HYUNG.

Pairing : Kyungsoo & tao.

Genre : Brothership! .

Summary : "kakak adalah satu satunya yang aku punya. Seharusnya aku lebih memperhatikannya, seharusnya aku tidak seperti itu padanya. Kakak. Maukah kau memafkan aku? ".

A/N : baca author note dibawah ya.


Tao duduk di lorong rumah sakit , menghiraukan kursi yang disediakan di ruang tunggu. Dia menyembunyikan wajahnya yang merah karena terlalu lama menangis. Ini sudah 2 jam sejak dia duduk disini, dan Kyungsoo di dalam bersama satu dokter dan 3 suster. Itu tidak bisa disebut keadaan baik dan perasaan Tao sangat kacau.

"Oi!" Sekaleng minuman dingin tertempel di pipinya. Tao mendongak, "Suho hyung" .

"tidak baik laki laki terlalu lama menangis" Suho berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan Tao. "ayo minum dulu" .

"Terimakasih" .

Tao meminum minumannya dalam diam sementara Suho melongok longok kedalam –tempat dimana kyungsoo berada, dan ada jendela kecil ditengah tengah pintu – lalu kemudian beralih kepada Tao, "bagaimana kejadiannya?" .

"aku tidak tau" Tao berucap lemah. "Tiba tiba dia pingsan" .

"pasti ada yang tidak beres" tambah Suho. "dia sering melupakan hal hal penting akhir akhir ini" .

Tao melihat kearah Suho dengan tatapan bertanya, "maksudnya?" .

Suho menarik nafas, kemudian dia menceritakan kepada Tao. "dia sering melakukan hal bodoh. Ya kau tau, aku pikir dia hanya mengalami stress ringan tapi kurasa ini lebih dari itu. Aku sudah memberi dia libur dua hari untuk memeriksakan diri ke dokter tapi aku tau dia pasti keras kepala dan menganggap semuanya baik baik saja" .

"Kyungsoo hyung baik baik saja" Tao membentak. Dia menghapus lelehan air matanya yang tersisa. "dia akan selalu baik baik saja. Dia baik baik saja" tekannya.

"Sssh" suho menarik kepala Tao untuk memeluknya. Mengusap usap bahu anak itu dan membiarkan dia menangis sangat banyak.

.

"Aku juga berharap begitu" .

.

.

[Drabble Wookie] .

.

.

Tao terus memainkan ponselnya. Entah bermain game, membalas pesan Luhan, mendengarkan lagu, atau melakukan hal lainnya yang membuat dia tetap terjaga. Dia benar benar tidak bisa tidur. Ini sudah tengah malam, Kyungsoo sama sekali belum menunjukkan dia akan sadar.

Dokter belum mengatakan apapun. Seperti belum yakin , tapi tao mencoba berpikir positif. Mereka akan melakukan CT Scan saat Kyungsoo siuman. Semoga tidak terjadi apapun.

.

"tao?".

"Hyung!" tao buru buru menghambur ke ranjang Kyungsoo saat namanya dipanggil. Tao memperhatikan detail wajah Kyungsoo, memastikan bahwa kakaknya baik baik saja. "kau bangun!" pekiknya girang.

Kyungsoo tersenyum lemah, matanya mengerjap beberapa kali agar terbiasa dengan sinar lampu kamar yang terlalu terang, "apa perlu aku matikan lampunya?" Tanya tao.

"tidak usah" jawab Kyungsoo.

Tao duduk di kursi dan memegang tangan Kyungsoo, mengusap pipinya, dan kemudian bertanya. "apa hyung merasa sakit? Apa hyung baik baik saja?" Tanya tao bertubi tubi.

Kyungsoo menggeleng dan berganti mengelus pucuk kepala Tao, "tidak. Aku baik baik saja" .

Tao ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya kelu, jadi dia lebih memilih menawarkan Kyungsoo makanan daripada mengatakan sesuatu yang membuat dia sendiri malu.

