THE MEMORY

Part 5

.oOo.

.

.

.

.

.


Waktu saat ini menunjukan pukul tujuh malam WKS. Seorang namja tampan tampak tengah berkutat dengan laptop dan setumpuk kertas yang penuh dengan angka dan grafik. Kaca mata bergagang hitam yang bertengger di hidung mancungnya menambah kadar ketampanannya. Matanya dengan jeli meneliti angka demi angka yang tertera dalam kertas yang memuat laporan keuangan perusahaannya. Tak butuh waktu hampir satu jam dia sudah menyelesaikan pekerjaannya. Katakanlah dia adalah seorang CEO muda yang tampan dan berotak jenius.

Merasa tugasnya telah selesai Kyuhyun lalu melepas kaca matanya dan bersandar nyaman di sandaran kursi, tangannya terangkat memijit pelan kepalanya yang terasa berdenyut sakit. Mungkin ini efek dari begadang dan kerja lembur akhir-akhir ini.

Obsidian tajam yang memikat itu beralih memandang pigura yang berisikan foto dirinya bersama kedua orang paling berharga di hidupnya. Kyuhyun tersenym lembut saat menatap wajah-wajah bahagia dalam foto tersebut. Diraihnya pigura itu dan mengecup wajah kedua malaikatnya. Setelah puas memandangi foto keluarga kecilnya, Kyuhyun meletakan kembali pigura itu ke posisinya semula.

Mengingat pekerjaannya yang selesai lebih awal, Kyuhyun memilih pulang cepat untuk segera bertemu anak dan istri di rumah yang setia menantikan kepulangannya. Kerinduan sudah sangat menumpuk walau hanya beberapa jam saja tidak melihat wajah keduanya.

Diraihnya gagang telepon dan melakukan panggilan kepada sang sopir pribadi.

"Pak Hong, tolong siapkan mobil. Aku akan segera pulang."

Sambil menunggu, Kyuhyun merapihkan kembali meja kerja yang terlihat agak berantakan, mengembalikan semua benda yang dipakai tadi ke tempat semula. Kyuhyun memasukan laptop dan kertas-kertas penting tadi ke dalam tas kerjanya untuk dibawa pulang―mungkin dia akan memeriksakan kembali di rumah nanti. Setelah selesai berbenah, Kyuhyun terburu-buru menarik tas kerjanya untuk bergegas keluar dari ruangan. Akan tetapi, dia tak sadar kalau gerakan cepatnya menyebabkan tasnya tak sengaja menyenggol pigura yang letaknya memang agak di pinggiran meja.

PRANG

Pigura itu akhirnya jatuh dan pecah. Kyuhyun lalu berjongkok untuk membereskan kekacawan yang dibuatnya.

"Akhh~"

Serpihan kaca yang tajam melukai jari telunjuknya, menyebabkan goresan kecil namun cukup dalam. Darah yang mengalir pun lumayan banyak.

"Ssshh~ceroboh.. "

Kyuhyun meringis samar. Dihisapnya jari yang terluka untuk menghentikan pendarahannya sebelum memberikan pertolongan pertama.

.

.

.

.

.

"Gelap.."

Pemandangan malam ini entah kenapa sangat gelap. Tidak ada bias cahaya rembulan yang indah, yang biasanya menyusup masuk melalui celah-celah gorden kamarnya. Bintang pun seakan enggan menampakan diri malam ini.

Sudah satu jam lebih Sungmin berdiam diri di balkon kamar tidurnya. Memandang langit malam mencoba mencari setitik saja cahaya disana walaupun hasilnya nihil.

Dinginnya angin malam yang menusuk sampai ke sendi-sendi tulang tak dipedulikannya, meskipun tubuh terasa mulai mengigil kedinginan, tapi Sungmin enggan beranjak dari posisinya sejak tadi. Keadaannya pun diperparah dengan balutan di tubuhnya yang hanya berupa baju lengan pendek yang tipis dan celana selutut.

"Kenapa ini sangat sulit?" bisiknya entah pada siapa.

Perlahan setetes air mata kembali jatuh menuruni pipi mulusnya, setelah sempat berhenti beberapa saat lalu.

"Ya Tuhan.. ini sangat sakit." Adunya sambil menangis dan mencengkram kuat dada sebelah kirinya.

Ingatan tentang percakapan terakhirnya dengan Eunhyuk kembali memenuhi kepalanya.

.

.

.

.

.

FLASHBACK

"Katakan.. hiks.."

