HYUNG.

Pairing : Kyungsoo & tao.

Genre : Brothership! .

Summary : "kakak adalah satu satunya yang aku punya. Seharusnya aku lebih memperhatikannya, seharusnya aku tidak seperti itu padanya. Kakak. Maukah kau memafkan aku? ".

.

A/N : baca author note dibawah ya.


Kyungsoo masuk ke dalam apartemennya setelah sebelumnya membuka pintu dan mengucapkan "aku pulang" namun tidak ada jawaban.

Dia berjalan lima langkah – karena apartemennya benar benar sempit jadi jarak antara pintu utama, ruang tengah dan kamar bisa dihitung dengan kaki – untuk masuk ke kamar, memeriksa apakah adiknya sudah pulang atau belum.

"Tao? Kau didalam?" Kyungsoo mengetuk pintu sebelum dia benar benar masuk ke dalam, menemukan Tao masih dalam pakaian sekolahnya dan posisi tidur menelungkup. Kyungsoo duduk di pinggir ranjang untuk melepas sepatu Tao yang masih terpasang. Dan tao sama sekali tidak terusik dengan gerak geriknya jadi dia melakukannya dengan cepat.

"Tao? Kau sudah makan?" Kyungsoo bertanya , "hei.. " .

Tangan Kyungsoo hendak menyentuh punggung Tao namun anak itu menepisnya. "jangan sentuh aku" .

Kata kata dingin Tao sudah menjadi hal biasa untuk Kyungsoo. "jadi? Apa kau sudah makan?" .

"keluar" .

Hanya itu yang keluar dari mulut Tao. Kyungsoo membiarkan Tao, kemudian dia berjalan meninggalkan kamarnya setelah sebelumnya menggantung baju kerjanya di belakang pintu kamar mereka.

"ganti bajumu, taruh di bak cuci dibelakang. Biar aku bisa mencuci bajumu malam ini" .

Dan kemudian Kyungsoo keluar.

.

.

.

[Drabble Wookie] .

Kipas angin di dalam kamar benar benar tiba tiba. Sedangkan di dalam sama sekali tidak ada jendela jadi mau tidak mau Tao harus keluar untuk mencari udara segar atau dia akan mati kehabisan nafas didalam. Tao melirik jam. Pukul tiga pagi. Kenapa waktu berjalan lama sekali? Pikirnya.

Tao keluar dan menemukan Kyungsoo tertidur di meja ruang tengah dengan TV menyala dan laptopnya juga, kemudian beberapa berkas berserakan di meja. Tao berani bertaruh itu adalah berkas berkas kantor Kyungsoo yang belum selesai ia kerjakan. Dia tidak perduli. Tao memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan dia lagi lagi menemukan tumpukan baju kotor – yang sebagian besar di dominasi oleh pakaian olahraga, celana basket, baju rumah, dan itu semua punya Tao – yang menumpuk di bak cuci , menyebabkan dia tidak bisa membasuh wajahnya. Tao geram. Dia segera berjalan untuk membangunkan Kyungsoo.

"Hyung.. ironna" .

Tao mengguncang guncangkan bahu Kyungsoo agak kasar, menyebabkan Kyungsoo kaget dan segera membuka matanya. "ya?" .

"aku mau cuci muka. Di dalam banyak baju kotor. Kenapa tidak di cuci?" Tao mendumel. "menganggu".

Kyungsoo mengiyakan. Badannya benar benar letih. Dan kepalanya sangat pening tapi dia mencoba untuk mengabaikannya. "maafkan aku" .

Tao beranjak untuk duduk di depan televisi, menghiraukan tumpukan berkas berkas di meja dan membiarkan Kyungsoo dengan pekerjannya sampai dia jatuh tertidur.

.

.

.

[Drabble Wookie] .

.

Tao berangkat sekolah hari ini lebih pagi, karena menghindari menatap wajah Kyungsoo tentu saja dan baru saja dia sampai di gerbang sekolahnya, seseorang merangkulnya dengan tiba tiba.

" Hoi!" .