.

"Hyung? Mau makan sesuatu?" .

Kyungsoo menggeleng. "sudah, lebih baik kau tidur saja sana. Besok sekolah kan?" .

Tao menggeleng. "aku akan menjaga hyung disini" . Kyungsoo merenggut, "kau ini kenapa? Tiba tiba baik. Kemarin kemarin kau kan tidak peduli sama sekali pada hyung?" Nada kyungsoo sebenarnya bermaksud menggoda, tapi tidak berusaha menyudutkan Tao . Tapi tao justru merasa dirinya terpojok dan merasa bersalah.

" a-aku minta maaf hyung" .

Kyungsoo terkekeh. "sudah, tidak apa apa. Hyung sudah besar, tidak perlu dijaga, kalau ada apa apa, disini kan ada dokter. Jadi lebih baik kau besok sekolah. Sebentar lagi ujian nasional tao, kau tidak boleh ketinggalan pelajaran" oceh Kyungsoo. Tao mengangguk lesu.

"tapi! Hyung janji! Jika terjadi sesuatu, hubungi aku" .

"aku janji" ucap Kyungsoo.

.

.

[Drabble Wookie] .

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Luhan buru buru memasukan bukunya dengan semangat, Tao memperhatikannya dengan seksama apa Luhan sedang jatuh cinta atau apa jadi dia bertanya, "kau kenapa lu?" .

Luhan berbalik melihat kearah Tao dengan senyum yang tidak bisa hilang dari wajahnya. "Orangtuaku mengajak aku jalan jalan hari ini! Tao ! ini benar benar hebat! Kemarin mereka berdamai dan aku tidak tau apa apa tapi sekarang mereka melakukan perjalanan menakjubkan?".

Tao terkekeh kecil, dia menyampirkan tasnya di punggung, "apa lagi itu?" .

"Iya! Perjalanan menakjubkan dan kami akan melakukan itu sebentar lagi. Wah! Sudah lama sekali tidak ada acara jalan jalan keluarga" Luhan berucap gembira.

"Selamat bersenang senang lu," ucap Tao. Dia juga ikut senang kalau orangtua luhan sudah berbaikan ternyata. "oh ya, sampaikan salamku pada Kyungsoo hyung ya? Semoga cepat sembuh" tambah Luhan. Dia buru buru membenari tali sepatunya yang lepas kemudian berjalan lebih dulu dari Tao.

"sampai jumpa Tao! Paipai!" lambainya senang yang membuat tao terkekeh geli.

Tao ingat Kyungsoo masih berada dirumah sakit jadi dia memutuskan untuk lewat jalan memutar, sekolahnya tidak jauh dari rumah sakit. Tapi sebelum sampai disana, sebuah pesan masuk berbunyi di ponselnya. Itu pesan dari Kyungsoo. Dan dia sudah berada dirumah. Tao membatalkan rencana awalnya jadi Tao cepat cepat berlari menuju Halte bus terdekat dan segera pulang.

.

.

[Drabble Wookie] .

Kyungsoo mempersiapkan banyak makanan hari ini. Dia hanya tinggal menunggu nasi matang dan ayam kecap manis yang dia masak mendidih. Dia sebenarnya ragu, tapi ternyata dia masih cukup mampu untuk memasak jadi dia memutuskan untuk melakukannya.

Sebelum dia tidak bisa melakukan sama sekali.

.

"Hyung! Aku pulang" Tao masuk setelah menutup pintu dan melepas sepatunya. Menaruhnya di rak.

"Hyung? Apa yang kau lakukan?" Tao menghampiri Kyungsoo di dapur. Kyungsoo mengaduk aduk masakannya sebentar sebelum menghampiri Tao. "Memasak. Kau ganti baju dulu, setelah itu cuci tangan dan habis itu makan" .

