Babysitter Kiseki

Disclamer : Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi, Durarara! © Narita Ryohgo

Pair : Shizaya (of course)

Genre : humor (maybe), family

Warning : sho ai, garing, ooc, typo, aneh dll

A/N : Hola, untuk pertama kalinya saia main didunia crossover! Semoga menghibur

Summary : Bocah-bocah pelangi tersesat di Ikebukuro, dimana terdapat dua manusia yang ditakuti disana. Apa mereka akan baik-baik saja? Bad summary.

Tertarik? Silahkan review :D

Tidak Tertarik? Silahkan klik tombol 'Back'

Tertarik, tapi gak mau review? Silahkan 'Fav' XD

Tidak tertarik tapi mau review ? Ampun jangan Flame DX

Reader and Silent Reader, welcome :D

Enjoy Reading Minna :D

-Izaya's Apartemen 10 a.m-

"Moshi-moshi Celty, bisa kau ke apartemenku? Aku tak bisa menemuimu di tempat biasa. Datanglah satu jam lagi." Izaya menutup sambungan teleponnya. Berkat kedatangan mahkluk warna-warni itu dia tak bisa pergi kemana-mana dengan tanpa adanya Shizuo yang mengawasi setan-setan kecil itu.

"Saa minna, berhenti berlari-lari di dalam rumah!" ujarnya tegas saat mendapati bocah-bocah empat tahunan itu berlari-lari di ruang kerjanya. Sungguh pening rasanya mendapati ruang kerjanya penuh dengan mainan dan ceceran snack. Baru empat hari mereka sudah membuat kacau begini. Jangan tanya bagaimana bisa anak-anak itu mendapat begitu banyak mainan. Izaya kaya, membeli mainan murah agar 'anak-anaknya' tak rewel tak membuatnya menjadi miskin.

"Kalian semua berhenti di tempat!" bocah-bocah aktif itu berhenti seketika saat Izaya menghadang mereka. Izaya menatap tajam bocah-bocah itu."Bersihkan mainan kalian_" terdengar keluhan dari Daiki dan Taiga"_sekarang."

"Logel!" sahut mereka dengan logat cadel minus Shintarou, Seijuurou, Atsushi dan Tetsuya.

Izaya menghela nafas lelah. Ini lebih melelahkan daripada dikejar-kejar monster kesayangannya. Si raven duduk bersandar di kursi putarnya sembari memperhatikan bocah-bocah itu membersihkan mainan mereka. Terlihat sangat menggemaskan jika mereka menurut seperti itu.

Tangan-tangan mungil mereka tampak kewalahan memunguti mainan yang hampir tersebar di ruang kerja Izaya yang cukup besar. Izaya terkekeh pelan saat melihat mainan yang terjatuh setiap anak-anak itu berjalan. Mereka selalu bersemangat disaat apapun.

"Selecai-ssu!"

"Akhilnya beles!"

"Nii-chin, Atsuchi lapal."

"Taiga ayo main mobil-mobilan!"

BUK

Kepala biru itu terkena lemparan bola basket mini dari bocah berambut merah cerah."Kenapa melempalku Sei!" protesnya.

"Jangan buat belantakan lagi Daiki."

"Mou." Bocah biru itu mengembungkan pipi gempalnya.

"Kalian lapar?" tanya Izaya dan langsung dibalas anggukan lucu dari bocah-bocah itu. Atsushi dan Taiga yang paling bersemangat."Bagaimana kalau kita pesan Russian Sushi."

"Cuchi!"

.

.

.

Ting tong

"Cuchi!" bocah pirang dan raven berlari kencang menuju pintu apartemen Izaya.

"Ryouta! Kazu! Jangan lari." Izaya mengekor dibelakang mereka.

Cklek

"Yo Simon!" sapa Izaya pada sosok besar yang berdiri di depan apartemennya. Ryouta dan Kazunari berjingkat ngeri melihat sosok itu. Tubuh kecil mereka bergetar karena takut.

"Izaya, sushimu banyak. Kau lapar sekali?" Izaya terkekeh kecil mendapati wajah sangar Simon yang menatapnya bingung.