"Chen" Tao berkata. Itu suara temannya ketika mereka masih duduk di bangku kelas satu dua tahun lalu. Tapi sekarag mereka pisah kelas. "masih pagi tapi kau sudah mengagetkanku. Huh".

Chen melemparkan senyum tak berdosanya. "Maaf hehehe" .

Tao mengangguk. "oh iya, pulang sekolah ada acara tidak?" . Chen menyamai langkahnya dengan Tao sementara Tao Nampak berpikir, "tidak. Memangnya kenapa?" .

"ikut yuk!" Tao menaikan sebelah alisnya, "kemana? " .

Chen berjinjit untuk membisikan sesuatu di telinga Tao yang membuat wajah anak itu berubah drastis.

"Bagaimana?" Tanya chen.

Langkah mereka terhenti ketika Tao sudah sampai di kelasnya sementara Chen akan melanjutkan perjalanannya ke kelasnya tapi sambil menunggu jawaban Tao.

"akan aku pikirkan lagi nanti" Tao menjawab ragu. "oke" Chen mengedipkan sebelah matanya yang membuat Tao bergidik.

Kemudian dia masuk kedalam kelasnya dan sudah disuguhi lagi dengan pemandangan teman sebangkunya yang sudah tidur lagi lagi di mejanya. "Hoi Luhan.. bangun" .

Tao melompati meja luhan untuk kemudian duduk di bangku pojok, tempatnya. Luhan tidak tidur, tapi juga tidak mengangkat kepalanya. "kenapa kau?" Tao bertanya.

Luhan menggeleng. Dia memainkan jari jari kecilnya, menulis nulis di meja tidak jelas.

"aku ada masalah" .

"kenapa?" Nada tao berubah prihatin. Biar bagaimanapun Luhan adalah sahabatnya sejak kelas dua, "orangtuamu bertengkar lagi?" .

Luhan menggeleng. Tao mengangguk. Luhan memiliki latar belakang dengan keluarga yang kurang harmonis. Ayah dan ibunya sering bertengkar. "Ayah dan ibu sama sekali tidak ada yang mau datang ke sekolah" .

"lalu?" .

"itu dia masalahnya. Aku menunggak dua bulan. Taulah, uang sekolah" Luhan mengangkat wajahnya lesu. "aku heran kenapa mereka berdua sampai lupa membayar uang sekolah anaknya sendiri padahal aku yakin uang mereka sangat banyak. Mereka terlalu egois sampai lupa kalau mereka juga punya anak".

Tao mengangguk paham. "kenapa tidak coba bicara pada ayah atau ibumu atau salah satu dari mereka?".

"itu sulit".

"kalau bicara pada ibumu bagaimana? Biasanya ibu yang paling mengerti kita tau. Kalau belum dicoba mana tau" Tao member saran sambil mengusap usap pelan bahu Luhan. "terimakasih ya Tao" .

Luhan memperhatikan Tao lagi, "kau beruntung ya. Meskipun orangtuamu tidak ada, tapi kau masih punya kakak yang sangat saying padamu. Kyungsoo hyung benar benar hebat ya bisa membiayai semuanya. Aku salut" .

Entah kenapa Tao tidak suka nada bicara Luhan yang terlalu memuji Kyungsoo hyungnya. Menganggap dia adapun tidak sudi. Tao sangat tidak suka pada Kyungsoo. "jangan bicarakan itu".

Wajah Luhan berubah jadi penuh Tanya ketika melihat wajah tak suka Tao . "kenapa? Aku benar kan?" Luhan cukup mengenal Kyungsoo karena Suho hyungnya – sepupu Luhan – adalah Manajer di tempat Kyungsoo bekerja.

"aku hanya tidak suka ketika banyak orang memujinya sementara aku tidak mendapatkan aapun" ujar Tao dalam hati.

.

.

flashback.

"ibu, kami pulang".

Rumah besar yang dihuni 4 orang anggota keluarga itu tiba tiba ramai karena kedatangan dua anggota keluarga mereka yang baru saja pulang sekolah. "Tao, Kyungsoo, kalian sudah pulang?" .

