AISHITERU HINATA!

Disclaimer : NARUTO milik Masashi Kishimoto

Genre : Romance & Hurt/Comfort

Pair : Naruto Hinata

Summary : Perang Dunia Ninja telah berakhir, setelah kembali ke desa Konoha, Naruto akan segera diangkat jadi Hokage dan kini telah bertunangan dengan Sakura. Tapi suatu kejadian mengubah segalanya, karena sebuah ramuan Naruto menjadi tergila-gila pada Hinata. Bagaimanakah Hinata mengatasinya?

Chapter 9 – I Will Stay By Your Side Forever!

Setelah Shion keluar, Shizune menghampiri Naruto.

"Naruto, ini ada yang ingin kuberikan padamu", ujar Shizune lalu merogoh saku bajunya.

"Apa itu Shizune-san?", tanya Naruto.

"Ini adalah surat dari Hinata untukmu", ujar Shizune.

"Surat? Dari Hinata?", tanya Naruto kaget.

"Ya, kau bacalah, aku keluar dulu", ujar Shizune lalu keluar dari kamar rias.

"Hinata...", gumam Naruto lalu mulai membuka surat itu.

Naruto langsung membuka surat itu. Lalu mulai membacanya. Terlihat tulisan Hinata begitu rapi dan indah. Dan inilah isi suratnya:

Halo, Naruto-kun!

Bagaimana kabarmu? Semoga kau baik-baik saja.

Pertama aku ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya padamu atas perhatian dan cintamu selama ini padaku. Aku sangat senang bisa menerima semua itu darimu. Kau adalah lelaki yang pertama kali aku cintai. Walaupun dulu kau sepertinya tak terlalu memerhatikanku tapi akhirnya aku senang kau bisa balik memperhatikanku dan mencintaiku. Aku sangat bahagia menerima itu semua.

Aku ingin juga menyampaikan bahwa Naruto-kun adalah orang yang paling berharga di mataku. Naruto-kun yang telah memberiku semangat untuk hidup lagi sewaktu dulu aku patah semangat karena menganggap diriku ini sangat lemah. Tapi kau selalu menyemangatiku dan karena itu aku juga menjadi semangat untuk meneruskan kehidupan ini.

Terima kasih juga karena dengan bersama Naruto-kun aku bisa menikmati indahnya cinta. Naruto-kun selalu menemaniku, melindungiku dan terlebih selalu mengajakku kencan. Tahukah Naruto-kun jika aku sangat bahagia jika jalan sambil bergandengan tangan bersamamu? Hal itu adalah hal yang selalu kuimpikan sejak dulu dan setelah menjadi nyata, aku merasa sangat bahagia. Aku ingin selamanya di sisi Naruto-kun sambil bergandengan tangan.

Tapi sepertinya Kami-sama berencana lain. Impianku itu mungkin terlalu tinggi. Aku tahu, aku tak mungkin selamanya berada di sisi Naruto-kun. Naruto-kun kini adalah seorang hokage, seorang pemimpin desa yang harus memprioritaskan kepentingan desa. Jadi apapun keputusan yang terbaik yang diambil oleh desa harus Naruto-kun ikuti.

Aku sebenarnya tak rela melepas Naruto-kun tetapi aku ikhlas jika Naruto-kun lebih memilih desa daripada aku. Itu semua adalah hak dari Naruto-kun untuk mengambil keputusan. Aku Cuma bisa pasrah dan tetap berharap bisa menjalani kehidupan seperti biasanya.

Naruto-kun aku memang selalu sakit hati jika Naruto-kun terlihat mesra dengan Shion. Dadaku terasa sesak dan hatiku seperti tertusuk-tusuk. Aku ingin mencoba mengusir rasa sakit itu tapi begitu sulit untuk dihilangkan. Makanya aku memutuskan untuk pergi jauh dari Konoha. Agar aku tak tersakiti lagi melihat Naruto-kun dan Shion. Aku ingin mencoba hidup damai di tempat yang baru.

