Maafin Author payah ini yang lama banget buat Update. Maklum punya kehidupan real yang padat dengan tugas dan masalah maaf sekali lagi.

RyuuKazekawa : Iya, salam kenal ya mohon bantuannya juga
Reka Amelia : Maklum author pemula, jadinya mudah ketebak :D
Nnatsuki : Banyak yang belum saya tahu juga soal Fairytail. Mohon bantuannya
Hanara VgRyuu : Nih dilanjut makasih sempetin buat baca
manapkadun : Nyindir nih,,, haha
Guest : Maaf lama, jadwal padat
Minako-chan Namikaze: Makasih udah bilang suka

keiko haruno : Makasih

nshawol566 : Aduh, maaf salah, kurang tau sih jarang nonton. Hehe
pidachan99 : Salam kenal Aku panggil kamu apa ya?
azalya dragneel : Nih lanjut … maaf lama. Hehe
monkey D nico: Iya, Maaf lama.


Summary : beberapa minggu ini Lucy sudah tidak ikut dalam misi team Natsu. Ada apa gerangan? / "aku mencintaimu"/ "Lu-chan tidak lemah,semua tahu itu"/ "apa yang terjadi antara Natsu dan Lu-chan?"/ "aku hanya ingin selalu bersamanya".

.

.

Desclaimer : Fairytail in not mine, but Hiro Mashima

Warning : GaJe, Abal-abal, Typo(s)

Genre : Romance

Rate : T

.

.

"Natsu, siapa dia" Tanya Erza.

"Aku tidak tahu… dia pingsan di tepi sungai itu." Natsu membopong seorang gadis dengan rambut pirang.

"Ini daerah perbatasan, haruskah kita membawanya kepada master?Kondisinya sepertinya sangat lemah." Ucap Wendy.

Saat Erza sedang berpikir akan keputusan apa yang akan mereka ambil, gadis tersebut membuka matanya, menampakan bola violet nan indah.

"Master…"

.

.

Normal POV

"Yosh! Hari ini aku akan menemui Lucy!"

Gadis ceria berambut biru muda melangkahkan kakinya menelusuri jalanan kota Magnolia menuju apartement dimana sahabat pirangnya berada. Ia berharap dapat mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya tersebut. Ini adalah hari ketiga setelah teka-teki tentang Lucy mulai mencuat di guild Fairytail. Dengan niat yang tidak terlaksana untuk menemui sahabatnya sehari setelah pembicaraannya dengan anggota Fairytail yang lain karena pekerjaan, iapun pergi tiga hari setelahnya, tepatnya hari ini.

Dari kejauhan, ia melihat sekelompok orang yang terasa akrab baginya menuju tempat yang ia tuju, 'itu team Natsu! –minus Natsu- sudah pulang dari misi, ya'. Gadis berambut birupun mempercepat langkahnya untuk menghampiri mereka.

"Ohayou minna!"

"Heh? Levy?" Gadis berambut merah berbalik dengan tatapan bingung.

"Kalian baru pulang, ya? sudah langsung ke apartement Lu-chan? Tidak lapor ke Master dulu?"

"Kita bicarakan di dalam saja. Biar aku tebak, kau sama kan akan ke apartement Lucy?"

"Kau benar, Erza. Aku ingin bertemu Lu-chan"

"Ayo… "

Mereka berlimapun (Erza, Gray, Levy, Wendy dan Charlie) melanjutkan perjalanan mereka menuju apartement Lucy. Tak lama, merekapun sampai di apartement Lucy dan disambut hangat oleh Lucy dan Happy. Mereka duduk di ruang tamu dengan beberapa makanan ringan yang Lucy siapkan. Ada raut sedih di wajah cantik gadis pirang bermarga heartfilia tersebut. Sang titania menyadarinya, dan tau apa hal yang menyebabkannya.

"Kami langsung kesini, Lucy. Kami merindukanmu. Karna itu, Natsu memberi laporan terlebih dahulu pada master. Tadi kami menemukan seorang gadis yang terdampar di dekat sungai. Gadis itu takut pada siapapun kecuali pada Natsu. Jadi Natsu yang terpaksa melapor ke master seraya memberi tahu tentang keberadaan gadis itu dan bertanya bagaimana harusnya kita. Apa merawatnya atau bagaimana? Begitu, Lucy."

"Yah... Aku mengerti, Erza. Terimakasih atas pemberitahuannya. Aku senang kau bisa mengerti." Lucy tersenyum manis dan memeluk Erza sesaat. Erza dengan senang hati menerima pelukan dari sahabatnya dan tersenyum setelah wanita itu melepaskan pelukannya. Sebagai sesama perempuan, ia mengerti bagaimana perasaan Lucy.

"Nah, Lucy, kami membawa beberapa oleh-oleh. Ada buah yang sulit ditemukan di magnolia. Karna kabarnya buah ini sangat bervitamin, kami membawa beberapa dari mereka." Gray menyerahkan sekantung buah yang sengaja mereka bawa untuk Lucy.

"Arigatou, minna… kalian sangat perhatian " Lucy menerimanya dan Happy membawa buah tersebut untuk dimasukan kedalam kulkas.