Tao berlari lari kecil kearah ibunya , kemudian dia mengeluarkan kertas ulangannya dengan cepat dari dalam tasnya. "Ibu! Aku dapat nilai delapan puluh! Matematikaku paling tinggi loh dikelas!" tao berujar gembira . Kyungsoo bertepuk tangan. "wah! Tao hebat sekali! Hyung bangga dengan Tao!" .

Ayah kyungsoo dan tao yang sedari menyesap kopinya juga menepuk pelan kepala Tao.

"Bagaimana dengan Kyungsoo? Apa kau bsia mengerjakan ujiannya?" . Kyungsoo mengangguk.

Hari itu adalah hari dimana Tao sedang melaksanakan ulangan harian dimana dia akan naik ke kelas empat sekolah dasar sementara Kyungsoo sedang ujian Nasional untuk masuk ke sekolah menengah pertamanya.

Hari hari mereka dihabiskan dengan penuh bahagia. Dan acara makan malam adalah acara yang selalu menyebalkan bagi Tao, karena Tao selalu kebagian jatah mencuci piring bersama ibunya. Sementara Kyungsoo memasak.

"ini masakannmu? Wahh enak sekali" ayah kyungsoo memuji. "biasa saja ayah, aku baru belajar memasak" kyungsoo merendah.

"aku juga bisa masak kok ayah" Tao mencetus. "ayah saja yang tidak tau kalau masakanku lebih enak dari Kyungsoo" .

"benarkah?" ayah Kyungsoo menggoda. "terakhir ayah lihat, kau membuat telur dadar saja masih gosong padahal Kyungsoo sudah bisa masak nasi goring loh waktu dia seusiamu" godanya.

Wajah Tao berubah merah padam. Marah. Dia tidak suka disbanding bandingkan dengan Kyungsoo. Tapi orang orang yang ada di meja makan menganggap bahwa Tao hanya marah kalau dia di ledek ledeki terus.

"ayah, sudah" ucap Kyungsoo.

.

.

.

Ujian nasional telah berlalu, kini adalah saat pengumuman. Dimana hasil dari ujiannya akan diantar melalui kantor Pos dan dikirim kerumah masing masing. Tao sudah dalam masa libur panjang saat itu sementara Kyungsoo berdebar debar menunggu hasil pengumumannya.

Suara bel berbunyi, Kyungsoo dan ayahnya adalah orang pertama yang membukakan pintu dan menemukan pegantar surat di depan rumahnya. Dengan cepat ayah Kyungsoo mengambil suratya, menandatangani tanda terima kemudian masuk untuk melihat hasil ujian anaknya.

Yang di prediksikan terjadi. Ayahnya tidak tau kalau selama ini Kyungsoo sehebat itu. Nilai ujiannya nyaris sempurna! Ayahnya hanya tau kalau Kyungsoo itu pintar tapi dia tidak tau Kyungsoo sebaik ini.

Kyungsoo digendong ayahnya. Beprutar putar sementara Kyungsoo berteriak senang. Ibunya datang dan kemudian ayahnya memberikan kertas hasil ujian nasional Kyungsoo dan semuanya gembira hari itu.

.

Kecuali tao .

.

Sejak hari itu, ayah dan ibunya selalu meng – elu elukan – kyungsoo. Apa yang kyungsoo butuhkan mereka belikan. Atau terkadang mereka terlalu sibuk dengan Kyungsoo , mengabaikan Tao. Ketika ayah kyungsoo membelikan Kyungsoo sepeda, maka ketika Tao yang meminta, ayahnya selalu beralasan tidak punya uang atau alas an lainnya. Ketika Kyungsoo izin keluar malam untuk mengerjakan tugas, maka kalau Tao yang meminta izin keluar malam, ibunya akan melarang keras an menyuruhnya tidur di kamar. Begitu seterusnya sampai mereka beranjak dewasa.

Di hari kematian orangtuanya karena kecelakaan, Tao adalah satu satunya orang yang sangat terpukul. Tidak terhitung dengan Kyungsoo. Dia menyesal kenapa dia tidak bisa membahagiakan orangtuanya selagi mereka hidup. Dia tidak bisa merasakan kehangatan kasih saying orangtuanya lagi.

Dan dia sangat tidak menyukai Kyungsoo.

.

.

