuang untuknya padahal sudah tau kalau Kris ge menyukai Yixing ge.

Hanya saja

Kris ge melihat ke arahku! Kami saling menatap! Kyaaa!

Aku melambai dengan semangat ke arahnya. "Ni hao, gege~!" teriakku padanya.

"Hei, Panda. Diam, dan lanjutkan larimu!" balas Kris ge juga berteriak.

"Huh? Gege bilang apa?" Aku meletakkan telapak tanganku di sebelah telingaku, berusaha menangkap apa yang Kris ge ucapkan dengan jelas. "Tadi gege bilang suka padaku, ya? Kyaaa~" Itu hanya candaan, karena aku sudah mendengar ucapan Kris ge dengan jelas.

Sebelum Kris ge kembali pada basketnya, dapat kulihat Kris ge mengucapkan "Dasar." Melalui gerak bibirnya. Aku hanya terkikik, sebelum melanjutkan kembali lariku.

cukup dengan melihat Kris ge, aku sudah bahagia.

...

oOoOoOoOoOo

...

"Ah. Yixing ge." panggilku ketika menemukan Yixing ge yang duduk terdiam di koridor sekolah yang sepi. Tentu saja, ini sudah lebih dari tiga puluh menit dari jam pulang sekolah, jadi banyak murid yang sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

"Hai, Tao..." sapanya. "Belum pulang?"

Aku menggumam kecil. "Gege masih di sini ya..." Aku tidak menjawab pertanyaan Yixing ge dan langsung mendudukkan diriku di samping Yixing ge. "Gege... Kenapa kemarin gege menolak Kris ge?" tanyaku tiba-tiba.

"Ah, Tao suka Kris ge ya..." Aku mendengar Yixing ge bergumam. "Eum... Aku menolak Kris ge karena... Kris ge adalah orang baik." jawabnya. "Aku cuma mau aku dengan Kris ge berteman. Sedikit mustahil, sih..."

Aku hanya menatap Yixing ge yang sedang menjelaskan padaku.

"Tao tenang saja," Yixing ge menoleh padaku dan tersenyum. Terlihatlah sebuah lesung pipi di wajah manisnya, aaaaa. "aku tidak akan berpacaran dengan Kris ge, kok."

Begitu...

Tetapi berarti, bagi Yixing ge...

Kris ge adalah orang yang istimewa untuknya.

...

oOoOoOoOoOo

...

"Yuhuuu, Kris ge~" Aku baru saja selesai memakan makan siangku dan mencoba mencari angin segar dengan berkeliling halaman sekolah. Entah mengapa kakiku melangkah ke lapangan basket. Di sinilah aku yang berakhir menemukan Kris ge dengan baju basket berangka 00 miliknya. Tidak sadar kalau aku menghafalnya. Hihi. "Gege tetap bermain basket di saat break time, ya?" Kris ge menoleh padaku dari tempatnya. Oh, my~ He's sweating! How sexy he is~! Kyaaa! "Gege sudah makan belum~?"

Samar-samar aku mendengar obrolan para murid yang sedang melenggang di belakangku.

"Sudah dengar belum? Ada berita tentang Yixing ge."

"Oh, ya?"

"Ya! Tadi pagi ia berangkat ke sekolah bersama lelaki yang berbeda. Aku bingung, sebenarnya siapa yang ia suka sekarang."

"Bukankah katanya ia menyukai senior anak kelas tiga yang bernama Kris?"

"Bukan! Yixing ge tidak menyukai Kris ge tahu."

"Terus yang berangkat dengannya tadi pagi siapa dong?"

"Mungkin hanya temannya. Sudahlah."

"Tetapi 'kan tetap saja itu membuatku iri..."

"Aku juga..."

Duk. Duk.

Suasana di antara aku dengan Kris ge menjadi canggung. Tidak ada dari kami yang memulai pembicaraan, bahkan Kris ge belum menjawab pertanyaanku tadi. Kris ge pun sudah memunggungiku lagi, dan lebih tertarik dengan bola basket yang sedang didribblenya.

"Gege... masih suka pada Yixing ge, 'kan?" tanyaku pelan. Tidak tega juga melihat wajah Kris ge yang frustasi begitu akibat ditolak cintanya. Kris ge, kita senasib~ /sobs/.

Kris ge menjawab beberapa menit kemudian. "Tidak juga, kau 'kan sudah tahu kalau aku ditolak."

"Bohong."

"Aku jujur."

"Gege bohong!"

"Aku jujur, Tao."

"Gege keras kepala!"

"Kau yang keras kepala. Aku 'kan sudah jujur!"

"Hooo," Aku berucap penuh kemenangan. "jadi gege masih menyukai Yixing ge."

"Suka juga percuma, Tao." Kris ge berbalik menghadapku. "Kau juga. Berhentilah suka padaku." Kris ge berucap dengan smirk di bibirnya. Terlihat tampan sih, hanya saja ucapannya membuatku ingin menangis, hiks.

Aku tahu. Sedingin dan secuek apapun Kris ge, sebenarnya Kris ge sering menatap Yixing ge yang sedang berkeliling untuk memotret.

