Title : "That Call"

Genre : Romance, Humour, et-ce-tra…

Rating : YOSH! WE GOT M!

Casts : KyuMin!~~ HaeHyuk, Shim Changmin, and mention a bit for YunJae kkk~

Length : 6/6 (END)

Disclaimer : KyuMin MUTLAK milik Tuhan YME, dirinya sendiri, keluarganya, dan saling memiliki! But as usual, the story is MINE ^^

Summary : *without summary* xDD

Warning : Yaoi-BL-BxB ,, A.N.E.H ,, OOC ,, Typo(s) ,, EY(T)D ,, de-el-el .. m(_ _)m *deep bow*

I beg u SO MUCH! Please, please do not puke just because of this story! -_-

Let's enJoY it with patient~~~^^

.

Don't Like Don't Read, Please…

.

^^~~Say No for Plagiat, Okay?~~^^

.

HAPPY READING

.

...


PART SIX: "MWO? Not PHONE-SEX again?!"


.

.

Room 1307.

Mereka berdua berdiri didepan salah satu pintu kamar apartemen. Sungmin masih terdiam tanpa suara, sampai—

"Ini kamar apartemen-ku."

Sungmin terkesiap. "EH?!" kagetnya dengan ekspresi blank.

Kyuhyun memutar tubuhnya menjadi menghadap Sungmin. Senyum simpul itu terpampang begitu saja, yah.. maksudnya sebelum senyum itu berkembang menjadi senyum khas Cho Kyuhyun.

"Aku harap kau suka dengan kejutan dariku, Minnie~"

Sungmin masih mengerjapkan matanya.

"Ah salah, maksudku kau akan 'ketagihan' dengan kejutan dariku."

Dan didetik selanjutnya Sungmin dapat merasakan tubuhnya melayang diudara, belum lagi dengan dua lengan dipunggung dan perpotongan lututnya. That's a bridal-style!

Dalam rasa terkejutnya yang terdalam, batin Sungmin berteriak nyaring,

APA MAKSUDNYA?! O.O

.

That Call

by.

Marcent Cho

.

BRUK!

Suara benda yang saling berbenturan itu terdengar, walaupun salah satu dari benda yang tertubruk itu merupakan benda bernyawa dengan nama manusia. Manusia bernama Cho Kyuhyun lebih tepatnya. Tubuh namja berkulit pucat itu berada dilantai putih ruangan apartemen-nya. Kalau kau tanya kenapa, mungkin sosok kelinci–ralat, manusia manis dihadapan Kyuhyun tahu jawabannya.

Lee Sungmin.

Tepat sekali.

Kedua lengan putih halus Sungmin secara refleks mendorong Kyuhyun sekuat tenaga, hingga akhirnya namja berstatus muridnya itu kini berakhir diatas lantai berkarpet biru laut. Kalau bisa dikatakan mungkin tindakan Sungmin barusan merupakan wujud rangsangan antisipasi terhadap bahaya, yah, kita tahu lah bahaya apa yang TADINYA hampir menyerang kelinci imut itu.

"Hah, hah, hah." helaan napas Sungmin terdengar mengelilingi ruangan sunyi tersebut. Pandangan mata Sungmin menyerngit menatap Kyuhyun yang masih belum mendongakan kepalanya, ia kaget sekaligus takut.

Apa-apa yang kulakukan? Apa aku terlalu keras mendorongnya? Bagaimana kalau dia kesakitan karena terhantam lantai? Batinnya kalut. Biar bagaimanapun namja tampan itu tetaplah muridnya, bisa gawat kalau ia sampai terjerat hukum akibat tuduhan kekerasan terhadap muridnya sendiri. Sungmin sedikit merinding membayangkannya.

"K-kyuhyun...ssi?" panggil Sungmin perlahan.

Tak ada jawaban.

Glek!–Sungmin sulit menelan saliva.

Sret.

DEG!

Hanya sedikit gerakan lengan Kyuhyun, namun cukup membuat degupan jantung Sungmin menjadi semakin dan semakin menggila. Lee Sungmin berpikir cepat. Haruskah ia langsung kabur?

Sret.

Satu detik gerakan ringan lagi dari Kyuhyun pun membulatkan tekat Sungmin.

Drap drap drap!

Cklek.

BLAM!

Sungmin memilih kabur dari sana. Namja manis nan imut itu tak memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti, yang penting sekarang. Yang penting kabur sekarang. Yang penting kabur dari hadapan Cho Kyuhyun sekarang. Itu saja prioritasnya detik ini.

.

.

Ting.

Pintu lift terbuka dilantai satu, dengan cepat Sungmin keluar dari sana dan segera bergegas meninggalkan kawasan apartemen ini. Ia ingin segera sampai kerumahnya. Mematut diri dikamarnya, menggulung diri diselimut, serta mendinginkan kepalanya. Kalau bisa, ia juga ingin meredakan debaran jantungnya yang sangat tak terkendali.

Deg deg.

Deg deg.

Ia menghapus peluh yang mengalir dipelipisnya, langkahnya kini sudah berada dipinggiran jalan raya. Sungmin memilih kendaraan umum taksi untuk dinaikinya sampai rumah. Meskipun memang bisa saja ia menaiki bis atau kereta untuk menghemat biaya, tapi Sungmin sungguh ingin secepatnya menenggelamkan dirinya dikasur, tidak perduli meski harus membayar ongkos sampai tiga kali lipat mahalnya.

Sesekali Sungmin melirik kearah gedung apartemen yang sedikit demi sedikit mulai menjauh dari jarak pandangnya. Mulutnya meringis pelan.

Besok...entah apa yang akan ia lakukan jika bertemu Cho Kyuhyun.

.

.

Namja tampan itu masih berada dilantai apartemen sewaannya. Lengannya sedikit demi sedikit bergerak, hingga akhirnya ia pun membangunkan diri dari tempatnya terjatuh tadi. Bukannya ia tidak menyadari namja manis yang kabur dari sana, ia hanya membiarkannya. Membiarkan mangsa empuk itu lari begitu saja. Tangannya membetulkan kancing seragamnya yang terbuka sampai separuh dadanya. Kepalanya pun mendongak dan menoleh pada pintu kayu coklat yang tertutup. Menatapnya sejenak, lalu menyeringai.

"Sepertinya aku terlalu terburu-buru."