"Katakan apa hyung?" tanya Eunhyuk bingung

"Tolong.. katakan pada ku semua yang kau tau tentang masa lalu ku."

"M―mwo?"

"Aku tau.. kau juga bagian dari masa laluku, dan kau pasti mengetahui tentang kehidupan ku

sebelum kecelakaan terjadi."

"..."

"Apa benar aku dan Kyunie..saudara kandung~?"

"H―hyung.. a―aku.."

"Aku.. sudah tau semuanya. Tolong jangan sembunyikan apapun dari ku."

Eunhyuk diam sebentar sampai terdengar suara helaan napas berat darinya. Dia bingung apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuk Sungmin tau segalanya, tapi dia juga sudah berjanji pada Kyuhyun untuk tetap merahasiakan hal ini sampai Kyuhyun sendiri yang siap memberitahukannya.

"Hyung.. sejak awal aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun dari mu. Aku hanya memikirkan tentang kalian bertiga saja. Sungguh, aku tidak ingin kalian terluka nantinya."

"Karena itu, katakan pada ku sekarang."

Nada suara Sungmin seperti sedikit membentak

"Hyung _"

"Kau menyembunyikannya juga percuma. " Potong Sungmin cepat.

Jika sudah begini tidak ada yang bisa Eunhyuk lakukan lagi kan? Bukankah rahasia ini sudah terbongkar. Kini Sungmin sudah mengingat masa lalunya. Untuk apa disembunyikan lagi.

"Kalau kau sudah mengingat semuanya, untuk apa kau tanyakan lagi pada ku?"

"Ani~ " Ucap Sungmin lirih

"Mwo?"

"A―aku belum bisa mengingat apapun.. karena itu, tolong bantu aku. Tolong ceritakan semua yang kau tau tentang masa lalu ku." Sungmin menggenggam kedua tangan Eunhyuk erat sebagai tanda permohonannya.

"Jika ingatan mu belum pulih, lalu.. kau tau dari mana tentang kalian yang saudara kandung?" tanya Eunhyuk bingung.

Kalau ingatannya belum kembali, lalu Sungmin tau dari mana? Apa ada yang memberitaukannya? Dia tidak mengatakan apa-apa pada Sungmin, dan tidak mungkin Kyuhyun memberitahukannya kan?

Sungmin bangkit berdiri dan melangkah ke arah meja kerja Kyuhyun, kemudian dia berjongkok untuk mengambil sesuatu yang terjatuh dan dilewatkan Euhyuk tadi.

Dia kembali dan menyodorkan sebuah benda yang dipungutnya ke depan wajah Euhyuk.

'Album foto?'

"Semua yang ada di dalamnya menjelaskan yang sebaliknya dengan kenyataan sekarang."

Eunhyuk meraih album foto tersebut kemudian mulai membuka lembaran demi lembaran di dalamnya. Setelah selesai melihat semua isi di dalamnya, Eunhyuk kembali menatap Sungmin.

"Kau mempercayai semua ini?"

"Tentu. Foto-foto itu tidak mungkin berbohong."

Keadaan mendadak hening. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Eunhyuk memikirkan bagaimana dia akan memulai ceritanya. Sedangkan Sungmin masih berharap bahwa semuanya hanya kebohongan semata.

"Baiklah. Aku akan menceritakannya, tapi berjanjilah.. kau akan membicarakannya baik-baik dengan Kyuhyun."

Sungmin diam sesaat, memikirkan apa tindakan selanjutnya jika semua terbukti benar. Apa dia akan bersikap seperti biasanya kepada Kyuhyun? Ataukah sebaliknya?

"Aku tidak tau.. aku tidak bisa menjanjikan apapun."

Eunhyuk menghela napas berat . Dia tau, tidak mungkin memaksa Sungmin sekarang. Bagaimana pun juga ini adalah masalah yang sangat rumit.

