Usia kandungan Sehun sudah memasuki bulan kelima. Pada awal kehamilannya yang kedua ini Sehun sedikit kesusahan ia harus menjaga kandungannya sekaligus menjaga anaknya yang masih batita yang dalam masa pertumbuhannya. Dari waktu ke waktu Sehun semakin terbiasa dengan keadaannya meskipun terkadang melelahkan tetapi ia senang melihat pertumbuhan anaknya.

"Lu jangan naik keatas meja nanti jatuh" Sehun menggendong anaknya yang duduk diatas meja kecil dan menggigiti jempolnya. Sehun mendudukan anaknya dilantai yang dialasi karpet tipis, namun baru beberapa detik Luhan sudah berdiri kembali dan memanjat keatas meja.

Suara deru mobil dari luar membuat Luhan ingin segera turun dari meja, "Mama mamama lun" Sehun segera menurunkan anaknya kembali dari atas meja.

"LUHAN JANGAN LARI" teriak Sehun saat Luhan langsung berlari menuju pintu.

.

Jongin yang baru saja pulang kerja tersenyum mendengar teriakan istrinya dari dalam rumah, Jongin yang baru saja turun dari mobil disambut oleh anaknya yang tengah tersenyum lebar dan menjulurkan tangan kedepan.

"Hap" Jongin langsung menggendong Luhan dan menciumi wajahnya. Luhan semakin terkekeh geli saat Jongin mulai menggesekan hidungnya kehidung Luhan.

Sehun mengambil tas yang digenggam Jongin, ia memejamkan matanya saat Jongin mengecup kening serta bibirnya. Jongin menundukan tubuhnya lalu mencium perut Sehun dan mengelusnya.

"Apa Luhan nakal?" tanya Jongin setelah menegakkan kembali tubuhnya.

"Bukan Luhan namanya jika tak nakal" ujar Sehun lalu meletakkan tas Jongin didalam kamar.

.

"Jongin mandilah dulu" Jongin menghiraukan ucapan istrinya ia sibuk menemani anaknya yang tengah menciret-coret seuatu dikertas dengan menggunkan crayon. Sehun yang geram mencubit lengan suaminya. Sehingga Jongin meringis kesakitan.

"Mandikan sayang~"

"Ingatlah kau sudah memiliki anak, tak usah manja"

"Daripada aku bermanjaan dengan istri tetangga ,bermanjaan dengan istri sendiri tak apa kan?" Jongin langsung kekamar mandi setelah Sehun semakin menjadi mencubit lengannya.

"Mama" Sehun mengalihkan pandangannya pada Luhan yang memberi kertas hasil karyanya.

"Kekeke gambarmu lebih bagus dari Kris ahjussi sayang" Luhan tersenyum menampilkan giginya tak lama kemudian ia memasukan crayon yang digenggamnya kedalam mulutnya.

"Ini kotor"

"E?" Luhan menatap Sehun masih dengan crayon didalam mulutnya.

"Nggak enak"

"Nyak?" Sehun mengangguk dan menyimpan crayon anaknya tetapi Luhan merengek dan meminta kembali crayonnya.

"Jangan dimakan" Luhan mengangguk-anggukan kepalanya, ia berdiri dan berjalan menuju meja. Luhan memanjat naik keatas meja lalu ia duduk dan mencoreti mejanya dengan crayon yang dipegangnya. Sehun tersenyum lalu menghampiri Luhan, ia duduk dibawah dan menyangga kepalanya dengan tangan yang diatas meja.

"Menulisnya dibawah ya sayang" Sehun meletakkan Luhan dibawah, ia menyingkirkan meja yang dinaiki Luhan tadi. Sehun tersenyum melihat anaknya yang mengangguk-anggukan kepalanya mendengar lagu anak-anak yang menyala dari televisi.

"Mamah kebelakang dulu jangan manjat-manjat lagi, mengerti" Sehun sengaja menyalakan lagu anak-anak karena ia ingin menyiapkan makanan untuk suaminya. Sehun meninggalkan Luhan yang mengangguk-anggukan kepalanya masih dengan memegang crayon ditangannya.

.

Jongin yang baru keluar dari kamar mandi langsung membelalakan matanya melihat anaknya yang menggigiti layar yang terhubung dengan stopkontak.

