©Park Jihyun125

Cast :

Kim Jongin, EXO

Genre :

Family, Brothership, Angst, Hurt/Comfort, Romance

Rated : T

Warning!

Typo(s), bad plot, bored, OoC,

Disclaimer :

All Cast belong to God and themselves. I just own this plot story.

DONT BE PLAGIATOR!

DONT COPY!

DONT BE SILENT READER!

.

.

Enjoy Reading!


Merindukan kasih sayang dan kehangatan sebuah keluarga, apakah itu sebuah kesalahan?

Ingin merasakan kebahagian untuk kedua kalinya bersama keluarga, apa tidak akan membunuh orang?

Jika... aku egois untuk mendapatkan kembali yang telah hilang, apa aku akan dihukum mati?

Beberapa baris kata, kutorehkan kembali disebuah kertas yang awalnya masih putih, kini dipenuhi oleh tinta yang membentuk tulisan. Kututup buku yang selalu menjadi luapan emosi, dikala aku merasa sedih, bahagia, marah ataupun keluhan. Membaca kalimat itu kembali, rasanya aku ingin menangis tapi tak bisa. seakan air mataku telah mengering, setelah 15 tahun lamanya. Apa yang kuberikan tidak sepadan dengan apa yang kudapatkan. Kasih sayang, fisikku, kepintaranku, itu hanya sebagian kecil yang kuberikan pada mereka. Tapi yang kudapatkan justru sebaliknya.

Aku tak ingin menceritakannya, karena bagiku jika selama itu membuat mereka senang. Akan kulakukan semampuku, bakan jika nyawaku yang mereka inginkan... akan ku berikan. Bodoh? Aku tau melebihi kalian, tapi aku tak peduli. Yang kuinginkan sebagai balasan hanya satu tak lebih, diakui oleh mereka. Aku tak sedang patah hati, atau sedang bingung memikirkan kisah cintaku karena masalah percintaanku berjalan lancar.

Aku segera bangkit dari tempat dudukku setelah merapikan dokumen yang baru selesai ku print. Kususun rapi diatas meja ruang tamu, mengambil dokumen lain dan membawanya bersama buku kecilku. Ku tundukkan kepalaku menatap lantai marmer sambil melangkahkan kaiku. Hal yang selalu kulakukan jika bertemu dengan salah seorang anggota keluargaku. Ini adalah permintaan mereka, tak ingin melihat wajahku yang memuakkan. Dan kembali aku tersenyum miris mengingat hal itu.

"Pembawa sial, mana dokumenku?"

Mendengar penggilan yang hanya ditunjukkan padaku membuatku tersenyum dalam hati. Meski ucapannya yang terkesan kasar, tapi aku senang ia berkomunikasi denganku dan itu cukup.

"diatas meja, hyung" ucapku pelan lalu kembali melangkah.

DRAPP

DRAPP

DRAPP

BRAKK

Kuangkat kepalaku menatap pintu utama yang dibanting dan tempat dirinya menghilanh. Aku hanya menghela nafas lega, saat dokumen yang kuprint tidak ada ditempat semula, aku yakin dia membawanya. Dan kembali aku tersenyum saat untuk kesekian kalinya aku bisa membantu mereka dengan kemampuanku. aku hampir melupakan memperkenalkan keluargaku. Aku memiliki 10 orang hyung.

Banyak? Tentu saja, bahkan aku heran mengapa Eomma dan Appaku begitu kuat membuat anak. Yang pertama adalah Kim Minseok atau yang akrab dipanggil Xiumin hyung. Dia berumur 23 tahun, dan sudah bekerja diperusahaan yang dibangunnya. Lalu Kim Luhan, dia juga berumur 23 tahun, sama seperti Xiumin hyung hanya berbeda beberapa bulan, Hannie hyung adalah seorang Peniliti diumurnya yang masih muda. Kim Wu Fan atau Kris hyung –begitulah kami memanggilnya berumur 22 tahun, ia bekerja di perusahaan Appa bagian Proyek pembangunan. Lalu ada Kim Joonmyeon a.k.a Suho, berumur 21 tahun, Suho hyung juga merupakan seorang peneliti sama seperti Appa dan Hannie hyung. Hyung ke-limaku bernama Kim Yi Xing atau Lay, berumur 19 tahun, kuliah di salah satu Universitas ternama. Kim Baekhyun dan Kim Chanyeol, berumur 18 tahun. Anak kembar non-dentik. Sekarang menduduki bangku SMA kelas XII. Lalu ada Kim Kyungsoo tapi lebih suka dipanggil D.O hyung, berumur 17 tahun duduk dibagku SMA kelas XI. Kim Jong Dae sama seperti D.O hyung, Chenie hyung duduk dibagku SMA kelas XI. Dan yang terakhir Kim Zi Tao, kelas X. Jika aku bersekolah, mungkin aku bisa satu kelas dengan Tao gege.

