Disclaimer: Masashi Kishimoto

Tittle: Betwen Hate and Love

Rate: T aja, kalau mau M juga boleh *plakk

Genre: Drama, Romance dan masih banyak lagi XD

Pair: ...FemNaru

Warning (!): gaje sumpah, abal pasti, alur berantakan dan kacau, OOC, Typo(s) berhamburan, No EYD, author masih Bocah, Newbie akut. No bully, GENDER-BENDER, FEMNARU!

Nb: disini Naruto ga punya Whiskers, dan kulitnya putih, bukan Tan kecoklatan.

Don't like, jangan baca.

Kalau mau menghindari warning, silahkan injek tombol BACK dengan tertib ^^

Happy reading minna \(^0^)/

Ryuzawa present...

.

.

.

hangatnya mentari pagi, menembus kaca sebuah jendela rumah kecil membuat sosok seseorang yang masih terbaring ditempat tidur merasakan hawa hangat menerpa kulitnya membuat sosok itu sedikit menggeliat. Sosok yang merupakan Seorang gadis dengan Surai pirang itu, masih terbaring dengan tidak elitnya, bagaimana dikatakan 'tidak elit' baju tidur terusan yang dikenakannya sedikit tersibak keatas, membuat pahanya yang dibalut kulit berwarna putih susu itu, sedikit terekspos membuatnya semakin menyerupai malaikat. Untung saja Gadis ini tinggal seorang diri dirumah kecilnya itu. Kalau tidak, alangkah tidak pantasnya melihat pose gadis yang masih beradu dalam dunia mimpinya.

TRINGG... TRINGG... TRINGGG !

Sebuah jam weker berwarna kuning pulkadot berbentuk kodok yang bertengger disebuah Nakas yang berada disamping tempat tidurnya berdering, membuat sang empu kamar bangun dengan paksa. Diliriknya jam tersebut. "ah, masih jam 06.30, hoamzz" ucapnya seraya menguap dan mengatupkan lagi kedua kelopak matanya "APAAA? Jam 06.30? ngaah ! aku terlambaatt!" gadis itu berteriak saat semua kesadarannya telah kembali saat menyadari bahwa matahari sudah mulai meninggi. Dia pun bangkit, dan kemudian berlari menuju kamar mandi.

Setelah selesai memakai seragam sekolahnya, gadis itu pun bergegas keluar kamar dan berjalan kearah Dapur, untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan sarapan. Setelah sampai didapur, wajah yang dari tadi terlihat panik berubah jadi lesu saat dirinya sama sekali tidak mendapati makanan yang bisa dimakan. Dia lupa semalam dirinya tidak menyimpan makanan sisa. "kuso!" umpatnya sebal. Jam telah menunjukan waktu 07.16. menyadari hal itu, dia berlari keluar rumah dan langsung menyambar sepeda yang terpakir terparkir diberanda rumahnya.

Gadis itu terus mengayuh dengan cepat, tidak peduli dengan ramainya jalan yang didominasi oleh kendaraan roda empat. Karena sudah sangat panik akibat terlambat ditambah lelah karena sekuat tenaga mengayuh sepeda, gadis itu tidak menyadari bahwa lampu yang berdiri tegak dipinggiran jalan telah berubah warna menjadi merah, itu artinya semua kendaraan yang ada disitu berhenti. Karena saking cepat laju sepedanya, dan jarak yang tidak memungkinkan untuk menge-rem, sebuah mobil sedan berwarna Hitam, mengkilat serta terlihat mewah yang ada berada didepannya pun dia tabrak.

BUGH !

Alhasil, benturan pun tak terhindarkan. Meskipun tubrukan sepeda gadis itu dengan sebuah mobil tidak terlalu keras, namun bisa membuat Gadis itu jatuh tersungkur. "ittaii..." jerit tertahan keluar dari bibir tipis sang gadis yang kini terduduk disamping sepedanya yang telah tergeletak tak berdaya. Seseorang dari dalam mobil yang mendengar benturan yang berasal dari luar mobilnya pun keluar.

"Cih, kau apakan mobilku?" bentaknya tanpa mempedulikan sang Gadis yang sedang meringis kesakitan sambil berusaha bangkit dari duduknya yang kurang elit.