Ucapnya pelan masih dengan sudut bibir yang tertarik kesamping, sebelum akhirnya mendengus pelan dan menggeleng,

"Apa yang akan kau lakukan esok hari, Lee seonsaengnim? Betapa aku menunggunya."

Dan dalam sekejap otak jeniusnya memikirkan tindakan yang akan ia tunjukan untuk sang seonsaengnim. Berdoa saja semoga itu bukan tindakan yang buruk, terlebih mengancam keselamatan bunny imut kita.. kita membicarakan seorang evil ingat, dimana segala sesuatu yang haram akan orang ini halal-kan bagaimana pun caranya -_-

.

.

KyuMin

.

.

SKIP TIME

Lee Sungmin's House - 23:30 KST

.

Trrrrrrt trrrrrrrt trrrrrrrrrrrt.

Klik.

Pip!

"Yeo-"

"HYUKKIE!" Sungmin menaikan oktaf suaranya. Meneriakan nama sahabat yang sedang dihubunginya itu sebelum orang tersebut bahkan belum menyelesaikan satu kalimatnya, ia tidak punya waktu untuk sekedar basa-basi ucapan 'yeoboseyo'.. ini situasi darurat untuknya.

"Ck, Ming! Pelankan suaramu, kau tidak tahu sekarang pukul berapa?!"

Eunhyuk -atau Lee Hyukjae- mendecak kesal. Ia sungguh merutuki Sungmin saat ini, tidur berharganya harus terganggu karena kelinci sahabatnya itu. Ada-ada saja.

"Ada apa?" tanya Eunhyuk memelankan suaranya.

"Hyukkie...hiks! Bagaimana ini?"

"Apanya yang bagaimana? Dan kenapa kau menangis?" Eunhyuk menyerngit, tentu saja pertanyaan Sungmin terdengar ambigu ditelinganya.

"Hiks...Hyukkie, bagaimana ini? Aku..."

Dan Sungmin menceritakan semuanya. Tanpa kurang suatu kalimat apapun, tak juga yang dilebih-lebihkan. Eunhyuk memang sahabat Sungmin sejak SD, tidak heran jika mereka selalu berbagi cerita tanpa ada kebohongan sama sekali. Selama bercerita, yang diselingi sengukan Sungmin, Eunhyuk tidak membuka suaranya sama sekali sampai Sungmin benar-benar selesai mengatakan setiap kata per kata.

-10 minutes later-

"...begitu Hyukkiee...jadi bagaimana ini? Hiks!" Sungmin mengakhiri ceritanya.

"..."

Tak mendapat jawaban apapun dari sang sahabat, Sungmin menautkan kedua alisnya. "Hyukkie?" panggilnya yang tak jua mendapat respon dari line seberang. "Hyukkie, kau ter-"

"Menurutku ini perkembangan yang bagus Ming, iya kan?"

"Heh?" bola mata Sungmin membesar mendengar kalimat tiba-tiba Eunhyuk barusan. Perkembangan bagus? Bagus apanya? Batin Sungmin penuh tanda tanya.

Seolah mengetahui isi pikiran Sungmin, Eunhyuk kembali membuka suaranya. "Ini perkembangan bagus, Ming, apa kau tidak berpikir begitu?"

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Hyuk?" Sungmin menggeleng meskipun barang tentu Eunhyuk tidak akan mungkin bisa melihatnya.

Eunhyuk membuang napasnya perlahan. Akan sedikit sulit menjelaskannya panjang-panjang, pikirnya. "Maksudku, bukankah tindakan agresif Cho Kyuhyun itu menunjukan reaksi positif untukmu?"

"Positif?"

"Ne, ke-agresifan Cho Kyuhyun ini menunjukan kalau kau tidak bertepuk sebelah tangan, well, mungkin hampir 90% tidak bertepuk sebelah tangan maksudku. Coba kau bayangkan kalau dia tidak menaruh perasaan apa-apa padamu, pasti dia tidak akan bereaksi apa-apa, benar kan? Dengan kata lain, Cho Kyuhyun tertarik padamu, Ming. Atau kalau kau mau yang lebih bagus lagi, ia menyukaimu." Eunhyuk menjelaskannya secara singkat, akan lama kalau menjelaskannya secara rinci.

"..." dan kali ini Sungmin yang terdiam.

"Tidak usah berpikir yang rumit-rumit, Lee Sungmin. Percaya padaku, 90% ia pasti menyukaimu. Lebih baik kau sekarang tidur untuk menyegarkan pikiran. Besok saat disekolah kau harus menemui Cho Kyuhyun dan katakan maaf padanya, atau kalau perlu kau sekalian saja mengatakan perasaanmu. Arrachi? Baiklah, jaljayo Ming-ah~" seolah tak perduli dengan pergulatan batin yang dialami sahabatnya, Eunhyuk memilih untuk mengakhiri telepon. Wajar ia mengantuk, ia baru saja selesai membuat bahan ajar untuk jadwalnya besok di tiga kelas sekaligus.

Klik!

Tut tut tut tut tut...

Lengan kanan Sungmin menjutai dengan bebas, pergelangan tangannya melemas hingga ponsel pink yang sudah tak tersambung lagi dengan sahabatnya itu terjatuh begitu saja keatas kasur lembut miliknya. Pikiran Sungmin bercabang tak tentu arah,

"Menemui Kyunnie dan meminta maaf? Dan kalau bisa menyatakan perasaan?" ucapnya mengikuti kalimat Eunhyuk barusan. "Justru itu yang tidak akan mungkin bisa kulakukan, Lee Hyukjae...!" racaunya pasrah.

Baginya sekarang, saran Eunhyuk sama sekali berguna.

.

.

.

Lee Donghae's House - 23:58 KST

.

Namja tampan yang kerap kali disamakan dengan ikan nemo itu mengerjapkan matanya cepat. Ia kaget, sekaligus tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar dari orang diseberang sambungan ponselnya. Sekian detik berada dalam masa kejutnya, ia pun menggelengkan kepalanya.

"Ka-kau serius?! Maksudku...melakukan itu, me-melakukan itu padanya?" ucapnya sedikit berjengit, tangannya mengeratkan genggaman pada ponsel biru muda ditelinganya.

Dan jawaban dari seberang sana semakin membuat kedua bola matanya membesar.

"KAU PASTI BERCANDA?! APA MAKSUMU AKAN-!"

Klik!

Tuuuuuuuutttt...

