*The Summer Secret*

Disclaimer:

Detective Conan 100% hanya milik Gosho Aoyama

Rate:

T

Pairing:

ShinichiXShiho

Summary:

Keinginan yang terbendung terlalu lama dan hasrat yang selalu terpendam membuat Shiho Miyano memberanikan diri untuk mengecup pipi sang sahabat ketika dia terlelap dalam tidurnya. Namun saat kenyataan menghampirinya, dia harus rela untuk terluka...

Warning:

Typo(s), OOC, Normal PoV, alur berantakan, my second fic in fandom DC

DLDR, R&R please...

.

.

.

.

...

Enjoy Reading ^o^

Srekkk...

Terdengar pintu kayu yang bergeser dibuka dengan keras, gadis bersurai coklat caramel yang tengah duduk menghadap meja dekat jendela menoleh untuk melihat si pembuat onar.

Manik biru sang gadis menatap tajam ke arah pemuda yang tengah bersandar di balik pintu dengan santainya.

"Hai...!" sapanya sambil melambaikan tangan, singkat.

"Apa yang kau lakukan disini Kudo-kun?" tanya sang gadis tajam.

Di tatapnya pemuda besurai hitam itu lekat-lekat, pemuda itu masih mengenakan seragam klub sepak bola SMU Teitan berwarna putih yang hampir basah oleh keringat. Kulit putihnya yang basah pun terlihat mengkilap ditempa sinar matahari musim panas, serta surai hitamnya yang mulai lepek membuat wajah tirusnya semakin membuat sang gadis hampir kehabisan nafas.

"Sudah ku duga, hari ini kau yang piket di ruang kesehatan" ucap pemuda yang dipanggil Kudo-kun itu dengan cengengesan tidak jelas.

"Lalu kenapa, kalau aku yang berjaga disini hari ini, hah?" tanya sang gadis, dia mulai bisa membaca maksud kedatangan pemuda itu ke ruang kesehatan, padahal dia kelihatan baik-baik saja.

"Tentu kau sudah tahu maksudku kan..."

Tanpa permisi terlebih dahulu Shinichi kudo langsung menjatuhkan diri di ranjang dekat meja Shiho Miyano, tanpa memandang wajah temannya yang mulai kesal, pemuda itu langsung menyamankan diri di atas ranjang dan pada detik kemudian terdengar dengkuran halus dari balik bibir merahnya.

"Selalu saja seenaknya sendiri" dengus kesal Shiho di selingi dengan senyum yang semakin melebar.

Butuh waktu hampir dua tahun agar mereka berdua bisa kembali seperti semula, juga memusnahkan organisasi pria berjubah hitam yang membuat hidup mereka jungkir balik tidak karuan.

Shinichi juga harus merelakan diri untuk tinggal kelas, walaupun dia siswa yang pandai dan berprestasi, tapi peraturan tetap peraturan. Shinichi harus kembali ke kelas dua SMU setelah dia kembali ke wujud semula, walaupun teman-teman seangkatannya sudah lulus duluan.

OoO

"Hn..." gumam Shinichi tidak jelas membuat Shiho kembali menoleh pada pemuda yang tengah terlelap di belakangnya itu.

Senyum Shiho kembali mengembang saat di tatapnya pemuda yang hampir dua tahun ini mengisi hatinya, pemuda maniak misteri itu selalu tahu kapan jadwal piket Shiho di ruang kesehatan, dan setiap selesai kegiatan klub, Shinichi selalu menyempatkan diri untuk mampir dan 'numpang tidur' sampai jadwal piket Shiho berakhir.

Shiho memutar kursi putarnya, dan mengayunkan kaki agar lebih dekat pada ranjang sang pemuda. Di amatinya tubuh yang berbaring itu, tulang leher yang terlihat jelas, buliran keringat yang bagaikan emas saat ditempa sinar matahari, serta kulit putih pucatnya yang mempesona, dan tak lupa diamatinya wajah tampan yang selalu menawan hatinya.

"Pasti gerah ya?" gumam Shiho pelan di sela kegiatannya mengamati tubuh jangkung dihadapannya itu. Tak ada jawaban karena Shinichi memang benar-banar kepayahan setelah berlatih di siang yang begitu panas dan menyengat.

Melihat sang pujaan hati bergeming tak bergerak, timbul keberanian Shiho untuk menyentuh ujung rambut hitam Shinichi.

Surai hitam itu semakin lepek karena keringat dan terus membanjiri dahinya, dari awal yang hanya ingin menyentuh ujung rambutnya, Shiho kini ingin melakukan lebih dengan menyibak rambut hitam Shinichi yang jatuh menutupi dahinya.

