Title : I'm Sorry and Good Bye
Genre : Hurt/Comfort, Horror
KHR © Amano Akira
Warning : Character Death
Disuatu Tempat . . .
"Sakit, sakit sekali. Maafkan aku, maafkan aku. Tolong kembali kesini." Sesosok pria berumur 20 tahun-an itu merintih dan mengucapkan kata – kata yang sama berulang kali seperti sedang merapalkan mantra. Suaranya parau seperti tidak pernah digunakan dalam waktu yang lama.
Tidak ada yang mendengar suara pria tersebut, bukan karena suara pria itu terlalu kecil sehingga tidak terdengar, tetapi memang karena pria itu tinggal sendirian ditempat itu. Tidak ada yang menemaninya, hanya kesunyian dan kegelapan.
"Mungkin ini memang hal terbaik untuk-ku, tidak ada yang mau menerima seorang monster sepertiku. Ya, seorang monster memang pantas hidup seperti ini, seharusnya aku bahagia karena orang – orang yang kusayangi aman dari monster sepertiku." Pria itu terdiam, kesunyian melanda tempat itu. "Tidak, tolong maafkan aku. Maaf. Maaf. Tolong kembali kesini teman – teman. Ku mohon, maafkan aku, aku sangat sangat menyesal."
"Ukh, sakit !" pria itu memegang dan menekan kepalanya dengan kedua tangannya, berharap rasa sakit yang Ia rasakan menghilang. "Sakit, Maaf, Aku menyesal, Tolong kembali, Maaf, Sakit, Aku benar – benar menyesal." Suara itu terus dikatakan berulang – ulang, menit – menit berlalu, tidak ada yang menjawab rintihan pria itu. Suara yang dikeluarkan pria itu semakin lama semakin tidak terdengar.
Beberapa menit kemudian, hanya kesunyian yang ada ditempat itu. Tidak ada rintihan, tidak ada pergerakan apapun, tidak ada tanda – tanda kehidupan lagi seperti sebelumnya. Kini tempat itu menjadi benar – benar sunyi dengan kegelapan dan hawa dingin yang mengelilingi sekelilingnya.
.
.
.
4 hari kemudian, ditempat para vongola guardian, CEDEF dan arcobaleno berkumpul . . .
" Tak terasa sudah 6 bulan kita meninggalkan pria itu." Kata Yamamoto Takeshi, sang rain guardian.
"Cih, jangan membicarakan monster pembunuh itu Yakyu-Baka."
"Kufufufu, bukan kita yang meninggalkan pria itu, tapi memang dia yang meninggalkan kita dengan berubah menjadi monster pembunuh"
"Pria itu pantas mendapatkan ganjarannya,Kora! Masih untung kita tidak menyerahkannya kepada Vindice, Kora"
"Tapi kenapa Dia bisa berubah ? Aku tidak mempercayainya, kalau aku tidak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri." Kata pemegang pacifier merah itu.
"Ta-tapi, kita semua disini, bahkan Shimon, Varia, Cavallone dan Milliefiore melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Bagaimana tubuh pria itu dipenuhi oleh darah Nono dan guardiannya. Bahkan Ia hampir membunuh beberapa penjaga, kalau saja kita tidak datang menghentikannya." Kata pemegang pacifier ungu.
DOOORR !
"Jangan sekali – sekali Kau menyebutkan nama Nono dan guardiannya dengan mulutmu itu, lackey. Mereka adalah satu – satunya pria yang kuhormati, Jangan pernah kau menyebut nama mereka dan perihal tentang kematian mereka ! Ingat itu lackey !" Kata pemegang pacifier kuning itu, dengan pistol yang masih berada ditangannya.
Suasanya menjadi hening, tidak ada yang berani mengucapkan apapun lagi.
"Selamat siang tuan dan nona sekalian" Tiba – tiba sesosok pria bertopeng muncul, memecah kesunyian yang ada.
