A Tree House.

Pairing : Lay & Kyungsoo.

"aku suka pohon besar di depan rumahku. Itu sangat teduh dan indah. Tapi, melihat Lay hyung menari adalah hal paling indah daripada rumah pohon di depan rumah kami".

A/N : gue males ngetik masa. Ngantuk -_- .


Pada awal januari musim dingin di awal tahun, Ryeowook meninggalkan rumah besar yang dihuni bersama kakak laki lakinya, Kim Jongwoon dengan mendiang istrinya, Park Jiyeon yang meninggal dua hari lalu karena kecelakaan kerja. Membawa dua anak mereka bernama Kim Yixing dan Kim Kyungsoo.

Ryeowook bekerja sebagai seorang editor majalah sementara Lay – nama lain yixing – adalah seorang murid tingkat akhir sekolah menengah atas yang mencoba peruntungannya di dunia seni tari. Memiliki seorang kekasih bernama Kim Sungmin, seorang dokter pribadi keluarga Kim untuk Kyungsoo dan Sungmin sama sekali tidak menyukai Ryeowook dengan status barunya sebagai ayah angkat dari dua orang keponakan nya sendiri.

Lay adalah anak pertama keluarga Kim, memiliki kulit putih dan tinggi 175cm. Dia suka menari, dan dia sangat menyayangi adik lakilakinya, Kim Kyungsoo.

Kim Kyungsoo, ia biasa memanggilnya Kyungsoo. Lebih muda 3 tahun dari Lay. Memiliki pipi chubby,dan dia sangat ramah serta rendah hati. Biasa memanggil Ryeowook dengan sebutan bibi walau dia tau itu sebutan yang bodoh untuk seorang pria tapi Ryeowook menyukainya. Nama Kyungsoo berarti permata di dalam hati , kutipan kata kata mendiang ibunya. Permata yang harus dijaga agar tidak hilang apalagi hancur. Ryeowook mengingatkan pada dirinya sendiri.

Setelah kepergian tuan dan nyonya kim, mereka memilih sebuah rumah di pinggiran perkotaan Seoul yang sedikit tenang dan jauh dari keramaian. Rumah sederhana dengan satu satunya pohon besar didepan rumah dan Lay tidak suka itu, menggangu pemandangan. Ryeowook juga sependapat. Menurut mereka itu sangat menggangu. Sekarang coba kau berpikir ketika rumahmu yang seharusnya sarat akan cahaya matahari pagi terganggu hanya karena sebuah pohon besar yang letaknya hampir menutupi setengah dari rumahmu, tumbuh di pinggiran pekarangan dengan daun daun yang berguguran setiap harinya. Tapi mereka membelinya.

karena Kyungsoo menyukainya.

.


Awal musim panas awal yang bagus bagi Lay, karena hari ini dia mengambil banyak waktu untuk dihabiskan dirumah bersama Kyungsoo dan bibi Ryeowook.

Lay menyempatkan diri melipat semua pakaian yang sudah dicuci bibi, meletakannya kedalam lemarinya dan Kyungsoo. Di dominasi oleh jaket dan sweater tipis milik adik laki lakinya.

Kyungsoo masuk kedalam kamarnya dan menemukan Lay disana. "Hyung!" pekiknya girang.

"kyung!" sapanya balik.

Kyungsoo berjalan mendekati kakaknya, menunjukkan sesuatu. "lihat ini" .

Lay mengambil kertas putih yang dibubhi dua gambar pria seumuran dan satu laki laki dewasa sebagai main subject sementara rumah mereka sebagai objek utama dengan pohon rindang menyebalkan – bagi lay – di depannya. "wah? Ini gambarmu?" .

"heum" Kyungsoo mengangguk.

Lay menutup pintu lemari dan tertawa bahagia, "kau benar benar pintar menggambar ya" pujinya. Dia mengacak acak rambut Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum dan kemudian mengambil gambar miliknya lagi. Dia berlari lari kecil kearah dinding di sudut kamar dan menempelkan gambarnya disana. Setiap hari, Kyungsoo selalu membuat satu lembar gambar dan dia akan menempelkannya di sudut kamar.

Kyungsoo memeluk teddybear yang seukuran dengan tubuh mungilnya, "lihat teddy! Gambar kita sudah banyak" .

Lay mendekati kyungsoo dan mencubit pipinya dari samping, "anak nakal" Kemudian lay mendudukan Kyungsoo di tepi ranjang. Dia melirik jam di tangan kanannya. "tunggu disini dan biarkan hyung mengambil obat untukmu".

Kyungsoo menganguk. Dia terus berbicara kepada Teddy.