Tapi Naruto-kun biarpun begitu aku tak bisa melupakanmu. Kau terlalu sulit untuk dilupakan karena kau adalah orang yang paling spesial didalam hidupku. Kau adalah memori yang paling indah dalam hidupku ini. Senyumanmu, cengiranmu, candaanmu, tingkahmu yang konyol, hangatnya pelukanmu, aku tak bisa melupakan semua itu. Semua tentang dirimu selalu membuatku lebih hidup dan bahagia. Kau adalah orang yang sangat aku cintai Naruto-kun, tak ada yang bisa menggantikanmu. Biarpun kau tak menjadi milikku, aku tak apa-apa. Asal kau bahagia, aku juga pasti bahagia. Karena cinta tak harus memiliki.

Naruto-kun aku juga minta maaf, aku tak bisa menghadiri pernikahanmu hari ini. Karena hari ini juga bertepatan hari aku akan pergi keluar desa. Aku berharap kau selalu bahagia bersama Shion. Semoga kalian menjadi suami-istri yang bahagia dan memiliki keluarga yang bahagia pula.

Maaf juga kalau surat ini kepanjangan, aku Cuma ingi mencurahkan segala yang ingin kukatakan padamu untuk terakhir kali sebelum kita berpisah. Mungkin ini adalah hari kita terakhir kali berkomunikasi. Karena mungkin kita takkan berjumpa lagi.

Naruto-kun maafkanlah juga jika aku banyak salah padamu. Kuharap kau mau memaafkannya.

Akhir kata, semoga hidupmu menyenangkan dan Naruto-kun...

Aku mencintaimu selamanya...

Hyuuga Hinata

"Hi-Hinata...hiks..hiks", gumam Naruto sambil terisak. Air mata Naruto bercucuran tanpa henti.

"Aku memang lelaki yang brengsek Hinata...Aku sangat bodoh.. tega meninggalkanmu yang begitu mencintaiku...Aku tak pantas kamu cintai...hiks..", ujar Naruto sambil terisak.

"Terima kasih sudah mencintaiku selama ini Hinata...", ujar Naruto lirih.

"Naruto!", panggil Shion yang kini mulai memasuki kamar rias.

Naruto langsung menghapus airmatanya dengan cepat dan menyembunyikan surat Hinata ke dalam sakunya.

"Kita harus segera bersiap, sebentar lagi acaranya akan dimulai", ujar Shion.

"Ya, aku mengerti", ujar Naruto.

Acara pernikahan pun dimulai. Setelah acara pembukaan kini Shion memasuki gedung acara bersama pendamping pengantin. Naruto telah menunggu bersama pendeta di depan altar. Shion berjalan dengan anggunnya dan terlihat sangat cantik dan menawan. Semua mata tertuju padanya. Acara pernikahan itu dihadiri orang-orang penting di negara Hi dan negara iblis. Beberapa shinobi Konoha juga hadir. Anbu menjaga keamanan pernikahan itu.

Akhirnya Shion sampai di depan altar dan kini berhadapan dengan Naruto. Shion terus tersenyum pada Naruto sementara Naruto Cuma memandang Shion dengan datar.

Pendeta membacakan kalimat-kalimat pembuka dan setelah selesai, Kini adalah pengucapan ikrar nikah.

"Uzumaki Naruto, Rokudaime Hokage dari Konoha, bersediakah engkau menjadi suami dari Shion, miko dari negara iblis?", tanya pendeta.

Naruto Cuma terdiam sesaat. Pikirannya kini kembali mengingat surat Hinata. Dia teringat kalimat terakhir yang ditulis Hinata.

"Aku mencintaimu selamanya..."

"Ng..aku...aku..", ujar Naruto tergagap.

Pendeta memandang bingung dan Shion juga tampak cemas dan bingung melihat Naruto.

"Ma-maaf aku tak bisa...", ujar Naruto.

"EH?" Semua orang disitu kaget.

"Maaf aku tak bisa menikah denganmu Shion. Aku masih mencintai Hinata. Aku harus mengejarnya sebelum dia pergi", ujar Naruto lalu langsung lari dari gedung acara itu.

"Naruto tunggu!", teriak Shion.

Para hadirin kaget dan mulai ribut melihat kejadian itu.

"Hei kalian para Anbu cepat kejar Naruto!", perintah tetua.

"Siap, Koharu-sama!", ujar para Anbu.

Naruto berlari dengan sangat kencang, tapi para Anbu mulai mengejarnya.