Tao menghiraukan ocehan Kyungsoo. Dia memegang tangan Kyungsoo yang hendak menuangkan nasi kedalam piring. "kau harus banyak istirahat hyung" .

Kyungsoo menepis ringan tangan Tao, dia mencubit pipi Tao gemas. "kau memperlakukan aku seperti orang sakit parah, Istirahat apanya? Akubaik baik saja Tao" ujarnya.

"apa kata dokter tadi? Kenapa dia mengizinkanmu pulang?" .

Kyungsoo menarik nafas , berusaha menghilangkan kegugupannya di depan Tao. "aku tidak akan mungkin berada disini kalau dokter tidak mengatakan bahwa aku baik baik saja. Hanya pusing biasa, aku hanya terlalu lelah. Cuti 3 hari juga sudah baikan" .

Mata tao memicing, "benar? Kau tidak bohong?".

Kyungsoo menggeleng. "jangan terlalu mengkhawatirkan aku. Khawatirkan dirimu sendiri".

Tao memeluk Kyungsoo tiba tiba. Membuat kyungsoo sedikit kaget tapi tidak menolak.

"aku tau kenapa ibu dan ayah begitu menyayangimu. Dan aku tau kenapa mereka begitu, itu karena kau sangat berharga hyung" .

"tao…" .

Tao menghapus air matanya di bahu baju Kyungsoo. "aku minta maaf. Aku tau aku tidak seharusnya seperti ini pada satu satunya anggota keluargaku".

"tao – " .

"sst" Omongan Kyungsoo terpotong saat tao memegang bahunya kencang. Mata mereka bertemu. "kau harus berjanji. Mulai sekarang, jangan pernah bertindak bodoh. Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau bertindak bodoh. Katakana semuanya yang mau kau katakan. Katakana ketika aku menyakitimu, katakana ketika kau merasa sakit, karena bahu ini . . " tao menghentikan ucapannya. "bahu ini tidak cukup kuat untuk menanggung semuanya dan aku ada disana. Aku bersamamu hyung" .

Kyungsoo menghapus air mata tao, dia berjinjit dan mencium kening adiknya lembut, "aku janji" .

.

.

[Drabble Wookie ].

Suho datang kerumah Kyungsoo pagi pagi setelah memastikan Tao sudah berangkat sekolah, sesuai permintaan Kyungsoo.

Kyungsoo mempersilahkan Suho masuk dan mereka berbincang kecil di ruang tengah. "waw, kau kelihatan lebih baik ya?" Suho berkomentar dibalas kekehan ringan Kyungsoo.

Kyungsoo menghilang ke dapur sebentar, meninggalkan Kyungsoo diruang tengah tapi karena gerakan Kyungsoo terlalu lambat, hanya untuk menuang air minum kedalam gelas, jadi Suho memutuskan mengambil alih pekerjaan Kyungsoo, "kau benar benar baik ya" sindir Suho.

Dia membantu Kyungsoo berjalan, kemudian mereka duduk di ruang tengah. "terimakasih atas pujiannya".

Suho tidak membalas ucapan kyungsoo, dia menatap Kyungsoo khawatir. "apa yang dikatakan dokter?".

Kyungsoo menggeleng,"aku baik baik saja".

Suho menatap Kyungsoo kesal, "kau bisa menyembunyikannya dari Tao, aku salut. Tapi kau benar benar tidak bisa membodohi sarjana muda ini kau tau?" Suho menunjuk dirinya sendiri.

Kyungsoo menghela nafas pasrah. "aku tidak tau apapun tapi dokter menyarankan agar lusa aku kembali melanjutkan pemeriksaan" Kyungsoo menatap Suho takut takut. Yang ditatap balas bertanya, "Apa?katakan saja" .

"mereka menyuruhku untuk mengambil cuti. Cuti yang sangat panjang" Kyungsoo berkata pelan membuat wajah Suho berubah drastis. "benar begitu? Aku tidak masalah kalau begitu. Ambil cuti sebanyak yang kamu mau".