Kulangkahkan kakiku bergegas menuju kamarku dilantai dua paling ujungng, menyimpan laptopku di meja belajar lalu berlari kearah pintu utama.

Author POV's

Namja yang memiliki kulit tan itu, melangkahkan kakikanya ke pintu utama yang memisahkan antara ruang tamu dan dunia luar.

CKLEKK

Dibukanya pintu itu pelan, lalu kembali menutup pintunya. Melangkahkan kaki yang hanya berbalut celana pendek selutut, Jongin –namja manis-m embuang dokumen yang sejak tadi di bawanya ke tong sampah lalu kembali melangkahkan kakinya menjauh dari rumah yang menjadi saksi penderitaan seorang Kim Jongin.


_ oOo _

Jongin POV's

Kududukkan diriku disebuah ayunan yang ada di taman ini. Taman yang hanya dikunjungi beberapa orang, taman yang menurutku asri tapi tak ada yang mengetahuinya. Sejujurnya, aku mengetahui taman ini dari seseorang yang kurasakan kini ada dibelakangku.

"tumben kau terlambat Jonginie?" tanya seseorang yang kini mendorong ayunan yang kududuki.

Tak ingin terjatuh, kupegang tali yang menyambung papan ayunan ini dengan besi diatasnya yang menyangga berat badanku. Mendengar ucapannya aku hanya tersenyum.

"kau terlambat 30 menit, kau tau?" ucap orang yang masih mendorong ayunanku.

"mianhae Sehunnie, aku harus mengurus sesuatu tadi" ucapku, memejamkan mataku erat saat dorongannya terasa makin keras, hingga rasanya aku seperti terbang.

Sehunnie, atau Oh Sehun adalah kekasihku. Ia adalah orang yang menjadi penopang tatkala akuterjatuh, ia bersedia menjadi tempat sandaran kala aku bersedih. Bagiku, dia adalah orang terpenting yang kumiliki setelah keluargaku. Dia orang yang mau menerimaku apa adanya, kelebihan bahkan kekuranganku. Tak ada satupun yang bisa kusembinyikan dari dirinya, termasuk keluargaku.

"mengurus apa?" tanya Sehun memegang pinggulku hingga ayunan itu berhenti.

Dengan posisi sedikit membungkuk, ia memeluk pinggangku dan menaruh dagunya di pundakku hingga dapat kurasakan hembusan nafasnya dileherku.

"hanya membantu hyungku tentang resensi novelnya" ucapku, kulirik Sehunnie yang tengah memejamkan matanya lalu tanganku terulur untuk mengelus rambutnya yang berwarna pirang.

"lagi? bisakah kau tidak membantu mereka menyelesaikan tugasnya?" tanya Sehun yang kini memegang tanganku yang mengelus rambutnya, dan menatapku tajam.

"kau tau aku seperti apa bukan?" ucapku menampilkan senyuman manisku membuat Sehunnie menghela nafasnya.

Ditariknya tanganku ke pohon rindang yang sudah ada sebelum aku lahir. Aku jadi teringat, saat aku berumur 3 tahun, Eomma, Appa dan para Hyungku berekreasi ke taman hiburan. Aku merindukan mereka, orang tuaku yang telah bersama Tuhan dan Hyungku yang sudah berubah.

"Jonginie, jangan lakukan hal yang menguras tenagamu. Kau seperti dimanfaatkan oleh mereka" ucap Sehun membuatku menggeleng, lalu menaruh kepala Sehun di pangkuanku, kembali mengelus rambutnya pelan.

"tidak, aku senang bisa membantu mereka. Kau tau aku tak diijinkan untuk bersekolah dan aku tak bisa belajar seperti halnya dirimu. Dan aku ingin, apa yang kubaca di perpustakaan ku berikan pada hyungku" ucapku membuat Sehun terdiam.

"aku... ingin merasakan suasana sekolah. Ingin memiliki teman, ingin mengeluh saat tugas yang menumpuk, dimarahi guru, aku ingin merasakannya. Tapi jika aku memaksakan diriku bersekolah, mereka akan marah padaku dan aku tak ingin" ucapku menatap Sehun yang diam menatap mataku.

"kau bisa bersekolah Jonginie" ucap Sehun bangun dari tidurannya menjadi duduk.

"kau bisa bersekolah jika kau menunjukkan bahwa kau memiliki kepintaran yang tak banyak orang miliki. Jika kau memberitau hyungmu mereka pasti mau menyekolahkanmu. Bahkan kau membuatkan Luhan gege dan Suho hyung sebuah file tentang mesin yang dibuat Appamu" ucap Sehun menggenggam tanganku, memberikan sebuah harapan.

"aku... tak bisa. Menunjukkan kepintaranku, sama saja menyusahkan mereka dan aku tak ingin. Biarlah seperti ini... aku belajar buku sekolahmu, dan aku akan membantu tugas maupun pekerjaan hyungku diam-diam" ucapku tersenyum menenangkan.