"Hei Naruto berhenti! Kau harus melanjutkan acara pernikahan!", teriak anbu.

"Tidak! Aku harus mencari Hinata!", ujar Naruto lalu menambah kecepatan larinya.

Naruto berlari kencang menuju gerbang desa. Namun para Anbu masih mengejarnya.

"Tunggu aku Hinata!", ujar Naruto.

Sementara itu di gerbang desa

"Nee-chan, apa nee-chan serius ingin pergi dari Konoha?", tanya Hanabi.

"Ini sudah keputusanku Hana-chan. Aku akan tinggal di desa kecil di utara negara Hi untuk mendalami ilmu tentang obat-obatan herbal", ujar Hinata.

"Ta-tapi disini juga kan bisa. Kenapa harus jauh-jauh kesana?", tanya Hanabi.

"Disana lebih bagus untuk mempelajarinya Hana-chan karena banyak ahli obat herbal disana. Jadi disana aku bisa belajar banyak dari mereka", ujar Hinata.

"Tapi aku tak rela nee-chan pergi. Aku pasti akan sangat merindukan Nee-chan...", ujar Hanabi sedih.

"Aku tahu Hanabi, tapi ini demi masa depanku. Aku sudah memutuskan untuk berhenti jadi shinobi dan berusaha menjadi ahli obat-obatan. Aku juga pasti merindukan Hana-chan dan Otou-san.", ujar Hinata.

"Huaaa..Nee-chan...", ujar Hanabi sambil menangis lalu memeluk Hinata.

"Sudah-sudah jangan menangis imoutou-ku tersayang..Nee-chan janji akan selalu memberi kabar pada kalian..", ujar Hinata sambil mengelus-ngelus rambut Hanabi.

"Huaa..Hinata-nee-chan...", ujar Hanabi masih terisak.

"Sudah-sudah nanti kelihatan jelek lho. Perempuan itu akan tambah manis jika tersenyum", ujar Hinata sambil melepaskan pelukan Hanabi lalu menghapus airmata Hanabi.

"Nee-chan janji ya akan selalu memberi kabar?", tanya Hanabi.

"Tentu saja aku berjanji!", ujar Hinata sambil tersenyum. Hanabi membalas senyum Hinata.

"Begitu dong, kan lebih cantik jika tersenyum begitu", ujar Hinata.

"Ko, Arigatou sudah mengantarku sampai disini. Tolong jagalah Otou-san dan Hana-chan", ujar Hinata.

"Hai, Hinata-sama!", jawab Ko.

"Aku pergi dulu ya. Kalian baik-baiklah di rumah, Hanabi dengar-dengaranlah pada Otou-san. JAA!", ujar Hinata lalu mulai melangkah pergi darisitu.

"Jaa Hinata-nee-chan!", ujar Hanabi sambil melambaikan tangan.

"Hati-hati di jalan Hinata-sama!", ujar Ko.

Hinata kemudian berbalik dan segera melangkah keluar gerbang desa. Tapi tiba-tiba dia mendengar suara teriakan.

"HINATA! HINATA!

Hinata segera berbalik dan kaget melihat orang yang kini berlari mendekatinya sambil menyerukan namanya.

"Na-Naruto-kun...", gumam Hinata.

"Hinata tunggu aku...", ujar Naruto dan kini sudah dekat di hadapan Hinata.

"Na-Naruto-kun apa yang kau lakukan disini? Bukannya hari ini hari pernikahanmu?", tanya Hinata.

"Hinata kumohon jangan tinggalkan aku", ujar Naruto.

"Eh?", Hinata kaget.

"Aku tak bisa hidup tanpamu Hinata. Kumohon jangan pergi..", ujar Naruto.

"Ta-tapi aku harus pergi. Aku sudah memutuskan untuk pergi dari Konoha dan memulai hidup baru di tempat lain", ujar Hinata.

"Kalau begitu biarkan aku ikut bersamamu!", ujar Naruto.

"Eh? Ta-tapi kini Naruto-kun adalah Hokage kan? Tak mungkin meninggalkan desa..", ujar Hinata.

"Aku tak peduli! Yang penting aku bisa bersamamu! Lebih baik aku melepas jabatanku jadi Hokage daripada tidak bersama wanita yang sangat kucintai!", ujar Naruto.