"Kita bertiga―kau, aku dan Kyuhyun-ah, sudah berteman sejak kecil. Orang tua kita juga adalah sahabat baik, dan aku dipertemukan dengan kalian saat usia ku 6 tahun, hyung 7 tahun dan Kyuhyun-ah masih berusia 5 tahun. Kita bertiga selalu bersama kemana pun kita pergi. Saat itu Kyuhyun-ah yang paling kecil diantara kita, karena itu kau dan aku selalu melindunginya dari gangguan anak-anak lainya. Dia sangat manja dan cengeng waktu itu, dia akan selalu menempel dengan mu dan tidak mau berjauhan sedikit pun dari mu. Awalnya aku pikir itu adalah sesuatu yang wajar karena kalian adalah saudara. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan kita semakin dewasa, aku mendapati hal yang berbeda dari sikap Kyuhyun kepada mu. Dia berubah sangat banyak, Kyuhyun menjadi lebih dewasa dan tangguh. Aku masih ingat kata-katanya waktu itu, dia bilang ingin menjadi lebih kuat agar bisa melindungi mu, dan dia membuktikan ucapannya. Dia berbalik yang melindungi mu. Bahkan dia berubah menjadi sangat posesif dan seperti lem yang akan merekat kuat pada mu. Dimana kau pasti disitu juga ada Kyuhyun. Dia tidak membiarkan mu dekat dengan namja atau yeoja mana pun selain aku dan dirinya juga beberapa teman yang sudah dikenalnya. Tapi dibaik sikap posesifnya aku tau dia sangat menyayangi mu, bahkan Kyuhyun rela membuang impiannya hanya untuk menggantikan posisi mu sebagai CEO disaat kau tidak mau memikul tanggung jawab itu. Aku pikir, dia hanya terlalu menyayangi mu sebatas Hyung dan Deongsaeng, tapi ternyata aku keliru. Dia menyayangi mu bukan hanya sebagai saudara saja, melainkan.. sebagai kekasihnya. "

Sungmin tak menunjukan reaksi apapun. Dia hanya diam, sinar matanya yang redup dan tampak kosong membuat Eunhyuk memandangnya iba.

"Aku tidak tau apa yang terjadi pada kalian setelah aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah ku di London. Tapi aku sangat terkejut saat kembali dan mendapati kalian sudah resmi menikah, apalagi sekarang kalian sudah memiliki Hyunmin.. Mianhae hyung, aku hanya bisa menceritakan pada mu sebatas ini saja. Untuk yang lainnya, kau harus mendengar sendiri penjelasan dari Kyuhyun."

"Ya Tuhan.. mengapa semuanya jadi seperti ini..Hiks. Apa.. apa yang harus ku lakukan sekarang? Tidak mungkin aku memandangnya seperti dulu lagi."

"Kalianlah yang berhak memutuskannya. Karena itu, tolong bicarakan masalah ini baik-baik dengan Kyuhyun. Jangan gegabah mengambil keputusan, pikirkan juga bagaimana Hyunmin nantinya.. Aku tau kau juga mencintainya, sama seperti dia mencintai mu. Kalian berdua saling membutuhkan dan terikat satu sama lain. Aku sarankan ikuti kata hati mu hyung.. jangan hanya memandang kesalahan Kyuhyun saja. Pikirkan tentang perasaan kalian dan juga Hyunmin. "

Pembicaraan mereka berakhir dengan Sungmin yang menagis histeris dalam pelukan Eunhyuk.

FLASHBACK END

.

.

.

.

.

NORMAL POV

Lamunan Sungmin buyar saat mendengar derap langkah kaki dan suara pintu yang dibuka dari luar. Tanpa berbalik sekali pun, Sungmin sudah tau siapa yang akan masuk melalui pintu itu.

"Chagi.. kenapa kau berada di luar, hmm?" Suara bass nan merdu sang suami tertangkap indera pendengarannya. Kyuhyun yang melihat istri tercintanya berdiam diri di balkon kamar segera mendekat dan memberikan pelukan hangat pada Sungmin.

"Hey.. tubuh mu sudah sangat dingin chagi. Berapa lama kau berdiri disini? kau tau udara malam ini sangat dingin, tak seharusnya kau membiarkan dirimu kedinginan seperti ini. Ayo cepat masuk." Sembur Kyuhyun khawatir

"Kyu.." panggil Sungmin lirih sambil berbalik menghadap Kyuhyun.

"Hey.. ada apa chagi? Kenapa mata mu sembab? Apa kau habis menangis?" tanya Kyuhyun semakin khawatir.

"Kyunie.." sekali lagi. Sungmin memanggil nama suaminya dan menyetuh pipi pucat itu dengan tangannya yang sedingin es.

"Ne chagi.. ini aku, Kyunie mu.. Ming tangan mu sangat dingin, kau bisa sakit jika terus-terusan berada disini. Cepat mas_"

"Aku sudah tau... semuanya"

Sungmin tiba-tiba menyela ucapan Kyuhyun dengan perkataannya yang ambigu. Membuat kerutan samar terlihat di dahi suaminya.