"Ya! bagaimana kalau kau tersengat" Jongin yang masih memakai handuk langsung menggendong anaknya dan mengeluarkan layar yang digigit Luhan.

"Pa" Luhan tersenyum dengan sangat menggemaskan.

"SEHUN" teriak Jongin, "KAU BODOH ATAU APA KENAPA KAU TINGGAL LUHAN SENDIRIAN BAGAIMANA JIKA DIA TERSENGAT LISTRIK"

Sehun langsung menghampiri Jongin yang menggendong Luhan ,"Apa?"

"Luhan menggigiti layar itu dan kau meninggalkannya sendirian"

"Ya aku tadi menyiapkan makananmu dan mana kutahu jika Luhan menggigiti layar itu, aishh sudahlah sana kau pakaian saja dulu sana"

Sehun langsung merebut Luhan dari Jongin.

"Hati-hati kandunganmu" peringat Jongin pada Sehun.

.

Jongin duduk disebelah Sehun yang sedang tersenyum melihat Luhan berlari-lari mengejar mainannya.

"Luhan lebih susah tidur sekarang" Sehun menyandarkan kepalanya pada bahu Jongin.

"Kau lelah?" Sehun menganggukan kepalanya ia semakin menenggelamkan wajahnya dileher suaminya.

"Bagaimana tawaran ibuku kemarin itu?"

"Yang mana?"

"Kita pindah kerumahnya"

"Nanti saja jika aku memasuki bulan ketujuh"

"Apa tidak terlalu lama? aku takut nanti terjadi apa-apa jika aku sedang tak dirumah dan lagi Luhan anak itu semakin lincah saja aku takut kau kewalahan lalu dia terjadi seuatu padanya" Jongin mengelus perut Sehun yang membuncit.

"Kau percaya padaku kan?" Jongin mengangguk.

Sehun menegakkan kepalanya "Jadi papa tak usah khawatir mama pasti menjagaku dengan baik" Jongin tersenyum mendengar suara Sehun yang menirukan suara anak kecil.

"Kau jangan nakal dan jangan buat mamahmu kelelahan" Jongin mengecup perut Sehun lalu mengelus rahang Sehun dan mengecup dagu Sehun sebentar. Kemudian Jongin mengecup bibir atas serta bibir bawah Sehun, setelah mengecupnya Jongin mengulum bibir bawah Sehun. Saat lidahnya ingin menerobos masuk kedalam mulut Sehun sebuah suara menginterupsinya.

"Pa"

Sehun melepas tautan bibirnya dengan bibir sang suami. Ia menjulurkan tangannya mengisyaratkan agar anaknya agar mendekat. Tanpa aba-aba Luhan langsung berlari namun saat sudah mendekat Luhan terjatuh karena tak melihat masih ada mainannya yang bertebaran didepannya.

"HUEEEEEEEEEEEEE" Jongin terkekeh lalu menghampiri anaknya , ia mencubit hidung anaknya.

"Kekeke dasar cengeng"

Luhan yang sepertinya tahu diledekkan ayahnya semakin menaikkan volume tangisannya.

.

Persalinan Sehun tinggal menunggu harinya saja. Kini Jongin dan keluarga kecilnya untuk sementara tinggal dirumah orangtuanya karena ia takut nanti Sehun melahirkan saat ia sedang tak berada dirumah.

Waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari, Sehun yang sedari tadi merasakn tak enak pada perutnya terus bergerak gelisah diatas tempat tidurnya.

"Sayang tidur" gumam Jongin dengan mata tertutup.

"Jongin bangunlah"

"Sayang aku baru memejamkan mataku tigapuluh menit yang lalu"

Sehun mulai merengek dan mengguncang lengan suaminya, "Jongin bangunlah perutku tak enak"

Jongin membuka matanya perlahan dan mengelus perut Sehun agar mengurangi rasa sakit pada perut istrinya itu, "Kita kerumah sakit?" Jongin mengusap peluh yang turun dari dahi Sehun.

Sehun tak menjawab ucapan Jongin ia terus mengeluh pada perutnya yang sakit, "Sebentar aku bangunkan ibuku dulu"

"Tak usah kita langsung kerumah sakit saja hhhh letak saja bantal disisi Luhan agar tak terjatuh" Jongin mengangguk dan meletakkan guling disampig kanan dan kiri Luhan. Ia mengenakan t-shirt nya asal. Setelah mengikat rambut Sehun dengan asal. Jongin menggendong Sehun yang duduk disisi ranjang dengan keringat yag terus bercucuran.