"Apa mau-mu datang kesini ? Chekerface !" Sawada Iemitsu memasang kuda – kuda siap bertarung, bukan hanya Iemitsu. Seluruh arclobaleno, guardian, dan CEDEF-pun melakukan hal yang sama. Mengingat apa yang telah chekerface lakukan saat arclobaleno trial.
"Tunggu dulu, Aku kesini tidak ingin mencari masalah. Aku hanya membutuhkan kalian memenuhi 1 keinginan-ku."
"Memang apa yang Kau inginkan dari kami ?" kata Lal.
"Ku mohon, hari ini, kalian pergi menemui pria itu."
Mendengar hal itu, seluruh orang yang berada disana membulatkan matanya. Tak menyangka, Chekerface sendiri datang hanya untuk menyuruh mereka menemui pria itu.
"Apa yang kau katakan, Chekerface ?! Kami tidak sudi untuk bertemu dengan pria itu lagi !" kata Reborn yang menahan amarahnya setelah mendengar permintaan dari Chekerface
"Kumohon, kali ini saja, kalian menemui pria itu. Dia benar – benar membutuhkan kalian semua."
"Apa untungnya untuk kita ? Dia hanya seorang monster !" kata Verde.
"Huaaa, Lambo-Sama tidak mau menemui monster itu. Lambo-Sama tidak mau dibunuh monster itu."
"Aku tidak mau menemui pria itu, itu tidak Extream sama sekali ! Para guardian yang lain juga pasti tidak ada yang mau menemui Dia" Perkataan dari Ryohei dijawab oleh seluruh guardian dengan anggukan kepala, kecuali Hibari yang menjawab dengan "Hn".
Melihat seluruh kebencian dan dendam dimata mereka semua, membuat Chekerface harus mencari akal, untuk bisa membujuk mereka menemui pria itu.
"Dengar, Aku tau kalian semua masih membenci Pria itu. Terutama Reborn dan Iemitsu, kalian sudah menganggap Nono dan para guardiannya sebagai bagian dari keluarga kalian sendiri. Tapi aku benar – benar meminta tolong, kali ini saja, tolong datangi Dia. Dia sangat membutuhkan kehadiran kalian semua."
Tidak ada yang memberikan respon atas perkataan Chekerface, mereka terlalu takut untuk menemui pria itu.
"Uni, kumohon, bujuklah mereka. Pria itu benar – benar membutuhkan kau dan mereka."
Uni-pun tidak menjawab permintaan Chekerface.
"Baiklah, sebagai imbalan jika kalian mau menemui pria itu. Bagaimana kalau aku memberitau kebenaran sesungguhnya dibalik kasus pembunuhan Nono dan guardiannya ?"
"Apa maksudmu Chekerface ?!" Iemitsu hampir memukul Chekerface, kalau saja tidak ditahan oleh Basil dan Lal.
"Kebenaran dibalik kasus pembunuhan Nono dan guardiannya."
"Kami sudah tau kebenarnya Chekerface ! Pria itu yang telah membunuh mereka, bahkan hampir membunuh para penjaga lainnya yang berusaha menghentikan Dia ! Kami tidak akan tertipu dengan perkataan-Mu !" Gokudera yang memang Emosi-an, tidak bisa menahan emosinya terlalu lama lagi. Sudah cukup Ia mendengar tentang pria itu.
"Tidak, kalian salah. Kejadian sebenarnya bukan seperti yang kalian pikirkan !"
"Kalau seandainya memang pria itu tidak membunuh mereka, tolong beritahu kami yang sesungguhnya" Uni tidak bisa tinggal diam mendengar kata – kata yang dilontarkan Chekerface. Terlebih Ia sudah mendapatkan "penglihatan" bahwa apa yang dikatakan Chekerface memang benar. Walaupun Ia sendiri tidak yakin dengan "penglihatan" yang Ia lihat, karena banyak hal yang hilang dan terpecah – pecah, seperti pecahan puzzle yang harus disusun terlebih dahulu.
