Shin Sung Ah present

.

.

.

.

.

.

.


.

.

.

.

.

.

.

.

Ini sudah puluhan kalinya aku melihat jam tanganku dengan tidak sabaran. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.30,lewat setengah jam dari waktu yang di janjikan. Aku menengokkan kepala ke kiri-kanan,siapa tahu aku bisa menemukan batang hidung namja bermarga choi itu.

Yang benar saja! Aku disuruh menunggu di depan kafe dan tak di bolehkan menunggu di dalam dan ini sudah setengah jam aku berdiri disini! Tak tahukah dia? Udara seoul malam dibulan ini sangat dingin? Dia ingin membuatku mati membeku apa disini?!

Kurapatkan mantelku untuk menghalau udara malam yang sangat menusuk kulitku. Kugosok-gosokkan kedua tanganku dan kutiup dengan udara hangat dari mulutku. Aish! Ini benar-benar sangat dingin dan membuatku menggigil.

Dari sudut mataku,aku melihat seseorang dengan pakaian serba hitam dan memakai topi. Berjalan dengan menundukkan kepalanya. Sangat mencurigakan,apalagi dia sepertinya berjalan ke arahku. Sebelum aku sempat mengerjapkan mata,tas jinjingku sudah berpindah tangan. Lalu orang itu berlari,pergi dariku.

Butuh beberapa detik untuk aku memprosesnya,hingga aku tersadar apa yang sedang terjadi. Aku pun berlari kearah orang itu pergi,mengejarnya dan berteriak-teriak dengan sangat keras "pencuri! Pencuri! Seseorang tolong tangkap pencuri itu!"

Semua orang,iya semua orang yang melihat aku mengejar pencuri tasku hanya sekedar menonton. Benar-benar hanya menonton. Tak ada satupun orang yang ikut berlari bersamaku mengejar pencuri yang berlari dengan sangat cepatnya di depanku. Aish! Apa semua orang di kota seoul ini sudah tak memiliki rasa keprimanusiaan apa? Kenapa mereka tak ada satupun yang berinisiatif untuk membantu?!

.

.

.

.

.

Aku terus berlari mengejar pencuri itu. Berlari sekuat tenagaku,tak kupedulikan paru-paruku yang sudah memanas dan nafasku yang sangat terengah-engah. Yang kufikirkan hanya satu sekarang ini,mengejar pencuri itu dan mendapatkan kembali tasku!

Pencuri itu terus dan terus berlari dengan sangat cepat mencoba melarikan diri dari kejaranku. Membuatku tak sadar,kalau diriku kini berlari mengejarnya di gang-gang sempit yang sepi yang tak ada satupun orang disana dengan penerangan yang sangat minim. Yang kutahu hanya berlari mengejar pencuri itu. Aku sangat senang,saat ujung gang sempit ini adalah gang buntu dan pencuri itu berhenti.

"Mau kemana lagi kau?" Dengan idiotnya aku bertanya.

Pencuri itu berbalik menghadapku. Dari postur tubuhnya,aku bisa menebak kalau pencuri itu seorang namja. Namja yang sangat tinggi dan berbadan kekar berotot.

"Kembalikan tasku!"

Meski aku tak bisa melihat wajah pencuri itu dengan jelas,dikarenakan topi yang dia pakai menutupi sebagian wajahnya apalagi dengan penerangan yang remang-remang ini. Tapi,aku bisa melihat seulas senyum yang dia layangkan padaku? Tersenyum? Kenapa pencuri ini tersenyum padaku?

Pencuri itu membuang tasku dengan sembarangan.

"Yak! Tasku!" Pekikku dengan keras. Oh,tidak! Kenapa dia melempar tasku dengan seenaknya jidatnya?! Di dalam tasku itukan ada benda sangat berharga. Sebuah psp yang sangat kusayang. Aish! Bagaimana kalau pspku lecet? Atau kalau tidak lebih buruk dari itu! Pspku tercerai-berai dan tak bisa diidentifikasi lagi? Aku menatap marah kearah pencuri itu.

Pencuri itu melangkah,selangkah demi selangkah mendekati ku.

Yak! Mau apa apa pencuri ini mendekatiku? Dengan panik aku memandang sekelilingku yang hanya ada tembok tinggi mengelilingi gang sempit ini. Tak ada satupun orang yang tampak di mataku kecuali diriku dan pencuri itu.

Mau apa dia?

Ah!

Aku tersentak dengan pemikiranku. Jangan bilang,dia akan membunuhku disini! Bukannya di tivi sekarang marak akan kasus pembvnuhan dan mutilasi? Apalagi disini sama sekali tak ada orang yang melihat dan menjadi saksi mata pembunuhan yang akan dilakukan oleh pencuri ini padaku. Sempurna sekali!