"Haish, dimatikan!" kesalnya sambil menatap layar touchscreen-nya yang terdapat tulisan 'call ended in 15 minutes 33 secon' tersebut. Ia sungguh, sangat teramat tidak mengerti dengan orang yang baru saja memutuskan panggilang teleponnya. Padahal orang ini yang menghubunginya, tapi orang ini juga yang mematikannya. Ada apa dengan orang ini, semoga ia tidak melakukan hal yang aneh-aneh! Batinnya merutuki orang tersebut.

Puas memandang layar ponselnya, sekaligus merutuk dalam hati, pandangannya kini menerawang.

Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya,

"Apa dia benar-benar serius?"

Ucapnya pelan, yang tentu saja tak akan menemukan jawaban.

.

.

...

KyuMin

...

.

.

NEXT DAY

.

Tap tap tap.

Tap tap tap.

Langkah lunglai itu menyusuri lorong lantai satu tempat ia bekerja sebagai guru. Sang pemilik langkah yang rupanya guru Biologi disana entah sudah berapa kali menhembuskan napasnya, tak ingatkah ia pepatah 'satu helaan napas akan membuat kebahagiaanmu berkurang satu'? Bagaimana ia bisa memikirkan kebahagiaannya yang sudah berkurang puluhan itu, kalau nyatanya pikiran dan hatinya sedang mengalami pergumulan masalah.

"Haaaaahh.."

Namja itu, Lee Sungmin, sekali lagi menghela napasnya.

"Ya Max, kenapa kau menyeretku kebawah?!"

Deg!

Suara itu..

"Kau harus ikut aku, Yunho hyung dan Jaejoong hyung sedang ada diparkiran. Mereka ingin bertemu denganmu, dan kau pasti tidak mau kan kalau sahabat karibmu yang tampan ini habis dipukuli hyung sekaligus hyung iparnya karena tidak menjalankan perintah mereka?"

"Tch, lebih baik aku melihatmu babak belur kalau begitu."

"Jahat sekali kau, Cho!"

"Tapi yah.. aku akan menyelamatkanmu dari amukan mereka, karena aku juga merindukan pasangan Jung itu. Kapan mereka kembali dari China?"

"Dasar Evil! Mereka baru datang kemarin. Dan akan menetap di Korea sebelum pergi ke Jepang lusa nanti."

Kedua namja berstatus sahabat baik itu asik bercengkerama.. meskipun diselingi tindakan anarkis dari masing-masing pihak, terlebih dengan namja pemilik rambut ikal auburn yang kerap kali melontarkan kalimat pedas untuk namja paling tinggi diantara mereka. Tak heran kalau temannya barusan menyebutnya evil -_-

Deg deg deg.

Deg deg.

Lee Sungmin terpaku ditempatnya. Ia ingin kabur dan bersembunyi dari tempat itu, namun lorong satu arah yang dipijakinya sama sekali tidak mendukung. Lagipula kedua kakinya mendadak seperti mati rasa untuk digerakan. Yang bisa ia lakukan hanya berdiam diri disana, dengan tangannya yang mencengkeram erat tas punggungnya didada.

"Oh, seonsaengnim. Selamat pagi." Salah satu dari kedua namja itu menyapanya. Tindakan wajar seorang murid kepada gurunya.

"Eh, ah.. ne, se-selamat pagi...Changmin ssi." Sungmin menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum, tidak mungkin ia mengabaikan salam muridnya kan? Tapi,

DEG!

"Ya Max, cepatlah! Kau mau aku berubah pikiran, hah?! Atau kau memang lebih suka mendapatkan amukan dari Jae hyung, hem?"

"Aissh! Iya, iya, sabarlah sebentar, setan Cho!" namja bernama Changmin itu mengumpat kesal, lalu kembali menghadap gurunya dan membungkuk hormat. "Kami permisi seonsaengnim, sekali lagi selamat pagi."

Kedua namja itu pun kini menghilang dari hadapan Sungmin.

Memang tidak terlalu kentara, tapi tidak salah lagi.. namja disebelah Shim Changmin barusan...terlihat seperti mengacuhkannya. Walaupun tidak begitu yakin dengan pendapatnya sendiri, namun ada satu hal yang ingin Sungmin lakukan sekarang juga.

Bolehkah ia menangis?

.

.

"Ya Evil, kenapa kau berlaku tidak sopan didepan Lee seonsaengnim tadi?"

"Benarkah?"

"Iya, kau tidak sopan padanya tahu. Jangankan mengucapkan salam, membungkuk hormat padanya saja tidak. Jarang sekali kau begitu."

"Hem.. mungkin karena untuk seterusnya aku akan berbuat hal yang tidak sopan padanya."

Kalimat terakhir diselingi senyum simpul itu membuat Shim Changmin bungkam dengan rasa penuh kebingungan. Apa maksudnya? Setan ini memang hobi sekali membuatku mati penasaran. Batinnya menyerngit.

.

KyuMin

.

Teachers' Room - Break Time

.

Entah bagaimana perasaan Sungmin saat ini. Semua perasaan negatif berkecamuk menjadi satu, rasanya sungguh ingin menangis saja. Ia tidak bodoh, tentu saja, kalau tidak mana mungkin ia menjadi guru saat ini. Tapi justru kalau bisa, rasa-rasanya akan lebih bagus kalau ia tidak menjadi guru dan menjadi orang bodoh saja. Andai saja ia bodoh, ia pasti tidak akan menyadarinya, menyadari kalau seorang Cho Kyuhyun mengacuhkannya. Lebih parah, mengabaikannya. Catat baik-baik, mengabaikannya seharian penuh.

Bukannya Sungmin sudah berani untuk berbicara dengan Kyuhyun, tapi bahkan saat sedang suasana lorong ramai pun tak sekalipun Kyuhyun menghadap padanya saat berpapasan. Seratus delapan puluh derajat berbeda dengan biasanya. Cho Kyuhyun tidak seperti Cho Kyuhyun, paling tidak menurut Sungmin.

Apa karena kejadian kemarin?

Apa karena aku mendorongnya?

Apa karena aku kabur begitu saja?

Apa karena aku?

Apa ia marah padaku?