"Kalau kalian ingin tau, penuhi permintaan-Ku ! Datangi pria itu ! Datangi Sawada Tsunayoshi yang sudah kalian campakkan !" Chekerface sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya. Kebencian dan dendam yang memenuhi hati mereka, membuat mereka tidak bisa melihat kebenaran sesungguhnya.
"Cukup ! Aku tidak mau mendengar ocehan-Mu lagi ! Baik, kami akan menemui pria itu. Tapi dengan 1 syarat, kami tidak akan berbicara dengannya. Cukup melihat mukanya sekali, lalu kami akan pergi !" Reborn tidak bisa menahan amarahnya lagi, dan sudah cukup muak mendengar nama mantan muridnya disebut oleh Chekerface. Terlebih, Ia sedikit tertarik dengan apa yang ditawarkan Chekerface. Walau Ia yakin bahwa kebenaran atas kematian Nono dan guardiannya sudah terjawab.
"Baik, setidaknya kalian mau menemui dia."
"Jangan lupakan janjimu Chekerface, Kora!"
"Ya, aku Chekerface tidak akan pernah melanggar janji yang sudah kubuat"
"Aku mengoreksi 1 perkataan-Mu tadi. Kami tidak mencampakkan Tsuna, Tsuna sendiri yang membuat kami melakukan hal itu. Ia sudah berubah menjadi monster pembunuh !" Kata Iemitsu.
Mendengar pernyataan itu, membuat Chekerface tersenyum pahit. Ia senang Tsuna tidak berada ditempat ini, mendengar perkataan seperti itu, keluar dari mulut pria yang dipanggilnya ayah. "Ya, mungkin kau benar" dengan itu Ia pun pergi dan meninggalkan tempat itu.
.
.
.
.
Vongola Mansion . . .
Begitu mereka sampai di depan Vongola Mansion, mereka begitu kaget karena mansion yang dulunya indah, bersih, dan memiliki suasana hangat dan nyaman kini berubah. Banyak daun – daun gugur yang berserakan disekitar halaman, pohon dan tumbuhan kering dan mati. Warna cat yang dulunya berwarna cerah kini tidak memperlihatkan warnanya, mungkin karena faktor cuaca. Langit disekitar mansion juga berawan hitam, seakan akan ada badai yang melanda tempat itu. Banyak sarang lama – laba bertebaran diluar mansion, terlebih lagi tidak ada tanda – tanda satu orang pun yang tinggal didalam sana.
"Apa – apaan ini, kita baru meninggalkan tempat ini selama 6 bulan ! Kenapa bisa jadi seperti ini" Gokudera tidak terima dengan kenyataan yang ada didepan matanya. Mansion yang dulu sangat Ia kagumi, sekarang berubah menjadi seperti sarang hantu.
"Lambo-Sama gak mau disini ! Lambo-Sama mau pulang !"
"Mu-Mukuro-Sama, a-apa Bos…, pria itu memang tinggal disini ? Sepertinya sudah lama tidak ada yang menempati mansion ini lagi"
"Aku juga tidak tau, Chrome Dear"
"Kemana para pelayan dan pekerja – pekerja yang lain, seharusnya mereka merawat mansion ini !" Kata Lal
"Apakah Herbivore itu sudah membunuh seluruh pekerja disini ?"
Perkataan dari Hibari itu, sukses membuat semua orang teringat bahwa Tsuna adalah monster pembunuh dan mereka telah meninggalkan penjaga dan pekerja itu sendirian bersama seorang monster.
Mereka pun langsung berlari masuk kedalam mansion. Reborn yang pertama membuka pintu utama mansion itu, mengira akan melihat banyak genangan darah dan tubuh dari para penjaga dan pekerja itu. Tapi, tidak ada apa – apa, tidak ada denangan darah, tidak ada tubuh manusia.