"Tidak, ada banyak anak-anak di rumahku." Tunjuk Izaya pada Ryouta dan Kazu yang bersembunyi dibalik kaki Izaya."Dan masih banyak didalam."

"Anak-anak Shizuo?"

Izaya tergelak kencang."Tentu saja bukan Simon mereka tersesat dan aku membawa mereka kesini." Simon berjongkok dan tersenyum di depan bocah raven dan pirang itu.

"Halo aku Simon. Siapa kalian?" Ryouta dan Kazunari saling berpandangan lalu mereka mendongak kearah Izaya seolah meminta izin untuk menjawab pertanyaan Simon. Izaya mengangguk kecil.

"Li-liyouta." Jawab Ryouta pelan.

"Kazunali salam kenal oji-san!" seru Kazunari bersemangat dan melupakan rasa takutnya tadi.

"Anak baik." Simon menepuk kepala Ryouta dan Kazunari bergantian."Sampai jumpa."

.

.

.

Waktunya makan siang, Daiki dan Taiga berebut seperti biasa. Atsushi memakan porsi Tetsuya karena bocah biru muda itu makannya sangat pelan. Shintarou yang diganggu Kazu dengan alasan ingin menyuapi Shin-chan-nya. Ryouta yang tumben hari ini tidak berisik makan dengan tenang bersama Seijuurou.

Benar-benar membuat Izaya ingin tertawa gemas. Mengawasi Anak-anak ternyata lebih menarik daripada manusia dewasa. Sekarang dia bisa duduk tenang sambil memakan Ootoro pesanannya dan menunggu Celty datang. Mungkin kali ini akan damai sesaat.

.

Ting Tong

Bel apartemennya kembali berbunyi. Ah mungkin itu Celty. Izaya bergegas untuk membuka pintu. Benar saja saat ia membuka pintu sosok bersuit hitam ketat dengan helm kucing berwarna kuning.

"Masuklah Celty." Izaya menyambutnya dengan senyum lebar khasnya. Si Dullahan hanya menurut dan mengikuti Izaya.

Si pemilik rumah menyeringai lebar saat mendapati asap Celty menguar tak beraturan. Mungkin sang Dullahan terkejut dengan apa yang ada di ruang kerjanya sekarang.

[Izaya! Kau tidak menculik anak-anak itu 'kan?]

Izaya tergelak."Menculik? Kau pikir aku sejahat itu. Tentu saja tidak aku menemukan mereka berkeliaran di Ikebukuro tanpa pengawasan." Jeda sejenak, Izaya ikut memperhatikan bocah-bocah itu dengan Celty."Aku berencana mengadobsi mereka. Bisakah kau ke panti asuhan Teiko hari ini?"

Celty menoleh kearah Izaya. Tidak biasanya Izaya tidak mencari informasi sendiri.

"Kau tahu sejak mereka disini aku tidak bebas keluar meninggalkan mereka. Apalagi Shizu-chan selalu bekerja dan sebagai gantinya aku yang mengurus mereka. Jadi aku tak sempat mencari tahu sendiri tentang panti asuhan itu." Izaya mengedikkan bahunya tak peduli, kaki jenjangnya melangkah menuju meja kerjanya, mengambil sebuah amplop coklat tebal.

"Ini bayaranmu jika kau mengambil pekerjaan ini." Izaya menyerahkan amplop itu, Celty menerimanya lalu membuka amplop coklat itu.

[Apa ini tidak berlebihan?]

"Kurasa tidak. Kau mau mengambilnya?"

[Baiklah.]

"Ah sebelum itu." Izaya berbalik badan dan menghadap ke mahkluk-mahkluk kecil yang khidmad dengan acara makan mereka."Minna, perkenalkan dia_." Suara Izaya membuat bocah-bocah itu berhenti makan. Memandang serentak kearah Celty.

Buru-buru si Dullahan mengetik kata-kata di PDAnya.[Salam kenal semua. namaku Celty Sturluson tapi kalian bisa memanggilku Celty.]

"Nii-chan, Tetsuya belum bisa baca." Tetsuya menunjuk polos kearah layar PDA Celty.

"Um! Aku dan Shin-chan juga belum bisa baca!" sahut Kazunari.

"Aku bisa baca nanodayo!"