Dan entah sudah berapa puluh pertanyaan tak terselesaikan kini bersemayam didalam otaknya, semakin menambah kepenatan pikirannya yang memang sudah lelah sejak kemarin malam. Sebut saja Sungmin tidak profesional, tapi sedikit-banyak perasaan gundahnya sudah mempengaruhi cara kerja Sungmin hari ini. Tak jarang banyak murid yang menanyai kesehatan Sungmin yang mungkin saja menurun akibat dari wajahnya yang lesu disepanjang jam pelajaran, bahkan ada murid yang sampai mengajukan diri untuk memijat pundaknya, yang tentu saja ia tolak dengan halus. Betapa perubahan sikap satu murid memberikan dampak yang besar untuknya. O-oh, terang saja.. satu murid ini adalah namja yang memiliki peran besar dihatinya.

"Haaahh.."

Helaan napas Sungmin kembali terdengar.

.

.

Not Far From There

.

"Ming kasihan sekali Hae, ia kelihatan lesu seharian ini. Ada apa sebenarnya dengan Cho Kyuhyun itu? Awas saja kalau ia sampai menyakiti hati Ming."

Melihat namja-nya mendumel dengan bibir yang bergerak-gerak lucu, Lee Donghae tak bisa menahan diri untuk tertawa pelan.

"Kenapa kau tertawa Hae, kau tidak kasihan dengan Sungmin hah?" Eunhyuk mendelikkan mata bulatnya kearah Donghae yang sedang menutup mulutnya menahan tawa.

"Ani chagi, bukan begitu maksudku.. aku memang kasihan dengan Sungmin yang kelihatan sangat tidak sehat itu, tapi kalau boleh kusarankan, mungkin saat ini kita harus biarkan dia yang bertindak. Ini bukan giliran kita untuk membantu mereka, sayang."

Eunhyuk menyerngit. Ia tak paham maksud namjachingu-nya.

"Maksudku, untuk saat ini aku pikir kita tidak perlu ikut campur dulu. Biarkan orang itu menjalankan reencananya sendiri. Kau mengerti, Hyukkie?"

Sumpah demi seluruh koleksi pisang yang ia punya, Eunhyuk masih belum mengerti.

"Ah, tapi aku rasa ada satu hal yang dapat kita lakukan untuk Sungmin...sekaligus orang itu. Hal yang cuma kita berdua bisa lakukan, dan aku yakin bantuan kita ini akan sangat membuat mereka berdua bahagia, chagiya~"

Oh.. sungguh, bolehkan Eunhyuk menenggelamkan namja Mokpo ini kembali kehabitnya dilaut selatan? Dan bisa dipastikan dalam hitungan detik Lee Eunhyuk akan benar-benar melakukan hal nistanya pada namja ini.. kalau Donghae tidak segera menjelaskan maksud dari setiap perkataannya dengan bahasa yang lebih mudah ia pahami!

Kesimpulan: Eunhyuk = Namjachingu sadis -_-

.

KyuMin

.

Cuuuuurrrrr.

"Fuhh..." hembusan napas itu memenuhi tempat tersebut. Masih dengan orang yang sama yang selalu menghela napasnya sampai hari ini, Lee Sungmin.

Sungmin sungguh tidak tahu lagi harus melakukan apa, bahkan didalam toilet pun ia hanya bisa membuang napas lelahnya percuma. Ia tidak menangis, atau katakan saja tidak bisa menangis. Diacuhkan oleh orang yang kau cintai itu rasanya menyesakkan asal kau tahu saja. Tapi Sungmin tidak mau menarik kesimpulan terlebih dahulu, meskipun sejak pagi hatinya merong-rong untuk menumpahkan rasa sedihnya. Sendiri. Tanpa siapapun, bahkan sahabatnya.

"Aku harus melakukan apa?" ucapnya lirih dihadapan cermin. Matanya menyayu dengan tetesan air yang jatuh dari ujung rambutnya, membasuh muka untuk menyegarkan wajahnya pun tidak berguna.

Sungmin terdiam didepan cermin. Untunglah toilet ini sepi, toilet dekat kantin bawah yang jarang dimasuki murid. Paling tidak diwaktu istirahat ini ia dapat menenangkan pikirannya. Menurut pelajaran Biologi yang dikuasainya, gelombang alpha dapat membantu seseorang dalam merileks-kan diri. Dan manusia paling banyak mendapatkan gelombang alpha adalah pada saat mereka sedang tertidur, ataupun didalam toilet.

Apa ada yang tidak mengerti penjelasan diatas? Kalau belum silahkan pelajari kembali materi Biologi Anda.

Baik, abaikan -_-

.

Hingga akhirnya waktu istirahat hanya menyisakan beberapa menit saja, Sungmin memutuskan untuk kembali keruang guru. Jadwal mengajarnya hari ini tinggal satu kelas lagi, namun satu kelas itu yang justru sangat ingin dihindarinya. Kelas Cho Kyuhyun.

"Kau pasti bisa! Hwaiting Lee Sungmin!" semangatnya pada diri sendiri.

Sungmin pun akhirnya keluar dari toilet tersebut dan menuju kelas Kyunnie-nya.

Haha.. apa aku masih pantas menganggapnya sebagai 'Kyunnie-ku'? Batinnya miris sepanjang perjalanannya menuju kelas 3-2.

...

.

KYUMIN

.

...

Lee Sungmin's Room - 17:44 KST

.

Ceklek.

Blam!

Sungmin langsung merebahkan tubuhnya dihamparan kasur merah-mudanya. Rupanya apa yang ia takutkan tidak terjadi, orang yang dihindarinya ternyata tidak ada dikelasnya. Changmin mengatakan bahwa Kyuhyun dan Donghae diminta untuk mengerjakan tugas oleh Park seonsaengnim. Banyaknya yang dipikirkan Sungmin kemarin membuatnya lupa kalau guru botak-ehem, Park seonsaengnim maksudnya-itu memang mengatakan akan meminta jam pelajarannya diambil untuk satu atau dua murid dikelasnya, namun ia tidak menyangka kalau itu adalah Cho Kyuhyun. Tuhan sungguh mengabulkan doanya, ia memang sedang tidak ingin bertatap muka dengan Kyuhyun hari ini.

Sungmin tersenyum miris.

"Apa cintaku akan berakhir datar seperti ini? Hahaha menyerah saja Lee Sungmin, takdirmu memang bukan dia. Kalau begini terus, saran eomma untuk menjodohkanku dengan putri temannya mungkin akan aku terima."