"Sabarlah sayang" ujar Jongin dan mengecup kening Sehun.

.

Sudah hampir tiga jam Sehun didalam ruang persalinan dengan Jongin yang masih menemaninya. Sebelumnya Jongin sudah menghubungi ibunya dirumah untuk menjaga anaknya yang ditinggal.

"Apa persalinan Sehun masih lama dok?" tanya Jongin pada dokter yang yang ada didalam ruangan persalinan bersama tiga perawat yang sedang menyiapkan alat-alat untuk persalinan Sehun.

"Mungkin sekitar pagi nanti istri anda akan melahirkan karena beliau masih buka dua"

"Tapi dok istri saya sudah kesakitan sedari tadi?! apakah tak bisa persalinannya sekarang?!" Sehun menggenggam erat tangan Jongin yang membentak sang dokter.

"Sang dokter hanya tersenyum, "Jika istri anda ingin dioperasi persalinannya bisa dilakukan sekarang namun jika ingin secara normal lebih baik anda terus menjaga istri anda disini"

"Jonginhh ah ku ingin secara normal saja aku tak mau dioperasi"

"Kau yakin? tapi kau sudah kesakitan seperti ini" Sehun mengangguk, sang dokter dan perawat keluar dari ruangan saat Jongin mencium kening Sehun.

.

"HUWEEEEEEEEEEEEEEEEEEE"

pagi harinya ibu Jongin sudah dibuat repot oleh cucunya. Karena saat baru membuka matanya Luhan langsung menangis dan menncari ibunya.

"Luhan mandi dulu ya sayang" ibu Jongin terus membujuk Luhan yang sedari tadi belum juga diam.

"Selesai mandi kita kerumah sakit" Luhan semakin menaikan sauar tangisannya

"Ya Tuhan suaramu benar benar Lu"

Setelah melewati waktu yang cukup panjang dengan cucunya akhirnya Luhan selesai juga dimandikan. Kakak Jongin yang baru saja datang langsung menghampiri ibunya yang menyuapi Luhan.

"Mom" Joonmyun langsung mencium pipi sang ibu. Yixing istri dari Joonmyun langsung mengambil Luhan dari gendongan ibu mertuanya.

"Kenapa kalian lama sekali?"

"Maaf mom tadi Yixing sempat mual"

"KAU HAMIL YIXING?" tanya wanita paruh baya itu dengan terkejut.

"Doakan saja, sudah cepatlah suapkan Luhan agar kita segera kerumah sakit" Yixing mengangguk dan melanjutkan menyuapi sarapan Luhan.

.

Sehun yang baru saja selesai disuapi oleh jongin tersenyum senang saat melihat yang datang melihatnya.

"MAAAAA"

teriakan Luhan mendominasi ruangan tempat Sehun dirawat setelah selesai persalinan. Sehun langsung mencium bibir Luhan yang digendong oleh suaminya.

"Kau tak nakal kan? mama belum bisa menggendongmu nanti ya sayang" Sehun mengecup kedua tangan Luhan yang terjulur kearahnya meminta digendong.

Sehun meringis kesakitan saat Luhan sudah berada dipangkuannya.

"Jangan dipaksakan jahitanmu belum terlalu kering" Sehun mengangguk mendengar ocehan iparnya.

"Mana adik Luhan?" tanya Joonmyun saat melihat tak ada box bayi diruangan itu.

"Tadi aku sudah meminta perawatnya agar membawanya kemari"

Ibu Jongin menaikkan sebelah alisnya saat dua perawat masuk kedalam ruangannya dan membawa dua box bayi.

"Terimakasih" Jongin tersenyum pada kedua perawat yang baru saja mengantarkan anaknya.

"Anakmu?" tanya ibu Jongin. "kembar?" Jongin mengangguk kembali menjawab pertanyaan dari ibunya.

"YATUHAN JONGINNNNNNNNNN"

tadinya suara teriakan didominasi oleh Luhan namun setelah mendengar teriakan ibu Jongin suara tangisan bayi mendominasi ruangan tempat Sehun dirawat.

.

.


Ciaaaat Luhan punya dedek kembar uhukkk

thankyou for reading and review ya

feel free to feedback

.