Pagi yang sama seperti pagi yang sebelumnya. Sang Phantomhive muda tengah sibuk meminum tehnya sembari membaca koran pagi. Berbeda halnya dengan Alois, ia sibuk membenarkan dasi beserta rambutnya di depan cermin. Memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan berulang kali hingga Ciel merasa muak melihat tingkah sahabatnya itu.

"Hentikan mematut dirimu di depan cermin berlebihan setiap harinya, Alois." Ucap Ciel dingin tanpa memalingkan pandangannya dari koran "London Time" di tangannya.

Alois berbalik dan melemparkan death glare yang lebih seperti anak anjing yang tak mau kalah kearah Ciel, "Penampilan di pagi hari itu penting Phantomhive muda."

Ciel melirik Alois geli, "Sejak kapan cara bicaramu mulai seperti orang tua, Alois?" Ucapnya sembari —lebih tepatnya berpura-pura menahan tawa.

"Orang tua?! Kau tidak seperti seorang remaja, Ciel. Kau yang lebih seperti orang tua karena tidak seperti anak seusiamu yang semuanya peduli dengan penampilan mereka." Gerutu Alois.

Ciel meletakkan cangkir tehnya serta koran yang di genggamnya ke meja kemudian menautkan jemarinya sembari tersenyum. "Tanpa perlu melakukannya aku merasa selera pakaianku jauh lebih baik dari mereka."

"Oh, begitu percaya diri. Yah, memang seperti dirimu ."

Ciel tersenyum penuh kemenangan, "Oh, aku tidak menyangka Trancy muda mengakuinya."

Alois merengut kesal, "Berhentilah membuatku kesal, Ciel. Lebih baik kita bicarakan sesuatu yang lain sebelum aku mengisi tehmu dengan serangga."

"Baik-baik, kau ingin membicarakan apa?"

Alois meraih kursi di seberang meja dan duduk berhadapan dengan Ciel, "Bagaimana jawabanmu? Apakah kita akan bergabung dengan club senior Sebastian?"

Ciel terlihat berpikir, "Entahlah, haruskah aku menerimanya?"

"Oh, ayolah. Kita harus memilih ekstrakulikuler tahun ini. Itu wajib, Tuan Muda." Seru Alois.

"Aku tahu. Lupakan sejenak pembicaraan ini, kita harus pergi ke kelas."

Alois bangkit dari kursinya, "Yah, kau benar."


If You Say that Little Think Maybe I Will Say That Something! Belongs to Kaori Suruga

Kuroshitsuji Belongs To Yana Toboso

OOC, Abal, Typo, Warning! Yaoi/So-Ai Inside

SebasCiel & ClaudeAlois

[K]

Chapter 2 : Secret and What?


.

.

Jam pelajaran kedua dimulai, Ciel dan Alois mengikuti kelas Biologi milik Mr. Undertaker. Tidak seperti Mr. Spears yang keras dan disiplin, cenderung lebih gila —kebanyakan orang beranggapan begitu. Ia sangat suka membahas tulang, pengawetan dengan formalin, pembedahan, dan segala hal yang berhubungan dengan sesuatu yang mengerikan. Salah satu contohnya adalah kelas hari ini, "pembedahan katak dan bagaimana cara mengawetkannya". Oh ayolah, pembedahan sudah lebih dari cukup tetapi tidak bagi Mr. Undertaker .

Mr. Undertaker melangkah ke depan kelas dan berdiri diantara kerangka manusia, "Kalian sudah memegang pisau kalian masing-masing? Khu khu khu ini akan sangat menyenangkan, bayangkan menyuntikan obat bius dengan jarum, sayatan yang cantik dengan pisau yang tajam, lalu—"

"E—hm ." Potong Ronald Brack sang Ketua Kelas.

Mr. Undertaker menutup mulutnya yang berhiaskan tawa psikopat, "Oh, maafkan aku. Terlalu menyenangkan untuk mempraktekan mata pelajaran hari ini, membuatku lupa diri khu khu khu."

"Lanjutkan kegiatan kalian, akan kuberikan waktu satu jam untuk membedah dan mengawetkan katak itu. Buatlah laporan kelas hari ini dan kumpulkan padaku besok."

"Baik, Sir!"

.

.