Dalam lamunannya ia merasakan getaran dimeja nakas samping kasurnya. Ponsel pink-nya berkedip tanda panggilan masuk. Sebenarnya ingin saja ia mendiamkan panggilan tersebut, tapi bagaimana kalau itu dari keluarganya, atau dari atasannya disekolah, atau ada hal penting yang entah dari siapa. Setelah menghembuskan napas pelan, ia pun mendudukan tubuhnya dan meraih ponsel touchscreen yang masih berkedip-kedip.

Lee Hyuk-jae.

Hyukkie? Ada apa ia menghubunginya sore-sore begini? Bukankah ia bilang akan kencan dengan Lee Donghae? Sungmin membatin sambil menggeser icon hijau tanda answer diponselnya. Speaker ponsel pun dengan manis tertempel ditelinga kanannya,

"Yeoboseyo, Hyukkie? Ada apa menghubungiku? Kau bilang hari ini ada kencan dengan Hae?"

"Kkk~" pertanyaan Sungmin malah dijawab dengan kikikan sang sahabat, sungguh mengerikan.

"Ya, kenapa malah tertawa seram begitu!" Sungmin menyerngitkan alisnya. "Ada apa menghubungiku? Kau tidak jadi kencan dengan Hae?"

"Hem, jadi kok."

Sekali lagi kedua alis mata Sungmin menyatu. "Lalu kenapa–?"

"Tapi dirumahmu." potong Eunhyuk tiba-tiba.

HAH?! Teriak Sungmin dalam hati.

"Tidak usah bertanya lagi, sekarang kau bukakan pintu rumahmu dan izinkan kami masuk."

"M-mwo? Ka-kalian ada diluar?" Sungmin segera bangkit dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya dengan sigap keluar kamar, membukakan pintu untuk sahabatnya yang mendadak menjadi otoriter hari ini.

Untung rumah Sungmin berlantai satu, jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sang pemilik untuk sampai diruang tamu.

"Yah begitulah. Palliwa, aku menunggu~ pay pay~"

Klik.

Tuuuuuuttt...

"Ish dasar, seenaknya saja menutup panggilan." Sungmin menggerutu sambil memandangi ponselnya yang sudah berganti menjadi layar wallpaper, beberapa detik kemudian ia pun hanya menggeleng maklum. Sahabat memang begini kan? Batinnya polos...yang tentu saja salah. Mana ada sahabat yang menyuruh-nyuruh sahabatnya yang lain? Oke, paling tidak dalam kamus Sungmin ada, dan itu adalah Eunhyuk.. dan dia sudah terbiasa dengan namja Jewels satu itu. Kasihan sekali kau, Lee Sungmin~

Sungmin kini sudah sampai dipintu depan rumahnya. Yah, memang Sungmin menguncinya, ia selalu mengunci pintu depan rumah entah ia berada didalam maupun sedang berada diluar rumahnya.

Klik klik klik.

Cklek!

"Mingieeeee!" suara bising milik duo pasangan beda spesies namun satu jenis (read:manusia-_-) itu menyambut gendang telinga Sungmin. Sungguh, sehabis ini Sungmin akan benar-benar memakai penutup kuping jika ia berada disamping pasangan menyebalkan ini. Masihkah kau menaganggap mereka temanmu, kelinci manis?

"YA! Jangan teriak-teriak! Kau pikir ini dihutan, kalian mau disiram oleh para tetangga karena kalian mengganggu santai sore mereka! Hiihh, aku tidak mau terkena siraman air gara-gara ulah kalian.. dasar!" Sungmin mengelus kedua gendang telinga yang sudah terkontaminasi suara keras HaeHyuk, ia pun memiringkan tubuhnya untuk membiarkan kedua namja itu untuk masuk kedalam rumahnya..

Sementara Donghae dan Eunhyuk hanya terkekeh pelan mendengar omelan Sungmin yang seperti biasa, masih tetap lucu dan sangat polos. Mereka berdua pun masuk kedalam rumah Sungmin tetap dengan kekehan yang coba mereka tahan, pasalnya kini Sungmin sedang memelototkan kedua bola mata bulatnya.. meski imut, lucu, dan manis, Donghae dan Eunhyuk tetap tidak ingin menerima bogem mentah mantan juara nasional karate di SMU-nya itu. Niat kencan, malah berakhir dirumah sakit dengan luka memar disekujur wajah.. ahh, lebih baik jangan dibayangkan. Satu kata, mengerikan.

"Jadi, kenapa kalian kesini? Bukankah kalian akan pergi kencan? Kenapa kerumahku? Kalau kalian berniat mengajakku maaf saja, aku tidak mau ikut.. lebih baik mengurung diri dikamar daripada menjadi obat nyamuk dalam sehari." Sungmin menutup pintu sebelum menghampiri mereka yang sudah terlebih dulu duduk disofa ruang tamu. Ia tidak mengunci pintu depan karena saat ini ada HaeHyuk, pintu baru akan dikunci saat kedua orang itu pulang.

"Kami memang akan berkencan." jawab Donghae enteng yang diangguki oleh namja disampingnya.

Sungmin menaikkan sebelah alisnya. "Lalu kenapa kesini?" tidak cukupkah mereka membuatnya bingung dengan segala tindakan mereka, masih saja ditambah dengan kalimat mereka yang selalu ambigu.

"Maksud Hae, kami memang akan berkencan...tapi dirumahmu." tak kalah entengnya dengan Donghae, Eunhyuk pun menjawab tanpa beban.

"HAH? Wa–"

"Daripada bermesraan ditempat umum, lebih baik kami berkenca diruangan yang nyaman." potong Eunhyuk.

"Karena kami bosan diapartemen kami masing-masing, kami pun memutuskan mencari tempat baru untuk kencan. Dan tempatmu adalah pilihan yang sangat tepat!" Donghae menambahi sambil merangkul bahu Eunhyuk.

"Kami akan menonton film disini Ming, aku baru saja membeli banyak film baru." Eunhyuk tersenyum lebar, gusi merahnya tampak lucu diwajahnya. Gummy-smile khas-nya terlihat sangat bercahaya.

"Boleh yaaaaaa~~?" mereka kini memasang wajah puppy-eyes sambil menatap Sungmin dengan tatapan memohon, dan Sungmin?

–bolehkah ia resign dalam hal mengenal mereka?

Keinginan yang mustahil, Lee Sungmin

.

.

.