"Tau tentang apa chagi? "

"Aku tau semuanya... semua kebohongan yang kau ciptakan demi bersama ku."

Air mata kepedihan itu lolos lagi seiring perkataannya. Tanpa isakan. Hanya tetesan demi tetesan air mata yang mengalir, menandakan kepedihan mendalam yang dirasakannya kini.

"Apa benar, kau... dongsaeng ku? Cho Kyuhyun yang selama ini menjadi suami ku, adalah... a―dikku sendiri?"

DEG

"Ming... Kau..."

"Katakan... KATAKAN PADAKU"

Sungmin berteriak histeris sambil memukul-mukul bahu Kyuhyun. Kyuhyun tak mengelak dari pukulan yang dilayangkan Sungmin. Rasa sakit di bahunya tak sebanding dengan rasa sakit ketika melihat orang yang sangat ia cintai menangis seperti itu di depan matanya, dan tentu penyebabnya adalah dirinya sendiri.

"Da―darimana kau mengetahuinya?"

Sungmin berhenti melayangkan pukulannya dan berganti menatap dingin Kyuhyun. Tatapan kecewa dan terluka terpancar jelas dari manik foxy yang kini dilapisi cairan bening air mata.

"Hehh... jadi semua itu benar... Mianhae sebelumnya jika aku lancang masuk ke ruang kerja mu Kyu, tapi sekarang... aku tidak akan menyesali keputusan ku untuk masuk kesana. "

Kyuhyu menundukan kepalanya tak berani menatap mata Sungmin.

"Jawab aku Cho Kyuhyun"

Keheningan tercipta beberapa saat sampai Kyuhyun kembali membuka suara.

"Mianhae Ming... aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun dari mu. Waktu itu kau mengalami kecelakaan ketika hendak pulang dari makam orang tua kita. Keadaan mu saat itu benar-benar buruk, kau mengalami luka parah di kepala mu sehingga menyebabkan mu amnesia. Aku benar-benar takut kehilangan mu... meihat mu yang tak sadarkan diri membuat ku serasa gila Ming... Aku tau aku salah... tapi, semua ku lakukan karena aku terlalu mencintai mu Ming... aku sangat mencintai mu"

"Dan kau memanfaatkan keadaan ku untuk memiliki ku... kau kejam Kyuhyun-ah. Bahkan kau tau AKU ADALAH HYUNG MU. Kau egois, aku membenci mu... AKU MEMBENCI MU... hiks... huks, ughh"

"A―andwe Ming... andwe... kau tidak bisa membenci ku... ku mohon jangan membenci ku" piinta Kyuhyun mengiba.

Keduanya menangis. Menumpahkan segala sesak di dada masing-masing. Kyuhyun mengangkat tanganya berusaha menggapai Sungmin ke dalam pelukan, tapi sang empu malah menepis tangan Kyuhyun. Penolakan Sungmin ini sungguh membuat hatinya sakit.

"Ming..." panggilnya lirih

"Hiks.. Cukup.. aku tidak ingin mendengar apapun lagi."

"Tidak. Kau harus mendengarkan aku. Ming saat itu kau_"

"Hentikan. CUKUP "

Teriak Sungmin sambil menutup kedua telinganya, seakan berusaha untuk menghalau segala suara yang masuk ke gendang telinganya.

Kyuhyun menatap Sungmin sendu.

"Kau harus mendengarnya hingga akhir... aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintai mu... dan yang ku yakini kau juga memiliki perasaan yang sama dengan ku. Walau terlahir sebagai saudara, namun kau dan aku saling mencintai... dan kau tidak bisa mengingkari perasaan mu Ming. Kau juga mencintai ku."

Aku tau kau juga mencintainya, sama seperti dia mencintai mu

Kalian berdua saling membutuhkan dan terikat satu sama lain

"Tidak"

"Dan yang membuat ku semakin ingin memiliki mu, karena kau_" Kyuhyun menjeda sedikit dan menatap lembut mata Sungmin.

"_tengah mengandung anak ku. Buah cinta kita berdua."

DEG

"M―mwo?" Sungmin kaget mendengarnya.