[K]


"Astaga, Ciel! Kelas Mr. Undertaker tadi sungguh mengerikan. Aku yakin seratus persen dia adalah reinkarnasi Dewa Kematian." Oceh Alois sepanjang perjalanan menuju Cafetaria dan Ciel hanya bisa diam sembari mendengarkan dan berharap ada sebuah sepatu terbang dan menyumpal mulut sang Trancy Muda.

Ketika Ciel dan Alois hendak berbelok di koridor, dua buah sosok menghadang gerakan mereka. Dan ternyata itu adalah Sebastian dan Claude.

Sebastian tersenyum, "Halo, lama tidak berjumpa. Phantomhive, Trancy."

"Bagaimana kabar kalian?" Imbuh Claude dari sisi kanan.

Kedua sosok itu tepat menghadang jalan menuju Cafetaria sehingga Ciel memutuskan untuk menyambung pembicaraan mereka di bangku taman.

"Ada apa, Senior? Tumben sekali kalian menghadang kami di koridor?" Ucap Ciel dengan senyuman sembari menarik salah satu kursi kayu di sisi kanan meja.

"Benar sekali! Aku sedang amat sangat lapar akibat kelas Mr. Undertaker yang menghilangkan nafsu makanku dua jam sebelumnya." Imbuh Alois sembari berkacak pinggang dengan pipi menggelembung.

"Maafkan kami yang menyita waktu makan siang kalian. Tapi, sebagai gantinya aku sudah meminta seseorang untuk membawakan kita makanan." Balas Sebastian.

Alois menjatuhkan tubuhnya di sisi kanan Ciel, "Baguslah."

Ciel melipat jemari putihnya dan menempatkan dagunya disana, "Lalu jelaskan alasan kalian menghadang kami."

Claude membetulkan letak kacamatanya, "Tanpa perlu kami katakan kalian seharusnya sudah bisa menebaknya, terutama kau Phantomhive."

"Tentang jawaban kami untuk bergabung dengan club?" Jawab Ciel cepat sementara Alois mengangguk.

"Bukan hanya itu, Phantomhive." Ucap Sebastian sembari tersenyum.

Seorang berpakaian pelayan tampak berjalan kearah mereka dari kejauhan, Ciel dan Sebastian tak menoleh sedikit pun dan tetap saling mengamati satu sama lain sementara Alois sudah meneteskan air liurnya melihat si Pelayan meletakkan Apple Pie, Orange Pecaut, dan Tart Berry diatas meja mereka.

"Pergilah." Ucap Sebastian dan sang Pelayan hanya balas membungkuk kemudian pergi menjauh.

Mata Alois berbinar-binar begitu senangnya melihat makanan diatas meja, "Bolehkah aku makan? Boleh, ya?! Kumohon." Ucapnya sembari melempar puppy eyes kearah semuanya dengan heboh.

Sebastian tertawa kecil, "Makanlah, Trancy. Maaf aku membuatmu menahan lapar cukup lama."

Ciel hanya balas menatap Alois kemudian matanya seperti mengatakan 'makanlah!' secara tidak langsung.

"Kau tidak makan, Phantomhive?" Tanya Claude.

"Lebih baik kita melanjutkan pembicaraan ini dengan cepat, Senior."

"Hha, kau benar. Sebenarnya kami menerima sebuah permohonan dari seseorang."

Sebastian menuangkan Orange Pecaut ke dalam cangkirnya kemudian menyeruputnya perlahan, " Permohonan ini tentang 'menemukan ruang rahasia di akademi'."

Ciel melipat lengannya, "Kalian bisa menemukannya tanpa perlu bantuan kami berdua."

"Lebih banyak lebih baik. Bukan begitu, Claude?"

Claude sontak mengangguk pelan sembari menatap Ciel dan Alois.

"Aku tidak ikut."

Alois menatap sahabatnya itu dengan heran, "Hee, kenapa kau tidak mau ikut? Ini pasti akan menyenangkan."

Claude kembali menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Sebastian kemudian bangkit dari kursinya dan berjalan kearah Ciel. Perlahan ia menurunkan tubuhnya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Ciel. "Lebih baik kau ikut, Phantomhive. Kau tidak mau rahasiamu terbongkar bukan?"

Ciel sontak terbelalak namun tak kehilangan ketenangannya, ia membalas dengan berbisik, "Apa yang kau maksud, Senior?"

