Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: AU, OOC, Typo, YAOI, INCEST, PWP, Gangbang (maybe?) dan hal absurd lainnya.

Rating: M for Mature and Sexual Content

Pairing: NaruSasu, NaruMina, NaruIta/ItaNaru, FugaMina, NaruKyuu/KyuuNaru, FugaSasu (Chap full of PWP)

.

.


Complicated Relationship

.

~By: CrowCakes~

.: Enjoy :.


Naruto sadar ini sudah lima minggu sejak kepulangannya dari rumah sakit. Seharusnya semuanya kembali normal.

Kurama dan Itachi yang tergelak bersama dan mengatakan kalau sekarang mereka pacaran, Fugaku dan Minato yang sering jalan-jalan berduaan, dan Sasuke yang entah kenapa bersikap lebih manja padanya.

Ya—seharusnya hari ini menjadi hari normal seperti biasanya, tetapi nyatanya tidak.

Saat Naruto membuka matanya yang dia lihat pertama kali adalah tumpukan tubuh telanjang di lantai dengan beberapa botol bir dengan kandungan alkohol 20% berserakan di seluruh ruang tamu.

Mata sapphire nya semakin terbelalak ketika melihat Sasuke dan dirinya juga telanjang bulat tanpa pakaian. Disampingnya Kurama dan Itachi saling berpelukan tanpa helaian benang pun. Dan ayahnya—Oh God Gay!—Minato dan Fugaku juga tertidur dengan memeluk satu sama lain yang tentu saja tanpa pakaian sama sekali.

Naruto menekan keningnya yang tiba-tiba berdenyut sakit. Ada apa ini?

Ruang tamunya seperti habis dilanda sebuah gelombang tsunami, menyebabkan beberapa deret pita kain yang ada di tembok robek-robek dan hancur, kue bertingkat dengan tulisan 'Fugaku love Minato' yang sudah terpotong-potong dengan sadis dan sisa confetti yang berserakan di lantai, makin membuat Naruto sakit kepala.

Pemuda pirang itu memilih bangkit dari tidurnya kemudian beranjak menuju sofa yang empuk. Dia kembali memikirkan kejadian malam sebelum 'bencana' ini terjadi.

.

.

_Flashback_

.

Malam itu, Minato dan Fugaku duduk gugup di ruang tamu keluarga sang Namikaze. Didepan mereka, dua bersaudara Uchiha dan Uzumaki menatap mereka dengan bingung.

"Ayah—" Suara Naruto memecah keheningan di ruang ber-AC itu. "Kenapa mengumpulkan kami disini? Ada pengumuman penting apa?" Tanya pemuda itu lagi.

"Benar, ada apa?" Kali ini suara Itachi yang menimpali pertanyaan Naruto.

Fugaku berdehem pelan diikuti gerak gelisah Minato yang duduk disampingnya, "Aku ingin mengatakan sesuatu—" Ucap Fugaku akhirnya. Mata onyx nya melirik sekilas pada Minato yang sudah berwajah merah layaknya tomat. "Kami akan merencanakan menikah di Belanda." Lanjut sang kepala keluarga Uchiha itu.

Kalau anak-anak mereka bisa kena serangan jantung mungkin sekarang Itachi, Kurama dan Sasuke akan kejang-kejang mendadak, minus Naruto yang sudah pingsan dilantai.

Sasuke menggebrak meja frustasi, "Ayah bercanda kan?! Apa ayah gila?!" Serunya marah.

Fugaku tersenyum, "Ayah sudah berpikir keras dan inilah keputusan ayah." Sahutnya dengan nada lembut.

Minato mulai angkat bicara, "Aku hanya ingin keluarga kita selalu bersama." Katanya sambil menatap Sasuke penuh pengharapan.

Naruto memijat keningnya, "Ayah, kalau ayah menikah, bagaimana dengan kami? Maksudku—aku dan Sasuke pacaran."

"Naruto! Apa yang kau bicarakan?!" Potong Sasuke berusaha menahan kata-kata terlarang itu keluar.

Naruto mendeliknya marah.

"Sudah tidak perlu ditutup-tutupi lagi Sasuke, kalau ingin jujur sekaranglah saatnya." Desak Naruto keras kepala.

Minato tersenyum kecil.

"Ayah tahu, makanya itu kami berencana menikah agar kalian bisa berhubungan dengan mudah. Bukankah bila kita berada dalam satu rumah lebih bagus daripada berbeda rumah?" Terang Minato lagi yang mendapat anggukan setuju dari Kurama.

"Sudahlah Naruto, kau tidak perlu sakit hati karena ayah kesayanganmu menikah lagi. Toh, kau sudah punya Sasuke." Goda Kurama sambil menyikut Sasuke yang berada disebelahnya.

Naruto mendesah, "Ya sudahlah terserah kalian saja." Ucapnya dengan nada malas.

Kurama dan Itachi terkekeh sebentar, kemudian berteriak, "AYO BERPESTA!—"

.

_End Of Flashback_

.

.

.

.

Naruto masih duduk di sofa dengan lelah. Dia mengingat malam itu membuat pesta untuk merayakan hubungan ayahnya dengan Fugaku sebelum pergi ke Belanda untuk menikah. Mirip seperti pesta 'bujangan' hanya saja tidak seliar yang seharusnya mereka lakukan.

Tunggu—

Tubuh Naruto menegang ketika mulai mengingat potongan memori pesta 'liar' itu.

.

.

.

.

_Flashback_

.

Minato sudah mengatakan untuk tidak membuat pesta yang terlalu meriah. Tetapi Kurama dan Itachi berpendapat bahwa pesta 'bujangan' memang harus meriah dengan pita-pita warna warni juga gemerlap lampu-lampu kecil.

"Tapi kita tidak butuh kue sebesar ini juga." Protes Minato lagi sambil menatap bingung kue pesanan Sasuke yang bertulisakn 'Fugaku Love Minato'.

Pemuda raven itu tersenyum kecil.

"Bukankah bagus?—Naruto juga sudah membawa beberapa botol bir untuk merayakan pesta ini." Jawab Sasuke yang kembali bekerja untuk memasang pita warna merah di sekitar dinding rumah yang bercat putih itu.

Kurama yang menata meja hanya terkekeh pelan, "Ini pasti akan menjadi pesta kita yang hebat."

"Ya—hanya keluarga kita saja. Membayangkan menyanyi dan berdansa membuatku ingin segera menyelesaikan mendekorasi ruangan ini." Sahut Itachi lagi dengan menata beberapa cemilan di meja.

Naruto yang membawa bir hanya tertawa kecil, "benar! Pesta untuk kita berenam saja. Hanya pesta sederhana—ya kan Sasuke?"

Pemuda raven yang berada disebelahnya mengangguk pelan dengan senyum manisnya, "Ya—pesta sederhana."

Fugaku berdecak, "Ini bukan pesta sederhana." Lanjutnya sambil menatap kesal ke arah beberapa confetti dan topi-topi pesta yang dipakai anak-anaknya, "Bukankah ini terlalu—mewah dan meriah?" Lanjutnya lagi.