"Gomen, Hontouni Gomen ! saya tidak sengaja" ucapnya seraya membungkuk. dia terus saja menunduk, tak berani menatap wajah seseorang yang sedag menatap tajam kearahnya. Lampu yang tadinya merah, kini berubah jadi Hijau kembali. Teriakan-teriakan serta bunyi klakson pun menggema, mengisyaratkan agar mobil yang berada didepan mereka untuk segera bergerak. Tanpa memandang wajah orang itu, sang gadis membungkuk sekali lagi, dan dengan sigap mengambil sepedanya dan segera meninggalkan tempat itu.

"Cih, mobilku jadi lecet" gumam sang pemilik mobil yang menatap nanar kearah belakang mobilnya yang sedikit tergores.

.

.

Sampai juga dia di gerbang sekolah. Yap, Gadis ini merupakan salah satu siswi di Konoha High School atau lebih dikenal KHS. Yang merupakan sekolah yang cukup terkenal didunia. Dan merupakan sekolah yang selalu melahirkan murid-murid berprestasi, dan sekolah yang termasuk sekolah Elit.

Setelah memarkir sepedanya diparkiran sepeda, gadis itupun berlari tanpa memperdulikan lutut dan sikunya yang masih belumuran darah dan bergegas berjaln dan masuk kedalam sekolah.

Sebuah ruangan yang biasa di sebut kelas, sebut saja kelas 2.B sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar. Tampak seluruh murid memerhatikan sang guru yang sedang berdiri dihadapan mereka dengan penuh perhatian. Tiba-tiba, pintu kelas tersebut dibuka dengan paksa. Dan sekarang seorang gadis dengan penampilan yang cukup berantakan sedang berdiri di ambang pintu dengan terengah-engah.

"UZUMAKI NARU ! kau terlambat..." ucap seorang guru yang nampak risih melihat penampilan Gadis yang di panggilnya Uzumaki Naru.

"Gomen, Sensei. Hontouni Go– auhhh..." ucapan Naru terpotong saat merasakan perih pada bagian lutut dan sikunya. Diliriknya sumber perih yang ia rasakan.

"kami-samaa..." dia sedikit terkejut karena baru menyadari bahwa dirinya terluka karena insiden tadi. Naru terduduk lesu diambang pintu, sambil sesekali meringis. Guru yang sedang berdiri dihadapan para murid-murid kelas 2.B terlihat sedikit cemas dengan keadaan siswinya itu. Para murid yang tidak lain adalah teman-teman Naru juga tak kalah cemas, bahkan beberapa murid laki-laki, berdiri dari tempat duduknya.

"Kau kenapa Uzumaki-san? Kau sak... Oh kami-sama! Kau terluka Naru" serunya saat melihat luka pada lutut Naru yang masih mengeluarkan darah segar. Semua murid yang berada dikelas itu langsung beranjak dari tempat duduk mereka dan menghampiri gadis itu.

"ya Tuhan. Naru, apa yang terjadi?"

"siapa yang melukai mu Naru-chan?"

"kenapa bisa seperti itu Naru-chan?"

"Naru, kau tidak apa-apa?"

Beberapa pertanyaan terlontar dari teman-teman Naru. Sungguh mereka sangat khawatir melihat keadaan teman gadis mereka ini. Naru hanya tersenyum menanggapi pertanyaan-pertanyaan teman-temannya.

"kau harus segera ke UKS. Lukamu itu harus segera diobati" ucap sang Guru. Naru menggeleng. Dia merasa tidak perlu ke UKS. Dia ingin belajar.

"tidak apa-apa Anko-sensei, saya baik-baik saja kok. Saya ingin mengikuti pelajaran sensei saja" tolaknya secara halus. Namun tak digubris oleh Guru yang bernama Anko itu. Dia melirik kearah seorang gadis Bersurai Indigo, dengan Iris Lavender tanpa pupil yang sedang berjongkok disamping Naru.

"hyuuga Hinata, antar Naru ke UKS sekarang juga" ucapnya pada Gadis yang bermarga Hyuuga itu, dan segera dibalas dengan Anggukan antusias.

"Hai' Sensei. Ayo Naru!"