"aku tidak akan berpacaran dengan Kris ge, kok."

Antara percaya dan tidak percaya dengan ucapan Yixing ge...

Aku yakin perasaanku tidak akan terbalaskan oleh Kris ge...

"Ge!" teriakku akhirnya. Kris ge yang baru saja melakukan lay up menatapku kembali. "Ingin bertaruh denganku?"

"Hah?"

"Kalau Yixing ge menyukai gege, maka gege yang menang. Tapi kalau gege menyukaiku, maka aku yang menang..." Aku menjelaskan pada Kris ge yang terlihat tidak mengerti. "Aku tidak akan menyerah pada gege," aku sedikit tersenyum mengucapkannya. "maka dari itu gege juga jangan menyerah!"

Walaupun hari ini sia-sia...

Aku yakin hari esok akan lebih indah...

"Huh," Kris ge menampilkan senyumnya yang jarang sekali kulihat. Kyaaa! "boleh saja. Kita deal, ya."

Aku tersenyum bahagia. "Gege~"

"Omong-omong, kau benar-benar menyukaiku, ya?" tanya Kris ge. Lelaki tampan itu kembali memantulkan bola basketnya. "Kupikir selama ini kau hanya bercanda."

Melihat aku yang terkejut, Kris ge terkekeh pelan. Astaga gege... Mengapa gege jarang sekali menunjukkan ekspresi itu? Gege terlihat lebih tampan, you know.

"Tao, kau tahu," Aku memiringkan kepalaku dan menatap Kris ge penuh tanya. "yang disukai Yixing itu 'kan Joonmyeon..."

EH?!

"Oh! Oh! Kalau begitu, kemungkinan besar gege akan kalah~!" Aku melompat-lompat kecil dengan senang. Mungkin benar kalau ini memang kesempatanku.

"Hei!"

...

oOoOoOoOoOo

...

Kupikir-pikir... Ini semua menjadi aneh, ya. (Kalian juga berpikiran sepertiku juga, tidak?)

Aku menyukai Kris ge. Kris ge menyukai Yixing ge. Tetapi sayangnya (atau beruntungnya) Yixing ge menyukai Joonmyeon ge.

Whoa, daebak!

Eh? Sejak kapan aku dapat berbahasa Korea? ._. Ah, tidak tahu.

Tapi, dapat kuperkirakan kalau kisah cintaku ini tidak akan berakhir dengan happy end seperti di drama ataupun dongeng sebelum tidur.

Jangan deh. Kalau begitu aku tidak akan bersama dengan Kris ge dong? Big no!

"Tao?" Tiba-tiba muncul sebuah wajah di hadapanku. Joonmyeon ge! Lelaki ini senang sekali menggangguku yang sedang bersantai. Uuu. "Tidak latihan wushu?"

Dengan segera kutegakkan tubuhku yang sedang terbaring di rerumputan. "Ti-tidak, ge..." jawabku. "Gege membuatku kaget saja."

"Maaf, maaf. Salahmu, Tao, melamun di siang hari seperti ini." Joonmyeon ge terkekeh. "Sedang melamunkan Kris, yaaa?" goda Joonmyeon ge.

Aku hanya diam dengan poutan di bibirku.

"Ternyata Panda Tao benar-benar menyukai Kris..."

"Ya—EH!" ucapku refleks. Dengan merona aku bertanya pada Joonmyeon ge, "Kenapa tiba-tiba gege bertanya seperti itu?"

"Tidak apa~ Aku hanya merasa kalau kau itu pemberani, sampai mengungkapkan perasaanmu secara langsung." jelas Joonmyeon ge. "Aku suka Tao yang seperti itu." Joonmyeon ge menampilkan senyuman angelnya.

"Eh?!"

"Tao tidak dengar? Aku katakan sekali lagi, ya..." Joonmyeon ge menatapku yang masih heran. "Aku suka sama Tao."

Hah?

Berarti, berarti, berarti...

Aku, Tao, menyukai Kris ge. Sangat disayangkan ternyata Kris ge menyukai Yixing ge. Tetapi kata Kris ge, Yixing ge menyukai orang yang di depanku ini, Joonmyeon ge. Dan baru saja Joonmyeon ge bilang padaku kalau ia... menyukaiku?!

Mengapa menjadi semakin rumit seperti ini? TT-TT

"Oh, hai, Kris. Sudah ingin pulang?"

APA?! OAO

.

.

.

T B C

.


.

Syd's room:

Annyeong~ Syd kembali. Hihi.

Sebelumnya, Syd terinspirasi dari komik yang judulnya Crazy Love Game karya NANAJIMA Kana. Ada beberapa scene yang Syd masukkin ke sini, maaf...

Ini adalah ff KrisTao pertama Syd. Walaupun ditambah SuLay, KrAy, SuTao, hohoho. Ini twoshoot ya, jadi chapter depan sudah end, yeay~!

Tertarik, chingudeul?

Review yaw~ Juseyooo~ 'w')/