"Berpencar ! Cari para pekerja dan penjaga itu diseluruh tempat !" Iemitsu memberika komando, dan merekapun langsung berpencar, mencari jejak manusia hidup maupun yang sudah tidak bernyawa.
.
.
.
"Bagaimana ? apakah ada satu orangpun yang kalian temui ?" Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari, karena banyak lampu yang mati, kalau hidup pun, hanya remang – remang dan menandakan akan mati kapan saja. Akhirnya mereka mencari dengan bantuan beberapa buah senter.
"Tidak, tidak ada siapapun disini Reborn-San." Jawab Gokudera. Tidak hanya Gokudera, tapi semuanya menjawab bahwa mereka tidak menemukan satupun orang. Hanya debu yang cukup tebal, dan sarang laba – laba yang menghiasi sudut – sudut ruangan.
"Ada 1 tempat yang belum diperiksa" Semua mata tertuju pada Hibari.
"Jangan bilang kalau . . ."
"Ya, ruangan herbivore itu"
.
.
.
Mereka pun sampai didepan ruangan Tsuna, Iemitsu memegang gagang pintu ruangan itu dan bersiap akan membukanya.
"Loh, kalian ada disini juga ?"
Mereka sedikit kaget mendengar sebuah suara yang cukup tiba – tiba. Pemilik suara itu adalah Dino, Ia datang bersama dengan Enma, Byakuran, dan seluruh anggota Varia.
"Apa yang kau lakukan disini haneuma ?" Tanya Lal.
"Kami dipanggil disini oleh Chekerface, Dia memohon agar kami mengunjungi Tsuna sekali saja. Benar kan ?" Dino bertanya kepada Enma, Byakuran, anggota Varia, dan mendapatkan anggukan kepala, menandakan bahwa mereka setuju dengan apa yang dikatakan Dino.
"Jadi apa yang membuat kalian datang kesini juga ?"
"Sama seperti kalian, kami dimintai tolong untuk datang menemui Tsuna" kata Fong.
"Cukup basa basi nya sampah. Aku muak melihat tempat ini"
"Vrooiii, apa – apaan tempat ini ? ini bukan mansion Vongola yang kukenal ! kemana para pekerja dan penjaga itu ?"
Reborn dkk menjelaskan kecurigaan mereka.
"Shishishi, jadi satu – satunya tempat yang belum diperiksa hanya ruangan ini ? Ini sangat menarik"
Iemitsu-pun melanjutkan pekerjaannya yang terhenti. Begitu pintu terbuka, tercium bau yang cukup menyengat. Terlihat ruangan itu memiliki debu yang lebih tebal dibandingkan ruangan lainnya.
"Ma ma, sepertinya Tsuna tidak tinggal disini lagi."
"Heh, pria itu memang seorang pengecut !" bentak Lal.
"Muu, aku menemukan sebuah pesan disini"
Mereka semua berjalan ketempat Mammon dan membaca surat yang ada diatas meja itu.
Dear Vongola Decimo,
Maafkan kami, loyalitas kami hanya kami berikan kepada Vongola Nono dan guardiannya. Kami kira anda adalah orang yang cocok menyandang nama Vongola Decimo, tetapi kami salah. Anda telah membunuh orang yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri. Kami tidak bisa lagi tinggal dan bekerja disini, jadi kami semua menyatakan berhenti bekerja. Kami mohon maaf, tapi kami sudah tidak sanggup lagi.
10 September 20xx
Atas nama seluruh pekerja dan penjaga Vongola Nono
Setelah membaca surat yang ditinggalkan, timbul sedikit perasaan bersalah dan iba kepada Tsuna.
"10 September ? bukankan itu 2 minggu setelah kematian Nono ? Berarti Tsuna benar – benar tinggal sendirian selama 5 bulan 2 minggu ini ?" Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Enma.