"Tidak, Hinata. Aku tidak apa-apa" ucap Naru ketika Gadis yang bernama Hinata yang juga Sahabatnya itu berusaha membantunya berdiri.

"sudahlah Naru, kau menurut saja. Aku tak bisa melihatmu terluka begini. Ayo..." kata Hinata. Dan akhirnya Naru pun mengalah, karena dia tau betul Sahabatnya yang satu ini paling tidak senang kalau melihat dirinya terluka barang sedikit saja. Hinata pun berjalan dan memapah Naru menuju UKS.

"Baiklah anak-anak, kita lanjutkan pelajaran nya. Silahkan duduk ditempat kalian masing-masing" kata Anko sensei dan murid-murid itu pun segera kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, namun dapat terlihat jelas sirat kecemasan dan rasa penasaran diwajah mereka akan teman sekelas mereka yang terluka seperti itu. Ya, mereka sangat mengkhawatirkan Naru. Bagaimana tidak, gadis yang bernama Uzumaki Naru itu merupakan sosok yang sangat menyenangkan. Dia adalah gadis yang sangat baik. keceriaannya serta semangat gadis itu yang membuat mereka merasa nyaman dengan Naru, bagi mereka Naru adalah sosok Malaikat dan dapat cepat akrab dengan siapa saja. Selain itu, Naru merupakan Siswi yang sangat cerdas. Tak heran dia termasuk siswi yang mendapat beasiswa.

Hinata agak sedikit kerepotan saat memapah Naru, karena tubuh naru sedikit lebih tinggi darinya. Namun meskipun dengan dengan susah payah, gadis itupun telah sampai dengan selamat di UKS.

"kenapa kau bisa terluka seperti ini, Naru-chan?" Satu pertanyaan terlontar dari bibir Gadis berparas lembut dengan surai indigo yang menjuntai dan iris Lavender tanpa pupil tersebut ke Seorang gadis manis, bersurai pirang sambil memoleskan obat merah pada lutut gadis pirang tersebut. Bukannya menjawab, pemilik mata seindah batu safir itu malah menyengir lebar. Hinata yang melihat Naru hanya menyengir tanpa menjawab pertanyaan lantas menekan dengan kuat luka Naru saat menempelkan kain kasa, sehingga sukses mengeluarkan jerit tertahan dari bibir ranum Naru, dan Hinata pun mendapat deathglare ala Uzumakinya.

"masih tidak mau menceritakannya padaku, Naru?" Hinata berkata sambil tersenyum simpul yang terlihat begitu mengerikan bagi naru, karena belum pernah dia lihat gadis lembut dihadapannya itu menampilkan senyum aneh seperti itu. Naru meneguk ludahnya, saat Hinata makin menatapnya secara intens.

"ba-baiklah, hinata. Jangan menatapku seperti itu, kau terlihat mengerikan." Ucap Naru setengah gugup. Hinata pun tersenyum puas, akhirnya sahabatnya itu mengalah juga.

"haa, tidak salah aku belajar kepada Sakura cara mengancam orang hanya dengan Tatapan. Khukhukhu" batin Hinata senang. Oh, rupanya gadis ini telah tertular penyakit GANAS yang diidap oleh Sakura. oh Haruno Sakura lebih tepatnya yang juga merupakan Sahabatnya selain Naru namun tidak sekelas dengannya, karena Sakura itu berada dikelas 2.C.

"jadi?" Tanya Hinata sambil menaikkan satu alisnya. Dan terjadilah story telling dimana Naru sebagai yang menceritakan dan Hinata yang menjadi pendengar.

"Nah, begitu ceritanya Hinata."

"oh, begitu yah. Jadi kau tidak sempat bertemu dengan orang yang mobilnya kau tabrak itu huh?"

"errr ano, "

"hah.. dasar Naru! Untung hanya luka ringan, kalau sampai parah kan bi…"

TOk TOK TOK!

Perkataan Hinata terpotong karena seseorang yang telah mengetuk pintu UKS. Tanpa diberi Izin, sang empu tangan yang mengetuk pintu tersebut lari terbirit-birit keaarah Naru.

"Oh Kami-sama! aku dengar kau terluka Naru? Siapa yang melukaimu, biar aku Hajar dia" ucap seorang gadis bersurai yang pink pucat yang tidak lain tidak bukan adalah Haruno Sakura.