"Shin-chin, emangnya itu bacanya apa?" tanya Atsushi yang ikut penasaran, dia sampai melupakan makanannya.

Bocah berambut hijau itu menaikkan kaca matanya."Sa-salam ken-kenal semua. Namaku Ceru-ceruti Setu-setu_namanya susah nanodayo."

"Cukup panggil Celty-Ba-san." Izaya terkekeh kecil.

[Ba-san!] Celty nampak tak terima.

"Ayolah Celty, mereka saja memanggil Shizu-chan, Ji-san." Izaya tertawa mengejek.

[Tapi mereka memanggilmu nii.]

"Ya, karena aku masih muda hahaha."

"Ne, Ba-san kenapa kau memakai helm aneh?" bocah bersurai merah terang menatap Celty penuh introgasi."Lalu kenapa kau tidak berbicala?"

"Sei, apa sopan berbicara seperti itu?" tegur sang informan. Seijuurou memandang Izaya dengan tatapan protes." Kau benar-benar menuruni sifat seorang informanku!" si sulung Orihara tergelak untuk kesekian kalinya, dia merasa akan mendapat penerus yang luar biasa.

"Ba-chan seksi!"

"Daiki." Izaya kembali menegur. Namun Daiki tak ambil pusing dengan teguran Izaya dia malah berjalan mendekati Celty. Bocah tan ini benar-benar menarik.

"Ba-san apa nggak panas pakai baju seperti itu?" Celty berjingkat kaget saat dengan tiba-tiba muncul bocah mungil berambut ungu menatapnya malas. Celty hanya menggeleng menanggapi bocah itu, karena sepertinya sia-sia saja jika dia mengetikkan kata-kata bocah itu pasti belum bisa membaca.

"Ba-chan, buka helmnya donk! Daiki pengen liat wajah Ba-chan, pasti cantik!" bocah tan itu benar-benar ceplas-ceplos.

"Ba-chan aku juga mau liat wajah Ba-chan." Taiga berdiri antusias disamping Daiki. Dua bocah itu benar-benar deh.

Celty menggeleng."Ayolah Celty tunjukkan saja, anak-anakku penasaran." Izaya menyeringai lebar, tampak sangat menyebalkan.

[Jangan konyol Izaya.]

"Tak akan terjadi apa-apa pada mereka." Seringai menyebalkan itu belumlah hilang.

"Buka donk Ba-chan!"

Celty menoleh kearah Izaya, Izaya masih mempertahankan senyumannya."Ingat jangan berteriak terlalu keras ya." Si penyuka catur itu menepuk kepala Tetsuya. Bocah beraut datar itu berkedip beberapa kali, tanda dia tak mengerti."Sa, Celty buka helmmu sekarang."

Dengan gelagat ragu kadua tangan Celty mulai terangkat menuju kepalanya. Sekali lagi wanita itu menoleh pada Izaya. Sedangkan pria itu pura-pura tak melihat Celty dan nampak sibuk dengan kegiatannya menepuk-nepuk kepala bocah ungu yang merengek minta sushi lagi.

Tanpa berpikir lagi Celty memutuskan untuk membuka helmnya.

Lima

Bocah-bocah itu melongo.

Empat

Atsushi berjalan menuju dapur meninggalkan teman-temannya.

Tiga

Ryouta, Kazunari berkaca-kaca dan mulai merapat dibawah kaki Izaya.

Dua

Seijuurou, Shintarou dan Tetsuya menatap datar.

Satu

"Waaaaaaa! Taiga kau lihat itu! Ba-chan kau bisa menyembunyikan kepalamu! Hebat sekali!"

"Ba-chan ajali kami sulap itu!"

"Lihatkan Celty mereka baik-baik saja, yah kecuali Ryouta dan Kazu."

"Niicchi Lyou takut huuuweeee!"

"Nii-chan! Kowai yo! Kowai!" dua bocah itu berteriak histeris.

Perkenalan yang sangat meriah bukan.

.

.

.

-Izaya's Apartemen 1.45 p.m-

"Iza-nii!" Izaya menatap tak suka pada dua gadis remaja yang ada didepannya."Mou, apa itu tatapan seorang kakak saat adik-adiknya yang cantik datang berkunjung?" gadis berkacamata itu berujar dengan ceria.