"Ne... meskipun kecelakaan itu membuat mu Amnesia, tapi... kau dan Aegya kita―Hyunmin selamat. "

Direngkuhnya tubuh yang masih bergetar itu ke dalam pelukan hangatnya. Sungmin masih menangis namun dia juga membalas pelukan Kyuhyun. Keduanya saling berdekapan erat, tak ingin membiarkan tubuh masing-masing saling menjauh. Sungmin membenamkan wajahnya ke dada bidang Kyuhyun, mencoba mendapatkan kehangatan dan perlindungan penuh dari namja yang tengah memeluknya saat ini.

"Chagi.. kumohon. Tetaplah bersama ku, jangan mencoba untuk pergi dari ku. Aku tau ini salah dan mungkin kau masih sulit untuk menerimanya, tapi aku mohon jangan tinggalkan aku.. Sekalipun harus melawan dunia ini, apapun akan ku lakukan agar bisa bersama mu. Kita lalui ini bersama-sama.. kau mau kan?"

Sungmin tak menjawab. Lidahnya seakan keluh untuk mengucapkan sepatah kata pun. Ingin sekali dia menjawab 'ya' atau sekedar menganggukan kepala, tapi hatinya masih ragu. Apapun yang nantinya akan menjadi pilihannya, Sungmin berharap itu yang terbaik untuk mereka.

.

.

.

.

.

Sejak beberapa hari yang lalu Sungmin tidak menempati lagi kamar tidurnya bersama Kyuhyun. Namja cantik itu memilih mengungsikan diri ke kamar Hyunmin. Hal ini tentu saja menimbulkan tanda tanya besar dalam kepala yeoja cilik nan lincah itu. Tidak biasanya sang eomma akan menginap di kamarnya terus-menerus selama beberapa malam. Yah, dia cukup tau bagaimana Appanya yang super posesif dan mesum itu untuk tidak membiarkan dirinya tidur tanpa memeluk tubuh montok istrinya. Bahkan ketika Hyunmin sakit, sang Appa lebih memilih tidur berdesak-desakan bertiga dari pada tidur sendirian semalaman.

Ketika dirinya hendak bertanya perihal 'pengungsian' Sungmin ke kamarnya, maka Hyunmin hanya akan mendapat jawaban yang sama berulang kali, 'Eomma hanya ingin menemani mu tidur Baby.. Wae? Hyunie tidak mau tidur bersama eomma lagi?'

Dan jika sudah begitu, ditambah tampang memelas eommanya, lalu apa yang bisa dilakukan bocah manis itu selain mengijinkan eommanya menginap lagi di kamarnya, entah sampai kapan.

Seperti malam ini, sekali lagi Sungmin menemaninya tidur. Mereka berdua telah berbaring di posisi nyamannya, siap untuk menyapa sang dewa mimpi. Tubuh kecil Hyunmin tenggelam dalam pelukan hangat sang eomma, Sungmin mendekap buah hatinya dengan perlindungan penuh.

Bocah manis itu sangat menikmati waktu berdua bersama eommanya seperti saat ini. Tapi, dia juga tidak ingin egois terhadap Appanya. Apalagi ini sudah malam yang kesekian dia tidur bersama eommanya. Bagaimanapun juga Appanya pasti sangat merindukan pelukan hangat sang eomma.

Hyunmin mendongakan kepalanya untuk menatap Sungmin yang tengah memejamkan matanya , berusaha untuk tidur.

"Eomma.." Panggilnya

"Hmm.. Wae baby?" Sungmin membuka matanya untuk menatap Hyunmin yang juga masih menatapnya.

"Kenapa belum tidur, hmm?" Lanjut Sungmin.

"Apa eomma tidak melindukan appa?"

"Maksud baby?" tanya Sungmin bingung.

"Eomma tidak lindu tidul di pelukan appa? Biacanya kan eomma dan appa tidul cambil belpelukan.. dan appa celalu kacih poppo cebelum tidul." Jawab Hyunmin polos.

BLUSH

Sungmin tercengang dengan pertanyaan anaknya. Mata kelincinya membulat lucu dan mulutnya sedikit terbuka mendengarnya. Hey dari mana Hyunmin tau soal kebiasaan sebelum tidur mereka? Jangan bilang kalau ini ulah Eunhyuk lagi. Jika benar, akan dia pastikan Eunhyuk akan segera bergabung bersama rekan-rekan berbulunya di kebun binatang.

" E―omma.. hanya ingin menemani mu tidur, baby." Jawab Sungmin gugup.

Hyunmin memicingkan matanya, menatap dalam manik foxy eommanya.