_ oOo _

Author POV's

CKLEKK

"dari mana saja kau?" suara berat terkesan dingin membuat senyuman yang terpatri di wajah Jongin, menghilang seketika.

"a-aku... pergi ketaman" ucap Jongin pelan, menunduk tak berani menatap keluarganya yang menatapnya tajam.

"pergi ketaman atau berpacaran dengan kekasihmu? Dasar GAY, kau tau... Sehun itu awalnya normal. Tapi karena kau memberikan mantra padanya hingga ia menjadi GAY dan lebih parahnya lagi... berpacaran dengan pembawa sial sepertimu? Ck, kasihan Sehun." ucap salah seorang dari mereka yang memiliki kantung mata seperti panda dengan nada sarkastik.

Jongin hanya terdiam, tak berani menjawab perkataan yang dilontarkan hyungnya. Ia ingin menangis, mendengar ucapan yang hanya ditunjukkan padanya, tapi sayangnya ia tak bisa.

"jika kau ingin pergi, ambil semua barangmu dan jangan pernah kembali. Aku bersyukur jika kau melakukan hal itu. Karena Kau tau? Melihatmu saja sudah membuatku muak. Apalagi dengan keberadaanmu membuat kami semua kerepotan." ucap namja yang tengah bersender di tembok dengan suara datarnya.

"jika besok kau kembali kerumah pada malam hari lagi, kau akan kami hukum jika tidak sebaiknya pegi dari rumah ini. Sebagai hukuman, kau dilarang makan hingga esok hari. Kamarmu akan kukunci hingga kami pulang" ucap namja yang memiliki wajah seperti malaikat, namun setelah mendengar ucapannya yang seperti iblis menghapus kesan malaikatnya.

"Pak Jung!" panggil salah seorang dari mereka, hingga namja paruh baya berpakaian kepala pelayan datang menghampiri Kris –namja bersuara berat dan terkesan datar-

"ada apa tuan?" tanya pak Jung kepada Kris formal.

Kris memberikan kunci kamar Jongin ke Pak Jung.

"kunci anak pembawa sial itu dikamarnya. Jangan berikan makanan maupun minuman padanya hingga aku pulang besok. Jika sampai kudengar kau memberikannya minuman, kau akan kupecat" ucap Kris yang hanya diangguki oleh Pak Jung.

Jongin hanya diam mendengar yang dilontarkan hyung ke-3nya. Ia menaiki tangga meninggalkan ruang tamu dengan Pak Jung dibelakangnya.

"Hyung... aku mendapat nilai A saat penyerahan proporsal tadi. Jarang-jarang Shin Seonsaengnim galak itu memberikan nilai setinggi itu"

Terdengar suara salah satu hyungnya membuat langkah Jongin berhenti.

"jinjja? Wah... sejak kapan kau pintar Chen hyung?"

"Yakk... jadi masudmu aku ini bodoh, Baek hyung?"

"aku tak pernah mengatakannya"

"hei... mesin yang dibuat Appa tinggal beberapa proses lagi akhirnya jadi"

"jinjja? Wah... kalian hebat Luhan ge, Suho hyung"

"tentu saja, jika tanpa dokumen yang diberikan Yoona kami tidak yakin akan berhasil"

"lain kali kita harus mengundangnya, dan mengadakan pesta HAHAHA..."

Jongin kembali melanjutkan langkahnya setelah ia rasa cukup mendengar perbincangan keluarganya. Ada rasa senang dan sedih kini meliputi hatinya. Senang karena hyungnya mendapatkan hal yang mereka impikan dan sedih karena ia yang melakukan semua itu tak mendapat pujian satupun. Seperti halnya novel yang dibacanya, dimana seorang namja mendapat pujian dari keluarganya saat ia berhasil mendapat nilai 100 atau melakukan sesuatu. Ia ingin, tapi itu tak akan bisa. Jongin hanya menggenggam buku ditangannya lalu membiarkan Pak Jung mengunci pintu kamarnya.

"jika kalian bahagia, aku akan senang. Meski aku yang mendapat sakitnya aku tak apa. Karena... aku seorang namja" gumam Jongin, menatap photo dimana ada 13 orang disana tengah tersenyum, 11 anak dengan 2 orang dewasa.

KRUYUKKK

Dipegangnya perut yang terasa lapar, mengingat ia tak makan sejak tadi siang membuat tubuhnya terasa lemas. Dibaringkan tubuhnya pada Bed miliknya, lalu menutup mata berharap memimpikan hyung yang memperlakukannya kembali seperti magnae mereka. Ia rindu... akankah ia bisa merasakannya? Meski hanya sebentar, ia rela akan mati setelahnya.


.

.

.

.

TBC or END(?)

Ff ini sebenarnya ff lama. Setelah ff i love you, my family tamat. Hyunnie baca-baca ulang eh... ffnya aneh :( jadi mau buat remakenya deh.

KALAU NGGAK SUKA, FF INI AKAN DIHAPUS. JIKA MAU LANJUT, REVIEW PLEASEE...