Lay memisahkan serbuk puyer dan beberapa pil pendukung di nampan kecil yang biasa bibi ryeowook gunakan untuk memberikan Kyungsoo obat. Di lemari nakas, dia bisa melihat banyak sekali obat kyungsoo yang dikelompokkan menurut jenis dan multivitamin tambahan. Ditambah segelas air dan membawanya kembali ke kamar. Memberikan kepada Kyungsoo dan membiarkan injeksi obat bekerja dan membuat adiknya mengantuk dan tertidur.

DIa menyelimuti tubuh ringkih adiknya setelah mengucapkan selamat tidur meskipun hari masih siang dan bukan saat yang tepat untuk tidur.

"Jaljayo" .

.

.


Setiap akhir bulan, Ryeowook selalu datang kerumah sakit tempat pacar wanitanya bekerja untuk memberikan air mani dan sampel darah kyungsoo yang diletakan di dalam topeless sampel kecil. Itu kegiatan rutin. Pekerjaannya bisa ia selesaikan nanti walau sebenarnya satu hari adalah deadline sedangkan Kyungsoo tidak bisa di tunda.

Masalahnya terletak pada cetakan pertama majalah mereka dengan hasil yang kurang memuaskan dan itu membuat pekerjaan ryeowook terancam akibat satu hari atau menit menit berharga lainnya untuk sekedar izin ataupun cuti.

"hai! Hyung!" Ryeowook memberikan sapaan pada kekasihnya yang berseragam dokter. "ini" .

Yang Ryeowook dapatkan dari kekasihnya bukan ucapan selamat datang melainkan lemparan papan jalan di keningnya, "AW!" .

Dokter Kim menatap laki lakinya tajam, "sudah kukatakan untuk mengantarkannya pagi pagi. Ini sudah hampir dekat waktu habisku kau tau!?" .

Ryeowook terkekeh dengan mode pemanfaatan wajah manisnya sebagai topeng, "maaf" kilahnya. Dia membuka jaketnya dan melemparkannya sembarang ke tempat tidur pasien. Menghembuskan nafas beratnya disana. "astagaaaa lelahnyaaa" .

Dokter Kim menyimpan sampel utamanya, kembali ke objek utama pandangannya. "apa lagi ini?" .

Ryeowook memasang wajah lelahnya. "ya begitulah. Peringatan terakhir atau aku akan kehilangan pekerjaanku".

Dokter Kim terkekeh, "berat ya mengurus dua anak yatim piatu itu?" .

Ryeowook memutar kedua bola matanya bosan, selalu berputar di topic yang sama. Kim Sungmin selalu begitu. Tidak bisa bersosialisasi atau melebarkan sedikit kesempatan untuk masuknya dua orang terpenting dalam hidupnya di daftar nama keluarga mereka kelak. "mereka berdua berharga".

"lebih berharga dari aku tentunya" SUngmin menekankan nada terakhir.

"kau tau itu" balasnya acuh. "oh ayolah, dewasalah sedikit. Laki lakimu itu butuh seseorang yang bisa mengerti kau tau?" adunya.

"aku bukan orang itu" balas Sungmin acuh dan tetap mengerjakan laporannya. "besok suruh lay kesini dan aku akan memberikan hasil pemeriksaan Kyungsoo padanya" Dia kembali menuliskan beberapa resep untuk Kyungsoo.

"ini" .

"Min.. " Ryeowook mengaduh, "jangan seperti ini" .

"kau selalu mengatasnamakan Lay dan Kyungsoo juga pekerjannmu sementara kau sama sekali tidak punya waktu akhir minggu bahkan untuk mengencani lakilakimu ini? Terimakasih ryeowook. Kau pria berbakat" Sungmin meninggalkan ruangannya pertama sementara Ryeowook menjambak rambutnya frustasi.

.

.


Kyungsoo selalu bermimpi bahwa suatu saat ia bisa membangun sebuah rumah kecil di pohon deapan rumahnya dan dia selalu ingin Lay ada dibawahnya, menjadi objek pertamanya untuk gambarnya kemudian menari disana. Kyungsoo sangat suka melihat Lay menari. Jadi dia memutuskan untuk menjaga impian kakaknya meskipun ia sangat tidak suka waktu bermain kakak bersama dia menjadi sangat berkurang.

Lay akan sibuk kembali di hari hari biasa dan dia sama sekali tidak punya waktu untuk bermain bersama Kyungsoo. Sekolah sampai petang dan melakukan latihan tari bersama teman temannya sampai tengah malam, pulang kerumah dengan sapaan ringan dan kemudian tidur.

Seperti sekarang ini, Kyungsoo masih tetap terjaga di ruang tengah dengan TV yang menyala. Dia berpakaian piyama tidur dan dengan selembar gambarnya yang ingin dia tunjukkan kepada Lay. Ryeowook sudah masuk ke kamarnya sementara tidak tau Kyungsoo masih terjaga atau dia akan keluar dan memaki Kyungsoo dengan omelan khas ibu ibu.