Itachi merangkulnya sambil menyerahkan segelas wine yang entah didapatnya darimana, mengingat Naruto cuma membeli botol bir saja, "nikmatilah ayah, ini pesta yang menakjubkan." Kata pemuda berambut panjang itu sambil mengangkat gelas wine nya diikuti oleh semua yang tersenyum girang.

"Untuk Pesta Fugaku Dan Minato. Cheers!" Teriak Kurama mengangkat gelas wine nya.

"Cheers!" Teriak seluruhnya, bersamaan mengangkat botol bir dan gelas wine.

Naruto menegak minumannya dalam sekali tegukan, begitu juga Sasuke, walaupun diselingi batuk-batuk lucu.

Itachi merangkul Kurama sambil tertawa, sedangkan Fugaku duduk disebelah Minato yang berada disofa.

Pesta malam itu berjalan dengan semestinya. Minum. Menyanyi. Berdansa. Dan tertawa. Tetapi satu hal yang membuat Naruto tidak akan menyangka kelanjutan pesta normal itu akan berubah menjadi pesta terliar yang penuh keabnormalan.

Hal itu terjadi saat Kurama menyampaikan suatu permainan yang—aneh.

Truth Or Dare!

"Hei!—Bagaimana kalau kita bermain?" Ucap pemuda berambut merah itu yang membuat seluruh mata memandangnya bingung.

"Bermain?—Bermain apa?" Pertanyaan polos itu dikemukakan oleh Minato yang sibuk memakan kuenya. Disebelahnya Fugaku hanya menyeruput birnya dengan nikmat.

Kurama terkekeh, "Truth or dare!" Ucapnya penuh dengan nada semangat.

"Wah—Aku setuju!" Jawab Itachi yang mulai memposisikan duduknya dilantai.

"Boleh juga." Dua kata itu keluar dari bibir Sasuke sambil mengambil posisi disebelah Itachi diikuti oleh Naruto yang menampilkan cengiran khasnya.

"Aku juga ikut." Kata Minato yang menarik lengan Fugaku untuk turut berpartisipasi dalam permainan truth or dare.

"Baiklah, semuanya sudah lengkap—" Kata Kurama yang melirik beberapa orang dihadapannya membentuk deretan duduk yang rapi berkeliling, "—kita mulai dari memutar botolnya!" Lanjutnya tanpa mengurangi nada semangatnya.

Moncong botol berputar cepat, kemudian seiring waktu mulai melambat dan berhenti tepat di depan Naruto. Kurama menyeringai.

"Truth Or Dare?" Tanya pemuda berambut merah itu.

Naruto berpikir sejenak.

"Truth!" Jawabnya tegas.

Kurama berdehem sebentar, "Katakan yang sejujurnya—" Mata merahnya melirik menggoda, "—apakah Sasuke hebat diranjang?" Sambungnya yang mendapat tatapan death glare dari si bungsu Uchiha.

"Kurama Hentikan!" Seru Sasuke kesal.

"Oh diamlah—aku sedang bertanya pada Naruto." Jawab Kurama malas sambil menunjuk pemuda pirang dihadapannya.

Naruto menunduk dengan wajah memerah, "Sasuke—" Ia menggigit bibirnya salah tingkah, "—uke terhebat di ranjang." Bersamaan dengan pernyataan memalukan itu, meletuslah siulan jahil dari Kurama dan sorakan menggoda dari Itachi. Sedangkan Minato dan Fugaku berusaha tidak tercekat dengan bir yang mereka minum.

"Oke—Oke—tenang—kita lanjutkan kembali." Tukas Kurama yang bergaya layaknya politisi yang sibuk menggosip di tivi. Tangannya kembali memutar sang botol yang malang. Benda itu kembali berhenti dengan moncong yang mengarah pada Minato.

"Truth Or Dare?"

"Dare!" Jawab Minato yakin yang dibarengi dengan seringai jahil Kurama.

"Cium Fugaku-san dengan erotis." Satu perintah telak membuat jantung Minato tertohok tajam.

"Apa yang kau bilang?" Tanya Minato berusaha meyakinkan pendengarannya.

Kurama sedikit berdecak sebal, "Aku bilang, cium Fugaku-san dengan erotis." Katanya dengan nada memaksa yang kentara sekali.

Minato terlihat enggan, mata jernihnya melirik kepala keluarga Uchiha itu. Fugaku membalas tatapannya dengan delikan kecil kemudian mengangguk pelan sebagai tanda untuk memperbolehkan Minato menciumnya.

Siulan dari Kurama semakin menjadi-jadi ketika Minato mendekatkan wajahnya untuk mencium Fugaku. Memagut bibir lembut itu tanpa paksaan. Dua detik ciuman merambah menjadi dua menit pergulatan lidah penuh nafsu. Kurama yang tadinya bersiul hanya meneguk air liurnya susah payah, dia menyesal menyuruh Minato untuk menicum Fugaku. Sangat menyesal!

Sasuke yang melihat pergulatan ayahnya dengan Minato menatap mereka dengan wajah memerah dan berdecak kesal.

Kurama yang berada disebelahnya merangkul Sasuke penuh seringai jahil.

"Sasuke-chan, mau coba juga?" Goda Kurama sambil mengangkat alisnya nakal.

Sasuke mengernyit jijik.

"Tidak terima kasih." Ucapnya tegas sambil beralih untuk duduk dipangkuan Naruto.

Itachi hanya terkekeh usil begitu melihat wajah kecewa sang pemuda berambut merah itu. Dia mendekat ke arah Kurama sambil merangkul pundaknya mesra, "Mau mencoba berciuman denganku?" Tanya Itachi.

Kurama menoleh ke arahnya bingung kemudian tersenyum jahil, "Tentu saja." Ucapnya dengan suara yang tidak kalah menggoda.

Itachi tertawa sebentar kemudian terhenti saat melihat Kurama mendekatkan wajahnya, dari jarak sedekat ini sang Uchiha berambut panjang itu bisa melihat wajah menawan cutie fox-nya itu.

Bibir Kurama menyentuh pelan mulut Itachi, memerangkapnya dalam kecupan singkat yang membuat dua orang itu terlena.

.

"Nghh—Itachi—mphh—hmmph—" Kurama sedikit meronta ketika tubuhnya didorong pelan untuk berbaring dilantai. Tetapi rasa nikmat membuat seluruh ototnya lemas dan memilih melakukan apa yang diminta pemuda dominan itu.

Kurama kembali melenguh nikmat saat rongga mulutnya di jilat seluruhnya oleh lidah nakal Itachi. Gigi. Gusi. Lidah. Langit-langit. Organ mulut yang merupakan titik lemah seorang Kurama sudah disapu habis. Membuat pemuda berambut merah itu terlelap dengan erangan dan desahan pelan.

Tangan Itachi kembali terjulur untuk merayap di balik baju Kurama. Menangkap dua nipple yang sudah menonjol disana.

Itachi menyeringai.

"Tegang, huh?—Lucu sekali."

Mata merah Kurama melotot ke arahnya, berharap death glare nya membunuh Itachi dengan sekali delikan tajam.

"Aku tidak tegang!—Jangan main-main! Sudah cukup!" Tukasnya sambil menepis tangan Itachi dari dadanya.