"Naruto-kun...", gumam Hinata.

"Aku ingin menepati janjiku padamu. Aku ingin selalu ada disisimu dan selalu membahagiakanmu!", ujar Naruto.

GREEBB

Hinata memeluk Naruto tiba-tiba.

"Arigatou, Naruto-kun...", ujar Hinata. Air mata mulai membasahi pipinya.

"Maafkan aku Hinata sudah menyakitimu selama ini. Aku sudah salah membuat keputusan. Aku sudah membatalkan pernikahanku dengan Shion. Aku hanya mencintaimu Hinata. Hanya kau perempuan yang pantas berada di sisiku", ujar Naruto sambil mengeratkan pelukannya pada Hinata.

"Arigatou Naruto-kun..Aku sangat senang mendengar perkataanmu itu...Aku juga akan selalu ada di sisi Naruto-kun...", ujar Hinata.

"Aishiteru Hinata...", ujar Naruto.

"Aishiteru Naruto-kun...", ujar Hinata.

Tiba-tiba para Anbu datang bersama para tetua dan Tsunade. Lalu menyusul Shion bersama para pengawalnya.

"Naruto, apa-apaan kau ini? Meninggalkan pesta pernikahanmu. Cepat kembali dan selesaikan acara pernikahanmu!", ujar tetua.

"Tidak mau! Aku tak mau menikah dengan Shion!", jawab Naruto.

"Apa kau bilang?!", ujar tetua geram.

"Aku mencintai Hinata! Hanya dia perempuan yang akan aku nikahi. Aku takkan menikah dengan siapapun kecuali Hinata!", ujar Naruto.

"Anbu-anbu, cepat tangkap Naruto dan seret dia kembali dengan paksa!", perintah tetua.

Anbu-anbu segera berlari mendekati Naruto tapi tiba-tiba ada yang menghadang mereka. Para Anbu terhenti dan kaget melihat orang-orang yang menghalangi mereka.

"Jangan berani-berani mendekati mereka berdua!", ujar seorang yang berambut raven dengan style pantat ayam, tidak lain dan tidak bukan adalah Uchiha Sasuke.

"Kami takkan membiarkan kalian memisahkan mereka berdua!", ujar Sakura.

"Kami disini adalah teman-teman NaruHina yang akan selalu melindungi cinta mereka berdua!", ujar Ino.

"ITU BENAR! ITU BENAR!", ujar Rock Lee dengan semangat.

"Hei kalian minggir. Jangan menghalangi kami!", ujar anbu.

"Tidak bisa langkahi mayat kami dulu jika ingin menyentuh mereka!", ujar Sasuke.

Para Anbu dan Konoha Rookie bersiap untuk bertarung.

"HENTIKAN!"

Semua langsung terdiam dan tertuju pada empunya suara keras tersebut yaitu Godaime Hokage, Senju Tsunade.

"Apa-apaan kalian ini? Kalian ingin membuat kekacauan?! Ini masih dalam desa Konoha. Apa kata penduduk sipil jika melihat pertumpahan darah antar Shinobi Konoha di dalam desa? Para penduduk akan jadi takut dan takkan mempercayai lagi para Shinobi!", ujar Tsunade.

"Gomenasai, Tsunade-sama..", ujar para anbu.

"Ya sudah..Lalu Naruto, apa kau benar-benar tak ingin menikah?!", tanya Tsunade.

"Ya, aku tak mau! Aku Cuma mencintai Hinata dan dialah satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi! Jadi jangan menghalangiku!", ujar Naruto.

"Baiklah kalau keputusanmu sudah begitu", ujar Tsunade.

"Tapi jika dia tak menikah dengan Shion, mau taruh dimana muka kita Tsunade?", tanya tetua.

"Aku tak bisa berbuat apa-apa. Naruto adalah anak yang keras kepala. Sungguh susah merubah tabiatnya itu", ujar Tsunade.

"Tapi Naruto jika ini keputusanmu, berarti kami akan mencabut jabatanmu sebagai Hokage!", ujar petinggi negara Hi.

"Tak apa-apa! Silahkan! Aku tak peduli lagi! Yang penting aku bersama Hinata selamanya! Aku juga akan berhenti jadi shinobi dan hidup bersama Hinata di luar desa!", ujar Naruto.