Suho menatap Kyungsoo lagi. Dia tau ada sesuatu yang disembunyikan Kyungsoo tapi dia tidak berniat bertanya. "kalau kau mengalami yang lebih buruk dari ini, kau harus segera menghubungi aku. Kyungsoo, kau tau aku ini teman yang sangat bisa diandalkan".

Kyungsoo mengangguk. Dia hanya menunjukannya sebagai sisi formalitas tapi hatinya berkata dia tidak akan menyusahkan siapapun saat ini. Tidak akan.

.

.

[Drabble Wookie] .

Hari ini Tao memutuskan tidak pergi kemanapun. Dia menolak ajakan Sehun untuk main basket, padahal dia tau dia sangat menunggu waktu untuk itu. Dan sekarang hari libur tapi dia memutuskan untuk tidak melakukan itu karena dia akan dirumah untuk Kyungsoo.

Kyungsoo selalu mengalami penurunan drastis bagi Tao, sesuai dengan apa yang dia lihat. Seperti misalnya dia selalu lama dalam berjalan, dia tidak bisa mengaduk teh dengan benar, dia sekarang lebih memiih membeli makanan matang ketimbang memasak. Kyungsoo menghabiskan hampir waktu satu bulannya dirumah. Sementara detik detik kelulusan Tao semakin dekat. Dia khawatir akan ada hal buruk terjadi tapi dia menepis pikiran itu jauh jauh.

Kyungsoo baru saja keluar dari kamar mandi, dibantu Tao tentunya. Dia berjalan hati hati.

"hyung?" Tao mempehatikan wajah Kyungsoo baik baik. "apa hyung pusing lagi?" .

Kyungsoo memejamkan matanya sebentar kemudian membukanya lagi."ya, sedikit" .

Tao ingin sekali menangis. Dia terus bertanya Tanya sebenarnya Kyungsoo kenapa tapi Kyungsoo selalu mengatakan dia baik baik saja. Padahal kenyatannya sangat berbalik. Kyungsoo duduk di pinggiran kasur sementara Tao memakaikan baju Kyungsoo. Sekarang Kyungsoo benar benar payah, memakai baju sendiri saja dia tidak bisa.

"hyung mau makan apa?" tao bertanya pada Kyungsoo, sambil membantu Kyungsoo berbaring dan meyelimutinyadengan selimut. Kyungsoo menggeleng.

Tao memijit lengan kurus Kyungsoo dengan lembut. Tubuh Kyungsoosangat kurus bila dibandingakan dengan 2 minggu lalu dan terus mengalami penurunan. Kadang itu yang memberati hati Tao untuk berangkat ke sekolah. Dia berpikir apa tidak apa apa meninggalkan Kyungsoo dirumah sendirian tapi itu semua baik baik saja selama ini. Setidaknya begitulah kenyataannya.

Tao menunggu Kyungsoo sampai terlelap dan kemudian tiba tiba Luhan datang – setelah tao mengiriminya pesan – dan duduk disebelah ranjang Kyungsoo. "bisa aku titip Kyungsoo sebentar?" .

"tentu saja. Memangnya kau mau kemana?" .

"rumah sakit" jawab tao, dia bergegas mengambil jaket dan memakainya terburu buru. "ada yang harus aku pastikan" .

.

.

[Drabble Wookie].

Bukan ini yang Tao inginkan. Bukan ini. Dia sudah menduga ada yang salah dengan Kyungsoo dan dengan dinyatakan Kyungsoo mengalami tumor otak membuat lutut Tao lemas dan dia enggan pulang. Dokter menyarankan Kyungsoo harus segera melakukan operasi dan itu harus segera dilakukan sebelum dia mengalami penurunan fungsi otak – yang memang sudah terjadi pada Kyungsoo akhir akhirini – dan dia tau, biayanya tidak sedikit. Itulah alasan Kyungsoo kenapa dia selalu menolak pergi kerumah sakit.