"Takut?—Oh—anak rubah takut bermain-main denganku. Lucu sekali." Ejek Itachi dengan kekehnya yang seperti biasa.

Kurama kembali melotot dengan galak.

"Aku tidak takut!" Serunya kesal.

"Tunjukan." Tantang Itachi singkat.

Kurama mendecak marah. Dia langsung membuka baju t-shirt nya dengan cekatan, kemudian melemparkannya pada Itachi dengan brutal.

"Lihat?—Tidak takut." Ucapnya lagi.

Itachi menjilat bibirnya dengan lapar kemudian ikut melepas bajunya sendiri. Kurama meneguk air liurnya ketika merasa dia terperangkap dalam tantangan buaya keparat dihadapannya.

"Kita mulai permainannya." Bisik Itachi pelan tepat ditelinga Kurama. Tangannya kembali gencar bergerilya di dada pemuda berambut merah dihadapannya. Kurama bahkan harus menggigit bibirnya untuk menahan desahan yang keluar.

.

Di samping mereka, Sasuke duduk dipangkuan Naruto dengan gelisah. Wajahnya menunduk saat melihat pergulatan kedua orantuanya dan kakaknya.

"Naruto—" Sasuke memanggil dengan suara berbisik.

"Hm?—kau ingin berciuman seperti mereka juga?" pertanyaan Naruto disambut anggukan malu- malu cacing dari Sasuke.

Ah—lucunya.

Naruto mengulum senyumnya kemudian membalikkan tubuh Sasuke agar berhadapan dengannya.

"Cium aku." Pinta Naruto manja. Sasuke menurut. Dia mendekatkan bibirnya dan menjatuhkan beberapa kecupan singkat di bibir pemuda pirang itu. Sesekali dengusan geli terdengar saat Sasuke melumat bibir Naruto.

Itachi yang melihat Sasuke mulai menikmati ciumannya segera beranjak menuju ke arah adiknya dan menarik lehernya pelan, membuat Sasuke melepaskan pagutannya pada Naruto.

Sasuke menoleh bingung, "Ada apa?" Tanyanya pada Itachi.

Itachi tidak menjawab, dia langsung mendaratkan bibirnya pada bibir Sasuke. Menciumnya dalam lumatan yang tak kalah panas dari Naruto.

"H—Hei!" Naruto berteriak protes pada Itachi, tetapi tarikan Kurama membuat Naruto menoleh pelan.

Didepannya, Kurama menjilat bibirnya sendiri kemudian mengecup mulut Naruto. Mau tidak mau Naruto memejamkan matanya menikmati lidah Kurama yang bertarung dengan lidahnya.

Sasuke melirik Naruto dengan ekor matanya, tangannya menarik bahu pemuda pirang itu agar berhenti bercumbu dengan Kurama.

"Naru—hmmphh—" Sasuke ingin memanggil keksasihnya itu, tetapi sekali lagi Itachi menutup bibirnya dengan ciuman yang semakin lengket dengan air liur.

Sambil tetap berciuman dengan Kurama, mata biru Naruto melirik Sasuke yang terengah-engah dicium oleh Itachi. Naruto mendorong wajah Itachi lalu menarik leher Sasuke untuk mendekat ke arahnya.

Sasuke yang terbebas dari pagutan liar kakaknya mencoba mendekatkan lidahnya di bibir Naruto yang sibuk bercumbu dengan Kurama. Berusaha ikut berparty dalam pergulatan lidah disana.

Naruto menjilat lidah Kurama dan Sasuke secara bergantian.

Nikmat. Ciuman mereka bertiga terasa manis di saliva Naruto.

Itachi yang melihat hanya mendecak marah.

"Hei!—Hei!—Aku tidak diundang dalam pesta, huh?" Ucapnya sarkastik. Naruto meliriknya sekilas lalu mendengus kecil. Dia melepaskan pagutan lidahnya kemudian menarik kepala Iachi untuk mendekat.

"Tentu saja boleh." Kata Naruto lagi yang langsung melahap bibir Uchiha tertua itu.

.

Fugaku melepaskan ciumannya di bibir Minato. Mata gelapnya melirik kedua anaknya yang sibuk bertukar saliva dengan kedua Uzumaki itu.

"Minato—" Fugaku memanggil, "—yuk gabung dengan anak-anak kita."

Sang Namikaze tidak menjawab maupun menolak, ia hanya membiarkan Fugaku menuntunnya untuk mendekat pada anak-anak mereka.

.

Sasuke yang pertama kali melihat ayahnya mendekat. Dengan cepat dia menarik Fugaku kemudian mengecup pipi kepala keluarga Uchiha itu.

Minato sedikit tersentak.

"Sa—Sasuke. Apa yang kau—hmmphh—" Belum selesai Minato terkejut, dia kembali dikagetkan karena Kurama mencium bibirnya dengan tiba-tiba.

"Kita akan bersenang-senang malam ini. Jadi nikmatilah." Bisik Kurama yang kembali memagut bibir Minato.

Fugaku memicingkan matanya tajam, "Hei!—Berhenti mencium Minato!" Serunya kesal.

Sasuke menahan tubuh Fugaku untuk berhenti menganggu 'acara' percumbuan Minato dan Kurama.

"Ayah—cium aku." Pinta Sasuke dengan suara manis manja. Naruto yang sibuk berciuman dengan Itachi pun jadi meneguk liurnya mendengar suara Sasuke yang menggiurkan itu.

Fugaku yang melihat 'santapan' yang menggoda tentu tidak membuang-buang waktu lagi. Dengan cepat dia menarik dagu Sasuke dan melumatnya dalam sekali tarikan napas.

Sekali lagi, pergulatan lidah ayah-anak membuat ruangan yang tadinya penuh suara tawa kini berubah menjadi desahan setan.

Oh—God—Naruto entah harus melakukan apa untuk menyadarkan akal sehatnya lagi. Mungkin sebotol bir dengan kadar alkohol tinggi? Yeah—great!

"Nghhh—"

Suara erangan kekasihnya mampir di telinga Naruto.

Sasuke menggeliat nyaman ketika Fugaku memainkan tangannya di balik celana pemuda raven itu.

Naruto membelalak kaget.

"H—HEI!—STOP!—" Naruto mendorong Fugaku dan menarik Sasuke kepelukannya.

Matanya menatap Fugaku tajam.

"Kita Hentikan Kegilaan Ini Sekarang!" Seru Naruto marah.

Desahan kecewa terdengar dari Kurama yang menghentikan cumbuannya pada Minato.

"Oh Naruto—berhentilah bersikap kekanakan." Ucap pemuda 'cutie fox' itu sambil menepuk bahu Naruto dan mengecup pipinya.

Naruto menepis kesal, "Tidak—Sasuke milikku! Oke?!"

"Cih—" decakan kali ini keluar dari mulut Itachi. Dia mengedikkan dagunya pada Kurama untuk memberi kode. Pemuda berambut merah itu menyeringai paham.

Dengan sigap Kurama menarik Sasuke, dan Itachi menarik Naruto. Memisahkan dua kekasih itu dari pelukan intim mereka.