"eii, Sakura? Kau sedang apa disini?" Tanya Naru yang heran melihat Sakura berada diUKS padahal pelajaran sedang berlangsung. Sakura memutar bola matanya "tadi aku kekelasmu, untuk meminjam buku Kimia, tapi kata Anko-sensei kamu terluka dan sedang diobati di UKS ya karena aku panik, aku kesini." Jawab sakura, dan Naru hanya Ber-Oh-ria.

"bagaimana ini bisa terjadi, Naru?" Naru menghela nafas berat, rasanya dia sudah tidak ada niat membuka dan membicarakan Insiden itu. Dia lantas Melirik kearah Hinata. Seakan mengerti, Hinata mengangguk.

"itu hanya kecelakaan, Sakura! Kesalahan tekhnis. Naru hanya jatuh dari sepeda" jawab Hinata singkat. Sakura pun mengangguk tanda mengerti apa yang dikatakan oleh Hinata, toh yang dikatakan Hinata itu memang benar, walaupun sebagian tidak diceritakannya.

Ketiga Gadis itu pun asyik bersenda gurau sehingga tak sadar bel istirahatpun berdenting.

"ngh…" Naru melenguh sambil memegangi perutnya, Sakura yang menyadari itu langsung tersenyum penuh arti.

"Ayo, kita kekantin. Aku juga lapar" seru Sakura dengan semangat. seketika Naru pun beranjak dari tempat duduknya. Membayangkan perutnya yang sudah sangat meraung-raung minta jatah itu di isi dengan makanan berlemak tinggi sebut saja Ramen. Yayaya, semua orang di KHS sangat tau makanan favorit gadis pirang ini. Tanpa basa-basi lagi mereka bertiga pun melesat kekantin dengan Naru yang tidak memperdulikan lutut dan sikunya yang terluka karena membayangkan semangkuk besar Ramen sedang menunggunya dikantin sana.

.

.

"Hei, kenapa wajahmu kusut sekali?" seorang pemuda berambut coklat panjang yang memiliki mata dengan iris Lavender, uring-uringan melihat seorang pemuda yang sedang duduk disampingnya memamerkan wajah yang ditekuk. Mungkin bagi orang yang tak mengenal orang ini, akan mengatakan bahwa tidak ada yang aneh dengan wajah pemuda itu karena sekilas dilihat wajahnya memang tidak memiliki ekspresi berlebih alias wajah datar. Namun, bagi Hyuuga Neji, pemuda berambut coklat yang merupakan sahabat dari pemuda tersebut sudah tau, bahwa sahabatnya ini sedang kesal tingkat akut.

"hn" jawaban yang sangat singkat, tapi sama sekali tidak jelas. Entah manusia macam apa yang akan mengerti maksud dari dua huruf sacral khas pemuda dingin yang bernama Uchiha Sasuke.

"Ck. Bicaralah yang jelas manusia ambigu. Aku bukan alien yang mengerti bahasa anehmu itu" tukas Neji sinis, membuat pemuda pemilik iris Onyx kelam serta Surai Raven yang melawan arah gravitasi dengan model emo serta kullit putih seputih porselin itu memutar kedua bola matanya. Bosan, ya dia sangat bosan dengan tingkah sahabatnya ini yang selalu saja ingin tau masalahnya.

"bukan urusanmu" jawabnya dingin. Neji pun akhirnya menyerah untuk menanyakan itu pada Sasuke. dalam hati dia merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa dia bersahabat dengan orang macam Sasuke ini.

Sasuke lalu beranjak dari duduknya "aku lapar!" Neji yang mengetahui isyarat yang berarti 'temani aku kekantin sekarang juga' pun ikut beranjak dari duduknya.

"gaara? Kau tidak ikut?" Tanya Neji pada sosok laki-laki yang masih berkutat dengan buku ensiklopedia yang tidak bisa dibilang tipis. "hm." Gumam pemuda bersurai merah marun dengan tato bertuliskan kanji 'Ai' didahinya seraya menutup bukunya tebalnya. Dia pun beranjak dari tempat duduknya, dan melirik kearah sosok yang sedang beradu dengan mimpinya (baca:Tertidur).