Tao bingung. Dia menangis dan dia pulang dalam keadaan sangat buruk. Luhan yang baru saja kembali dari kamar Kyungsoo terkejut dengan pelukan tiba tiba dari Tao.

"kenapa? Ada apa?" Luhan bertanya. Tapi Tao tidak memberikan respon apapun. Tao memeluk bahu Luhan sangat kencang sampai sampai Luhan mendesis karena sesak.

"Semuanya akan baik baik saja Tao. Yang sabar..." .

.

.

[Drabble Wookie] .

Kyungsoo duduk di kursi ruang tengah. Dia membawa buku kecil karena dia tau dia ingin menuliskan sesuatu disana. Sebelum dia menulis sesuatu, matanya menangkap meja kecil disebelah TV, di bawahnya ada tas kerja yang selalu dia bawa dan ada laptopnya juga. Kyungsoo baru ingat kalau dia sudah tidak menggunakan dua benda itu dalam jangka waktu yang lama, atau dia tidak akan menggunakannya lagi. Ada juga seragam kerjanya dan jas jas yang biasa dia gantung di dinding. Kyungsoo berdiri sebentar, berpegangan pada dinding, setelah meletakan bukunya dan dia menempelkan baju itu pada dirinya sendiri. Kemudian dia bercermin yang ada disebelahnya. Wajah kyungsoo memang tidak secerah dulu. Rambutnya tidak setebal dulu, tapi semangat hidupnya masih sama. Dia ingin sekali kembali bekerja seandainya bisa.

Kyungsoo mengantungkan bajunya lagi, kemudian dia berjalan pelan pelan untuk kembali duduk di kursi. Dia tertawa pada dirinya sendiri. Dulu, Kyungsoo itu sangat suka lari pagi dan larinya palig cepat disekolah. Tapi sekarang, berjalanpun sulit.

Kyungsoo menuliskan lagi beberapa kata yang masih bisa ia tulis sebelum dia tidak bisa menulis apapun. Walaupun otaknya tidak berfungsi dengan baik lagi, tapi hatinya masih bisa merasakan itu. Dia lebih memilih mati dengan damai daripada hidup menyusahkan dan membuang banyak biaya tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Itu yang dikatakan dokter satu bulan yang lalu. Operasi tidak akan menjamin dia sembuh atau tidak, bahkan dokter tidak bisa menjamin dia bisa kembali bekerja atau tidak, bisa berjalan dengan baik atau tidak atau dia hanya akan dibantu orang dan bersandar pada orang disampingnya seumur hidupnya. Organ tubuh yang sudah rusak tidak bisa kembali seperti sediakala seberapa besarpun dia memperbaikinya. Dan menghabiskan banyak biaya yang seharusnya bisa ia gunakan untuk membiayai Tao diperguruan tinggi. Lebih baik tidak diperbaiki sama sekali. Itu adalah keputusan kyungsoo sekalipun dia harus mati. Dia hanya tidak ingin menyusahkan Tao. Dia hanya ingin membahagiakan satu satunya anggota keluarga yang dia punya.

Siapapun itu, Kyungsoo hanya tidak mau menyusahkan orang disekitarnya.

.

.

.

[Drabble Wookie] .

Waktu terus berjalan dengan cepat dan Tao benci itu. Dia pulang sore lagi. Kali ini dia bersyukur karena pulang mendapati Kyungsoo masih tetap berada dikasurnya dengan buku kecil bersampul coklat yang selalu ia genggam. Tao tidak mengerti apa yang akan ditulis Kyungsoo tapi dia tidak berusaha untuk tau.

"hyung !" tao masuk dan langsung menghempaskan dirinya di ranjang, disebelah Kyungsoo. "bagaimana kabarmu hari ini?" Tao memasang wajah ceria yang dibuat buat.