"Mau apa kalian kemari?" Izaya tampak tak peduli, data-data di Laptopnya lebih penting.

"Hanya berkunjung. Aku dengan dari Simon Iza-nii punya banyak anak!"_"Kira-kira dimana mereka sekarang ya!" Mairu tampak tak terlalu perduli dengan tatapan kesal sang kakak laki-laki.

Alis Izaya berkedut tak suka."Pulanglah."

"Tidur siang." Ucap gadis beraut datar itu singkat.

"Ah! Kuru-nee jenius mungkin mereka sedang tidur siang! Ayo kita ke kamar kita bangunkan mereka."

"Hei! Mairu! Kururi!" teriak Izaya saat mendapati kedua adik kembarnya menuju kamar tidur. Adik-adiknya itu benar-benar menyebalkan.

Apartemen Izaya baru saja tenang dan damai setelah kedelapan bocah warna-warni itu tidur siang. Berterima kasihlah pada Celty berkat dia Daiki dan Taiga kelelahan karena banyak bertanya dan akhirnya mereka mengantuk. Kazunari dan Ryouta kelelahan karena tak berhenti menangis. Atsushi mengantuk karena kekenyangan. Seijuurou, Shintarou dan Tetsuya tanpa alasan apapun juga ikut tidur melihat teman-temannya tepar di kamar tidur.

"Kyaaaaa mereka imut sekali~"

Izaya menghembuskan nafas kasar. Dia terlambat, Teriakan Mairu sukses membuat bocah-bocah itu terbangun. Secara alamiah anak-anak akan menangis jika tidur mereka diganggu dan akan badmood sampai hari berakhir.

Ditambah lagi tangan usil Mairu yang mencubit, menoel pipi tembam bocah-bocah pelangi itu. Lengkap sudah tampang bete mereka semakin menjadi.

.

.

.

Izaya bingung harus berbuat apa. Berkelit di dunia belakang jauh lebih mudah daripada harus menghadapi delapan bocah bertampang badmood karena belum puas tidur siang.

"Ne, Minna bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

Cemberut dan bete. Bahkan untuk Seijuurou, Shintarou dan Tetsuya yang biasanya bertampang datar.

"Mau naik komedi putal!" rengek Atsushi sambil menghentakkan kakinya di lantai.

"Nii-chan gendong!" Seijuurou dengan raut cemberut datar merentangkan tangannya.

"Kazu juga minta gendong! Shin-chan juga!"

"Aku nggak bilang gitu Bakazu!" protes Shintarou dengan wajah cemberut sambil memeluk erat sebuah boneka beruang besar.

"Nii-san tak bisa menggendong kalian bertiga sekaligus." Izaya menatap bocah-bocah itu dengan memelas.

"Nggak mau tau gendong pokoknya!" rengek Kazu sambil menarik-narik celana hitam Izaya.

"Niicchi Ryou mau main kuda-kudaan!" teriak Ryouta kencang. Kepala Izaya semakin pusing saja.

"Nii-chan Daiki mau es klim!"

"Taiga juga mau es klim sekalang!" dua Daiki dan Taiga juga ikut-ikutan ribut. Sialan kedua adiknya itu. Sudah membuat anak-anaknya badmood dan pergi begitu saja. Ingatkan Izaya untuk mengusir mereka sebelum menjejakkan kaki ditempatnya.

"Tetsuya mau gendong juga." Dengan raut datar-cemberut Tetsuya bocah paling mungil juga ikut merentangkan tangannya.

Izaya pusing. Shizuo tak ada. Dan ini masih sore untuk menidurkan mereka lagi. Seseorang tolong Izaya, dia sedikit menyesal sekretarisnya sudah tidak bekerja padanya lagi.

"Kita jalan-jalan ke taman saja ok."

.

.

.

-.-.-.-

.

.

.

-Taman Ikebukuro, 3.00 p.m-

"Iza-iza!" suara ceria yang tak ingin Izaya dengar saat ini."Sedang mencari Shizu-chan?"

"Tidak, untuk apa mencarinya. Aku hanya ingin membawa mereka jalan-jalan." Tunjuk Izaya pada bocah-bocah pelangi yang memandang kagum air mancur yang ada di tengah taman sambil menyeringai khasnya.