"Ani.. eomma bohong. Jangan menjawab peltanyaan Hyunie dengan jawaban yang cama telus eomma. Hyunie tau eomma sedang belbohong kan. Kalian pacti cedang beltengkal kan? Eomma celalu mengacuhkan appa."

Mata bocah cilik itu sudah mulai berkaca-kaca. Sebentar lagi dia pasti akan menangis. Hyunmin memang masih kecil, tapi jangan sama kan dia dengan bocah seumurannya yang lain. Hyunmin termasuk bocah cilik yang cerdas dan cepat tanggap dengan situasi sekitarnya. Dia seakan bisa merasakan dan memahami keadaan yang sedang terjadi antara kedua orang tuanya.

"Apa ini kalna Hyunie? Appa malah hiks~ cama Hyunie kalna celing tidul cama eomma.. hiks~?"

Sungmin terkejut mendengar perkataan anaknya, dia memandang Hyunmin sedih. Bagaimana bisa dia mengabaikan perasaan buah hatinya. Sungmin merasa dia sudah sangat egois. Selama ini hanya memikirkan masalahnya dengan Kyuhyun, dan membiarkan Hyunmin dengan pikiran polosnya berpikir tentang hubungan mereka yang sedang tidak baik-baik saja. Padahal seharusnya bocah manis itu mesti mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang lebih. Sungguh, Sungmin merasa bersalah dan kecewa dengan dirinya sendiri.

Dia menangkup pipi chubby yang dihiasi semburat merah―terlihat sangat lucu dan menggemaskan―dan menatap dalam manik foxy bening yang sangat mirip dengan miliknya.

"Ssttt.. uljima chagi. Eomma dan appa baik-baik saja sayang. Dan appa tidak mungkin marah hanya karena eomma menginap di kamarmu. Appa sangat menyayangi Hyunie, eomma juga sangat menyayangi Hyunie. Dengarkan eomma.. Hyunie adalah putri cantik appa dan eomma yang sangat berharga. Kami tidak mungkin marah dan bertengkar karena Hyunie. Jangan berkata seperti itu lagi dan menyalahan dirimu. Kami baik-baik saja jadi tidak usah khawatir. Eomma dan appa akan sedih jika Hyunie berbicara seperti itu lagi. Arraseo?"

"Ne.. Allaseo. Mianhae.. Hyunie janji tidak akan belkata cepelti itu lagi dan membuat Appa dan eomma cedih. "

CUP

Sungmin mencium pucuk kepala Hyunmin dan mendekapnya lagi penuh kehangatan.

"Baguslah. Jja.. kalau begitu kita tidur lagi."

"Umm.." angguk Hyunmin semangat.

Mereka berdua kembali memejamkan mata. Tak lama bocah cantik itu sudah terlelap dalam dunia mimpinya. Sedangkan, namja cantik disebelahnya kembali membuka kelopak matanya. Ternyata sejak tadi Sungmin tidak benar-benar tertidur. Kembali dipandangi wajah damai sang buah hati. Didekatkannya bibir shape M-nya ke pucuk kepala Hyunmin dan sekali lagi menciumnya lebih lama.

CUP

'Mianhae baby'

.

.

.

.

.

Walaupun tidak tidur seranjang lagi, Kyuhyun dan Sungmin masih menyadari status mereka sebagai orang tua dan mereka sedapat mungkin akan bersikap wajar di depan sang anak tercinta. Namun jika tidak ada Hyunmin disekitar mereka, Sungmin lebih memilih menghindari Kyuhyun. Nampaknya dia masih belum bisa menerima hubungan mereka yang kini telah berubah banyak.

Lalu Kyuhyun? Jangan tanyakan lagi bagaimana keadaan namja tampan yang―err berubah menjadi sangat kacau atau berantakan mungkin(?)

Tak tau lagi apa yang harus dilakukan Kyuhyun agar Sungmin mau bicara padanya dan memaafkannya, menatap wajahnya saja seperti enggan dilakukan. Sungguh, jangan tanyakan bagaimana hancur dan terpuruknya seorang Cho Kyuhyun.

Seharian ini Kyuhyun hanya menghabiskan waktu di ruang kerjanya, tak berniat sama sekali untuk berangkat ke kantor. Kyuhyun terduduk lesuh di kursi kerjanya. Masalah kali ini benar-benar sulit, ini menyangkut rumah tangganya dengan Sungmin. Beberapa hari ini dia tidak bisa tidur dengan baik, mata bengkak dengan lingkaran hitam disekelilingnya. Wajah pucatnya semakin tampak pucat layaknya vampir dan gurat lelah tak bisa disembunyikan dari wajah tampannya.

