SNK0048

AU, AT, OOC, Universe

Genderbend: Semua Cowok Jadi Cewek

Shingeki no Kyojin © Isayama Hajime

AKB0048 © Yang Punyaa~ #buk

Personil n' Nama yang Mereka Teruskan

Eren Jaeger (Irvina)

Armin Arlert (Erdine)

Mikasa Ackerman (Nanachan)

Jean Kirschstein (Aurora)

Bertholdt Hoover (Gunter)

Reiner Braun (Mickey)

Christa Lenz (Petrina)

Sasha Blouse (Hanzoë)

Annie Leondhart (Revilee)

Here We Go!

Serentak, mereka semua memberi salam hormat, mengakhiri rangkaian konser hari itu. Bergandengan tangan, kesembilan gadis di atas panggung melambai dengan senyum khas masing-masing. Konser yang bergemuruh itu pada akhirnya selesai juga.

"Capek." ujar seorang gadis berambut abu-abu kecoklatan sambil membuka kaleng soft drink.

"Kita udah ngelakuin yang terbaik," gadis tertinggi dengan rambut hitam memberi senyum simpulnya.

"Lagu penghabisan itu atraktif banget," gadis lain menyahut, "Kakiku lumayan juga nih, terlatih."

"Besok, latihan lagi?" tanya sosok berambut pirang di pojok sambil tersenyum.

"YA DONG!"

Tawa semangat berderai, mengirimkan keajaiban persahabatan ke seluruh isi bintang.

Siapa mereka?

Mereka adalah personil SNK0048.

Mereka melewati beragam tantangan sebelum menjadi idola.

Dan kali ini, aku akan menceritakan sebuah kisah tentang salah satu di antara mereka.

Kisah seorang Jean Kirschstein dan latihannya untuk menjadi bintang.

SNK0048 – TIRED

Jean Kirschstein's Side

(Alur Cerita Nyaris Sesuai Kronologi di AKB0048)

Stohesstar adalah tempat yang indah untukku. Orang-orangnya ramah, menyenangkan, dan sangat bersahabat. Kedatangan murid SNK0048 generasi 104 disambut mereka dengan sangat baik. Bahkan kami sempat berkenalan dengan beberapa orang di sana.

Stohesstar dan SNK0048 benar-benar mengesankan.

Kami mengagumi panggung megah tepat SNK0048 menari di Stohesstar. Segalanya yang menyangkut tentang 00 sangat unik. Semua orang di sini menggemari mereka. Menjadi bagian dari SNK0048 tampaknya akan menorehkan sejarah baru yang mengesankan dalam hidupku.

"Waah… besarnya kamar!"

Kami berlima mengagumi kamar yang diberikan kepada kami selama berada di gedung SNK0048.

"Baguslah, kalian menyukainya," Erdine tersenyum, "Kalian akan sekamar dengan generasi 103, lho. Berkawan baik, ya!"

"Hah? Generasi 103?"

"Iya. Mereka ada di bagian kostum sekarang," Hanzoë menyahut riang, "Ayo, kita kunjungi mereka!"

Kami berbondong-bondong pergi ke ruangan tempat kostum. Di sana, ada empat orang gadis yang sedang bercengkrama sambil memasang aksesori mereka.

"Yo, 103." Revilee memanggil mereka, "Perkenalkan, angkatan 104!"

"Oh, mereka sudah datang?" seorang gadis berambut coklat berseru semangat, "Salam kenal, 104!"

"Salam kenal…" kami menjawab hampir bebarengan.

"Aku Sasha Blouse. Selamat ya, kalian sudah berjuang habis-habisan untuk terpilih jadi murid SNK0048—kalian beruntung banget, lho!"

Seorang gadis berambut hitam di sudut berdiri, memberi kami semua senyumnya yang sederhana, "Namaku Bertholdt Hoover. Salam kenal."

Gadis di sampingnya mengangkat muka, "Reiner Braun."

"Annie Leondhart." gadis terakhir menutup perkenalan.

"Yosh! Sekarang, berkemaslah kalian, 104!" perintah Aurora, "Jangan lupa untuk bersih-bersih. Besok kita akan mulai latihan, jadi bersenang-senanglah dulu malam ini!"

"Oh ya, pakaianku ini harus ditaruh ke mana?" tanyaku pada Sasha yang sedang membereskan selimut di tempat tidurnya. Sasha tersenyum, "Taruh saja bajumu di lemari situ. Mau kubantu?"

Aku menggeleng singkat, "Terima kasih, Sasha." lalu mengatur pakaianku dalam lemari kayu yang dicat jingga.