"Shikamaru?" ucap Gaara pelan, namun bisa membuat pemuda berambut dikuncir seperti Nanas itu bangun, dan dengan gaya malasnya dia juga ikut berdiri menyusul ketiga temannya yang sedan berjalan kearah pintu.

"cih, mendokusei." Umpatnya sambil terus menguap.

Keluarnya keempat pemuda tadi dari kelas mereka, teriakan-teriakan Histeris pun menggema disetiap sudut sekolah yang didominasi oleh para murid perempuan. Bagaimana mereka tidak histeris apabila disuguhkan dengan pemandangan yang sungguh menabjukkan yaitu melihat empat orang siswa yang Tampannya tak bisa dibilang Standar. Sungguh mereka Tampannya diatas rata-rata.

"Kyaaa, Shika-kun!"

"aaaaa.. Gaara Senpai…!"

"Nyaahh! Neji-san, I love u, kyaaa"

"Kyaaaa, Sasuke-kun, nyaahh.. marry me, Sasuke-kun!"

Teriakan demi teriakan pun terus menggema dikoridor yang dilewati oleh keempat pemuda tersebut. Tak jarang mereka harus menutp telinga dengan telapak tangan. Apalagi, aksi nekat dan gila yang dilakukan oleh fangirls yang kebanyakan FG dari Sasuke. oh, ayolah! Wanita mana yang mampu menolak pesona Sang Uchiha bungsu itu? Meskipun Sifatnya dingin dan cuek, serta Egois dan sangat kasar dan bisa dibilang tak berperasaan serta wajah rupawan yang selalu dibalut oleh topeng Stoicnya, selain itu Sasuke adalah Putra Bungsu dari Uchiha Fugaku yang sangat kaya raya, bahkan KHS adalah sekolah milik Ayah Sasuke pokoknya. Sangat sempurna lah Siuchiha ini dimata para FGnya.

Saat melewati sebuah kelas, salah satu dari FG sasuke menghampiri pemuda Tampan itu dengan menyodorkan sebuah kue tart berwarna putih, serta Hiasan-hiasan kecil berwarna pink dibagian pinggiran kue tersebut Nampak sangat lezat dan nikmat kue itu. Gadis itu menunduk menyodorkan kue itu kepada Sasuke yang tepat berada dihadapannya. Langkah Sasuke yang terhenti oleh kehadiran salah satu FG nya, membuat moodnya makin kacau.

"Ini untukmu Sasuke-kun" ucap Gadis itu. Sasuke pun menjulurkan tangannya, meraih kue tersebut. Teriakan Histeris FG nya yang lain pun kembali pecah. Pasalnya, seorang Uchiha Sasuke baru saja menerima hadiah dari Salah FGnya sungguh sebuah peristiwa yang langka. Gadis yang Kuenya telah diterima oleh Sasuke, malah ber-blushing-ria. Namun, tiba-tiba Sasuke menggosokkan Kue tersebut kewajah FG nya itu, sehingga wajah gadis itu kini penuh dengan Cream. Sejenak Hening! Para manusia yang menyaksikan hal na'as tadi diam tak bergeming dengan mulut sedikit terbuka. Sungguh itu sangat diuar perkiraannya, mereka kira Sasuke telah menerima hadiah dari FG nya, namun apa yang terjadi? Kita semua sudah tau.

"cih.. kau fikir aku mau memakan kue menjijikanmu itu huh, gadis jelek? Seharusnya kau berkaca dulu sebelum berani berdiri dihadapanku" ucap Sasuke dingin. Sungguh rasanya seperti sebuah belati menguliti hati Gadis bersurai merah berkacamata coklat itu saat mendengar perkataan Sasuke. Bukanlah rahasia umum lagi apabila Sasuke menghina bahkan mencaci Fgnya, sungguh Uchiha bungsu ini memang orang yang sangat frontal dan kejam. Sasuke Cs pun terus berlalu meninggalkan Gadis yang masih berdiri dengan tubuh bergetar karena menahan tangis.

"kau tidak apa-apa Karin?" seorang siswa menghampiri gadis tersebut. ditepukya pundak kecil gadis itu pelan.