Kyuhyun menghembuskan napas frustasi. Dia memejamkan mata sejenak dan kembali membukanya saat terdengar suara ketukan di pintu disusul suara lembut Sungmin yang sangat dirindukan.

"Boleh aku masuk?"

"Ming.."

Tatapan kerinduan terpancar jelas dari mata yang tengah menatap intens sosok Sungmin yang masih berdiri di ambang pintu.

Sungmin melangkah mendekat dan berhenti tepat di depan meja kerjanya. Kyuhyun segera bangkit dan meraih tubuh namja yang sangat ia cintai itu ke dalam pelukannya.

"Ming.. sayang.."

Kyuhyun menggumam lirih memanggil istrinya. Kebahagiaan membuncah saat Sungmin mau lagi bicara dengannya.

"Kyu~" Sungmin melepaskan pelukan Kyuhyun dan menatap suaminya. Terpancar jelas kerinduan yang sama dari manik foxy Sungmin. Jemari lentiknya bergerak menyentuh pipi pucat Kyuhyun.. Sungguh miris melihat keadaan Kyuhyun sekarang. Manik obsidian yang biasanya berbinar cerah kini tampak meredup.

"Kenapa kau tampak kacau seperti ini, eoh? Kau menyiksa diri mu sendiri Kyunie.. Hiks~" Sungmin tak bisa lagi membendung air matanya.

"Ssstt.. Uljima. Aku tak suka melihat mu menangis."

Kyuhyun kembali memeluk Sungmin dan mencium lembut bibir yang tengah bergetar karena tangisnya.

"Mianhae Kyunie~hiks..Aku tidak bermaksud menyakiti mu seperti ini. Hiks~ jeongmal mianhae." Sungmin menangis menumpahkan segala sesak yang seakan mencengkramnya kuat.

"Uljima Ming.. Aku tidak apa-apa. Asalkan kau berada di samping ku, aku akan baik-baik saja." Kyuhyun mempererat pelukan posesifnya. Lengan kokoh itu melingkari tubuh bergetar Sungmin, memberikan kekuatan untuk namja cantiknya.

"Dengarkan aku Ming.. kau adalah belahan jiwa ku.. kau dunia ku.. kau hidup ku.. kau napas ku.. kau ditakdirkan untuk ku. Cho Sungmin adalah nyawa ku.. Aku akan sanggup bertahan bila kau ada di sisi ku Ming. "

"Hiks~hiks~uggh.."

"Kita mulai semuanya dari awal chagi. Hanya aku, kau dan Hyunmin. Kita bangun keluarga kecil kita bersama. Kau dan aku akan menjadi orang tua yang terbaik, kita akan membesaarkan buah hati kita bersama-sama. Aah~ bagaimana kalau kita bertiga pergi berlibur ke tempat-tempat menyenangkan. Tinggalkan saja monyet jelek itu sendirian dan kita pergi bertiga.. pasti akan sangat menyenangkan. Hmm.. kau mau kan berlibur bersama?"

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menangkup pipi chubby Sungmin, sesekali mengusap air mata yang masih menetes. Perasaan Kyuhyun tiba-tiba tak tenang saat mendapati Sungmin hanya menatapnya kosong dan tetap menangis.

"Ming.. sayang, kau dengar aku, hmm? Kau mau kan berli_"

"Aku tidak bisa.. Tidak bisa Kyunie~"Sungmin memotong cepat perkataan Kyuhyun

"Wae? Apa kau sibuk? Aku akan mencari waktu lu_"

"Kita tidak bisa bersama lagi seperti."

JLEBB

Seperti ada tombak tajam yang ditusukan paksa menembus dadanya. Nyawanya seakan dicabut dari raganya ketika mendengar perkataan Sungmin.

"A―apa.. maksud mu? Tentu saja kita akan selalu bersama. Kau istri ku, dan kau milik ku."

"Ani.. Aku bukan takdir mu.. kita tidak diciptakan untuk bersama sebagai pasangan. Kau adikku Kyunie.. dan itu adalah kenyataannya."

Kyuhyun hanya bisa menggeleng kuat. Air mata perlahan menetes menuruni pipi pucatnya. Ingin membantah apa yang dikatakan Sungmin tapi lidah terasa keluh. Itu memang kenyataan, bahwa Sungmin adalah Hyung-nya. Akan tetapi, rasa cinta yang begitu besar membutahkan mata hatinya.