"Kau tau, Lucy-san? Tadi sebenarnya Natsu membawa banyak. Bahkan terlalu banyak! Hihi. Erza mengeluarkan jurusnya dan menghancurkan sebagian. Mana mungkin Lucy-san bisa memakannya jika sebanyak yang Natsu bawa? Bisa-bisa buahnya keburu busuk atau kau bosan dengan buah itu." Wendy bercerita seraya diikuti anggukan dari Gray dan Erza. Levy tertawa kecil membayangkan seberapa banyak buah yang Natsu bawa.

Mereka bercerita hampir 30 menit. Setiap misi selesai, selalu seperti ini. Team Natsu berkumpul, dan bercerita tentang apapun yang mereka alami. Mereka saling menyayangi walau tak sering mereka tunjukan di depan umum. Dengan kondisi Lucy yang sekarang, mereka mau tak mau menunjukan perhatian dan rasa sayang mereka masing-masing. Jika dulu sebuah kata atau senyum yang mereka beri, sekarang mereka menunjukannya walau dengan tindakan sederhana. Berkumpul, berbagi, dan saling memahami. Seperti puncak dari sebuah persahabatan yang nyata. Mereka tau apapun dari masing-masingnya, tak ada rahasia.

Mereka tau kondisi Lucy.

"Minna! Maaf menunggu!" Seorang lelaki menggebrak pintu dan langsung menuju seorang wanita berambut pirang yang merupakan team Natsu. Ia tersenyum, mendekatinya dengan mengabaikan siapapun yang ada. Mengabaikan Gray yang menggeleng-geleng atas kelakuannya, mengabaikan Wendy dan Erza yang tersenyum memakluminya, mengabaikan Charle yang sedang digoda Happy, mengabaikan wajah terkejut Levy atas gebrakan pintunya, dan mengabaikan gadis yang mengikutinya dari belakang. Gadis yang mereka temukan.

"Kau baik-baik saja, Luce?" Mereka saling menatap. Bola coklat si pirang, dan onyx pria salmon. Seakan tahu apa yang akan dilakukan sang pria, wanita berambut pirang tersebut tersenyum yang mengedipkan sebelah matanya.

"Jangan lakukan, Natsu."

"Heh?!" Salamander –Natsu- merasa bingung dibuatnya. Ia melihat sekitar, dan sadar dengan lingkungannya. Ia tersenyum lebar, lalu duduk samping Lucy.

"Apa aku ketinggalan sesuatu?"

"Hey, Natsu. Setidaknya ajak gadis yang kau bawa masuk. Kau sangat tidak sopan." Levy menunjuk pada gadis yang hanya terdiam di depan pintu.

"Ah... Aku lupa. Kesini, shion. Kau tak perlu takut. Mereka baik. Meraka sahabat-sahabatku." Natsu sedikit menaikan suaranya untuk memanggil gadis pirang bernama shion. Gadis itu terlihat canggung dan berjalan pelan menuju team Natsu plus Levy. Dia dengan gesit duduk di samping Natsu dan menempel pada Natsu.

"A-aku takut, Natsu."

"Tidak apa-apa. Tidak akan ada yang menyakitimu." Ucap Natsu.

"Bagaimana, Natsu? Apa kata Master?" Erza bertanya.

"Kita disuruh menjaganya untuk sementara waktu. Ternyata, Shion ini adalah murid master Makarov." Jelas Natsu disertai anggukan pelan dari shion.

"Ma-maaf merepotkan kalian, aku belum tahu tentang kota ini, dan aku sangat takut dengan orang asing." Ucap shion.

"Tapi, kenapa kau tidak takut dengan Natsu?" Tanya Lucy.

"I-itu… itu karena Natsu nampak seperti orang yang sangat baik." Jawabnya dengan sembulat merah. Sepertinya, gadis bernama shion ini memiliki ketertarikan khusus pada si salamander.

"Oh…" respon Lucy dengan sedikit menunduk merasa tak suka dengan sikap gadis bernama shion itu, singkatnya cemburu.

SKIP TIME

"Baiklah, Lu-chan. Sudah sore, kami pulang ya… senang bisa bercakap-cakap denganmu. Sesekali ke guild ya... Guild sedang ramai! Maklum, misi sedang sedikit." Levy tersenyum pada Lucy dengan percaya diri. Detik kemudian, ia merinding mendapatkan deathglare dari Erza, Gray dan Natsu. 'apa aku mengatakan hal yang salah? Kenapa aku mendapatkan deathglare dari mereka?' inner Levy menangis di pojok dunia (?).

"Terimakasih atas tawarannya, Levy. Aku akan datang saat tak banyak orang saja. Kau tau, kan? betapa ramainya fairytail saat banyak yang berkumpul. Seperti medan perang saja." Lucy tertawa kecil dan 3 orang yang tadi memberi deathglare kini memberi senyum malaikat pada Levy.