"Apa Yang Kalian Lakukan?!" Naruto berontak kasar. Tetapi Itachi sudah mengunci pergelangan tangannya di belakang punggung.

Didepan mereka, Sasuke dipaksa telentang dilantai oleh Kurama. Ia menjilat bibirnya sambil menyeringai.

"Fugaku—mau membantuku?" Tukas Kurama sambil melirik pria Uchiha itu.

Entah karena kebanyakan meminum bir atau memang sedang kesurupan jin. Fugaku ikut menyeringai tertarik. Dengan sigap dia menelusupkan tangan-tangannya ke dalam baju dan celana Sasuke. Mencubiti kulit mulus anaknya itu.

"HEI!—" Naruto kembali meraung. Itachi bahkan harus menutup mulut pemuda pirang itu dengan bibirnya agar berhenti berteriak layaknya orang gila.

"Nikmati pertunjukannya." Bisik Itachi dengan suara serak yang parau. Naruto meneguk liurnya susah payah, terlebih lagi melihat pakaian Sasuke yang sudah terlepas dari tubuh mulusnya dan sekarang teronggok tidak berdaya dilantai.

Tubuh putih bak porselin itu terpampang erotis layaknya buku yang terbuka. Telanjang bulat tanpa satu helaian benang pun.

"Aku Bilang Berhenti!" Teriak Naruto yang tidak suka ketika Kurama mencumbu bibir Sasuke dengan seringai jahilnya, sedangkan Fugaku menjilat lubang anal anaknya itu.

"Ahhnn—Naru—Nghhh—" Sasuke mendesah hebat, tangannya mencoba menggapai Naruto yang berada disebelahnya. Sayangnya, Kurama menarik kembali tangan Sasuke dan menjilatnya layaknya orang kelaparan.

Naruto berusaha berontak dari cengkraman Itachi.

"Lepaskan Aku!—Sekarang!"

"Tidak Akan—" Sahut Itachi jahil.

.

Minato yang melihat Fugaku menjilat lubang Sasuke hanya mendesah sendiri sambil menyentuh tubuhnya yang terasa memanas. Pria pirang itu menurunkan celananya dan menyentuh kejantanannya yang sudah berdiri tegak.

Fugaku melirik Minato sekilas kemudian menarik pinggang pria itu untuk mendekat.

"Kau—terangsang—huh?" Goda Fugaku sambil meremas pantat kenyal Minato. Dan sesekali menamparnya karena gemas.

Pria manis itu mengerang pelan dengan wajah memerah. Tangannya ditarik Fugaku untuk mendekat dan berdiri dengan lututnya.

"Kurama—bantu aku." Jelas Fugaku sambil memberi kode dengan matanya.

Kurama mengangguk paham. Dia melebarkan paha Sasuke dan mengangkat kedua kaki pemuda itu tinggi-tinggi. Memperlihatkan lubang anal si bungsu Uchiha yang berkedut liar.

Naruto terbelalak ngeri, "KURAMA!—BERHENTI!"

"Diamlah Naruto—" Itachi menggerutu kesal.

"Kau Yang Diam, BODOH!" Balas Naruto tak kalah kesalnya.

"Cih—kau itu keras kepala sekali." Itachi mulai melakukan aksinya mendiamkan Naruto dengan menyentuh kejantanan pemuda itu. Suara Naruto tercekat ditenggorokannya ketika jari-jari nakal si Uchiha berambut panjang itu menari-nari di luar celananya.

"Itachi—hhhh—stop—"

"Hum?—Kau mengatakan apa? Aku tidak dengar." Goda Itachi sambil menyeringai senang. Naruto melotot ke arahnya dengan kesal, sayangnya hal itu semakin membuat Itachi tertawa keras. Ia malah membuka retsleting Naruto dan mengeluarkan benda keras yang sudah menonjol di balik sana.

"Lihat saja kekasihmu itu—dan nikmatilah." Bisik Itachi lagi. Naruto menggeram kesal sebelum mengalihkan mata birunya ke arah pacarnya yang mengerang nikmat dihadapannya.

.

Fugaku memasukkan jarinya ke lubang anal Sasuke, membuat pemuda itu mengerang dan menggeliat tidak nyaman. Sejujurnya—saat ini dia lebih suka Naruto yang memasuki lubangnya dibandingkan ayahnya, walaupun dia juga tidak menolak perlakuan kepala keluaga Uchiha itu.

"Nghhh—" Sasuke menggeliat sekali lagi. Miliknya kini sudah berdiri tegang, dan Kurama berdecak senang.

"MyMy—lihat siapa yang butuh sentuhan disini." Tukas Kurama sambil menyentuh ujung penis Sasuke.

Naruto menggeram marah.

"Kurama!—Lepaskan Sasuke!"

"Hum?—Lepas?" Tanya kurama lagi, "Aku rasa tidak." Ucapnya lagi sambil terkekeh geli, kali ini dia mulai mengocok kejantanan Sasuke.

Pemuda raven itu mengerang pelan, tubuhnya merasakan sengatan nikmat ketika Kurama menyentuhnya.

"Ahhh—ahh—nghhh—" Kali ini desahannya semakin keras.

Naruto bahkan menggigit bibirnya untuk menahan emosi.

.

Fugaku sudah memasukkan tiga jarinya ke dalam lubang sempit itu, menggerakkan sedikit demi sedikit agar Sasuke terbiasa dengan jari-jarinya.

"Fuga—nghhhh—" Minato memanggil dengan suara menggoda. Tubuhnya sudah tidak tahan lagi untuk disentuh.

Fugaku tersenyum. "Kemari manis." Tariknya pelan, tangannya terjulur untuk menyentuh benda milik Minato.

"Mau bermain dengan anakku?" Ucap Fugaku yang mendekatkan kejantanan Minato ke lubang Sasuke.

Minato berusaha mengelak, "Fuga—Apa yang kau—Ahhhk—" Tubuh Minato bergetar dengan erangankecil ketika batang kejantanannya di tarik untuk memasuki 'gua' basah milik Sasuke.

Minato menggigit bibirnya ketika rectum Sasuke mencengkram penisnya kencang. Saliva menetes disela bibirnya. Sedangkan napasnya mulai terengah-engah.

"Fuga—hhhh—ahhh—" Minato memanggil susah payah.

Fugaku mencium lehernya lembut.

"Kenapa sayang? Kau ingin menyodok Sasuke?—Lakukan saja." Jelas Fugaku lagi sambil meremas pantat kenyal Minato.

Minato yang merasa mendapat ijin dari Fugaku mulai menarik penisnya lalu mendorongnya keras. Sasuke tersentak ketika batang kejantanan pria pirang itu mulai menggesek dinding rectumnya.

"Ahhh—Stop—Minato-san—Ahhhk!" Sasuke berusaha meronta, tetapi tangannya ditahan oleh Kurama dan pahanya dibuka lebar oleh Minato. Sedangkan Fugaku mulai bermain-main dilubang anal sang Namikaze di depannya.

Naruto ditarik Itachi untuk mendekat ke arah Sasuke, "Ayo bangun, kita juga harus bermain." Katanya lagi.