"Kyaaaaaaa! Apa mereka anak-anakmu? Kalian benar-benar tangguh!" ucap si gadis otaku ambigu.

"Karisawa-san, itu tidak sopan." Bisik Yumasaki Walker.

"Maaf Yumacchi aku tak sanggup menahannya. Mereka juga sangat imut!" dua otaku itu mendekati bocah-bocah yang masih sibuk mengamati air mancur dengan mata berbinar.

"Siapa mereka Izaya?" mantan teman SMAnya Kadota bertanya padanya menghiraukan para otaku itu yang bertanya macam-macam pada bocah warna-warni yang merasa terganggu.

Izaya menyeringai."Anak-anakku."

Kadota berkedip beberapa kali."Bukan anak-anak kandung. Kau harus mencatat itu Dotachin."

Pemuda itu berdeham pelan."O-oh." Kadota menjadi salah tingkah."Ehem jadi siapa mereka?"

"Kami menemukan mereka berkeliaran di pusat Ikebukuro. Dan memutuskan untuk memungut mereka. Aku baik bukan?"

"Orihara-san, kupikir sangat sulit merawat anak sebanyak itu." Togusa ikut dalam pembicaraan mereka.

Izaya tertawa pelan, seringainya masih terpasang manis di wajahnya."Ya sulit, tapi ku kira akan sebanding jika mereka besar nanti akan berguna untukku."

Togusa begidik ngeri. Izaya tetap Izaya. Mau punya anak atau tidak tetap menakutkan.

.

"Ne kodomotachi, siapa mama kalian, Iza-iza atau Shizu-chan?" Erika bertanya dengan sangat antusias. Bocah-bocah itu berhasil dia taklukan dengan sogokan permen lolipop perolehan mereka saat meet and greet dengan mangaka terkenal tadi siang.

"Mama?" wajar jika bocah-bocah itu bertampang bingung. Mereka terlalu asing dengan kata 'mama'.

"Yang memberi makanan pada kalian." Terang Erika matanya berbinar-binar.

Dari kedelapan bocah itu Kazu tampak paling keras berpikir."Simon oji-san!"

"Si-simon?" ulang Yumasaki.

"Simon Oji-san tadi membelikan kami sushi yang enak!" celetuk Ryouta.

"Aaaaa iieee bukan itu." Erika berpikir, bahasa apa yang mudah dimengerti anak-anak ini."Mama itu yang cantik."

"Cantik?" ulang Tetsuya, Erika mengangguk.

Sembari menggulum lolipopnya Atsushi tampak berpikir."Nii-chin cantik saat tidul ndak pake baju."

JDEEER

Seakan kilat menyambar Izaya. Pemuda itu mematung mendengar penuturan Atsushi. Kadota dan Togusa yang berada didekatnya tampak memerah dan sedikit salah tingkah. Oh sepertinya hayalan mereka sudah berkenalana.

"N-na Minna sudah waktunya pulang. Shizu-chan pasti sudah menunggu kita. Saa ikou." Izaya memandang ngeri pada Erika, gadis itu tak menggubrisnya dia terlalu lelap berimajinasi.

"Mou, kita belum belmain nii-chan!" protes Seijuurou.

"Iya kita belum bermain!" timpal Daiki diiringi anggukan Ryouta.

"Oji-san." Tetsuya melambai datar pada sosok pria pirang yang sedang mengamit rokok di bibirnya berpakaian bartender.

"Oji-chan! Kochi-kochi!" Taiga yang paling bersemangat memanggil Shizuo. Sementara Shizuo yang sedang berjalan di trotoar –yang tak jauh dari taman- hanya melongo mendapati delapan setan kecil melambai dan memanggilnya.

"Yey ndak jadi pulang! Shin-chan! Shin-chan ayo naik ayunan!"

"Jangan tarik-tarik! Aku nggak mau. Kayak anak kecil nanodayo." Protes si hijau namun sama sekali tak melawan saat tangan mungil Kazu menariknya.

"Kyaaaa Shin-chan dan Kazu-chan romantis!" pekikan dari satu-satunya gadis di taman itu cukup membuat telinga berdenging. Entah sejak kapan Erika tersadar dari hayalannya.