"Ahh… kamar baru!" Eren menjerit riang, menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidurnya yang empuk.

"Kau ini bukannya berkemas," sahutku sebal.

"Kau terlalu rajin!" Eren balas meledek, lantas melempar sebuah bantal ke arahku.

"Mau perang bantal, ya?"

"Kenapa tidak?!"

Sasha memojok ketika kami beraksi.

"Kena kau!"

"Hiyaaat…!"

BUKGH! BAKK! DAK! DAK! PLEK!

Krieet.

"Oh, hai! Apa kalian sudah—"

BUAK! Sebuah bantal menimpuk Nanachan dengan segera.

"Ups…" gumam kami berdua kompak.

"Nanachan!" sapa Sasha.

Nanachan tidak bergerak.

"Err… maafkan kami, kalau kami sudah—"

DAK! Eren jatuh terkena lemparan bantal. Nanachan berdiri dengan mulut penuh senyum.

"Jadi… kalian juga suka main perang bantal, ya…?"

Suasana hening sejenak.

"AYO KITA MAIN PERANG BANTAL!" seru Nanachan semangat, lantas menyambar bantal dari kasur Sasha dan mulai menyerangku. Permainan kembali hidup—sepertinya kamarku heboh benar ributnya. Bahkan kali ini, Sasha ikut berperan.

Aku tidak menyangka—00 adalah tempat yang sangat mengasyikkan!

"Eren, sial! Kepalaku sakit tahu!"

"Yah, siapa suruh kau nggak menghindar?!" Eren mengelak dari pernyataan 'kepala Jean sakit tertimpuk bantal yang dilempar Eren sekuat tenaga'. Aku mendelik, "Siapa suruh kau melempar terlampau keras, heh?!"

"Namanya juga perang!"

"Ini kan bukan per—"

BRAK! Sekali lagi, kesialan menimpaku.

"Oy! Kau minggir bisa tidak?!" teriakku jengkel pada gadis di hadapanku. Eh—itu Mikasa.

Ohtidakohtidakohtidakohtidakohtidakohtidakohtidako htidakohtidakohtidak! Habislahaku!

"Ii," Mikasa menyingkir. Hah, dia nggak marah? Syukurlah.

"Mikasa, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Eren. Mikasa melirik foto-foto yang terpampang di dinding, "Melihat-lihat Pusat Nova."

"Pusat Nova?"

"Bagian tengah dari SNK0048, tempat kau memimpin lagu." Mikasa membalas. Matanya masih menatap seorang gadis berambut pirang dalam foto.

"Eh…" sepertinya Eren masih tidak mengerti.

"Pusat Nova terakhir itu, Irvina ke-2, kan?" tanyaku. Mikasa mengangguk, "Sebelum Irvina, ada Pixy ke-44, dan sebelumnya lagi ada Dally ke-27."

"Namun sekarang, Pusat Nova ditiadakan…" sebuah suara mengagetkan kami.

"P, Petrina!" seru kami kompak.

"Yo, Beginner!" gadis itu tersenyum, "Aku sungguh-sungguh heran, kenapa sekarang posisi tengah yang ingin kami perebutkan itu dihilangkan. Padahal waktu itu, kami sudah berkompetisi dengan ketat untuk meraihnya!"

"Eh? Petrina mau jadi Pusat Nova?" tanya Eren polos.

"Ya iyalah! Semuanya juga mau, lho!" Petrina tertawa mendengar pertanyaan Eren, "Ya sudah! Waktunya makan malam sekarang. Ayo kita makan, 104!"

Hari yang baru telah muncul.

Hari di mana kami akan belajar menarikan lagu-lagu SNK0048.

Hari yang sangat ditunggu-tunggu.

"Akhirnya…!" teriak Eren semangat, "Belajar dance! Dance! Dance-dance-dance-dance…"

"Oi, urusai!" seruku gusar, "Ingat kita ada di tempat umum, lho! Jangan berisik!"

"Tapi yah, belajar dance itu kan yang paling kita tunggu sekarang," Armin tersenyum, "Sejujurnya, aku juga nggak sabar, nih."

"Ya kan?" Eren tertawa, "Aku juga nggak sabar!"

Kereta masih terus melaju, mengantarkan kami ke tempat latihan.

Which one of the stars that are scattered in the sky shines the most?

Even if I'm asked such a question,

no one has the answer.

Beyond the darkness

There is a light that can't be seen from here

"Kau yang di belakang! Bergerak lebih dinamis lagi!" guru kami, Keith-Sensei, membentak.