"baik" jawabnya singkat. Dengan wajah datar. Tentu saja.

"Sudah minum obat?" Tao mengambil beberapa obat tablet, dia sudah berjanji untuk tetap berpura pura tidak tahu apapun tentang Kyungsoo , tentang semuanya.

Kyungsoo mengangguk. Dia meletakkan buku kecilnya di nakas kemudian menenggelamkan dirinya didalam selimut. Mengacuhkan Tao.

"hyung? Boleh aku tidur disini?".

Kyungsoo mengangguk, membiarkan Tao menyelip kedalam selimutnya kemudian membenamka kepalanya pada dada kecil Kyungsoo. "Hyung, aku menyayangimu" .

"Hem" .

Tao memejamkan matanya. Air matanya lolos begitu saja. "hyung harus tetap hidup demi Tao".

.

"Hem" .

.

"Tao tidak bisa hidup tanpa hyung".

.

"Hem" .

.

"kalau hyung tidak a- " tao berhenti berbicara saat isakan lolos keluar dari bibirnya dan tangan kecil Kyungsoo mengelus rambutnya. "Kalau hyung mati maka Tao juga akan mati. Tao benci hidup sendirian" Tao berkata dengan cepat dan Kyungsoo menggeleng dalam tidurnya.

.

.

"Hyung tidak akan kemana mana".

.

Kyungsoo selalu takut untuk tidur, maka dari itu dia tidak pernah tidur dengan nyenyak selama dia sakit dan saat ini, dia benar benar merasa damai. Dia benar benar merasa bebas yang benar benar bebas. Dia bisa mengantuk, dia bisa merasakan apa itu namanya 'istirahat' yang sesungguhnya. Kyungsoo mendekap Tao selagi dia bisa. Dia akan mimpi indah setelah ini.

Yang kyungsoo ingin hanya Tao yang menganggapnya hyung dan menyayanginya. Asal itu sudah terpenuhi, itu sudah cukup. Kyungsoo tidak minta apa apa lagi.

.

.

Nafas terakhir Kyungsoo berhembus benar benar tenang dan hanya Tao yang menyadari itu. Kyungsoo mendekap tao dengan erat, tao juga sebaliknya. Dia menumpahkan banyak tangisannya di dada Kyungsoo. Kyungsoo. Kyungsoo. Seberapapun tao ingin memanggil dengan berteriak atau apa, Kyungsoo tidak akan kembali.

.

.

Ujian tinggal dua hari lagi.

.

.

[Drabble Wookie] .

.

.

.

"hyung? Garamnya ditambahi lagi tidak?" Luhan masih tetap mengaduk supnya sementara kepalanya melongok sedikit kearah ruang tengah. "tidak usah, Tao tidak suka asin".

Luhan mengangguk.

"Luhan, kau bisa mencuci baju?" .

Luhan mengangguk. "tolong ajari tao cara mencuci baju dengan benar, hyung tidak bisa mengajarkannya dengan keadaan begini" .

Luhan mengangguk lagi. Dia kemudian mematikan kompornya dan membantu Kyungsoo duduk di meja makan.

"hyung mau tanya, seberapa besar kamu menyayangi Tao?" .

Luhan terkekeh, kemudian dia menggengam tangan Kyungsoo. "Tao adalah partner setia dalam mengoper basket, dia adalah teman pembohong yang paling efektif kalau aku tidak bisa ikut pelajaran saat saat tertentu, dia benar benar teman yang perhatian saat orangtuaku tidak memberikan itu dengan cukup dan aku senang sampai saat ini orang hitam menyebalkan itu masih ada disisku".

.

"tolong jaga Tao selama hyung tidak bisa berada disisinya ya?" .

Luhan menganggup tersenyum.

"meskipun untuk selamanya?" .

Luhan diam.

.

.

"kyungsoo?" .