"sudahlah, kau tidak perlu menangisi laki-laki angkuh itu. Tidak ada gunanya Karin" ucapnya lagi lalu menarik tangan gadis yang bernama karin meninggalkan tempat itu. Karin yang sesegukan menatap punggung pemuda itu.

"suigetsu..." gumamnya, lalu siswa itu pun menoleh dan tersenyum tipis membuat gadis bersurai merah itu merona meski tidak nampak karena cream putih dari kue tart yang ada diwajahnya.

.

.

.

.

Dikantin sudah jelas didalamnya terlihat sangat ramai, disebuah tempat duduk untuk empat orang yang berada dekat dengan tembok nampak tiga orang gadis berbeda warna rambut sedang dengan lahapnya menyantap makanan mereka. Sesekali gelak tawa meluncur dari mulut ketiga gadis itu.

"KALIAAN JAHAATT!" sebuah teriakan keras membahana dikantin membuat semua orang yang berada diruangan itu menatap atau lebih tepatnya mendathglare pemilik suara cempreng yang seenak jidat merusak acara makan siang mereka. Naru yang sedang menyeruput ramennya pun seketika tersedak . sedangkan sang empu suara hanya menatap geram kearah tiga oang yang sedang menatap horor kearahnya.

Gadis itupun mendekati meja membuat ketiga gadis tersebut semakin gemetar. Wajah putih nan cantik yang tadi memerah itu kini memelas, menatap ketiga manusia yang kini berada diadapannya dengan tatapan kecewa.

"kalian jahat, meninggalkanku. Bahkan makan tanpaku" ucapnya lirih. Rasa bersalahpun bermukim dihati mereka, bisa-bisanya mereka melupakan sahabatnya yang satu ini. Naru beranjak dari duduknya dan memegang pundak gadis yang memiliki perawakan yang sama dengannya itu.

"Gomen ne, Ino-chan! Hontouni Gomenasai" ucap Naru sambil menatap sendu gadis bersurai pirang pucat dengan iris Aquamarine jernih yang bernama lengkap Yamanaka Ino. Gadis pemilik iris biru tenang itu pun membalas senyum Naru tak kalah manis. Hinata pun menarik tangan Ino untuk segera duduk disampingnya.

"kau tidak makan Ino?" Sakura bertanya karena Ino masih belum juga memesan makanan.

"Um.. tidak, aku mau ambil minuman saja. Tunggu sebentar ya" Ino langsung berdiri dan menuju tempat dimana dia bisa memesan sebuah Minuman. Setelah mendapatkan apa yang dipesannya, Ino pun segera menghampiri temannya. Namun karena salah satu tali sepatunya tidak terikat, dia menginjak tali sepatunya tersebut membuatnya kehilangan keseimbangan sehingga ambruk dan menabrak seseorang serta menumpahkan Jus jeruk dibaju bagian dada orang itu.

"Go-gomen, saya tidak sengaja. Gomenasai!" Ino segera mengambil sapu tangan yang berada di sakunya lalu membersihkan tumpahan jus dibaju orang itu, namun dengan kasarnya tangan mungil Ino itu di tepis oleh orang tersebut. Terlihat sangat jelas bahwa orang itu sangat-sangat marah. Semua orang yang menyaksikan pun diam tak bergeming, yang ada difikiran mereka sekarang ini adalah 'habislah kau telah membuat masalah dengan Uchiha Sasuke'

"Maafkan saya Uchiha-san, saya benar-benar tidak sengaja" ucap Ino dengan suara tercekat karena berusaha menahan tangis. Dia tau betul masalah apa yang akan didapatnya jika berurusan dengan Uchiha bungsu ini.

"singkirkan tangan kotormu itu dariku. Berani sekali kau, gadis bodoh." ucapnya dingin dan terasa begitu menusuk. Ino semakin tak tau harus berbuat apa lagi.
Dia kemudian bersimpuh memeluk kaki Sasuke sambil menangis. Dia benar-benar menyesal. Dia sama sekali tidak ingin mengalami semua ini. Ini bagaikan mimpi buruk baginya. Ya, siapalah yang mau berurusan dengan Manusia tak punya perasaan seperti Sasuke, dia sama sekali tidak punya rasa kasihan meski kau adalah seorang wanita.
Sasuke menendang Ino, hingga pelukannya pada kaki Sasuke terlepas, dia terduduk sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Semua orang yang berada ditempat itu pun tak ada yang berani menolong gadis malang itu. Jangankan para murid, para guru saja tak ada yang berani berhadapan dengan anak pemilik sekolah ini.