"Baiklah! Kalau begitu kami permisi!", ujar petinggi lalu mereka bersama para tetua dan anbu langsung pergi darisitu.

"Shion-sama, apa perlu kami mulai memaksa Naruto?", tanya komandan pengawal.

"Tak perlu..Kita pulang saja..", ujar Shion.

"Baiklah Shion-sama!", ujar komandan.

"Semoga kau bahagia Naruto...", batin Shion.

Kemudian Shion dan rombongannya pergi darisitu.

"Hinata-chan dengan begini, tak ada lagi yang menganggu kita. Kita akan hidup bersama selamanya!", ujar Naruto sambil tersenyum pada Hinata.

"Umm...Aku senang sekali hari ini Naruto-kun. Akhirnya kita bisa bersama lagi", ujar Hinata lalu membalas senyum Naruto.

Sasuke dkk kemudian menghampiri pasangan NaruHina.

"Naruto, tolong bahagiakan Hina-chan ya. Jangan pernah kau sakiti lagi. Jika kudengar dia disakiti lagi olehmu. Aku pasti akan langsung memotong lehermu!", ujar Sasuke.

Semua bergidik ngeri mendengar perkataan Sasuke.

"I-iya Teme aku tahu..Tapi perkataanmu barusan begitu sadis ya...", ujar Naruto.

"Hei bodoh jangan sakiti Hinata lagi ya. Kau harus membahagiakannya. Dia kuserahkan padamu sepenuhnya", ujar Kiba.

"Aku mengerti Kiba! Aku pasti membahagiakannya!", ujar Naruto.

"Naruto semoga kau bahagia bersama Hinata!", ujar mereka serempak. (minus Shino dan Shikamaru)

"Ya-ya terima kasih semuanya!", ujar Naruto sambil nyengir.

"Arigatou minna!", ujar Hinata.

"Nee-chan semoga berbahagia bersama Naruto-nii-chan!", ujar Hanabi.

"Arigatou Hanabi-chan! Tolong jaga Otou-san dengan baik ya!", ujar Hinata.

"Baiklah kami pergi dulu! JAA NE!", ujar Naruto.

"Semuanya kami pergi dulu! Aku pasti merindukan kalian!", ujar Hinata.

"TUNGGU SEBENTAR!"

Semua orang kaget mendengar suara itu dan segera berbalik melihat. Ternyata suara baritone itu milik sang pemimpin klan Hyuuga, Hyuuga Hiashi, ayahanda Hinata dan Hanabi.

"O-otousan?", ujar Hinata kaget.

"Hi-Hiashi-sama...", ujar Naruto kaget.

Hiashi kemudian berjalan mendekati Naruto dan Hinata. Tapi tatapannya begitu tajam, membuat semua bergidik ngeri terutama Naruto karena Naruto-lah yang ditatapnya.

Hiashi kemudian sampai di hadapan Naruto. Naruto menutup matanya dengan takut dan badannya bergetar.

PUKK..

"Tolong jaga anakku..", ujar Hiashi setelah menepuk pundak Naruto.

Naruto kaget dan langsung membuka matanya.

"Te-tentu saja Hiashi sama. Aku akan menjaganya dengan baik!", ujar Naruto lalu membungkuk hormat pada Hiashi.

"Hn", gumam Hiashi lalu berbalik dan berjalan kembali.

GREBB..

"Arigatou, Otou-san, sudah merestuiku bersama Naruto-kun!", ujar Hinata sambil memeluk ayahnya dari belakang.

Hiasahi melihat Hinata lalu tersenyum tipis. Hinata lalu melepas pelukannya dan Hiashi berbalik menghadap Hinata.

"Semoga kau bahagia nak...", ujar Hiashi lalu memegang atas kepala Hinata.

"Aku pasti bahagia di sisi Naruto-kun!", ujar Hinata sambil tersenyum.

Hiashi kembali tersenyum tipis lalu berbalik dan berjalan kembali.

"Teman-teman JAA!", ujar Naruto sambil melambaikan tangannya.

"JAAA!"

"Ayo Hinata kita memulai hidup baru!", ujar Naruto sambil menggandeng tangan Hinata.