Pencuri itu kian mendekat. Tangan kanannya masuk kedalam jaket kulit hitam yang dia pakai,seperti mengambil sesuatu di dalam jaketnya? Apa? Apa? Apa yang akan diambil dibalik jaketnya itu? Pisaukah? Atau pistol kah? Atau benda-benda lainnya yang akan dia gunakan untuk membunuhku?

Kakiku yang bergetar ketakutan,kupaksakan untuk melangkah mundur kebelakang. Keringat dingin membasahi tubuhku,merembes ke kaos yang kugunakan. Duk! Kurasakan punggungku menabrak dinding. Oh,tuhan! Inikah akhir dari hidupku? Akankah aku berakhir disini dengan dibunuh oleh pencuri itu?

Kupejamkan kedua mataku rapat-rapat. Dan kutahan nafasku. Menunggu ajal yang akan menjemput beberapa detik lagi. Suara langkah pencuri itu menggema di gang sempit ini. Aku bisa mendengar sangat jelas langkah berat nya mendekat.

.

Semakin mendekat.

.

Dekat.

.

Aku menunggu.

.

.

.

.

.

Keningku berkerut. Kenapa tak terjadi apapun?

Aku membuka mataku. Yang kulihat adalah pencuri itu menjongkokkan dirinya di depanku dengan kepala yang di tundukkan ke bawah. Aku melihatnya dengan pandangan bingung.

Kenapa pencuri ini berjongkok di depanku?

Dengan gerakkan sangat cepat dan tak bisa kutangkap dengan mataku,tangan pencuri itu mengacung ke arahku.

"Kya!"

Aku kembali memejamkan mataku dan tubuhku bergerak untuk menjauhkan diri dari pencuri itu. Gerakkan yang percuma,karena punggungku telah menempel dengan dinding. Setidaknya aku ada pergerakkan badan untuk menjauh.

Untuk kedua kalinya aku tak merasakan apa-apa pada tubuhku. Tak merasakan sakit akan tusukkan pisau di tubuhku. Atau tak merasakan tembakkan yang melobangi tubuhku oleh peluru dari pistol,bahkan aku sama sekali tak mendengar suara tarikkan pelatuk dari pistol yang kubayangkan.

Aku kembali membuka mataku dengan takut-takut.

Dan..

.

Apa yang kulihat di depanku mataku,membuat aku tercenga. Sangat-sangat mencengangkan!

.

.

Pencuri itu masih berjongkok di depanku dan posisinya yang sama,kepala yang masih menunduk kebawah.

Tapi..

.

Tangan kanannya yang teracung padaku. Tidak sedang membawa barang-barang yang akan membunuh seperti apa yang kufikirkan tadi. Tak ada yang namanya pisau atau pistol ataupun barang-barang yang akan melukai atau membunuhku.

Tapi...

.

.

.

Sebuah kotak berwarna hitam yang terbuka. Kotak kecil itu berisi sebuah cincin berwarna putih yang sangat cantik dan begitu indah. Ada sebuah batu atau berlian yang berkilau di tengah-tengah cincin itu.

Aku menganga melihat cincin itu.

Dengan gerakkan sangat pelan,pencuri itu mengangkat wajahnya. Aku menutup mulut dengan kedua tanganku,melihat siapa sang pencuri yang aku kejar dan aku kira akan membunuh disini. Di gang sempit yang remang-remang dan tak ada satupun orang berada disini.

Dia tersenyum. Sangat lebar. Hingga kedua dimple yang menghiasi pipi kanan-kirinya tercetak sangat jelas.

.

Pencuri itu adalah choi siwon.

Dan aku masih menatapnya tak percaya.

"Sejak melihatmu untuk pertama kalinya di kafe itu. Aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama padamu. Kau sangat cantik saat itu. Aku tak bermaksud menghinamu sebagai pelajar high school. Mulutku saat itu bertindak lain dengan apa yang ada di fikiranku. Saat itu,aku tak dapat berfikir dengan benar. Semua tindakkanku dan semua ucapanku kebalikkan dari apa yang kufikirkan saat itu.

"Kau adalah yeoja yang pertama kali yang bisa membuat hatiku tergetar hanya dengan melihatmu. Dan,aku tak menyesal saat keesokkan harinya aku memaksamu untuk menikah denganku. Apalagi orang tuamu langsung mendapatkan restu. Aku sangat bahagia.

"Aku tahu aku terlihat sangat menyebalkan dan terlihat sebagai orang yang sangat jahat yang memaksamu menyetujui pernikahan ini. Aku menyadarinya dan aku meminta maaf atas semua sikapku yang sangat egois ini. Tapi satu hal yang harus kau tahu.

"Aku benar-benar mencintaimu. Sangat mencintaimu. Mungkin kau tak percaya,karena kita baru saja mengenal dalam beberapa hari. Tapi,aku tak peduli kalau ini terlalu cepat. Menurutku jatuh cinta dan mencintaimu tak membutuhkan banyak waktu untukku.