"Maafkan saya. Hikss,,maaf!" lirih Ino

Tanpa memperdulikan permintaan maaf yang terus terlontar dari mulut gadis itu, Sasuke malah merebut gelas minuman yang dipegang oleh Neji dan berjalan menghampri Ino yang tak cukup jauh darinya. Sasuke lalu mengarahkan gelas minuman tersebut tepat diatas kepala Ino. saat akan menumpahkan isi gelas itu, sebuah tangan kecil mencengkram pergelangan tangannya. Sasuke melirik kearah Gadis itu dan mimik wajahnya terlihat semakin mengeras dalam artian Sasuke kini semakin tersulut kemarahannya, karena dia sepertinya pernah melihat gadis itu sbelumnya. Ya, Gadis inilah yang telah membuat mobil kesayangannya lecet.

"Cukup!" sebuah kata terlontar dari mulut orang itu. Gadis itu menatap iris gelap Sasuke dengan Tatapannya yang begitu dingin dan terkesan menantang.

"Naru!" gumam Ino saat mendongakkan kepalanya dan melihat seseorang yang masih mencengkram tangan Sasuke.

Sasuke mendecak dan berusaha menyingkirkan tangan kecil Naru, namun ternyata tak semudah itu Naru melepaskan tangan Sasuke, gadis itu malah makin memperkuat cengkramannya

"lepaskan tanganku. " bentak Sasuke. Naru pun melepas cengkramannya dan merebut secara paksa gelas minuman yang dipegang oleh Sasuke membuat Sasuke makin kesal. Sakura dan Hinata pun membantu Ino berdiri.

Tanpa memperdulikan tatapan membunuh Sasuke, Keempat gadis itupun berjalan menjauh dan menuju pintu keluar kantin. Namun, belum beberapa Naru melangkah, sebuah tangan besar mencengkram pergelangan tangannya. Naru menoleh dan mendapati Sasuke lah pemilik tangan itu. saat Naru berusaha melepaskan tangannya, Sasuke dengan kasar menarik Naru hingga pinggulnya membentur sebuah meja sampai menimbulkan bunyi decitan pada meja tersebut. Naru meringis kesakitan karenarasa nyeri pada lutut dan sikunya menjalar keseluruh tubuhnya akibat perlakuan kasar sasuke.

"Dasar tidak tau diri! Berani sekali kau padaku? Apa kau tidak tau siapa aku?"

Naru menatap Sasuke dengan tatapan meremehkan, kemudian sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Aku tau siapa kau Uchiha. Sangat TAU! Kau adalah pemuda kaya raya yang manja, angkuh dan sering bersikap seenaknya pada seseorang. Kau egois dan tak punya perasaan"

Rahang Sasuke semakin mengeras mendengar ucapan Gadis pirang yang terdengar seperti penghinaan baginya.

"cih! Berani sekali kau menghinaku. DASAR DOBE!"

Twicth! Urat kemarahan Naru dengan indahnya muncul didahinya mendengar julukan barunya.

"apa? kau mengataiku DOBE? dasar TEME!" ucap Naru penuh penekanan pada kata 'TEME'. Mata Sasuke semakin berkilat tajam. Betapa geramnya dia pada gadis yang berada dihadapannya itu.

"kau tidak tau diri sekali Dobe? Kau lupa dengan kejadian tadi pagi huh? Kau telah merusak Mobilku" mata Naru membulat, dia terkejut dengan apa yang baru saja Sasuke katakan.

"MOBIL? Itu artinya pemilik mobil yang kutabrak tadi pagi adalah mobil milik Sasuke. Oh, tidak. Haruskah aku minta maaf atas kejadian itu? tapi rasanya aku tidak sudi minta maaf pada manusia menyebalkan ini" Naru terus berkutat dengan pikirannya. Memaksa otaknya untuk memikirkan hal terbaik apa yang harus dilakukannya.

Lalu Naru kemudian menghela nafas panjang sebelum kembali mengatakan sesuatu.