"Umm", ujar Hinata sambil mengangguk.

"Aishiteru Hinata!"

"Aishiteru Naruto-kun!"

Akhirnya kedua insan itu hidup bersama. Cinta memang dapat mengalahkan segalanya. Walaupun segala halangan mencoba memisahkan cinta mereka berdua, tapi karena ikatan cinta yang begitu kuat, mereka dapat mengatasinya dan dapat kembali bersama.

Naruto untuk Hinata dan Hinata untuk Naruto. Tak ada yang dapat memisahkan mereka berdua.

THE END

Yosh akhirnya fic ini tamat juga. Akhirnya NaruHina bisa hidup bahagia. Maaf kalo endingnya kayaknya alurnya terlampau cepat. Author memang ngebet pengen nyelesain fic ini secepatnya.

Terima kasih pada readers semua yang telah setia mengikuti dan membaca fanfic ini terutama yang telah memberikan saran lewat review. Saran-saran itu sangat berguna bagi author dan menjadi semangat bagi saya untuk melanjutkan fic. Sekali lagi terima kasih untuk semuanya.

Balas Review dulu:

Amanda-wacha chan: Yah memang itu adegan terbaik di chap 8. Naruto memang kasihan karena dihajar dua kali. Thx buat RnR!

Naruhina naruhina 35: Naruto memang baka dari awalnya. Memang naruto ngak jadi nikah sama Shion. Thx buat RnR

Ujhethejamers: Ok! Sankyuu! Naruto akhirnya batal nikah dengan Shion dan ngejar Hinata. Mungkin udah cukup nyiksa batin Naruto. Thx buat RnR!

Guest: sorry gue masih newbie dan bukan senior jadi maaf kalo belum bisa bikin fic yang keren. Saya masih dalam proses pembelajaran untuk nulis fic. Tentu saja pengalaman dibutuhkan untuk menulis fic bukan langsung instan.

Lavender bhity-chan: Sankyuu! Hahaha sampai mewek-mewek ya? Ok! Thx buat RnR!

Huddexxx69: Ok! Thx buat RnR!

Nitya-chan: Yah Naruto memang awalnya salah mengambil keputusan tapi akhirnya dia sadar dan lebih memilih bersama Hinata. Thx buat RnR!

Namikaze immah-chan sapphire: Hehehehe! Ceritanya menyedihkan ya? Aku ngak sangka. Endingnya sudah NaruHina nih! OK! Thx buat RnR!

Jihan fitrina: Hahahaha... OK! Thx buat RnR!

Kyuubi no Baka: Ya endingnya NaruHina tapi ngak terlalu romantis nih. Happy endinglah! Thx buat RnR!

Dilaedogawa12: OK! Sankyuu! Yah chap ini udah ending! Thx buat RnR!

Yami hibichiru: Aku balas review chap 8 aja ya? Naruto memang menyesal jadi dia ngak berani lawan Sasuke. Konoha Rokie lakukan kayak gitu memang karena kecewa sama Naruto. Hahaha Sasuke memang kejam! Thx buat RnR!

Neko-chan: Ngak apa-apa, makasih udah review! Aku ngak nyangka bisa bikin para readers nangis baca fic ini. Ya plan B mungkin seperti itulah. The Rokiie kan memang ingin menyatukan kembali NaruHina. Hinata memang menderita tapi akhirnya bahagia kok bersama Naruto. Thx buat RnR!

Gadiezt Lavender: Yah tim rokie memang solid dan setia kawan. Shion memang centil disini. Sasuke kan memang orang yang jenius jadi perkataannya kebanyakan benar. Hahaha jangan dong nanti Sasuke jadi kriminal lagi. Tapi konfliknya dah habis karena chap ini udah ending. Thx buat RnR!

Memang fanfic ini telah berakhir tapi maukkah para readers sekalian memberikan komen terakhir lewat review?

Review Please?

ARIGATOU GOZAIMASHITA!

Oh iya numpang promosi nih #plak#

Gue lagi bikin fic baru dengan judul Samurai Force, pairnya NaruHina juga dengan genre Adventure/Romance. Kalo readers ada yang berkenan membaca fic itu diucapkan terima kasih, jangan lupa saran lewat review.

Arigatou!