"Kamarnya, apakan Tsuna ada dikamarnya ?" Byakuran bertanya kepada semuanya.
"Extream! Tidak mungkin Ia tinggal sendirian disini, tidak ada tanda – tanda ada yang tinggal disini."
Hibari tidak memperdulikan perkataan Ryohei, Ia pun berjalan kearah kamar Tsuna yang memang masih satu ruangan dengan tempatnya sekarang berada. Saat pintu terbuka, tercium bau kematian, bau kematian yang cukup menyengat.
"Ba..bau ini. Tidak mungkin bau milik Tsuna kan ?" Tanya Gokudera yang mukanya mulai memucat.
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Gokudera, mereka semua hanya berlari dan memasuki kamar Tsuna. Mencari asal dari bau tersebut.
"Kyaaa !"
"Uni / Chrome ada apa ?"Reborn dan Mukuro sontak mencari keberadaan 2 gadis itu.
"O..Oji-san / Mu…Mukuro-sama i..itu …" Uni dan Chrome tidak bisa melanjutkan kata – kata mereka, mereka hanya menunjuk kearah samping bawah tempat tidur berukurang king size itu.
Sontak seluruh orang disana melihat ketempat Uni dan Chrome tunjuk dan menyorot tempat itu dengan lampu senter yang mereka bawa. Mereka kaget, dan tidak bisa berkata apa – apa. Disana, disamping bawah tempat tidur itu, tergeletak dan tidak bergerak seorang pria yang begitu mereka kenal, ya itu adalah Sawada Tsunayoshi.
Mereka cepat – cepat menghampiri tubuh Tsuna, Reborn menyuruh Ryohei untuk memeriksa keadaan Tsuna. Uni, Chrome, dan Lambo duduk cukup jauh dari tubuh Tsuna, mereka terlalu shock dan takut dengan yang mereka lihat tadi.
"Bagaimana Ryohei, Kora?"
Ryohei menundukkan dan menggelengkan kepalanya, tanda bahwa Sawada Tsunayoshi telah pergi meninggalkan mereka.
"Kira – kira sudah berapa lama ?" Tanya Verde
"Kurang lebih 3 - 4 hari. Tubuhnya sudah sangat kaku."
.
.
.
Mereka membawa mayat Tsuna untuk diperiksa lebih lanjut. Kabar kematian Tsuna tersebar dengan cepat, para guardian, arclobaleno dan yang lainnya tidak menyangka bahwa tindakan yang mereka ambil itu akan mengakibatkan kematian Tsuna. Tidak ada yang mengucapkan sepatak katapun saat pemeriksaan mayat Tsuna berlangsung, mereka tenggelam didalam pikiran mereka masing – masing.
"Maaf." Perkataan itu membuat seluruh orang melihat keasal suara, yang ternyata adalah dokter yang memeriksa Tsuna.
"Menurut dari hasil visum yang kami lakukan, Vongola decimo sudah meninggal 4 hari yang lalu. Beliau meninggal karena kanker otak stadium 4, selain itu ada banyak sekali bekas silatan pisau di kedua pergelangan beliau. Dilihat dari tubuh beliau yang sangat kurus, kami duga beliau tidak makan teratur dan mengalami depresi berat. Kami juga menduga kalau beliau juga mengidap penyakit paru – paru yang cukup parah, yang kemungkinan terjadi karena udara dan debu yang dihirup setiap hari."
Pernyataan dokter yang memeriksa Tsuna membuat semua orang tercengang. Kanker stadium 4 ?Penyakit paru – paru ? Mereka tidak pernah tau kalau Tsuna mengidap penyakit kanker otak dan paru - paru. Mereka marah dan menyesal, marah pada diri mereka sendiri karena tidak menerima dan medengarkan penjelasan Tsuna saat Ia mau menjelaskan kebenaran dan menyesal telah meninggalkan Tsuna sendirian ditempat itu.
.
.