"Cho kyuhyun,maukah kau menikah denganku? Maukah kau menjadi pendamping hidupku dikala susah ataupun senang,hingga maut memisahkan kita? Maukah kau menjadi ibu dari anak-anak kita kelak? Dan,maukah kau mencintai seorang choi siwon yang sangat bodoh dan tak peka ini?"

.

.

Kedua ujung bibirku tertarik ke atas dengan perlahan. Air mataku menetes dan jatuh membasahi kedua pipiku. Airmata bahagia. Aku menghapus air mataku yang kini mengalir sangat deras,dengan punggung tangan. Kepala kuanggukkan berkali-kali.

"Aku mau. Aku mau" jawabku dengan suara yang tercekat. "Aku mau menikah denganmu. Aku mau menjadi pendampingmu hingga maut memisahkan kita. Aku mau menjadi ibu bagi anak-anak kita kelak. Dan... dan... dan aku mau mencintaimu yang bodoh dan tak peka itu,karena aku juga sangat bodoh karena mencintaimu choi siwon"

Siwon berdiri. Tangannya mengusap kedua pipiku secara bergantian dengan lembut. Menghapus air mataku yang tergenang disana. Senyum lebar masih menghiasi wajah tampan dan membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya. "Terima kasih"

Akupun tersenyum lebar mengikutinya.

Tangan kiriku diraih dan diangkat olehnya. Lalu dengan perlahan memasukkan cincin yang sangat cantik ke sela-sela jari manisku. Aku terkejut,saat cincin itu masuk di jemariku dan sangat pas disana. Bagaimana dia bisa tahu ukuran jariku? Ah,itu tak penting! Yang terpenting saat ini,aku sangat bahagia. Sangat-sangat bahagia. Bisa dicintai oleh seorang namja yang luar biasa sempurna dan akupun perlahan mencintainya.

Siwon mencium cincin yang kini terpasang dengan indahnya di jemariku. Lalu mencium punggung tanganku dengan bibir tipisnya yang ternyata sangat lembut. Aku bisa merasakan getaran yang menyenangkan saat bibirnya menempel di permukaan kulitku.

Wajahnya mendongak,memandangiku dengan tatapan tajam khasnya. Jantungku berdetak sangat cepat,lebih cepat seperti aku tengah berlari dengan kencang tadi. Diturunkannya tanganku. Wajahnya perlahan mendekat kearahku. Aku tahu apa yang ingin dilakukan olehnya. Kedua mataku dengan otomatis menutup.

Perlahan aku bisa merasakan bibir yang sangat lembut yang dimiliki seorang choi siwon menyapu bibirku. Bibirnya menutupi bibirku. Hanya sekedar menempel. Seakan akan siwon sedang menyalurkan perasaannya yang sangat dalam padaku.

.

"Yak! Kalian mau berciuman sampai berapa lama lagi?" Samar-samar aku mendengar seseorang berteriak tak jauh dari kami. Seperti suara youngwoon oppa.

Aku membuka mata,siwon sudah menjauhkan bibirnya dari biibirku. Tapi,wajahnya masih berada sangat dekat di depan wajahku. Kedua matanya memandangiku dengan lembut. Dan aku bisa melihat betapa dia mencintaiku dari tatapan mata yang dia berikan padaku.

"Youngwoon oppa?" Bisikku bertanya.

Siwon hanya mengganggukkan kepalanya samar. "Hyung,kau sangat mengganggu!"

"Yak! Ayo,kita makan. Aku sudah sangat lapar!"

"Kau saja yang makan duluan"

"Aish! Yak choi siwon! Kau mau berbuat mesum disini dengan kyuhyunie eoh? Nanti saja,setelah kalian syah menikah. Kau ini tak sabaran sekali sih! Kalian menikah juga tinggal beberapa hari lagi kan? Sabar dan tunggulah sebentar lagi"

Aku sampai melongo mendengar perkataan youngwoon oppa yang tanpa jeda itu. Apalagi dengan wajah siwon yang kini memerah. Entah merasa marah atau malu? Aku tak tahu.

"Hyung!"

Yah,sepertinya keduanya.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

HAPPY WONKYU DAY!

.

.

.

chapter 7 datang~~~

.

Romantis kah adegan diatas tadi? Apa sangat pendek?

Hahaha,seperti chapter ini sangat pendek ya?

Maaf ya :D

.

Makasih sudah membaca fanfic ini dan mengreviewnya :D

.

Makasih ~ Wonkyudee - AniesLoveWonkyu - WonKyuPet - everadit - ermagyu - Kayla WonKyu - miszshanty05 - yoshi Kyu - rikha-chan - CLC0610 - shin min young - dazzledaisy - Kimfida61 - fiakyu - Ny cho evil - lea - vira - meotmeot - evil kyu - Cloud to Yeye - ratnasparkyu - anin arlunerz ~

.

Review kalian sangat berarti untukku :)

Maaf jika ada nama yang belum aku sebut atau nama yang aku tulis dengan salah :D