"jika itu adalah mobilmu, saya minta maaf Tuan Uchiha-san! Saya benar-benar tidak sengaja" naru kemudian membungkuk sebagai tanda permintaan maafnya yang tulus. Berharap, Sasuke akan memaafkannya atas kejadian tadi pagi. Namun, rupanya harapan Naru hanya akan benar-benar menjadi harapan yang tak pernah kesampaian karena nampaknya Sasuke tak mengindahkan permintaan maafnya.

"ck, kau fikir aku mau begitu saja memaafkan Dobe sepertimu? TIDAK AKAN! Kau harus diberi pelajaran!" Sasuke lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Naru, membuat gadis itu tersentak kaget. Wajah Sasuke semakin mendekat, deru Nafasnya pun bisa Naru rasakan. Karena jarak yang semakin menipis, Naru spontan memundurkan kepalanya, namun Sasuke tak kunjung berhenti mendekatkan wajahnya. Merasa dirinya dalam situasi yang buruk Saat wajah Sasuke sudah sangat dekat dengan wajahnya, Naru menyiram kepala Sasuke dengan gelas minuman yang tadi direbutnya dari pemuda itu dan membuat Sasuke mundur sehingga jarak antara mereka kini lumayan jauh. Naru dengan wajah memerah karena marah, melempar gelas plastik itu kelantai.

"DASAR TEME! Aku menyesal telah meminta maaf padamu. kau pantas menerima semua itu. Aku tidak peduli dengan mobil mewahmu yang lecet itu, aku tidak peduli seragam mahalmu ini jadi kotor. Seharusnya kau sadar Uchiha, kau sudah sangat keterlaluan. Aku menarik semua permintaan maafku tadi. Aku tidak sudi!" ucap Naru panjang lebar, lalu berjalan meninggalkan Sasuke yang sedang begitu sangat marah. Dengan sengaja Naru menyambar bahu Sasuke membuat Sasuke sedikit mundur kebelakang. Para murid yang berada dikantin itupun sedikit menahan tawa, pasalnya belum pernah ada yang berani melawan Uchiha ini. Sungguh seorang Gadis yang pemberani setidaknya itulah yang ada difikiran mereka saat melihat keberanian Naru menghadapi Sasuke.

Sasuke yang masih diam tak bergeming itupun mengedarkan pandangannya, dia sadar betul kini semua orang yang berada disitu menatapnya dengan tatapan meremehkan dan tatapan menertawakan. Tangan Sasuke pun terkepal kuat matanya berkilat tajam.

"Kau telah menyulut api kemarahanku Dobe! Akan ku buat kau menyesali perbuatanmu karena telah mempermalukanku. Akan kubuat kau menderita" Gumamnya seraya berjalan keluar kantin diikuti oleh ketiga temannya Neji, Gaara, dan Shikamaru yang dari tadi hanya diam menyaksikan peristiwa itu

.

.

"siapa nama Gadis itu?" Tanya Sasuke kepada Neji sambil mengambil seragam gantinya diloker.

"kalau tidak salah, Uzumaki Naru." jawab Neji singkat.

"Hn" Sasuke pun berjalan meninggalkan Neji yang masih terheran menuju Toilet untuk mengganti seragamnya.

"firasatku buruk mengenai gadis itu" gumam neji.

Didalam sebuah Toilet pria…

"Cari tau semua tentang siswi yang bernama Uzumaki Naru"

"…"

"Secepatnya"

"…"

"hn"

Sasuke pun kembali memasukkan Handphone nya kedalam Saku celananya. Sebuah seringai licik terpatri dibibir tipisnya.

"Kau akan menyesal Uzumaki!" Ucapnya dingin sambil terus berjalan keluar dari Toilet.

TBC or END?

Hehe, chapter 1 selesai nih

Oke minna, maap yah kalo ficnya Jelek. Maklum masih newbie xD

Yo' mohon kritikannya yah! Flame juga boleh lah, tapi jangan flame pairnya yak
*puppy eyes nj*

Yossh! See u next Chap!

JANGAN LUPA REVIEW YAA! Review kalian adalah penyemangatKu *ckck*

Ripiu, Ripiu, Ripiu !

Bye-bye :D

Salam Hangat, penuh cinta ^^