[Drabble Wookie] .

.

Kyungsoo berpegangan pada wastafel saat merasakan kepalanya pening lagi. Ini sudah ketiga kalinya sejak tadi malam. Kyungsoo sudah minum 3 pil obat pusing hari ini tapi dia merasa itu tidak ada efeknya. Deadlinenya menumpuk hari ini dan dia tidak boleh drop . Dia harus bisa mendapatkan bonus tambahan akhir bulan agar bisa mencukupi tabungannya entahuntuk apa. Kyungsoo membasuh wajahnya sebentar. Kemudian saat dirasa kepalanya sudah tidak sakit lagi, dia keluar. Tapi langkahnya masih payah.

" kyungsoo?" . Kyungsoo menoleh saat Suho, atasannya memanggilnya. "kau baik baik saja?" .

"oh? Ya hyung. Tidak apaapa" Suho membantu Kyungsoo berjalan. "sepertinya tidak begitu" sahut Suho.

Kyungsoo menggeleng. "tidak apa apa, hanya sedikit kurang tidur" .

Suho memperhatikan wajah pucat Kyungsoo dan pipinya yang sedikit tirus. "kau terlalu memaksakan diri kau tau? Kau bisa mengambil cuti kapanpun kau mau. Kurasa kau butuh istirahat" .

Kyungsoo terkekeh. "Seperti kau bisa saja tanpa aku. Deadline menumpuk dank au akan pusing sendiri nantinya" ejek Kyungsoo membuat Suho merenggut.

"dasar menyebalkan" .

"AKuu tau" balas Kyungsoo. "oh iya, kudengar adikmu dan sepupuku satu kelas ya? Kau kenal Luhan?" .

Kyungsoo berpikir sebentar, dan kemudian dia mengangguk cepat. "Oh ya! Luhan. Dia sepupumu? ".

"iya. Dia sepupuku" Sahut suho. "kudengar Tao dan Luhan berteman akrab ya? Kau tau?" .

Kyungsoo menggeleng. "aku tidak begitu tau.".

"kau bagaimana sih? Masa tidak tau teman adikmu sendiri" Ujar Suho . Kyungsoo hanya tertawa miris. Jangankan teman sekolahnya, dirumah pun dia tidak tau apapun tentang Tao karena Tao selalu menjaga jarak darinya.

"nah sekarang kembali bekerja" Suho menduduki Kyungsoo di kursi kerjanya. Kyungsoo mengulas sebuah senyum. "terimakasih" .

Dia memperhatikan segudang kertas menumpuk yang harus diselesaikannya hari ini. "Semangat!" ujar Kyungsoo pada dirinya sendiri.

.

.

[Drabble Wookie] .

.

.

Kyungsoo pulang cepat hari ini karena Suho memaksanya untuk pergi ke dokter lebih awal untuk memeriksakan diri. Mencegah sesuatu terjadi katanya. Tapi Kyungsoo tidak melakukan itu. Lebih baik tidak tau sama sekali daripada dia tau sesuatu dan itu akan buruk nantinya,tidak. Karena Kyungsoo takut.

Kyungsoo membeli banyak makanan matang hari ini. Dia juga menyempatkan diri untuk membeli daging untuk besok. Karena Kyungsoo sudah menyelesaikan deadline hari ini dan Suho memberinya cuti satu hari. Sebenarnya dia tidak meminta, tapi Suho yang menyarankan cuti.

Kyungsoo melirik jam. Masih pukul lima sore. Dia berpikir hari ini pasti Tao pulang malam, karena ada latihan basket rutin setiap hari. Jadi dia memutuskan untuk pulang cepat cepat.

Sampai dirumah, Kyungsoo menyajikan makanmalam dengan cepat lalu segera membersihkan diri.

Pintu depan terbuka, dan Tao masuk setelah melepaskan sepatunya kemudian berlalu ke kamar, menghiraukan kyungsoo yang menyiapkan makan malam kali ini.

"Tao? Kesini. Aku membawa banyak makanan kesukaanmu" ujar Kyungsoo. Tapi Tao tetap diam. Dia tidak berniat keluar kamar atau apapun.