"I, iya!" dengan segera, Christa memperbaiki posisinya.

"Yang di sana! Rapikan koreografimu! Jangan belepotan!"

"Baik!" Eren yang kakinya memang sudah ke mana-mana segera menyeiramakan langkahnya dengan lagu.

The frustration and futility of keeping on struggling in a corner of the stage.

Are parts of your youth, too?

"Berhenti!" Keith-Sensei berseru, "Apa kalian masih ingat lagunya?!"

"Ma-masih!" kami berseru dalam keletihan. Sumpah, latihan ini lebih parah daripada audisi kedua.

Lagu kembali dilanjutkan…

Girls,the dawn will come soon!

The future you dreamed of is starting now, wow wow…

Girls,never give up!

Throw away all your sadness!

You have to run with all your might,

with all your might!

"Hentikan lagunya!" muka Keith-Sensei menggalak, "Bertholdt! Apa kau tidak ingat gerakan selanjutnya?!"

Bertholdt menunduk.

"Ya ampun, kalian." Keith-Sensei facepalm, "Ya sudah. Kau!" dengan segera, Sensei menunjuk ke arah Mikasa, "Siapa namamu? Err, Misaka?"

"Mikasa desu," Mikasa membalas.

"Ya, kau, Mikasa. Gantikan posisi Bertholdt!" perintah Keith-Sensei.

"Eh? Posisiku?" Bertholdt tampak tidak terima dengan keputusan Sensei.

"Iya, posisimu. Kau tuli atau apa?!" Keith-Sensei membalas, "Bertholdt, kau mundur ke belakang. Mattaku, kenapa kau nggak ada kemajuan sama sekali sejak pertama kali?!"

Bertholdt mundur dengan muka murung.

"Maaf, Sensei." tiba-tiba kami mendengar Mikasa menyahut. Dengan segera, semuanya menoleh.

"Tapi, saya tidak bisa menggantikan posisi Bertholdt. Saya baru bergabung dan masih belum mahir menarikan koreografi lagu ini. Tolong izinkan saya memperhatikan tarian kakak-kakak generasi 103."

Bertholdt tampak kaget mendengar penuturan Mikasa.

"Mikasa…" Eren juga terkejut dengan reaksi sahabatnya.

"Kau ini!" tiba-tiba saja aku membentaknya. Aku tidak terima dengan apa yang telah dikatakan Mikasa. Bertholdt sudah berjuang keras untuk menampilkan tarian terbaiknya—dan kau malah—

"Bertholdt sudah berusaha untuk tampil bersinar dalam latihan hari ini, kan?!" seruku keras, "Tarik kembali ucapanmu itu!"

Mikasa menatapku, heran bercampur menantang.

"J, Jean, sudahlah…" Armin mencoba menenangkanku.

"Kau nggak dengar apa yang ia katakan barusan, Armin?!" aku balas membentak. Armin mundur selangkah, terkejut dengan reaksi yang ia dapatkan.

"Hoi, berhenti bertengkar!" seru Keith-Sensei, "Latihan hari ini dibatalkan! TITIK!"

Aku bisa melihat Bertholdt menangis di tepi sungai. Air matanya mengalir deras menuruni pipinya yang putih bersih. Di sampingnya, Reiner mengusap-usap punggung gadis itu. Annie juga ada di sana, hanya termenung. Sementara Sasha mondar-mandir gelisah.

"Tak usah kaupikirkan, Bertholdt," aku dapat mendengar perkataan Reiner, "Kau sudah menampilkan yang terbaik. Hanya saja, mungkin tidak sebaik kemarin."

"Apa penampilanku memang buruk, ya?" Bertholdt mengusap air matanya. Annie menggeleng, "Hanya saja kau kurang bertenaga hari ini."

"Bertholdt," Sasha memanggil. Senyumnya mengembang, "Kita harus mencoba lagi besok! Aku yakin, besok kau sudah membaik! Kami tahu kalau kakimu sakit. Tadi malam kau terjatuh di tangga, kan?"

Bertholdt tersenyum, melihat teman-teman seangkatannya menghibur. "Terima kasih," ucapnya pelan.

Senyumku ikut mengembang.

"Bertholdt!" seruku, mengagetkan gadis-gadis generasi 103, "Besok, semangat ya!"

Bertholdt menoleh. Tersenyum riang, "Terima kasih, Jean!"

SNK0048 adalah tempat di mana kau berbagi kebahagiaan dan menanggung duka bersama. Akan kujaga semua kenangan itu baik-baik.