"Kalian kenapa ada disini?" Shizuo yang baru saja sampai langsung bertanya. Dia melirik kearah Izaya yang mukanya masih memerah padam."Kenapa dengan mukamu kutu?"

"Ti-tidak. Saa minna ayo pulang ini sudah senja." Buru-buru sang informan menarik tangan mungil Daiki dan Taiga."Kazu-Shintarou cepat kesini kita harus pulang!" dan teriakan Izaya membuahkan desahan protes dari Kazu yang tengah asyik memaksa Shin-channya untuk naik ayunan.

"Kenapa harus cepat pulang. Aku kira kalian baru sampai."

"Emang balu sampai tapi Niichin minta pulang telus dalitadi." Gumam Atsushi masih setia menggulum lolipopnya yang entah kenapa belum habis-habis.

"Ini sudah hampir malam Shizu-chan. Malam-malam tak baik anak-anak berkeliaran." Izaya mengamit tangan Kazu dan Shintarou."Tolong Sei, Ryou, Atsushi dan Tetsuya."

Shizuo tak banyak protes, karena Izaya memang benar.

"Mou! Kami bahkan belum bermain." Keluh Ryouta.

"Hihihi mite-mite, Iza-iza tampak keibuan sekali. Dan Shizu-chan penurut sekali. Kawaii ne."

"Aku tak menyangka dua manusia yang ditakuti bisa mengurus anak bersama-sama." Gumam Togusa, pemandangan di depannya tampak terlalu hayal untuk menjadi nyata.

"Itu karena kekuatan cinta mereka~~"

Kadota tampak mengangguk mengiyakan celotehan Erika."Cinta memang sangat kuat."

"Dotachin, aku tak menyangka kau bisa puitis." Timpal Yumasaki.

.

.

.

-.-.-.-

.

.

.

-Panti Asuhan Teiko 02.00 p.m-

"Satsuki-nee-chan! Lyou kangen-ssu!" bocah pirang itu menghambur bebas menghampiri seorang wanita muda berambut pink panjang.

"Ryouta, minna! Syukurlah kalian baik-baik saja, kami semua sangat khawatir tau." Wanita itu memeluk erat bocah pirang itu. Bocah-bocah lain yang masih berdiri di ambang pintu ikut menghambur, mereka rindu dengan perempuan berambut pink itu. Bagaimana pun juga Momoi Satsuki bagaikan ibu mereka yang merawat mereka sedari kecil.

"Ano terima kasih tuan eem."

"Izaya, Orihara Izaya." Izaya tersenyum kalem.

"Orihara-san dan tuan?"

"Shizuo, Heiwajima Shizuo." Jawab Shizuo singkat, mata almondnya terlalu fokus pada bocah-bocah itu. Entah kenapa Shizuo menjadi hangat saat melihat kontak mereka dengan para pengasuh.

"Oh, terima kasih Orihara-san dan Heiwajima-san sudah merawat mereka beberapa hari ini. aku harap mereka tidak merepotkan kalian."

"Tentu tidak Momoi-san, mereka anak-anak yang manis." Izaya masih memasang senyumnya, sementara Shizuo yang berada disampingnya mendengus kecil.

"Ngomong-ngomong silahkan duduk." Momoi menuntun mereka duduk di sofa ruang tengah gedung panti asuhan.

"Terima kasih Momoi-san." Momoi mengangguk sembari tersenyum. Wanita itu tampak sangat bahagia mendapati anak-anak asuhnya baik-baik saja dan masih tampak ceria.

"Kami sangat khawatir saat mereka_"pandangannya tertuju pada segerombolan anak laki-laki berambut warna warni yang sedang berceloteh dengan beberapa orang dewasa."Tidak pulang-pulang sampai larut malam. Kami takut mereka diculik atau hal buruk lainnya."

Seorang pria bersurai coklat datang dengan nampan berisi dua cangkir teh. Lantas pria itu duduk disamping Momoi."Kami tidak tau harus mencari mulai darimana. Jadi kami serahkan pencarian mereka pada polisi namun tak ada hasil." Ujar pria itu dengan sendu.