"Tao" Kyungsoo mengetuk ngetuk pintu kamar Tao. "tao, ayo makan, nanti keburu dingin" .

Kyungsoo masuk dan kemudian menemukan Tao lagi lagi di kasurnya, tapi kali ini tidak tidur,

"Tao, ayo makan" .

Tao melemparkan tatapan tidak suka. "bisa tidak menganggu waktuku istirahat? Aku lelah" .

Kyungsoo menghela nafas sabar. "aku tau, tapi makanlah dulu. Nanti keburu dingin" .

Kyungsoo menarik paksa lengan Tao. Dan tao terpaksa menurut. Dia tidak berusaha menendang atau memukul Kyungsoo – itu bisa dia lakukan nanti – tapi dia memutuskan untuk duduk di ruang tengah kecil mereka. Dia baru tau kalau tangan Kyungsoo lebih kecil darinya, padahal dulu tangan Kyungsoo lebih besar dari telapak tangannya. Dia baru tau Kyungsoo sekurus itu jika diperhatikan dari dekat.

Dan dia baru tau, kyungsoo sangat sangat hafal detail makanan kesukannya. Disana ada cumi goring tepung, Kimchi, bulgogi, dan makanan favorit nya satu lagi, Bimbimbap. Semuanya tersaji di ruang tengah. Tao hanya diam.

"tao, kenapa diam?" Kyungsoo bertanya. Tao menggeleng. Dia mulai mengambil sumpit dan mulai memakan makananya dalam diam.

" Tao… " Ujar Kyungsoo membuka percakapan. Tao tidak berniat berbicara apapun, lebih memilih mendengarkan Kyungsoo. "tadi aku bertemu dengan sepupu Luhan. Coba tebak apa yang aku dapatkan?" Ujar Kyungsoo dengan senyum di bibirnya. Menghiraukan tatapan Tao yang tajam padanya.

"Ini!" Kyungsoo mengangkat sebuah formulir dan brosur tinggi tinggi. Tao tidak berkedip , untuk memastikan itu brosur apa dan dia tidak salah liat. "Universitas KyungGaIn! Dan formulirnya. Ini terbatas kau tau!?"Kyungsoo berujar excited.

Itu universitas yang Tao impikan. Tidak sembarang orang bisa masuk kesana. Dan tidak mudah mendapatkan formulir pendaftarannya. Sekolah dimana dia bisa dengan bebas menyalurkan bakat olahraganya, basket. Sejak dulu dia ingin kuliah di unviersitas yang sarana olahraganya menunjang dan keterampilan fisik diutamakan. KyungGaIn adalah satu dari sekian banyak universitas yang Tao idamkan.

"kau akan masuk kesini" .

Tao meletakan sumpitnya, "tidak akan" .

Kyungsoo terkejut. "kenapa? ".

"apa kau bodoh? Apa kau piker kita akan mampu ? apa kau mampu membiayai aku ke Universitas semahal itu? Jangan bertindak bodoh" tao berlalu dan meninggalkan Kyungsoo,berpikir apa pesta minuman yang disuguhkan Chen akan berguna atau tidak. api tao lebih memilih menghilang ke kamar, sebelum Tao masuk ke kamar kyungsoo berkata. "Aku melakukan ini semua demimu. Tidakkah kau melihat itu?" .

.

Untukpertama kalinya, Kyungsoo menangis.

.

.

[Drabble Wookie] .

.

.

Sejak makan malam hari itu, hubungan tao dan Kyungsoo makin meregang. Kyungsoo selalu pulang larut sementara Tao lebihmemilih tidur lebih dulu dan tidak melihat Kyungsoo. Sementara Kyungsoo juga selalu menghabiskan waktu tidurnya di ruang tengah.

Tao baru saja akan berangkat sekolah ketika dia menemukan Kyungsoo masih di dapur tapi tidak melakukanapapun. Dia kaget saat menemukan cairan pembersih kloset ada di genggaman tangan Kyungsoo. Kyungsoo menuangnya kedalam gelas tapi sebelum dia meminumnya, tao buru buru melemparkan gelas itu kelantai hingga pecah. "APA YANG KAU LAKUKAN?" .

