My Story

Chapter 1


Litle Warming: saran ili, manding bagi yang baca siaga aja buat nyiapin kontong keresek buat.. yahhh ntar juga kalian tau.. Hihihi *coma saran loh..

YESUNG POV~

Aku tenang ketika butiran-butiran langit itu membasahi tubuhku. Tidak hanya tenang. Tapi, kukunganku terasa terlepas, bebanku terangkat. Tubuhku terasa melayang.

Ini terasa lucu. Baru saja beberapa waktu lalu langit begitu cerah namun tak ku sangka akan berganti seperti ini.

Aku bukan orang yang cerdas yang akan selalu bawa payung sebelum hujan. Aku hanya namja yang selalu lupa jika hari ini hari apa.

Aku terbiasa diperlakukan seperti putra raja, tapi predikat gelar raja pun tidak akan membuatnya berpaling dan melirik diriku. Ukh!, mengerikan. Kenapa namja seperti itu harus mucul kedalam kehidupanku. Aku benci dirinya! Tapi, aku.. Mencintainya.

Aku melayangkan tangan diudara. Menampung tetesan air mata langit. Kucoba menutup mata menengadah kelangit.

Resapi dan rasakan.

Lequit-liquit bening ini serasa memijat wajahku dan dinginnya terpaan angin ini serasa memelukku. Aku tidak peduli jika nantinya aku akan mati beku disini. Yang aku inginkan hanya rasa tenang, tidak lebih.

Mataku yang terpejam mulai terbuka memandang orang sekeliling yang berlalu lalang dengan payung serta baju mantel sebagai pelindung mereka dari hujan.

Dan yang membuatku benci adalah, aku seperti terjebak diantara orang-orang yang berada dizona waktu yang berbeda denganku, terlalu mudah datang dan mengilang.

Aku benci berada diantara mereka. Aku ingin dia datang menghampiriku dan merentangkan payung untukku, lalui hujan ini berdua. Hanya berdua.

Namun nyatanya itu hanya sebatas mimpi. Tidak pernah sekalipun, aku, terlintas dibenaknya.

Dan aku cukup tau diri untuk tidak terus berharap pada suatu ketidak pastian belaka.

Salah satu cara menghapus kesengsaraan dalam perasaan cinta sepihak adalah, lepaskan atau tidak sama sekali.

Dan aku memilih untuk melepaskannya, aku bukan manusia baja yang akan tahan dibanting, aku cuma manusia lemah yang beruntung terlahir dikeluarga yang diselimuti dengan penuh dengan kebahagiaan.

Hah.. Aku lupa sudah berapa kali aku menghela nafas berat seperti ini. Hujan telah berganti jadi gerimis. Butiran sudah menjadi rintik. Lebih baik aku pulang. Aku mulai berjalan kembali menuju rumah, menuju rumah kita, atau bisa disebut sebagai tempat tinggal dirinya, suami-ku.

Dan disinilah aku. Dirumah suamiku yang tampan berkarisma.. Namun tidak mencintaiku.

Menyakitkan memang. Berkali-kali aku menangis pilu hanya karna dirinya. Mengharapkan setengah mati cinta dari suamimu sendiri. Tapi sesering apapun aku berharap dia tidak akan pernah mencintaiku, sampai akhirnya aku memilih mengakhiri rasa sepihak ini.

Aku akan berhenti berharap. Akan ku matikan rasa cintaku untuknya dan kusisihkan dengan rasa sayang padanya. Setidaknya menyayangi sesesorang tidak akan menyakitiku seperti rasa sakit mencintai sepihak.

Sudah pukul 11.00, kenapa dia belum pulang?

Hah.. Ini kekhawatiran yang bodoh. Bukan hanya kali ini namja itu pulang terlambat, bahkan terkadang dia tidak akan pulang sama sekali. Lalu untuk apa aku masih memikirkannya, sudah yakin pasti. Dia sedang bersama kekasihnya.

Sudah lewat dua jam bagi Yesung membuang waktunya demi menunggu suminya Cho Kyuhyun hingga akhirnya ia tertidur diruang tamu dengan keadaan televisi masih menyala. Jika terbangun nanti sudah bisa dipastikan bahwa ia akan merasa pegal setelah ini, karna lihat saja, Yesung sama sekali tidak tidur dengan posisi yang seharusnya.

Ceklek!

Sepertinya ada yang baru pulang. Suara ketukan irama sepatu mulai menggema menuju ruang tamu. Hingga akhirnya seseorang berdiri tepat didepan tubuh Yesung yang tertidur, yang tidak lain adalah Cho Kyuhyun.