"Apa maksudmu?" Pertanyaan Naruto membuat Itachi memutar bola matanya malas.

"Jangan berlagak bodoh sekarang, Naruto. Alkohol tidak membuat otakmu menciut 'kan?"

"Berhenti Bercanda, Itachi!" Naruto meronta lagi tapi Itachi memeganginya semakin erat.

"Aku tidak bercanda. Sekarang nikmatilah, dan jangan berontak lagi." Itachi mendekatkan penis Naruto ke mulut Sasuke.

"Jilat—" Perintah Itachi pada Sasuke yang terbaring lemah dilantai.

"Itachi! Stop!" Naruto menatap Itachi dengan pandangan mematikan. Sayangnya hal itu tidak terlalu berhasil pada keluarga Uchiha yang termasuk hebat dalam membalas death glare.

.

Sasuke menuruti perintah kakaknya, ia membuka mulutnya dan mulai mengulum batang kemaluan Naruto.

"Hgghh!—" Pemuda pirang itu tersentak ketika miliknya merasakan sensasi basah dan hangat dari mulut kekasihnya itu.

Minato yang melihat Sasuke mengulum kejantanan Naruto semakin terangsang dan semakin liar menyodok lubang anal Sasuke.

"Ahhh—Ahhh—nikmat—Ahhhh—" racaunya lagi dengan mulut terbuka penuh dengan saliva yang menetes. Fugaku mengecup punggung Minato, membuat tubuh kurus itu bergetar nikmat.

Fugaku berbisik dengan suara bariton menggoda, "Kau menikmati menyodok anakku, Minato-chan?"

"Ahhh—ya—hhhh—Fuga—nikmat—" Kata Minato sambil terus menyodok lubang anal Sasuke dengan suara becek yang menggema diruangan tersebut.

"Baguslah—karena aku akan mulai 'memasuki' mu." Lanjut Fugaku sambil memposisikan miliknya di pantat kenyal Minato.

"Fugaku—apa yang—ARGHH!" Tubuh Minato mengejang ketika 'rudal' besar itu menyodok lubang analnya tanpa aba-aba. Badannya bergetar, kejantanannya berdenyut liar dan Minato tidak bisa menahan airmatanya yang keluar.

Sakit. Lubangnya sakit. Tetapi rasa perih itu tergantikan ketika Fugaku mulai memaju-mundurkan pinggulnya. Mengobak-abik spot sensitif di rectum Minato.

"Ahhhk!—Ahhhk!—" Minato kembali mengerang. Dia merasa nikmat luar biasa.

Penisnya yang dijepit rectum Sasuke, dan lubang analnya yang digenjot oleh Fugaku. Kenikmatan surga itu membuat Minato terbelalak dengan mata yang terbalik dan lidah yang terus menjulur mengeluarkan air liur.

Erotis dan sensual. Dua kata yang membuat Fugaku semakin menggenjot lebih keras lubang sang Namikaze.

.

Di sisi lain, Naruto berusaha untuk tidak terjerumus godaan setan seperti Kurama dan Itachi. Sayangnya, imannya terlalu lemah dan memilih membiarkan tubuhnya terlena dengan sengatan yang membuat setiap inchi tubuhnya bergetar.

Bahkan Naruto mulai menggerakkan penisnya untuk masuk lebih dalam ke kerongkongan Sasuke. Membuat pemuda raven itu harus tersedak berkali-kali.

"Naru—Hghh—hmphhh—stop—nghhh—"

"Ahhh—Sasuke—hggghh—enak—" Desis Naruto.

Itachi yang melihat pemuda Uzumaki itu berhenti berontak langsung melepaskan cengkramannya. Dia menyeringai sambil mengeluarkan miliknya yang sedari tadi berdenyut tidak karuan.

"Sasuke—jilat milikku juga." Pinta Itachi yang menggoyang-goyangkan ujungnya di bibir pemuda raven itu.

Sasuke menurut, dia menyeruput pre-cum Itachi dan Naruto secara bergantian. Bahkan sesekali memasukkan batang kejantanan keduanya ke dalam mulutnya. Menghasilkan cairan saliva yang tumpah dari sela bibirnya.

Kurama yang berada disebelahnya menjilat tetes air liur di leher Sasuke kemudian ikut menjilat dua buah kantong di bawah kejantanan Itachi. Menggigitnya dan menghisapnya secara bergantian. Membuat Itachi harus menahan erangan serta desahannya.

.

Di bagian bawah Sasuke, Minato masih dengan wajah erotisnya terus berteriak nikmat. Membiarkan tubuhnya tersentak oleh sodokan Fugaku yang semakin lama semakin cepat.

"Minato—ahhh—" Fugaku memanggil pria yang disayanginya dengan suara menggoda. Memeluk tubuh ramping itu dan menariknya kuat. Membuat penis Minato langsung lepas dari lubang Sasuke dengan suar -Plop!- nyaring.

Fugaku membanting Minato di lantai tepat disebelah tubuh Sasuke yang terbaring. Mengangkat kedua kaki pria pirang itu kemudian kembali menyodoknya dengan irama yang konstan.

Naruto yang melihat lubang anal Sasuke yang nganggur langsung bergerak menuju kesana dan mulai berancang-ancang memasukkan miliknya yang terlihat basah oleh cairan pre-cum serta air ludah Sasuke.

"Aku—masuk." Kata Naruto dengan hentakan keras saat menerobos lubang Sasuke. Tubuh pemuda raven itu kembali tersentak tetapi sedetik kemudian langsung mengerang nikmat ketika Naruto mengobak-abik lubangnya penuh nafsu.

Itachi tidak tinggal diam, dia ikut bergerak menuju bagian bawah Sasuke, kemudian mendekatkan penisnya di lubang Sasuke yang sudah diintimidasi oleh milik Naruto.

"Dua 'tongkat' tidak akan terlalu sulit kok." Kata Itachi yang mendapat tanggapan bingung dari Sasuke serta Naruto. Tetapi sedetik kemudian mereka berdua langsung terkejut ketika penis Itachi mencoba bergabung dengan kenjantanan Naruto yang sudah lebih dulu berada didalam lubang anal adiknya.

Sasuke menjerit keras, "LEPAS!—HENTIKAN!—AKU AKAN ROBEK!" Tangannya berusaha meronta tetapi dapat ditangkap oleh Kurama.

"Itachi—apa yang kau lakukan!" Kali ini pernyataan protes keluar dari mulut Naruto.

Itachi kembali berdecak kesal.

"Sudah kukatan diam dan nikmatilah." Desis sang Uchiha tertua sambil mendorong masuk penisnya.

Naruto meringis ketika miliknya bergesekan dengan benda keras Itachi di dalam lubang Sasuke. Sedangkan pemuda raven itu tersentak perih sambil menggigit bibirnya kuat-kuat. Punggungnya melengkung ke atas dengan napas yang terengah-engah. matanya sudah terbelalak dengan cairan yang tumpah di pipinya.

"Baiklah—kita mulai." Bisik Itachi sambil menjilat bibirnya. Dengan cepat dia menggerakan pinggulnya keluar-masuk dengan tempo keras.