-45 Minutes Later-

Belum satu jam sejak kedatangan para pengganggu itu, Sungmin masih harus merasakan efek negatif memiliki dua teman over-hyperactive itu. Bagaimana tidak? Entah film apa yang mereka berdua tonton, sejak berpuluh-puluh menit ini Sungmin selalu mendengar suara tawa mereka yang tentu tak bisa dikatakan pelan. Kegiatan menenangkan diri dan merenungnya seperti terjamah begitu saja. Ia tidak bisa merileks-kan dirinya kalau begini terus.

"Issshh mereka ini!" Sungmin menggembungkan kedua pipinya, namun, "Eung? Kenapa mendadak sepi?" ia kempiskan gembungan pipinya sambil menyerngit. Padahal belum semenit ia mendengar tawa mereka, kini tak terdengar lagi suara kedua namja diruang tamunya. Apa mereka sudah pulang? Batinnya. Tapi tidak mungkin, mereka pasti akan berpamitan dulu dengan Sungmin jika hendak pulang. Lagipula tadi tidak terdengar suara pintu terbuka maupun tertutup. Lalu...?

Rasa penasarannya yang tinggi membuat Sungmin memutuskan untuk turun dari ranjangnya dan berniat memeriksa mereka. Padahal ia masih mendengar suara televisi yang menyala, dan dapat dipastikan kalau film tersebut belum diganti, tapi kenapa suara dua manusia yang sedang menontonnya mendadak tidak terdengar lagi. Terlalu aneh.

Cklek.

Sungmin melangkah menuju ruang tamu,

"Kalian sedang ap–"

Kalau bisa, Sungmin akan menutup kedua matanya sekarang juga. Tapi ke-shock-annya membuatnya terpaku, kakinya mendadak kaku. Kalian bertanya apa yang ia lihat? Silahkan kalian lihat sendiri disini!

Dua namja dikedua mata Sungmin terlihat sedang sibuk memagut bibir pasangannya masing-masing, jangan lupakan posisi tubuh mereka yang saling tumpang-tindih diatas sofa krem panjang itu.. tepat sekali, dengan tubuh sang seme berada diatas tubuh sang uke.

Masih belum mengerti dengan apa yang Sungmin lihat?

SEGERA LAKUKAN PEMERIKSAAN MATA, DAN BACA ULANG KALIMAT DIATAS!

"Nghhh Haehh..."

"Sssh ahhh Hyukkkiiehh..."

"AH Hae! Janggannhh ahh digigittthhh..."

"Waehhh? Mmmhh.."

"Besokk akuuh ada jadwallhh pagi.."

"Kalau begituu, cpk, cpk, tidak usahh masuk saja sayangghh...ammhh.."

"Ahhh~..."

Serta suara-suara lainnya yang kini dengan sempurna sudah masuk kelubang telinga Sungmin.

Dan Sungmin?

O-ooow... 'miliknya' mengeras.

.

KM

.

BRAK!

"Dasar pasangan mesum!" teriak Sungmin sambil membanting pintu kamarnya dengan kencang. Sungguh ia tak mengerti dengan kedua namja itu, kenapa bisa-bisanya mereka melakukan hal yang menjurus 'itu' dirumah orang. DIRUMAHNYA!

Untunglah Sungmin berhasil mengusir mereka berdua dari rumah nyamannya, dan menyuruh mereka untuk mencari 'sarang cinta' yang lain. Bahkan Sungmin pun tak segan-segan untuk membayarkan mereka satu kamar hotel asal mereka tidak lagi melakukannya disini. Tidak tidak.. rumah sehatnya(?) tidak boleh terkontaminasi kemesuman mereka.

"Aissh! Mereka yang melakukan malah aku yang kena getah. Sekarang bagaimana dengan nasibku?" ratapnya sambil menatap 'Little Min' yang mengacung hebat. Sekelebat ia mengingat perkataan Eunhyuk dan Donghae sebelum mereka keluar dari rumahnya, dan-

BLUSH!

-wajahnya terbakar begitu saja.

...

"Aww Ming, kau pasti sedang terangsang akibat kegiatan kami, kan? Aku bahkan dapat melihat milikmu yang sudah mencuat dibawah, padahal kami belum sampai kepermainan inti kkk~"

Lalu Donghae menambahkan,

"Kalau kau memang terangsang lebih baik kau segera melakukannya dengan Kyuhyun, Ming.. tidak usah secara langsung, kau bisa gunakan ponselmu dan private number. Singkatnya, Phone-sex. Lakukanlah lagi pada Kyunnie-mu~"

Blam.

Mereka pun meninggalkan Sungmin dengan segala kepolosannya.

...

Sungmin melirik pada ponsel pink yang masih tergeletak pasrah diatas selimut lembutnya. Glek! Ia menelan berat saliva dimulutnya, sekejap ia menggeleng keras.

"ANI! Ani, ani, ani, aku tidak bisa melakukan itu lagi."

Masih terbayang dipikirannya peristiwa kemarin yang hampir membuatnya mati berdiri, dan ia berani bersumpah ia tidak mau mengulangi pengalamannya itu. Uugh memalukan. Pipi chubby-nya semakin merona dan kian panas, padahal suhu AC kamarnya mendeketaki angka 18 derajat tapi wajahnya malah semakin dijalari keringat.

"Eottohkae~~?" ratapnya.

Bisa saja ia menggunakan ratusan foto Kyuhyun di gallery ponsel pink miliknya, namun Sungmin sudah kepalang basah. Pikirannya sedang tidak tenang, rasanya akan percuma saja kalau ia membayangkan Kyuhyun hanya dari foto. Ia butuh 'objek' yang asli.

Atau kalau bisa, minimal dari suara sang 'objek'...

"Aish! Kau terlalu mengada-ngada, Lee Sungmin. Otakmu sudah mati rasa sampai mengharapkan hal yang mustahil!"

Lagipula Sungmin masih yakin kalau Kyuhyun sudah tidak mau berurusan lagi padanya. Guru mesum yang melakukan phone-sex pada anak didiknya, namun saat diberi kesempatan sang guru malah mendorong dengan keras tubuh muridnya sendiri. Siapa yang mau dengan namja aneh sepertinya..

Belum lama melamun, ponsel Sungmin tiba-tiba berkedip dan bergetar pelan.

Drrrt drrrt drrrtt.

Setelah menghembuskan napasnya, Sungmin pun berjalan menghampiri ranjangnya dengan agak kepayahan. Kedua kakinya berusaha menyeimbangkan langkah, salah sedikit 'Little Min' yang sedang terbangun akan terasa sakit dan menyiksa. Akhirnya ia sampai juga disamping bed, masih dengan sedikit kesulitan Sungmin meraih ponselnya dengan membungkuk. Sungmin memperhatikan id sang penelepon pada layar ponsel.