"Aku sudah meminta pengacara untuk mengurus surat perceraian kita. Kau hanya perlu tanda tangan saja."

"Kau ingin meninggalkan ku? Kau ingin.. membuang ku?" tanya Kyuhyun lirih.

Kyuhyun benar-benar menangis sekarang. Rasa sakit yang menghantam dadanya benar-benar sangat dahsyat, mengoyak dan mencabik-cabiknya sampai hancur.

"Ini yang terbaik untuk kita, Kyu. Kita masih tetap bisa merawat Hyunmin bersama-sama, karena bagaimana pun juga kau adalah ayahnya dan aku tidak mungkin memisahkan kalian. Tapi, tidak dengan hubungan kita Kyu.. " tatapan Sungmin melembut.

Sungguh, dia pun tidak ingin berpisah dari Kyuhyun dan menyakiti namja yang sangat dicintainya. Seumur hidupnya Sungmin tidak pernah melihat Kyuhyun menangis, dan sekarang.. dihadapannya dia harus melihat air mata Kyuhyun yang penuh luka mengalir bebas karena dirinya.

Sungmin juga terluka, mereka sama-sama terluka. Takdir terlalu kejam mempermainkan cinta mereka.

"Aku melakukan ini untuk kebaikan kita."

"Cih, kebaikan kata mu.. Kebaikan apa yang kau dapat dari perpisahan ini? Katakan Cho Sungmin." nada suara Kyuhyun mulai meninggi.

"Cinta kita tidak akan diterima Kyu.. Kau tidak bisa mengingkari hubungan darah yang mengikat kuat kita. Seberapa keras pun kau menyangkalnya kita akan tetap terikat seperti ini, sebagai Hyung dan dongsaeng. Mengertilah Kyu, aku hanya tak ingin Appa dan Eomma kecewa dengan kita.. Aku tidak ingin orang-orang memandang jijik pada kita Kyu~Hiks"

"PEDULI SETAN DENGAN PANDANGAN ORANG.. Bukankah sudah ku katakan pada mu, sekalipun harus melawan dunia ini akan ku lakukan asal bisa bersama mu. Akan ku lakukan apa saja Cho Sungmin.. Appa dan eomma pasti juga bahagia jika melihat kita berdua bahagia. Tidak bisakah kau hanya memikirkan tentang kita? TIDAK BISAKAH KAU MENUTUP MATA DAN TELINGA MU DARI MEREKA, HUH? Jawab.. JAWAB AKU SUNGMIN." Napas Kyuhyun memburu karena emosi.

"Hiks.. mian~ughh"

"Aku tau kau juga mencintai ku.. ayo katakan.. katakan kalau kau juga mencintai ku."

"Hiks~"

"Jangan hanya menangis saja.. KATAKAN KAU JUGA MENCINTAI KU."

"Mianhae Kyu~ Kau harus melupakan semuanya. Kita mulai dari awal lagi, sebagai Hyung dan Dongsaeng." Ucap Sungmin dingin dan berbalik meninggalkan Kyuhyun sendirian disana.

Tatapan nanar dan putus asa tercermin jelas di mata Kyuhyun.

"Kau tidak bisa melakukan ini pada ku Ming.. kau tidak bisa membuang ku seperti ini~"

Tubuh bergetarnya merosot jatuh, berkali-kali tangannya memukul bagian dada yang terasa sakit. Sesuatu terasa menghimpit rongga dadanya, membuat dia sulit bernapas.

"Sakit~hiks.. Appa eomma.. ini sangat sakit~Arrrgggggghhhhhhhhh"

Di balik pintu yang membatasi mereka, Sungmin membekap erat mulutnya menahan tangis dan isakan memilukannya.

"Mianhae~ jeongmal mianhae, Kyunie.."

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.


Aku benar-benar merasa bersalah dengan readers ku karena lagi-lagi terlambat update Part 5 ini.. Mianhae ne.. :(
Aku tidak bermaksud membuat kalian menunggu terlalu lama. Ini karena tugas kuliah yang menumpuk.. Aku juga susah cari waktu buat nulis lagi. Hari ini juga sebenarnya masih ada presentasi tapi aku usahain update hari ini juga. Untuk chap depan mungkin masih bakalan tersendat lagi. Aku harap kalian ngga bosan-bosan nunggu ni FF ampe tamat. :)

Review kalian semua membuat ku semakiin semangat nulisnya.^^