Sasuke lagi-lagi menjerit, "HENTIKAN!—AKU ROBEK!—ARGHHH!—AHKKK!—" Kepala pemuda itu menggeleng ke kiri dan kanan, mencoba mengusir rasa pedih di 'gua' miliknya. Sayangnya, hal itu tidak berguna, karena kini dari arah lubang pantatnya merembes tetesan darah akibat gesekan keras rectumnya dan dua batang kejantanan milik Itachi dan Naruto.

Naruto meringis kecil,"Itachi—kau menggesek milikku terlalu kuat."

"Bukankah—hhhh—nikmat—Naruto? Penis kita masuk di lubang yang sama. Hangat. Nikmat" Racau Itachi sambil terus mempercepat sodokannya. Naruto meringis sebentar kemudian ikut menggenjot lubang anal Sasuke.

Naruto maju, Itachi mundur, Naruto mundur, Itachi maju. Kedua batang kejantanan itu terus menggesek rectum Sasuke secara bergantian dengan tempo yang sama. Membuat pemuda raven yang menjadi mainan sex mereka hanya bisa membuka mulutnya megap-megap, berusaha bernapas. Mata onyx nya sudah terbalik karena sakit dan nikmat.

Kurama menjilat lidah Sasuke, menghisap mulut itu dengan kelaparan. Tangannya digerakkan untuk menarik-narik tonjolan nipple Sasuke yang sudah menegang.

Sasuke pasrah digagahi oleh kekasihnya dan kakaknya. Ia membiarkan tubuhnya tersentak berkali-kali akibat genjotan di lubangnya, sedangkan mulutnya kini sibuk memberi kenikmatan pada penis Kurama yang seenaknya langsung memasuki rongga mulutnya.

"Ahhh—Ahhhk—" Itachi mengerang, dia mempercepat tempo kocokannya. Naruto sedikit kesusahan mengimbangi sodokan sang uchiha tertua.

"Itachi—" Naruto memanggi,l berharap pemuda itu memperlambat tempo genjotannya karena Sasuke hampir pingsan menahan nyeri.

Bukannya melambat, Itachi malah semakin keras dan kuat menghantam dinding prostat sang adik.

Sasuke kembali menjerit susah payah.

"Ahhhk!—Kakak!—Stop!—Hmpphhh!" Teriakan Sasuke diredam oleh batang kejantanan Kurama yang langsung menyodok rongga mulutnya hingga ke pangkal lidah. Pemuda raven itu meronta-ronta dengan tangisan di sisi matanya, kini dia sulit bernapas dan merasa ingin muntah disaat yang bersamaan.

Naruto semakin terangsang melihat wajah menggiurkan kekasihnya itu. Terlihat lemah dan tak berdaya. Salahkan otak bejatnya dan nafsu besarnya yang membucah, kini Naruto semakin gencar menyodok lubang Sasuke tanpa henti.

"Ahhh—Naru—hghhh—" Sasuke mengerang pelan dengan napas yang pendek-pendek.

"Sasuke—Ahhh—" Naruto menggigit bibirnya sambil terus berkonsentrasi menggenjot lubang surga itu dengan kalap.

Itachi mendekatkan bibirnya ke mulut Naruto, melumatnya dan menghisapnya kelaparan. Kemudian melepaskan pagutannya ketika mereka butuh asupan oksigen.

Naruto tiba-tiba melepaskan ciuman dari Itachi dan menghentikan sodokannya, membuat Sasuke serta Kurama meliriknya dengan bingung.

"Ada apa?" Tanya Itachi yang melihat Naruto melepaskan penisnya dari lubang Sasuke.

Pemuda pirang itu menunjuk Fugaku dan Minato dengan dagunya, "Ayo kita bergabung dengan ayah kita." Sahutnya.

Itachi melirik dengan ekor matanya kemudian menyeringai senang, "Tentu saja."

.

Fugaku yang masih menggenjot lubang Minato langsung tersentak kaget ketika Naruto mendekat dan mulai memposisikan miliknya ke lubang sang Namikaze.

Fugaku meliriknya tajam, "Apa yang kau lakukan?"

"Bersenang-senang." Jawab Naruto.

Fugaku ingin protes lagi tetapi langsung kaget melihat Sasuke yang diangkat Itachi untuk duduk diatas perut Minato.

"Tung—Tunggu dulu." Fugaku kembali protes.

Naruto memutar bola matanya malas, dengan cekatan dia menarik leher Fugaku dan menciumnya untuk menghentikan ocehan pria Uchiha itu.

Itachi terkekeh sebentar, kemudian mendudukan Sasuke di batang kejantanan Minato.

"Hghhh!—" Sasuke mengerang pelan ketika lubangnya ditusuk secara perlahan oleh benda milik Minato.

Kurama memposisikan batang 'rudal' nya di depan mulut Minato.

"Jilat—" Bisiknya dengan suara parau.

Minato menurut kemudian mengulum batang kemaluan yang berdenyut-denyut senang itu. Sedangkan Itachi memilih meremas pantat Kurama yang kenyal dan terlihat membangkitkan nafsu setannya.

"Kurama—" Desah Itachi yang tidak sanggup lagi menahan libidonya.

"Masukkan Itachi—aku ingin penismu sekarang." Goda Kurama dengan suara yang sanggup menggetarkan iman seorang Uchiha berambut panjang itu.

Sang uchiha menyeringai senang saat mendengar 'permohonan' sang rubah.

Batang kejantanannya kini digesek-gesekkan tepat di lubang anal Kurama, membuat gesekan manja.

Secara perlahan pemuda berambut panjang itu mulai memajukan pinggulnya.

Kurama terhentak kecil, ketika penis Itachi amblas di lubang surganya. Dorongan kecil dari pinggul Itachi membuat lubang Kurama tergesek dan menghantam prostat miliknya.

Kurama melenguh, "Ahhnn—Itachi—nghh—"

Sedangkan Minato yang mengulum kejantanan Kurama hanya bisa terbelalak lebar saat lubangnya seperti dirobek secara paksa.

"Hmphh!—nghh!—" Minato berusaha berontak, tetapi tubuhnya tidak bisa digerakkan saat Sasuke menghempas-hempaskan pantatnya di atas penis Minato.

Mulutnya sang Namikaze disiksa oleh kejantanan Kurama. Sedangkan lubangnya kini dimasuki oleh dua penis yang besarnya sanggup membuat mata Minato terbalik.

Ya—Lubang Minato kini penuh dengan kejantanan Fugaku dan Naruto. Dua orang itu menggenjot lubangnya dengan tempo yang sanggup membuat Minato hilang kesadaran. Mulutnya tidak dibiarkan mengeluarkan rintihan sakit saat penis Kurama terus menyodok kerongkongannya dengan kejam.

Sasuke yang berada diatasnya sibuk menghempas-hempaskan pantatnya dengan keras diatas batang kemaluan Minato yang mengeluarkan terlalu banyak pre-cum hingga menetes disela lubang anal Sasuke.

Sasuke mendesah nikmat, "Ahhh—Naruto—Nghhhh—"

Naruto yang merasa dipanggil langsung menarik leher Sasuke dan mencium tengkuk pemuda itu. Menjilat dan menghisapnya penuh sayang.