"Lalu kemarin kami kedatangan seorang wanita berhelm kucing yang memberitahukan bahwa mereka baik-baik saja dan berada ditempat yang aman." Kiyoshi Teppei –pria itu- tersenyum kearah Izaya dan Shizuo.

"Kami benar-benar berterima kasih. Apa ada yang dapat kami berikan untuk membalas budi?"

Izaya tersenyum kecil."Cukup dengan memperbolehkan saya dan rekan saya untuk mengadopsi mereka."

Mata coklat dan pink itu membulat.

"Anda yakin ingin mengadopsi mereka berdelapan?" Izaya mengangguk tenang."Emmm..." Momoi tampak ragu melontarkan kalimat selanjutnya.

"Soal biaya kehidupan mereka jangan khawatir. Kami bisa membiayai mereka berdelapan bahkan sampai mereka ke bangku kuliah." Ujar Izaya dengan penuh percaya diri."Kami juga akan menjamin kebahagiaan mereka." Kali ini Izaya berujar serius, Shizuo yang berada disampingnya sampai tak percaya dengan Izaya yang mendadak serius.

"Etto kalau begitu, mari ikut saya. Anda sekalian harus mengisi berkas untuk pengabdosian."

.

.

.

"Kalian baik-baik dengan Orihara-san dan Heiwajima-san ya, jangan nakal...ja-jangan merepotkan mereka...jadi anak yang baik ya." Momoi tak kuasa menahan derai air matanya saat akan melepas kedelapan anak asuh kesayangannya.

"Kami tidak akan nakal Satsuki-nee-san." Jawab Seijuurou mewakili teman-temannya.

"Kalau ada waktu berkunjunglah kesini ya." Wanita bersurai coklat tua itu mengusap lembut rambut hijau Shintarou."Kami pasti akan merindukan kalian."

"Kazu dan Shin-chan pasti bakal kangen sama Riko-nee-chan, Sastsuki-nee-chan, Paman Hyuuga, Paman Kiyoshi, dan semuanya!" bocah raven itu menatap para pengasuhnya dengan mata berkaca-kaca.

Sedangkan Ryouta sibuk memeluk erat leher Momoi sesekali berguman sambil terisak. Dan Atsushi dengan mata berbinar mendapat banyak makanan dari Paman Mitobe. Tetsuya mendapat pelukan hangat dari Izaya, sang informan tahu bocah kecil itu sedang menangis.

Sementara si dua berisik Daiki dan Taiga hanya terdiam menundukkan kepalanya diceruk leher Shizuo.

"Menangislah bocah, kalau kalian ingin menangis." Bisik Shizuo pada kedua bocah yang pada digendongannya. Namun kedua bocah itu menggeleng bersamaan.

"La-laki ng-nggak boleh na-nangis be-benalkan Daiki!"

"Iya!" Shizuo tergelak pelan, bocah-bocah ini benar-benar sok kuat.

.

.

.

To be Continue

.

.

.

Yahoooo Narin dan B datang adduuuuh ini FF udah berdebu banget nggak diurus. Maafkan kami, tidak update lama sekali, karena keterbatasan imajinasi u.u

Semoga karakternya nggak terlalu OOC ya meskipun kami ragu akan hal itu -w-

Oh iya chap depan chap final ya minna-san :D

Terima kasih yang udah mereview, fav, follow, visit dan view :D

Saya tertarik sama ide dari AnotherAlpha0-san buat masukin Haizaki ke dalam cerita. Mungkin buat chap depan bakal saya masukin :D

Yang minta Celty dimasukin, udah saya masukin. Saya masukin Mairu, Kururi dan Dotachin cs juga :D

Maaf kalo adegan di panti asuhan kurang gimana gitu u.u

Terima kasih yang sudah mereview, saya bales kapan-kapan yak, karena kuota saya yang minim :'

Thanks to:

Ruki-chan SukiSuki'ssu, Arisa, Shoujo Record, Seijuurou Eisha, Ayame tsubaki, nyan, Eqa Skylight, Guest, Eamaki ShionIta Devy , reiji179 , Renai Rey Fern , AnotherAlpha0, PhantomFandom13 , Yuzu Nishikawa. Dan semua yang sudah berkunjung, berkunjung lagi ya XD

With love

Narin dan B