.
.
Acara pemakaman Tsuna pun berlangsung dengan cukup sunyi dan hanya didatangi oleh teman – teman dekat Tsuna saja. Selama pemakaman berlangsung tidak ada yang tega untuk melihat tubuh Tsuna yang berada dipeti mati lebih dari 5 menit. Setelah diperhatikan dengan jelas, terlihat sekali tubuh Tsuna yang sangat kurus dan mengenaskan. Yang paling membuat hati mereka sakit adalah raut wajah Tsuna. Wajah Tsuna memperlihatkan penyesalan dan penderitaan yang dialaminya selama 6 bulan itu.
"Maaf Tsuna, maafkan ayah. Seharusnya ayah selalu berada di sampingmu. Aku tidak berhak memanggilmu monster, padahal ayah sudah banyak membunuh." Iemitsu hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya. Memang kematian Nono sangat membuatnya terpukul, tapi Ia baru menyadari pasti Tsuna memiliki alasan yang kuat untuk melakukan hal itu.
"Dame-Tsuna" Reborn menurunkan topi feoranya hingga menutupi matanya. Ia baru menyadari bahwa mantan muridnya itu tidak akan pernah membunuh orang tanpa alasan. Bahkan, melukai orang saja Tsuna tidak mampu, tapi karena kenyataan bahwa yang meninggal adalah Nono membuat Reborn tidak bisa berpikir jernih dan tidak mendengarkan penjelasan mantan muridnya itu.
"Aku telah gagal menjadi tangan kanan Jyuudaime. Tangan kanan macam apa aku ini ? Seharusnya aku membela dan melindungi Jyuudaime, tapi aku membuat orang yang harusnya kulindungi, menderita." Gokudera hanya meratapi kesalahannya.
"Aku telah membunuh orang yang telah menyelamatkanku ? Padahal Tsuna rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan kami. A.. Aku…."Yamamoto tidak melanjutkan kalimatnya lagi, Ia terlalu shock dengan apa yang dihadapinya. Penyesalan memakan seluruh isi hatinya.
Para guardian lainnya, CEDEF, Byakuran, Enma, Dino, Arclobaleno, dan Varia baru menyadari satu kesalahan yang mereka perbuat. Perlahan – lahan kepingan – kepingan ingatan mereka bersama Tsuna mulai muncul kembali. Mereka baru ingat seperti apa Tsuna itu, tidak mungkin Tsuna melakukan perbuatan seperti membunuh.
Tetapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Sawada Tsunayoshi sudah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
To be Continue . . .
.
.
Intip – intip Chapter selanjutnya yuk ^^
"Kau tau tidak ? kalau malam tiba akan terdengar suara tangisan dari ruangan itu dan ruang makan loh."
"Reborn-Sama ! I…itu kan …."
"Tsuna…."
.
.
.
.
Huraaayyy, akhirnya UTS selesai juga !
Selama merayakan keselesaian UTS, OzLen membuat sebuat Fanfic baru yang mudah – mudahan aja gag ngebosenin dan bisa menghibur pembaca sekalian.
Nulis Fanfic baru padahal yang sebelumnya belum selesai (._.)
Ini ide yang tiba – tiba muncul selama OzLen bosen nungguin waktu jam tanda UTS selesai berbunyi. Memang ilham selalu muncul tiba – tiba ya. Ckkckc
OzLen engga bakal menelantarkan Story-ku yang bejudul "Please Give me Love" kok. Setelah ini, pasti OzLen melanjutkannya lagi. ^^
Itu spoiler diatas sedikit aneh ya. Klo OzLen yang jadi pembacanya juga, OzLen gag bakalan ngerti maksudnya. Huhuhu
Fanfic OzLen kali ini gag bakalan banyak – banyak kok, hanya 2 chapter. Jadi chapter selanjutnya adalah final nya. Huahaha
Oke, ditunggu review-nya Minna ^^