Pemuda raven itu semakin bergetar nikmat, dia mempercepat henpasan pantatnya diatas penis Minato. Membuat pria pirang dibawahnya tersedak erangannya sendiri.

Naruto dan Fugaku menyodok lubang Minato tanpa ampun secara bergantian. Membuat lubang itu merembeskan beberapa tetes darah yang menambah gairah Naruto untuk menggagahi ayahnya.

.

Itachi mendengus penuh nafsu sambil terus mendorong pinggulnya maju-mundur di pantat Kurama.

Pemuda berambut merah dihadapannya masih mengerang keras, menikmati permainan sang dominan di bagian bawah tubuhnya dan sang Namikaze yang menelan batang kejantanannya hingga ke pangkalnya.

"Ahhh—fuck—ahhk—" Kurama menggigit bibirnya ketika rasa nikmat terus melanda tubuhnya.

"Hhh—Kurama—enak—hghh—" Itachi terus mempercepat sodokannya. Tubuh pemuda itu semakin bergetar ketika miliknya bergesekan dengan dinding anal Kurama.

"Itachi—Ahkk!—gagahi aku—aghh—fuck me harder—" Erang Kurama sambil terus meracau kata-kata yang membuat Itachi semakin bernafsu.

.

Sasuke masih menghempas-hempaskan pantatnya ke benda milik Minato. Gerakannya melambat ketika kepalanya semakin kosong dan menghitam.

Sasuke tidak sanggup lagi. Dia hampir pingsan dengan badan yang penuh keringat dan mulut yang terus meneteskan air liur. Matanya berusaha fokus tetapi irisnya selalu memutar terbalik dengan rasa nikmat.

Naruto yang menyadari kondisi Sasuke berusaha memegangi pinggul pemuda itu agar tidak limbung. Sesekali dia memberikan tenaga tambahan dengan mencium bibir Sasuke yang menjulurkan lidahnya.

Disamping Naruto, Fugaku terus menyodok lubang Minato dan membuka paha mulus itu semakin lebar.

Minato tidak melawan. Tubuhnya pasrah di jadikan mainan sex dan digagahi layaknya anjing pelacur. Pria pirang itu bahkan tidak mempedulikan rasa pedih di lubang analnya yang robek dimasuki oleh dua penis sekaligus.

"Hghh—hhh—" Sesekali Minato berusaha bernapas dengan sisa suara yang ada. Hanya sedetik dia bisa menghirup oksigen karena detik selanjutnya batang kemaluan Kurama kembali menyodoknya kerongkongannya tanpa ampun.

Sasuke yang berada diatas tubuhnya mengerang keras. Pemuda raven itu ingin memuntahkan cairan putihnya segera.

"Naruto—hghhh—tolong—ahkk!—tidak sanggup—" Rintih Sasuke yang mengeluarkan airmatanya terus menerus. Naruto membantu pinggul Sasuke untuk kembali menghentak keras ke batang kemaluan Minato.

"Keluarkan Sasuke—muntahkan semuanya—" Desis Naruto sambil mengocok batang kejantanan Sasuke dengan cepat.

.

Tubuh Kurama ikut bergetar bersamaan dengan badan Sasuke yang gemetaran.

Itachi langsung memeluk tubuh pemuda berambut merah itu kuat-kuat. Nafasnya mendengus dengan keras.

"Kurama—hhh—aku keluar—" Desis Itachi yang menggigit bahu kekasihnya dari belakang.

Kurama mengerang. "Aku—ahhk!—keluar!—ITACHI!—ARGHHH!" Kurama berteriak, ia menjambak kepala Minato untuk menelan kejantanannya bulat-bulat dan menyemprotkan spermanya dengan liar di kerongkongan pria pirang itu.

Minato mengejang tersedak, matanya terbelalak ngeri dengan mulutnya yang mencipratkan cairan putih hasil sari Kurama.

Itachi menggigit bibirnya ketika rektum Kurama mencengkram batang kemaluannya dengan sangat erat.

"Ahhk—Kurama—GHHGG!—" Pinggul Itachi tersentak berkali-kali seraya menyemburkan lahar putihnya yang kental di dalam tubuh Kurama. Deru napasnya terdengar tersengal-sengal ketika melepaskan penisnya secara perlahan dari lubang kenikmatan itu. Tetes spermanya tercecer di lantai dan beberapa mengotori bongkahan pantat kenyal sang 'cutie fox'.

Kurama dan Itachi ambruk dilantai.

Meninggalkan Minato yang tersedak oleh cairan Kurama yang tertelan di mulutnya.

.

Sasuke semakin bergetar, tangannya mencengkram apa saja agar bisa meredakan erangan serta desahannya. Miliknya semakin berdenyut liar layaknya jantung yang berdegup hidup. Sedikit lagi—batang keras itu akan mengeluarkan semprotan putihnya.

Sebelum Sasuke berhasil 'keluar', Naruto sudah menarik tubuh pemuda itu dari atas Minato dan membantingnya di lantai.

Naruto melepaskan penisnya dari lubang sang ayah kemudian menyodok lubang Sasuke dengan kasar dan tidak sabaran.

Sasuke hanya mengerang lemah, "Hhhh—hhh—Naru—"

"Sasuke—ahhh—nikmat—" Desah Naruto sambil mengangkat satu kaki Sasuke ke atas bahunya.

"Naru—Aghh—aku keluar—ahhh!—AHHKK!" Tubuh Sasuke mengejang, ia menggigit bibirnya dengan kuat ketika cairan putih itu menyemprot keluar dan terciprat di lantai hingga meninggalkan bercak yang lengket.

Naruto merasa penisnya dipijat dengan sangat kuat oleh lubang Sasuke. Ia mulai merasa otot perutnya mengejang tidak terkendali, dan batang kejantanannya berkedut dengan cepat, selanjutnya—

"Aghh!—Aghh!—Sasuke!—ARGHHH!" Naruto mendorong sekuat tenaga pinggulnya hingga mencapai dinding maksimal di dalam lubang surga itu. Menyentak kasar seraya menyemburkan sari putih miliknya di dalam 'gua' basah Sasuke.

Naruto bergetar kecil, kemudian melepaskan miliknya dan membiarkan spermanya keluar menetes dari pantat kenyal pemuda raven itu.

Naruto terengah-engah, keringatnya menetes diseluruh tubuh berkulit tan miliknya.

Sasuke yang berada dibawah badannya mencoba tersenyum kecil sambil melandaskan sebuah kecupan singkat di bibir pemuda pirang itu.

"Kau hebat—' puji Sasuke yang sanggup membuat Naruto mendengus kecil menahan tawa.

"Yeah—kau juga." balasnya yang ikut berbaring di sebelah tubuh kekasihnya.

.

Disebelah Naruto, Fugaku masih menggenjot lubang Minato dengan ganas tanpa mempedulikan rintihan sang Namikaze.

"Fuga—hhh—aku tidak—hhhhh—sanggup—"

"Tahan—ghhh—" Ucap Fugaku lagi.