Kyungsoo terbelalak kaget. "Minum" .

"kau pikir bunuh diri akan menyelesaikan masalah?" tao membentak Kyungsoo.

Kyungsoo menggeleng. "siapa yang – " Kyungsoo baru menyadari, di tangannya adalah cairan oembersih kloset. "kupikir ini air dingin. Aku mengambilnya dari kulkas" .

"Lelucon apalagi itu" tao mendengus kasar. "bersihkan kekacauan ini. Aku akan terlambat" .

.

.

Suho memeriksa laporan kerja Kyungsoo , dan hasilnya sangat kacau. Ini laporan sederhana dan dia tau Kyungsoo sangat baik dalam hal ini tapi dia tidak mengerti kenapa seburuk ini.

Kyungsoo bergerak lebih lambat dari biasanya. Dia berjalan pelan pelan. Seolah olah dia takut salah arah atau bagaimana. Dia masuk kedalam lift tapi dia bingung ingin menekan angka berapa sampai tiba tiba seorang bocah seusia tao berambut pirang masuk ke dalam lift dan menyusulnya.

"Hai!" Sapa anak itu. "kyungsoo hyung? Apa kabar?" .

"hai!" Kyungsoo melihat anak itu menekan lantai 8 sebagai tujuannya, oh ya. Lantai 8. Kyungsoo ingat.

"siapa kau?" Tanya Kyungsoo hati hati membuat wajah anak itu merenggut. "aku luhan! Teman tao. Masa hyung lupa".

"ah neee?" ujar Kyungsoo mengingat ingat. Dia merasa akhir akhir ini dia ceroboh dan sering melupakan sesuatu.

"sudahlah" ujar Luhan. Pintu lift terbuka. Luhan meninggalkan Kyungsoo, dia berbelok kearah kiri sementara Kyungsoo keluar dari lift tapi diam di tempat. Dia memegangi kepalanga yang terasa sangat pusing.

"hyung?" Luhan berbalik dan menghampiri Kyungsoo lagi. "kau baik baik saja?" .

"ya.. baik baik saja" ujar Kyungsoo. Kyungsoo memegang lengan Luhan.

"bisa kau antar aku ke ruangan Suho? ".

.

Luhan mengangguk canggung. "ya, tentu saja".

.

.

[Drabble Wookie] .

Kedatangan Luhan kemarin siang di kantor Suho adalah memberitahukan bahwa Suho harus datang sebagai perwakilan kedua orangtuanya dala m rangka rapat mendekati Ujian Nasional sementara sekarang, dia menunggu tao datang. Pagi pagi sekali.

"Taooo!" Luhan beringsut menghampiri tao saat anak itu baru saja meletakkan tasnya.

"berisik. Masih pagi tau!" ujar tao kesal.

Luhan menghiraukan ocehan tao, "apa Kyungsoo baik baik saja?" .

Tao mengangkat alisnya bingung. "kenapa bertanya begitu?" .

"Kupikir dia aneh" Luhan berkomentar. "dia seperti orang dungu".

Mata tao terbelalak lebar, "apa katamu?" .

"iya" Luhan memberi jeda. "Dia melupakan banyak hal. Diamelupakan namaku, dia melupakan ruangan SUho hyung dan terakhir, dia tidak ingat dimana ruang kerjanya sendiri".

Tao tidak tau itu, dia memasang wajah cemas. "apa? Jangan bercanda" .

Luhan megangguk. "Suho hyung yang menceritakannya padaku. Kau benar benar tidak tau ya?".

Bel berbunyi mengakhiri pembicaraan mereka. "hah, aku sebal kenapa har I ini harus Suho hyung yang datang. Bukan orangtuaku saja" .

Tao tidak menghiraukan ucapan Luhan, kyungsoo menganggu pikirannya.

.

.

.

[Drabble Wookie] .

Kyungsoo memutuskan untuk datang ke sekolah tao bersama Suho, karena dia tau dia pasti akan lupa lagi. Suho sudah memperingati Kyungsoo untuk periksa ke dokter, tapi Kyungsoo mengatakan dia baik baik sajajadi Suho hanya pasrah.