"Ada yang aneh. Aku tau itu! Aku tau! Aku sebagai sahabat Lucy jujur merasa sedih tak mengetahuninya. Tapi oke... Aku akan bersabar. Aku akan bersabar…" Levy menghela nafas panjang, melepas semua frustasinya akan teka-teki yang mereka sembunyikan. Setidaknya, ia merasa tenang. Bagaimanapun, ia bersyukur ada 3 orang yang begitu over pada Lucy yang jelas akan menjamin kondisi Lucy ditambah Wendy yang seperti dokter.

"Tapi kapanpun kau membutuhkan bantuan, ada aku, Lu-chan. Ada fairytail " Levy memeluk Lucy dengan erat. Dan Lucy membalasnya dengan lembut.

"Arigatou Levy-chan. Aku bersyukur memiliki nakama sepertimu. Aku bersyukur memiliki fairytail."

Pada akhirnya, semua tersenyum. Minus gadis baru –shion.

OOOOOOOOOOOOOOO

Malam itu, beberapa anggota Guild memutuskan untuk menyelidiki apa yang terjadi antara Lucy dan Natsu. Lucy tidur di kamarnya bersama gadis bernama shion, sedangkan Natsu tidur di sofa. Namun Lucy, tak bisa tidur sampai waktu menunjukan pukul 12.10. Ia merasa risih. Setiap akan terlelap, ia merasa seseorang mengawasinya. Karena perasaan tak nyaman, Lucypun perlahan keluar dari kamar dan duduk di depan sofa dimana Natsu tertidur. Dengan lembut, Lucy memperhatikan Natsu yang terlelap.

"Lucy…" suara akrab membuatnya sedikit terkejut. Ia melihat ke samping dan menemukan Natsu yang menatap khawatir padanya.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Natsu dengan nada cemas.

"Sulit untukku terlelap, Natsu. sepertinya ada yang sedang mengawasiku." Ungkap Lucy dengan nada takut.

"Daijoubu, semua akan baik-baik saja." Natsu mendekap dan menarik pelan Lucy untuk memeluknya.

"Arigatou, Natsu." Lucy memeluk Natsu kembali.

"Sekarang cepatlah tidur, tidak baik untuk kesehatanmu, bukan?" Natsu memberi spasi pada jarak antara mereka dan menangkup pipi Lucy. Lucy mengerti apa yang akan Natsu lakukan. Lucypun memejamkan matanya.

"Aku mencintaimu, Lucy."

Tepat saat bibir kedua insan ini akan bersentuhan, teriakan dari suara-suara yang akrab di telinga mereka menghentikan gerakan mereka.

"Heh?! Apa maksudnya ini?!" Teriak beberapa anggota Fairytail yang ternyata telah mengamati mereka sedari tadi. Mereka muncul dari jendela, saling berdesakan untuk dapat masuk dalam ruangan. Sadar apa yang terjadi, pipi Lucy memerah liar. Apa mereka melihatnya yang akan berciuman dengan Natsu?

"Lu-chan, apa aku tadi tidak salah dengar? Na-natsu menyatakan cinta padamu?" Levy yang pertama berhasil masuk dengan cepat menghampiri Lucy dan memberikannya sebuah pertanyaan yang menambah alasan mengapa pipinya kian memerah.

"Aha, kalian tertangkap basah, Lucy, Natsu." Ucap Cana.

"Kenapa kalian tidak memberitahu kami? Sejak kapan, sejak kapan?" Lisanna begitu bersemangat ingin tahu tentang cerita asmara teman masa kecilnya.

"Ternyata Bunny-girl telah menaklukanmu, salamander?" Gajeel menyeringai pada Natsu.

"Jika tak melihatnya lansung, aku mungkin sedikit ragu dengan fakta ini. Kalian sungguh tak terduga." Ungkap Macau.

"Sulit dipercaya Natsu mendapatkan Lucy." Ucap mereka bersamaan dengan pandangan menyelidik pada kedua insan yang mereka kelilingi.

"Ya! Sulit dipercaya! Dan aku orang yang paling tidak percayaaa!" Teriak loki yang tiba-tiba muncul begitu saja membuat yang lainnya sweatdrop ria.

"Bagaimanapun kini kami tahu ada hubungan special antara kalian. Jadi, diwajibkan untuk kalian berdua menceritakan semuanya, BESOK di Guild." Tegas Mira yang diikuti anggukan dari semua yang ada minus Natsu yang cuek saja dan Lucy yang tetap memerah.

"Baiklah." Jawab Natsu dengan enteng dan membuat semuanya kembali terkejut.

"SEJAK KAPAN NATSU JADI BEGINI?!" teriakan kembali bergema diapartement sederhana itu.

TBC

Apa yang akan terjadi besok? Benarkah Natsu akan menjelaskannya? Semuanya? Apa yang sebenarmya terjadi antara dia dan Lucy? Kenapa Natsu jadi blak-blakan seperti itu soal perasaannya? Ada hal burukkah yang terjadi pada Lucy? Lalu bagaimana gadis bernama shion itu? akankah dia berhasil mencuri perhatian Natsu?

.

.

Author minta maaf nih karena tadinya mau 2 chapter aja, ternyata g cukup, jadinya TBC lagi. Gpp reader sekalian?
eto... minta do'anya juga ya buat UAS :)