"Bergabunglah dengan pencarian ini dan kita bisa membicarakan rahasia ini, nanti. Hanya kita berdua tentunya." Balas Sebastian sembari tertawa pelan.

"Kau mengancamku?"

"Terserah apabila kau menganggapnya begitu, tapi ini lebih seperti ajakan yang sedikit keras."

Ciel bangkit dari kursinya, Alois dan Claude hanya menatapnya heran. "Aku ikut dalam permainan kalian, ayo Alois." Ucapnya lalu berbalik dan berjalan menjauh.

Alois melempar garpu perak yang digenggamnya, "Tunggu, Ciel! Aku juga ikut bergabung, sampai jumpa lagi, Senior!" Lalu Trancy Muda ikut pergi menjauh sementara Claude menatap Sebastian dalam diam.

.

.

[K]


Claude menghempaskan tubuhnya tepat diatas tempat tidurnya kemudian melirik Sebastian, "Apa yang kau katakan pada Phantomhive barusan?"

Sebastian tersenyum sembari melepaskan blazernya, "Bukan apa-apa, hanya sebuah rahasia kecil."

"Dan kau tidak mau mengatakannya padaku juga?"

Sebastian berbalik kemudian menatap sang iris keemasan, "Oh ayolah, Claude. Cukup rahasia ini menjadi rahasia kecil antara aku dan si pemuda manis."

"Kau begitu tertarik padanya, Sebs."

Sebastian melempar seringai nakal kearah Claude, "Dan kau juga sebenarnya tertarik dengan Trancy, bukan?"

"Jangan menggodaku, Sebs."

"—Hha, tapi kenyataannya seperti itu, kita berdua seperti itu kawan."

Claude melempar tatapan tajam kearah Sebastian, "Sebaiknya kau mengerjakan laporanmu, Sebs. Kita harus menyerahkannya besok."

.

.

[K]


Alois membolak-balikan kertas-kertas itu dengan malas. Saat ini Ciel dan Alois sibuk mengerjakan laporan mereka di perpustakaan. Ciel sedang asik membaca sebuah buku berjudul 'Cara Pengawetan Katak: Dibedakan berdasarkan jenisnya' dan Alois hanya bisa menghela nafas sembari memutar pensilnya.

"Kau mengganggu konsentrasiku, Alois." Ucap Ciel pedas.

"Tapi aku bosan."

"Kalau begitu kerjakan laporanmu."

Alois mengangkat sebelah alisnya, "Huh, aku tidak berminat untuk mengerjakannya. Aku pinjam punyamu saja."

"Perjanjian kita, kau hanya boleh mencontek seperempat bagian laporanku dan tidak lebih." Balas Ciel tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya.

"—Huh, kau pelit. Ah, barusan apa yang dikatan Senior Sebastian padamu?"

Ciel terhenti sejenak, "Kau tidak perlu tahu."

"Huh! Kenapa kau bermain rahasia-rahasiaan denganku."

"Aku tidak bermain itu denganmu dan ini memang tidak ada hubungannya denganmu." Balas Ciel cukup keras dan sontak membuat penghuni perpustakaan melempar pandang padanya.

Ciel kembali menenggelamkan isi otaknya ke dalam buku sementara Alois memutuskan mencari bahan bacaan yang bisa sedikit membuatnya ingin menjelajah huruf-huruf itu dengan matanya — tentunya bukan bahan bacaan yang berhubungan dengan laporan.

Ciel meraih penanya kemudian sibuk menyusun laporannya pada selembar kertas perkamen. Tapi, sesekali ia terhenti ketika mengingat kejadian tadi siang.

Rahasia apa yang Senior ketahui tentangku? — Pikir Ciel.

Apakah tentang aku sebagai 'Queen's Dog' ? Atau tentang bisnisku? —AH, lebih baik aku tidak terlalu memikirkannya. Akan ada saatnya dia mengatakan semuanya.

.

.

[K]


To be continue

A/N : Arigatou untuk review sebelumnya : Kagamine Micha, Yume Sora, Yuiko, ChernayaShapocka, Narita Menari-Nari

Maaf belum bisa saya balas satu persatu dan akhirnya update di sela-sela hiatus dan sekali lagi gomen cerita ini akan sangat lama updatenya *beserta cerita lainnya* karena kesibukan lainnya.

The last, thanks for read and review ~