Tangan pria berambut gelap itu menarik tubuh Minato dan menggendongnya dalam dekapannya.

"Peluk aku—" Perintah Fugaku.

Sayangnya, Minato sudah terlalu lemah, dia tidak sanggup berpegangan lagi.

Dengan sigap Fugaku memeluk pinggang pria pirang dihadapannya dengan erat.

"Hgghh—Minato—" Fugaku terus memegangi pinggul Minato untuk membantu menghempaskan bongkahan pantat kenyal itu ke penisnya. Semakin dalam dan intens. Cepat dan kuat. Hingga suara becek dan decakan basah kembali terdengar dari bagian bawah tubuh Minato.

Sang Namikaze merasa kepalanya kosong dan matanya mulai menggelap. Dia membiarkan tubuhnya dihentak ke atas dan kebawah oleh Fugaku layaknya boneka sex tanpa roh.

"Fuga—ahhh—hhh—" Minato kembali memanggil pria berambut gelap didepannya. Kedua lengannya mencoba mengalungkan ke leher sang kepala keluarga Uchiha.

"Minato—hhh—aku mau keluar—" Desis Fugaku yang melenguh keras tanpa memperlambat kocokan penisnya di lubang becek Minato.

"Aku juga—ahhh—" Tubuh Minato mengejang, pantatnya semakin terhempas dengan keras di atas kejantanan Fugaku.

Fugaku menggigit nipple Minato saat klimaks mencapai tubuhnya. Membuat sang Namikaze berteriak keras dengan mulut yang terbuka.

"Fugaku—ghhh—Aghhh!—AGHHH!" Minato kembali mengerang ketika miliknya berdenyut liar, sedetik kemudian cairan putih menyembur layaknya air mancur dan menciprati wajah Fugaku yang juga orgasme bersamaan dengan sang Namikaze.

Pegangan Fugaku di pinggul Minato mulai melemah, membuat tubuh kurus itu terjatuh ke lantai dengan suara -bruk!- kecil.

Minato tersengal-sengal disebalah tubuh Fugaku yang mencoba menormalkan deru nafasnya.

Tangan pria Uchiha menyeka keringat dari kening Minato, "maaf—" bisiknya pelan dengan suara berat yang menggoda ditelinga sang Namikaze.

"Maaf untuk apa? Aku menyukai semua perlakuanmu, Fugaku." Sahut Minato dengan menampilkan senyum khasnya yang menawan.

Fugaku mendengus kecil dengan senyuman yang tersungging di bibirnya, "Kalau begitu—terima kasih, Minato."

"Sama-sama—" Kali ini Minato menjawab sambil menutup matanya perlahan. Ia sudah tidak sanggup menahan kantuk dan rasa cepeknya.

.

_End Of Flashback_

.

.

.

Dan begitulah akhirnya. Melakukan kegiatan 'panas' benar-benar menguras tenaga dan 'cairan'. Tidak heran, mereka semua tertidur pulas sekarang.

Hanya Naruto yang menekan-nekan keningnya sambil duduk di sofa saat mengingat pesta 'gila' mereka tadi malam.

"Sial—" Desis Naruto dengan helaan napas yang penjang.

Pemuda pirang itu mencoba bangkit dari sofa untuk membersihkan diri ke kamar mandi. Tetapi gerakannya terhenti ketika suara erangan Sasuke membuatnya berpaling kaget.

"Sasuke—kau sudah bangun?" Naruto membantu kekasihnya untuk duduk di sofa.

Sasuke sedikit meringis ketika bongkahan pantatnya menyentuh empuknya sofa.

"Masih sakit?" tanya Naruto lagi yang ditanggapi dengan anggukan pelan dari Sasuke.

"Ya—sedikit—tapi akan sembuh." Sahutnya singkat.

Sasuke kembali memperbaiki posisi duduknya kemudian menatap mata Naruto tajam.

"Naruto—soal pernikahan kedua orangtua kita di Belanda. Uhm—bagaimana menurutmu?"

"Bagaimana apanya?"

"Yeah—maksudku, apa kau setuju?" Kali ini pertanyaan Sasuke diikuti sikap gelisah yang terlihat dari gerakan tubuhnya.

Naruto tersenyum singkat kemudian menepuk area atas kepala kekasihnya itu, "Well—bagiku tidak masalah asalkan kita tetap bersama."

"Begitukah?"

Naruto tidak menjawab, mata birunya masih menatap Sasuke yang semakin gelisah. Apakah dia mengkhawatirkan Fugaku? Pikir Naruto heran.

Naruto menghela napas, "Kau masih menyukai ayahmu?"

"A—apa?" Sasuke sedikit terlonjak, kemudian membuang muka dengan kesal, "tentu saja tidak! Aku sekarang menyukaimu, Dobe!"

"Lalu apa yang membuatmu gelisah?" Paksa Naruto.

Sasuke menundukkan wajahnya, "Aku hanya—ingin melihat perayaan pernikahan ayahku saja."

Naruto mengangkat kedua alisnya, tanda mulai paham maksud pacarnya itu, "Ah—kau ingin ikut ke Belanda juga?"

"Y—Ya begitulah." Ucap Sasuke sambil mendelik Naruto dengan tatapan jangan-lihat-aku-dengan-seringai-mengejekmu-itu.

Naruto mengulum senyumnya, " Baiklah—nanti kita akan bicarakan hal itu pada Fgaku dan Minato, oke?"

Sasuke mengangguk pelan. "Dan—Naruto—"

"Ya?"

Sasuke memutar-mutar jempolnya dengan gugup, "Maukah kau bermain 'ronde kedua' bersamaku?"

"Ron—ronde kedua?" Naruto terbelalak kaget ketika mengetahui arti senyum mesum si bungsu Uchiha.

Sasuke mendekat dengan suara menggoda, "Ayo—bermain lagi." Bisiknya dengan tiupan di telinga Naruto yang membuat pemuda pirang itu merinding geli.

"Sa—Sasuke—"

Pemuda raven itu semakin mendekat sambil mengalungkan tangannya dileher Naruto yang terus menerus meneguk air liurnya gugup.

"Aku sudah tidak sabar, Naruto-kun." Desah Sasuke lagi.

Naruto tertawa getir—Matilah sudah dirinya! Tamatlah riwayat 'Naruto junior'! Habislah sudah cairan miliknya yang akan diperah hingga tetes terakhir!

"Sasu—"

"Kita mulai sekarang, ya." Potong Sasuke dengan seringai diwajahnya.

Naruto menjambak rambut blonde nya dengan jeritan histeris memilukan hati.

"TIDAAAKK!—"

.

.

.

.

FIN

.

.

.

Yup! Maaf kalo ngegantung dan gaje—Saia emang gk berbakat buat nge—akhiri sebuah Fic... Muahaha...

Dan saia juga bingung bagaimana bikin Erofic yang tidak hancur, apalagi 6some alias gangbang. Jujur!—saya masih perlu latihan yang banyak biar gak terlihat mengerikan. #plak *author digampar massa* XD

Oke—saya mau ngucapin makasih buat seluruh reader n silent reader.

LOVE U ALL!—MUAH! :*

.

RnR please?