"Fiuh..." gumam shinichi masih dengan manik yang tertutup saat dirasakannya sejuk yang hinggap pada dahinya.

Melihat wajah damai Shinichi yang tengah terlelap membuat keinginan Shiho untuk menyentuhnya semakin kuat daripada sebelumnya, mulai dari hanya sekedar menyentuh ujung rambut, menyibak rambut, dia sekarang benar-benar ingin mengecup pipi putih pemuda dihadapannya ini.

"Aku mohon... izinkan aku melakukannya" ucap Shiho pelan sambil menyentuh pelan pipi Shihichi dengan ujung jarinya.

"Aku mohon... walaupun setelah ini kau hanya akan menganggapku hanya sebagai teman, atau kau malah membenciku, izinkan aku melakukannya sekali saja, dan kemudian aku akan kembali pada rutinitasku yang membosankan" jelasnya panjang lebar pada pemuda yang masih nyenyak terlelap itu.

Mungkin karena cuaca yang panas, mungkin karena hasrat yang terpandam, atau mungkin karena keinginan yang tak sanggup dibendungnya.

Yang jelas Shiho tak dapat memahami dirinya sendiri. Perlahan namun pasti, Shiho mulai mengeliminasi jarak di antara mereka, ketika jarak mereka hanya tinggal beberapa senti lagi, manik biru Shiho mulai dipejamkan, dengan gerakan cepat Shiho sudah mendaratkan ciumannya pada pipi putih sang pemuda.

Chuu~

Saat Shiho hendak menjauhkan tubuhnya dari Shinichi, dia tersentak kaget saat sebuah lengan kekar memeluk Shiho dengan gerakan protektif, memaksa tubuh ringkih Shiho untuk kembali mendekat ke arah wajahnya dan sepersekian detik kemudian, Shiho merasakan wajahnya memanas karena bibir sang detektif muda menciumnya dengan lembut.

Manik birunya membelalak kaget, dengan gerakan yang frontal, Shiho mencoba melepaskan diri dari kungkungan lengan Shinichi, dan tidak sengaja tangan Shiho malah mengenai kepala surai hitam itu dengan keras. Membuat sang pemuda sedikit meringis dan membuka perlahan manik matanya.

Shiho terhuyung kebelakang dengan gerakan yang aneh, tubuhnya gemetar tak jelas, dan manik matanya tergenang cairan bening.

"Ah... Mimpi sial, kenapa ada yang berani menghantam kepalaku saat aku berciuman dengan Ran" ucap Shinichi pelan sambil mengusap kepalanya yang berdenyut aneh.

Tes.. Tes...

Genangan air yang sedari tadi setia bertengger pada manik biru Shiho, tanpa dapat dia kendalikan malah menetes membasahi pipi pucatnya. Ada semacam perasaan sakit dirasakannya, entah karena apa? Dia benar-benar tak memahami dirinya sendiri.

"Miyano... kau kenapa? Kau baik-baik saja?" tanya Shinichi panik, saat mendapati Shiho berdiri canggung dengan air mata yang tiada hentinya menetes, sedang kedua lengan sang gadis mengeratkan cengkraman pada seragam di depan dadanya.

"Miyano ada apa?" tanya sang pemuda dengan cemas, melihat gadis di depannya malah beringsut menjauh ketika dia semakin mendekat.

Ada raut wajah yang sulit dijelaskan terpahat pada wajah cantik Shiho, raut wajah yang tak di mengerti siapapun di dalam ruangan serba putih itu.

"Miyano..." panggil Shinichi sekali lagi dengan lembut dan penuh rasa khawatir terpahat dalam suaranya.

Ketika tubuh ringkih Shiho sudah berhenti bergetar, dia membalikkan tubuhnya dan segera melesat meninggalkan ruang kesehatan secepat yang dia mampu. Meninggalkan Shinichi yang berteriak memanggil namanya.

.

.

.

.

TBC

A/N :

Hai Minna... Aoi datang lagi, semoga kedatangan saya kali ini tidak mengecewakan... *Sujud-sujud

Terimakasih saya sampaikan kepada semua reader dan reviewer yang menyempatkan mampir pada fic saya yang terdahulu, berkat dukungan kalian semua saya semakin bersemangat untuk melanjutkan misi saya yaitu "terus menulis walaupun sepi dari review dan tidak ada yang mengfav". Wkkk~ #plak *dikeroyok massa

#abaikan ocehan saya...

Akhir kata...

Review please...