Unknown Number.

Keningnya menyerngit. Nomor tak diketahui? Private Number? Siapa ini?

Rasa bingungnya sudah cukup bagi Sungmin untuk menguatkan niatnya segera mengangkat panggilan tersebut.

Klik.

Pip!

"Yeoboseyo?"

Tak ada sahutan dari sana.

"Yeoboseyo?"

Kembali tak ada sahutan.

Sungmin menatap layar ponselnya, mungkin ia kurang menekan layar sentuhnya. Tapi tidak, panggilannya sudah berjalan 15 detik. Lalu kenapa...?

"Minnie."

Eh?

Sungmin terpaku. Minnie? Seingatnya yang memanggil nama 'Minnie' hanya bumonim-nya saja, tapi apa iya mereka menggunakan private number pada putranya sendiri? Atau jangan-jangan salah satu dari oerangtuanya sedang menggunakan nomor ponsel temannya yang tidak ia ketahui.

"Minnie?"

Tapi bukan. Ini suara namja. Dan ini bukan suara appa-nya, apalagi suara eomma-nya.

"Nugu...nuguseyo?" Sungmin memelankan suaranya, ia sedikit takut kalau boleh jujur. Nomor asing tiba-tiba saja menghubungimu dan secara ajaib tahu nama panggilanmu, bagian mana dari situ yang tidak membuatmu takut? Oke, mungkin tidak secara tepat tahu nama Lee Sungmin, terlebih nama panggilan 'Minnie' tentu banyak yang memilikinya. Tetap saja-

"Ngghhh Minnh..."

DEG!

Heh?

"Ssshh aghh.. nngh..."

Ini, ini suara...

"Sssh aaahh Minnieeeehh..."

–desahan?

DEG DEG DEG!

Sungmin membulatkan kedua bola matanya. Masih terpaku ditempatnya berdiri, dengan speaker ponsel yang melekat ditelinga kanannya.

"Mmmmmhh ah chagiiihh asshh kau nikmat sayanggghh ngghh..."

OMO! Desahannya semakin panjang, dan Sungmin semakin merasa panas!

"Asssshhh ah sayangg so tighthh ngaahhh..."

Suara ini seperti pernah didengarnya, tapi dimana?

Sekelebat batin Sungmin mengirim sinyal-sinya penuh tanya. Namun hasrat mengalahkan segalanya, rasa bimbangnya menguar begitu saja. Ia tidak bisa menolak suara ini,

Suara yang berhasil membuatnya kian terangsang.

"Ahhhhhhhh~~~" mulut mungil milik Sungmin pun mulai memberikan desahan panjang, seiring dengan tangan kirinya yang mulai memijat-mijat pelan juniornya yang masih terbungkus celana bahan.

"Ouggh Minnieehh punyamuuhh sungguh nikmatthh...ahh.."

Apa yang dibayangkan Sungmin adalah kuluman diantara selangkangannya. Pikirannya dengan cepat membayangkan yang melakukan itu adalah Kyuhyun. Mau menepis bayangannya sendiri namun ia tidak mampu, karena suara desahan ini semakin memperkuat daya imajinasinya. Pijatan tangannya pun tak pelak kian menambah rasa panas yang mengalir disekujur tubuhnya.

"Sshh sayangg ahh nikmatthh..."

"Ngghh ahhh..."

"Minnieehhssshh..."

"Ah ahhh~ ahh Kyuuhhh..."

Dan nama Kyuhyun pun tanpa sadar meluncur dari bibir Lee Sungmin.

Klik.

Tut tut tut tut tut.

Dibarengi dengan panggilan yang terputus sepihak.

"Hah hah hah.." napas Sungmin memburu, ponselnya masih menempel didaun telinganya. Matanya terpejam dengan lemas. Ugh, miliknya semakin bertambah sakit. Suara itu semakin membuatnya ingin-

TING TONG.

Deg!

Mata yang terpejam itu dengan terkejut membuka lebar, mulutnya bahkan sampai membentuk huruf O sempurna. Tangan kirinya masih berada dibenda privasi-nya. Kalau ada yang menyangka miliknya sudah tertidur akibat rasa kaget maaf saja, tebakan kalian salah.

"Omo, siapa yang bertamu saat aku sedang begini~?" racaunya ketakutan. Perhatikan saja dirinya sekarang. Rambut depannya yang sudah berantakan akibat keringat, baju kemeja putihnya yang sudah basah dan sedikit awut-awutan, serta jangan lupakan tangan kirinya yang sedang menyembunyikan bulge yang tampak jelas diantara restleting celana hitam yang dikenakannya.

TING TONG.

Berbekal rasa nekat dan beberapa alternatif untuk menyiasati keadaannya sekarang, setelah menaruh ponsel dimeja nakasnya, Sungmin pun melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuju pintu depan.

TING TONG.

TING TONG.

TING TONG.

Nampaknya tamu dadakan Sungmin kali ini adalah orang yang tak sabaran. Semoga orang dibalik pintu depan sana bukan dua manusia benama Lee Hyukjae dan Lee Donghae! Doa Sungmin dalam hati. Kalau mereka tahu keadaan Sungmin sekarang, ia bisa habis ditertawakan oleh pasangan mesum itu -_-

Klik klik klik.

Cklek.

"Kenapa lama sekali, sayang?"

DEG!

Memang bukan pasangan HaeHyuk, tapi...

"K––emmmmph!"

Sebelum Sungmin menyelesaikan keterkejutannya, kedua bibir tipisnya sudah terbungkam sempurna oleh sepasang bibir tebal. Bahkan nama yang ingin ia sebut masih tersangkut ditenggorokannya.

"Nng, ngh, ngh.."

Bibir tebal yang menelan semua rasa kejutnya bergerak sangat lihai, Sungmin seperti tidak diberi kesempatan untuk kaget. Ciuman ini sangat memabukan, pikiran Sungmin seolah dibuat tak berfungsi. Yang Sungmin rasakan sekarang hanya basahnya kedua bibir miliknya oleh saliva mereka berdua.