Suho memergoki ruang kerja rekannya yang masih menyala. Dia menemukan kyungsoo disana dengan segudang berkas yang dia tidak tahu itu apa. "pekerjannmu sudah selesai kan? Kenapa belum pulang?".

Kyungsoo diam sebentar dan kemudian kembali menulis, "sudah" .

Suho melirik kearah berkas berkas yang disusun kyungsoo, "apalagi itu?" .

"ini untuk mendaftar ke KyungGaIn, untuk Tao" Kyungsoo membalas dengan senyuman ringan. "wah.. persiapan yang sangat matang ya" sindir Suho.

"oya" Kyungsoo menutup lampiran terakhir berkasnya. Kemudian dia mengambil sesuatu di laci kerjanya. Buku kecil. "ini ".

"buku tabungan?" Tanya Suho, "untuk apa?" .

"berikan ini kepada Tao jika aku benar benar tidak bisa memberikannya" Kyungsoo berkata. "kau akan memberikannya sendiri" Suho mengembalikan dengan satu tangan dan tangan lain Kyungsoo mencegahnya.

"Tao pasti akan menolak, jika itu kau, dia akan menerimannya. Aku rasa aku tidak punya cukup waktu untuk memberikannya" .

Suho terkekeh kemudian segera bangun setelah kyungsoo meninggalkannya pertama.

"Hei orang pendek! Ini tidak gratis ya! Kau harus mentraktirku daging sapi panggang besok!".

.

.

.

[Drabble Wookie] .

.

.

Aku berusaha menulis. Apa tulisanku terbaca? Tulisanku terlihat buruk ya? Aku tidak peduli.

Untuk adikku Tao, apa kabarmu hari ini? Tentang ujian, aku tidak yakin orang bodoh yang hobi bermain basket akan lulus dengan baik. Jadi, bisakah kau berjanji padaku? .

.

" dasar orang bodoh, tentu saja aku akan lulus!" .

.

.

Bagus, kau akan lulus. Pegang omonganmu. Aku pernah mengunjungi universitas KyungGain satu kali dan itu benar benar mengaggumkan. Kau akan percaya itu. Seumur hidup, aku baru pertama kali melihat yang sebagus itu. Akan lebih bagus jika kau berada disana kan? .

.

.

"sudah aku bilang, aku tidak mau!" .

.

.

Jangan katakan kalau kau tidak mau. Kau akan berangkat kesana. Dan kau harus. Aku tidak bisa melakukan banyak, aku minta maaf sangat banyak untuk itu. Ayah dan Ibu benar benar tidak cukup memanjakanmu jadi aku yang akan melakukan itu padamu. Sudah kan? Lihat itu hei anak bodoh! Sepatu dicuci 2 minggu sekali. Baju kotor taruh di bak cuci kalau sudah bau keringat. Jangan kebiasaan memakai baju sekolah saat tidur. Jangan kebiasaan melalaikan makan malam.

Hei anak bodoh! Aku memperingati ini ya! Kau harus mendengarkannya dengan baik! Bisa tidak sekali kali kau yang memasak, mencuci, bekerja dan melakukan semuanya? Huh. Kau berhutang pijatan di bahu dan kakiku ya! Kkekke~ .

.

.

.

Tao membiarkan air matanya jatuh. Dia merosot ke lantai. "dasar! Aku bukan anak manja! Memangnya siapa yang melakukan pekerjaanmu setelah ini? Kau? Iya! Kau harus melakukannya untukku! Cepat bangkit dari kuburan dan aku akan memukul kepalamu kemudian memberikan pijatan di bahu.. hiks" .

.

.

Dan setelah ini. Pergilah bersama Suho dan Luhan. Aku menitipkan sesuatu padanya. Ryeowook songsaenim juga. Semua keperluanmu untuk itu- .

.

.