Lama Kyuhyun memperhatikan Yesung hingga akhirnya Kyuhyun menghela nafas berat dan tanpa babibu Kyuhyun segera merengkuh tubuh Yesung mengangkatnya ala bridal stayle. Kyuhyun membaringkan Yesung dikamarnya membungkus tubuh Yesung dengan selimut dan tak lupa sebelum keluar dari kamarnya Kyuhyun tak lupa mematikan lampu menukarnya dengan cahaya senyap lampu tidur.

Sekeluarnya dari kamar Yesung Kyuhyun kembali keruang tamu dan beristirahat disana.

Banyak hal yang ia pikirkan saat ini, dari pekerjaan kantor, kekasihnya dan juga.. Yesung.

KYUHYUN POV~

Hidupku rumit. Sangat rumit hingga akupun menyesal telah terlahir didunia ini sebagai seorang Cho Kyuhyun.

Seperti daun yang selalu diam bila dihembus angin, membiarkan angin membawa dirinya jauh dari tempat ia tumbuh dan pada akhirnya daun itu akan kering.

Kisah daun itu tak jauh berbeda dariku. Kubiarkan hidupku terombang ambing oleh takdir tak berujung. Dan pada akhirnya menunggu penyesalan datang karna tersesat memilih jalan.

Hidupku seperti drama nyata tanpa skenario pasti.

Aku menikahi seorang namja yang sekarang sudah menjadi istriku, dan bodohnya aku dibiarkan bermesraan dengan kekasihku sendiri Kim Ryeowook.

Pernikahan ini bukanlah atas dasar cinta, dan juga bukan karna perjodohan. Entah apa yang terjadi ketika itu, tetapi pada kenyataannya akulah yang menawarinya menjadi istriku tanpa aku ingat bahwa aku sudah punya kekasih saat itu.

Namun itu ku lakukan karna janjiku pada orang tua namja itu.

Sebagai seorang pria sejati, janji yang telah ku ucapkan akan ku jalankan semampu yang ku bisa.

Flashback

Diruang yang didominani oleh warna bernuansa putih, yang tak lain adalah ruang ICIU rumah sakit. Tampak ada beberapa orang yang tengah berjuang menyelamatkan hidupnya. Mereka adalah, Mr. Kim dan Mr. Cho. Mereka adalah korban kecelakaan.

Tadinya mereka bersama-sama pergi berbisnis menuju busan bersama istri-istri mereka. Dan sayangnya takdir sudah tersurat.

Sayangnya istri mereka tidak mampu bertahan. Dan kini mereka harus berusaha sekuat tenaga untuk bertahan.

"Cho Kyuhyun.." Panggil Mr. Kim

"Ne ahjusshi?"

"Bisakah kau berjanji sesuatu padaku?"

"Apa itu.."

"Tolong jaga anakku. Aku mencintainya, dan aku tak ingin dia menderita setelah kepergian kami."

"Tapp-i aku-"

"-Aku mohon Cho Kyuhyun." Potong Mr. Kim.

Dengan pasrah akhirnya Kyuhyun menyetujui permintaan appa Yesung.

"Kyu.. Hai nak.." Ujar Mr. Cho berusaha penuh senyum.

"Disaat seperti ini kau masih bisa tersenyum seperti itu appa, heh aku tak menyangka. Apa wajahmu itu tidak sakit?"

"Aish dasar kau anak kurang aja." Omel Mr. Cho dengan sayang.

Kyuhyun tersenyum lembut melihat tingkah appanya, lelaki ini tidak pernah berubah, selalu saja berlagak sok humoris disegala situasi. Tapi sikip seperti itu tidak pantas dilakukan ketika saat seperti ini.

"Bagaimana keadaan Kim Jongin Kyu?"

"Paman Kim tidak bisa diselamatkan lagi appa. Dia sudah meninggal sejam yang lalu."

Tampak terpancar kesedihan dimata Mr. Cho. Sahabatnya sudah pergi, sebentar lagi pasti itu gilirannya. Pikir Mr. Cho.

"Kyu, kau harus berjanji untukku. Jaga anak Jongin dengan baik. Yesung sudah seperti anak ku bagiku. Dan kau harus bisa melindunginya."

Langit tampak mendung, dan gemuruh mulai menggelegar dan tak beberapa lama hujan mulai turun memandikan bumi.