Pertemuan orangtua murid hari ini berjalan lancer. Tapi kyungsoo memutuskan untuk menunggu wali kelas tao selesai dengan pekerjannya sehingga dia memiliki waktu untuk bicara empat mata dengan sang wali kelas.

.

Mereka duduk di ruang konseling, Kyungsoo membuka pembicaraan pertama. "bagaimana tao disekolah?" Tanya Kyungsoo.

"baik. Dia siswa yang tidak membuat onar. Apa yang anda pikirkan?" .

Kyungsoo menggeleng. Dia mengeluarkan secarik kertas dan memberikannya pada wali kelas tao. "bisa kau berikan ini pada tao saat kelulusan?" .

Mata wali kelas tao yang bernama Ryeowook itu terbelalak kaget, "i-ini…" .

"aku tidak bisa memberikannya. Tao akan menolak ini. Dan kurasa, dia tidak akan menolak jika kau yang memberikannya" pinta Kyungsoo. "kumohon" .

.

.

.

[Drabble Wookie] .

Tao pulanglebih cepat kali ini, bukannya dia tidak ada latihan basket atau apa, tapikarena dia ingin memastikan keadaan Kyungsoo.

Dia membuka pintu kasar, "kyungsoo hyung" panggilnya.

"ya?" Kyungsoo keluardari kamar mandi dengan sikatggiginya. Bukan, sikat gigitao. "apa yang kau lakukan dengan itu?" .

"menyikat gigi" ujar kyungsoo.

Tao menghampiri Kyungsoo, menarik paksa sikat giginya. "ini sikatgigiku".

Kyungsoo memperhatikan sikat gigi tao, "benarkah?" .

Tao mengambi bahu kyungsoo dan menyudutkannya ke tembok, "ada apa sebenarnya denganmu?" .

"aku?" Tanya Kyungsoo. "aku baik baik saja" .

"tidak" tao menggeleng. "kau tidak baik baik saja" .

Kyungsoo melepaskan tangan tao. "aku baik baik saja". Kemudian dia berlalu.

Tao menarik paksa bahu Kyungsoo dan menatapnya. "bisakah kau berhenti bertindak bodoh dan pergi kerumah sakit sekarang? " .

"untuk apa?" Tanya Kyungsoo yang membuat tao diam.

"kau tidak perduli padaku" tambahnya. "kau tidak perduli tao, kau tidak" ucapan Kyungsoo membuat hati tao teriris. Bukankah selama ini dia yang mengacuhkan Kyungsoo dan menganggap Kyungsoo tidak ada? Hanya karena Kyungsoo lebih dimanja ketika orangtua mereka ada. Hanya karena Kyungsoo lebih diutamakan. Padahal rasa saying Kyungsoo pada tao begitu besar.

Tao diam, membiarkan Kyungsoo menangis. "maafkan aku, aku tidak seharusnya menangis" Kyungsoo menghapus air matanya kasar.

Efek dari menangisnya Kyungsoo membuat sakitkepalanya datang lagi. Kali ini itu sangat cepat. Sampai Kyungsoo tidak sempat berjalan ke kamarnya. Dan sebelum kesadaran Kyungsoo hilang, yang dia lihat hanyalah wajah merah tao dengan penuh air mata kemudian pandangannya hilang ditelan kegelapan.

.

.

"KYUNGSOO HYUNG!" .

.

.


PS : ini akan jadi 2shoot kalau reviewnya banyak hehehe.


Makasih ya yang udah baca FF Hunsoo 'Feels' sama FF Krisso Hunsoo Hansoo 'werewolf' aku, aku ga bakal bosen nodong review karena aku rasa, jumlah komentar dan pembaca tidak seimbang jadi aku males apdet kalau sidersnya aja banyak banget huhuhuhu *nangis dipelukan Kyungsoo*.

Gwenchana.

Fighting!.

PS : Oiya! Aku nyari orang yang mau translate ff dari AFF ke bahasa Indonesia , jebal! Plis. Ada yang maukah? Plisss. PM aku ya? . ada satu FF yang bikin aku nangis darah. Pairignya jarang pula! baeksoo! aarghh. pleasee ada yang mau translate in? .