Tulisannya mulai berantakan dan tidak terbaca. Tao benar benar tidak bisa berpikir apapun kecuali Kyungsoo. Semuanya kembali dengan waktu yang sia sia. Makan malam bersama Kyungsoo, Pulang sekolah dengan Kyungsoo yang sudah dirumah dan berada di depan laptop, pergi sekolah serelag sarapan bersama Kyungsoo, semuanya terputar begitu saja dan seperti hukuman keras bagi tao karena waktu yang ia buang sia sia waktu Kyungsoo masih ada. Dia tidak pernah berpikir akan secepat itu. Yang dia tau, Kyungsoo aka nada menjadi walinya saat menikah, menjadi paman untuk anak anaknya dan mereka akan tua bersama. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Tao benar benar sendirian sekarang.

"Tao" .

Tangan kecil milik Luhan menyentuh pundak milik Tao. Buku kecil milik Kyungsoo yang berada di tangan tao, Luhan yang memberikannya dan Luhan benar benar menyesal karena dia memberikan itu disaat yang tidak tepat. "kau harus keluar, kyungsoo harus dikubur" .

Tao menarik nafas, menetralkan isak tangisnya sebentar, "ya. Sebentar lagi".

Luhan merosot kelantai untuk memeluk Tao dari belakang. "semuanya akan baik baik saja. Kau tidak sendirian. Ada aku Tao. Ada aku" sugestinya pada tao.

.

"Ya" .

.

.

Apapun itu Tao, hyung Cuma ingin kamu benar benar melakukan yang terbaik. Aku tidak bisa memberikan apapun. Aku hanya meninggalkan apa yang aku bisa dan itu cukup sedikit membantu. Aku tidak tau ini akan jadi menyedihkan atau tidak tapi aku benar benar lelah berada dalam kondisi menyusahkan. Jadi aku akan pergi, okay? .

Tao, aku mencintaimu.

.

.

Tao menutup buku kecil itu dan memasukkannya kedalam sakunya. Dia akan ingat itu. Dia akan melakukan yang terbaik, itu harapan Kyungsoo.

Tao mungkin tidak bisa membalas apapun, tapi dengan mengabulkan harapan terakhir Kyungsoo, dia akan melakukan itu. Tao menghapus sisa sisa air matanya. Dia harus bisa, dia tidak sendirian. Luhan dan Suho ada disana. Kyungsoo memang orang terakhir yang dia punya, dan pergi. Itu menyakitkan tapi Tao tidak bisa melanjutkan hidupnya jika dia hanya terpuruk seperti itu.

"Tao?" Luhan muncul lagi, Kali ini dia tidak melihat air mata Tao lagi. Kemudian satu tangannya terulur, bermaksud meraih tangan Tao. "Kajja" .

.

uluran tangan itu terbalas.

"Nee, Kajja" .

.

.

.

[THE END] .

Map ya angst gagal. Gua gabakat bikin angst sumpah. Endingnya gagal kan? gue tuh udah imajinasiin ceritanya di otak gue tapi masalahnya selalu itu. Setiap Fic angst gue gapernah bisa bikin endingnya. Fic angst gue selalu gagal. Buat kamu kamu readers yang bisa nangis daebak banget ya. Huh. Segini aja, udah ngantuk nih. Map yak map bangat dah.

Buat youngiee, Oh sooyeol,Rebecca siapa gitu gue lupa, terus taosoo, siapa lagi si ya? Gw Cuma baca review paling atas masa ._. Terus ada banyak dah yang ga gue inget, makasih banyak reviewnya yak. Walaupun sidersnya lebih banyak ganapa dah. Yang penting ada pembaca aja udah bersyukur gue.

Terakhir, maaf typo ya. Pernah ngerasain ngetik di mword yang translate tan englishnya jalan kaga? Nah gitu tuh. Tiap dikasih spasi, selalu typo otomatis. Bisa jadi bias, alasan jadi alas an, seterah dah itu mword maunya apa.

Review? Hehe.