Semuanya berakhir. Tidak ada lagi keluarganya setelah ini. Amma dan appanya telah tiada.

Yesung meringkuk sendiri disofa ruang tau, menangis tersedu-sedu atas kematian kedua orang tuanya. Kini rumah besar bak istana ini tak berguna lagi. Kebahagiaannya musna semenjak kepergian mereka.

Yesung mendongak keatas. Tadinya Yesung memang tengah menundukan wajah, menenggelamkan kepalanya yang terasa berat diatas lipatan tangannya. "Cho Kyuhyun". Lirih Yesung yang mengamati Kyuhyun yang tengah berdiri didepannya dengan maskulin.

"Apa yang kau lakukan disini."

Sejenak tidak ada jawaban, hanya tatapan lekat Kyuhyun yang tak lepas dari Yesung.

"Menikah denganku."

"Kau bercanda! Itu terkesan seperti lelucon. Orang tua kita baru saja meninggal. Apa kau lupa Cho Kyuhyun!"

"Tentu tidak. Aku sudah terikat janji dengan appa dan juga appamu untuk merawatmu, dan itu akan lebih mudah jika kau menjadi istriku."

Yesung tidak habis fikir dengan penawaran Kyuhyun. Menikah? Dan tanpa cinta.

Apa sebuah pernikahan bisa didasari atas tanggung jawab. Membayangkannya saja Yesung takut.

Tapi.. Entah kenapa, Yesung terasa sulit untuk berkata tidak, hingga akhirnya..

"Baiklah, kita menikah."

Ketika pagi menyapa, yang terjadi tidak pernah jauh dari biasanya. Sama seperti hari-hari biasa Yesung lalui. Ketika terbangun Ia akan selalu berada dikamar tidur dengan indah diatas ranjang dengan sehelai selimut yang telah setia menghangatkan tubuhnya ketika dingin mengelilinginya. Itu terasa seperti dejavu olehnya.

Tidak seperti biasanya, saat ini Yesung tidak akan langsung bangkit untuk berbenah, memasak ataupun menyiapkan keperluan suaminya untuk pagi ini. Entah kenapa ia merasa lelah, meskipun Yesung sudah beristirahat total, namun bukan tubuhnya yang lelah, tapi hatinya yang letih.

YESUNG POV~

Hah.. Lelah sekali.

Benar kata orang. Melihat suamimu bermesraan dengan kekasihnya terasa lebih menyakitkan daripada kau ditampar 10x.

Terkadang ada kalanya aku ingin mengakhiri. Tapi selalu ada banyak alasan yang mampu menghalangi segalanya. Dan akhirnya akukan menelan lagi rasa sakit yang berulang yang makin hari akan makin perih.

Ceklek!

Berhenti melamun, dan ku lihat siapa yang masuk. Itu Kyuhyun.

Dia kelihatan sudah rapi. Jas kantornya juga sudah ia kenakan dengan baik serta dasi yang juga tampak cocok dengan pakaiannya.

"Bagus kau sudah bangun." Kyuhyun semakin mendekat pada Yesung, kemudian duduk ditepi ranjang menghadap Yesung. Kyuhyun menyerahkan benda pada Yesung, sepertinya itu pil. "Ini, makan obat ini agar tubuhmu kembali normal. Kau kemarin seperti akan terserang demam." Jelas Kyuhyun.

"Terimakasih"

Kyuhyun berdiri dan menatap Yesung intens. "Nanti malam mungkin aku tidak akan pulang, jangan menungguku. Ingat!"

Kyuhyun akan siap pergi, tapi Yesung menggenggam lengannya seolah takut ditinggalkan.

"Tunggu!" Cegat Yesung.

"Kita butuh bicara."

Kyuhyun tampak berfikir, menimbang-nimbang permintaan Yesung dan pada akhirnya ia akan mengangguk dan duduk ditepi ranjang Yesung.

"Apa yang harus kita bicarakan hmm.."

"Berikan surat cerai padaku."

"Apa!"

"Ya, aku ingin kau memberikan ku surat cerai, dan akan dengan ringan tangan akan ku tanda tangani. Sungguh!"

.

.
Tbc

.
.

Haaaiiii…

Ketemu lage,, hehehe..

Apa kurang panjang? mian ne.. ili nga punya waktu buat manjangin, hehe lgemusimnya sibuk.. *sombong

Dan jujur, ini epep paling sok puitis yang pernah ili bikin, walaupun sebenernya engak.. hehe

#sekian

.

.

.

Gomawoo…