Kyungsoo menahan nyeri sedikit di dadanya. Menyebalkan, pikirnya. Dia batuk cukup keras dan dia berusaha meredamnya dengan bantal kecil diujung sofa. Dia tidak ingin Ryeowook terganggu. Tidak tepat.

Lay selalu pulang ketika dia benar benar bisa menguasai apa yang dia mau hari ini, dan sekarang dia benar benar lega itu sudah diwujudkan nya. Jadi ketika Lay membuka pintu dengan nafas lega dan keringat lelahnya, dia memutuskan untuk segera membilas diri dan kemudian tidur.

Lay menemukan Kyungsoo disana. "Hyung!" Kyungsoo bangun dengan kaki telanjang, tanpa alas, mengabaikan bahwa udara mala mini benar benar tidak bagus karena suhu udara yang tidak stabil. Dia menghampiri Lay dengan memberikan secarik kertas gambar dengan objek utama panggung dan Lay sebagai bintangnya. "Bagaimana? Bagus tidak?".

Lay menggeram marah. Dia menarik tangan Kyungsoo kasar dan masuk ke kamar mereka berdua. Menduduki Kyungsoo. "apa hyung pernah mengajarkanmu tidur selarut ini? Coba lihat jam" tegasnya.

Kyungsoo menunduk takut mendengar nada suara halus Lay meninggi, wajah marah dan keringat lelah masih ada disana. "hyung.." .

"jangan bertindak bodoh" dia meletakan tasnya sembarnag, membuka lemarinya asal dan mengambil jaket rajut putih kesukaan Kyungsoo. Duduk ditepi ranjang dan memakaikannya hati hati, mengabaikan wajah merah Kyungsoo yang menahan tangis.

"Dengar" . Suara lay melembut. "hyung hanya tidak ingin kau sakit" Lay mengusap pipi tembam Kyungsoo, "kau itu sangat istimewa, hyung tidak ingin kau kenapa napa. Mengerti?" dia mencium keing Kyungsoo dan memeluk adiknya yang mulai menangis. Kyungsoo merasa hatinya nyeri. Rasanya sangat sakit, tapi dia lebih sakit melihat wajah khawatir hyung terhadapnya dan dia tidak akan mengulangi itu lagi.

.

"Mianhae hyung" .

.

.

.


Ryeowook mengambil cuti 3 hari dan mengorbankan pekerjannya atas dasar rasa khawatir yang tinggi sementara temannya, Kim Minseok, adik kelas SMA nya dulu sedang memertaruhkan nasib baiknya untuk membawa pekerjaan baru nantinya. Alasan utamanya bukan itu.

Sungmin mengatakan bahwa Kyungsoo mengalami penurunan yang drastis. Kyungsoo adalah penderita lemah jantung sejak lahir. Membuat gerak anak itu terbatas, tidak mencicipi dunia sekolah selama hidupnya dan hanya belajar dari orang orang sekitarnya. Kyungsoo adalah keponakan kecilnya yang sangat menyukai teddybear. Itu adalah pandangan Ryeowook dan dia sangat menjaga permata kakaknya itu. Kyungsoo adalah permatanya. Maka jika Sungmin mengatakan Kyungsoo buruk dari segi fisik, ia akan marah besar pada dirinya sendiri.

Ryeowook membiarkan Kyungsoo bermain sesukanya, tapi tetap dalam pengawasan. Memakai jaket tebal, menggunakan air hangat saat mandi, rutin minum obat dan tidak memikirkan sesuatu yang berat adalah hal yang sudah dia lakukan sebisanya.

"bibi Ryeowook!" Kyungsoo memanggil bibinya. Ryeowook sibuk membolak balik telur dadar kimchinya.

"aku menggambar pohon hari ini!" Kyungsoo beseru girang. "bibi.. apa aku bisa membuat rumah pohon nantinya?" Kyungsoo mengoceh sambil meletakan kertas gambar barunya di meja. Gambar yang belum dia selesaikan. "Rumah pohon yang besar dan ada dua jendela! Bibi dan Lay pasti akan menyukainya!" Ryeowook tersenyum menanggapi ucapan keponakannya.

"apapun itu anak nakal, sekarang kau harus makan dan minum obatmu" Ryeowook meletakan piring dan nampan kecil andalannya, berisikan obat obat Kyungsoo. Kyungsoo menatapnya bosan.

"sampai kapan ya aku harus bergantung hidup dengan obat?" Kyungsoo berpikir menerawang. "rasanya benar benar pahit bi" . Kyungsoo menggerutu dengan bibir mengerucut sebal "selamat makan".

.

.

Ryeowook tersenyum miris.

.


CUMA 2SHOOT kok. Chapter depan langsung end. Gua bingung ini mau gua bikin angst lagi apa kaga. Review ye? Wkwk . butuh saran sumpah.