Kedua tangan Sungmin dituntun oleh jari jemari lain untuk melingkar dileher sang pembungkam, dan Sungmin? Dia sudah terlalu hanyut hingga menuruti saja tuntutan jari jemari itu. Toh ia memang sangat menikmati sensasi liar yang semakin bermain dibibir cherry-nya, membawa Sungmin pada pasokan udara yang semakin menipis. Jari Sungmin kini mencengkeram kerah baju lawan, memberitahu sang lawan kalau napasnya sudah diujung tanduk. Mengerti, tautan bibir itu pun terlepas. Namun tentu saja tidak dengan pergumulan mereka. Namja dihadapkan Sungmin memiringkan kepalanya dan mencondongkannya kearah leher mulus Sungmin, menarik lembut kerah kemeja Sungmin untuk mendapatkan akses yang lebih luas.

Secara refleks Sungmin mendongakan kepala, menutup kedua matanya menahan desahan,

"Ahh Kyuhhh..."

.., walaupun tentu saja percuma.

Eh tunggu?

KYU?!

Tidak usah kaget, namja yang tadi menjamah bibir Sungmin, yang kini sedang menjamah leher jenjangnya, memang manusia bernama Cho Kyuhyun. Jangan tanya betapa bingungnya Sungmin, ia sangat bingung, mendekati shock malah. Tapi apa yang sudah merasuki tubuhnya sudah mematikan seluruh pertanyaan dibenak namja manis itu. Ia memang sedang membutuhkan apa yang dilakukan Kyuhyun, benar kan?

Blam.

Klik klik klik.

GREB!

Dalam kerjapan mata Kyuhyun sudah menutup kembali pintu rumah Sungmin, menguncinya, dan segera menggendong Sungmin ala koala. Semua itu ia lakukan masih dengan aksinya menjilati leher putih, yang kini sudah tak putih lagi itu.

"Ngghh, ah Kyuhhh..." Sungmin masih mendesah dalam gendongan Kyuhyun, ia menggerakan tubuhnya gelisah.

"Asshh.." gerakan ringan Sungmin membuatnya meraskan gesekan halus dibagian perutnya, benda mencuat diselangkangan Sungmin menekan-nekan perutnya. "Ahhss dimanahh kamarmu babyyhh...?"

"Disituuhh Kyuhh...ah! Hhhs.." tanpa ragu Sungmin menunjuk pintu putih yang terbuka beberapa meter dari ruang tamu.

Kyuhyun dengan cepat berjalan kearah yang ditunjuk Sungmin, matanya terbuka untuk membantunya berjalan. Namun bibir dan lidahnya tetap menjalankan perannya dengan baik menyesap leher Sungmin, sesekali giginya ikut ambil bagian untuk membuat sedikit tanda disana. Sungmin mengeratkan jari jemarinya pada rambut ikal serta punggung Kyuhyun, demi Tuhan ini sungguh...arrgh! Kyuhyun benar-benar pandai mengeksplorasi lehernya!

Tap tap tap.

Tap tap tap.

Ceklek.

Blam!

Begitu sampai Kyuhyun tak membuang satu detik pun dan langsung merebahkan tubuh Sungmin dikasur lembut itu, tubuhnya pun segera menindih ringan tubuh mungil berisi Sungmin.

Sebelum ini berlanjut, Sungmin sudah mendapatkan satu kesimpulan:

Melakukan langsung lebih terasa nikmat dibandingkan membayangkan, bahkan seribu kali lebih nikmat dari sekedar Phone-sex.

.

KM

.

Lick lick lick~

Jilatan Kyuhyun terus berlanjut. Sungmin dapat merasakan sensasi panas dan dingin ditubuh bagian atasnya.

"Ahh~ Kyuhh geli~hh~"

Sungmin mengindikan bahunya setelah salah satu daerah sensitif-nya dikerjai oleh Kyuhyun. Seluruh kancing kemeja Sungmin kini telah terbuka dengan sempurna, menampakan kemolekan dan keindahan tubuh seputih susu milik Sungmin tersebut. Jari-jari Kyuhyun langsung bergerak liar disekitar dada Sungmin, saraf-saraf kulit Kyuhyun bisa merasakan lembut dan hangatnya kulit namja yang ada dibawahnya itu.

"Mmhhh...~" Kyuhyun mengganti jari jemari didada Sungmin dengan lidah nakalnya. Mengecap asin yang menguar disekujur tubuh bagian atas Sungmin.

"Ahh.."

Cup.

Cpk cpk cpk.

Bibir Kyuhyun kembali naik keatas dan untuk kesekian kalinya bergerak liar dibibir tipis Sungmin. Mencium dengan brutal namun tak meninggalkan rasa nikmat disana. Ciumannya semakin turun kedagu Sungmin. Kecupan Kyuhyun didagu Sungmin pun kembali perlahan turun sampai keleher. Bibir Kyuhyun bergerak mencium dan menghisap kulit leher Sungmin, bagaikan predator ia menghisapnya dan meninggalkan bekas keunguan yang pasti tidak akan hilang sampai tiga hari. Entah sudah berapa maha karya yang ia buat dikanvas halus Sungmin.

"Kyuhhh~~~"

Tangan kiri Kyuhyun kini bergerak semakin bebas menuju si 'Kecil Min' yang masih terbungkus celana kain. Setelah menggapainya, Kyuhyun langsung menggenggamnya agak keras.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhkkk Kyuuuuuuuuuhhhh~!"

Teriakan Sungmin barusan membuat permainan mereka semakin mendekati inti.

.

.

Foreplay seolah berlalu dengan cepat, tanpa sadar kedua tubuh mereka sudah bebas dari benang. Naked. Tak satupun pakaian yang melekat lagi ditubuh lengket mereka. Bahkan junior Kyuhyun pun kini sudah sampai setengah jalan menuju sarangnya, Kyuhyun bergerak cepat karena tidak ingin semakin menyiksa Sungmin. Ia yakin ini adalah kali pertama bagi mereka berdua, maka tidak boleh ada yang tersiksa. Foreplay lembut pun sudah ia lakukan untuk membuat Sungmin tidak tegang, maka saat penetrasi ini harus dilakukan tanpa bimbang atau kalau tidak, bergerak lambat akan membuat Sungmin semakin sakit. Dan Kyuhyun sungguh tidak mau itu.

Jleb!

"AHHHH APPOOHH!" Sungmin berteriak sejadi-jadinya, ini sakit, perih dan sungguh terasa seperti membakarnya.

Kyuhyun mendiamkan sebentar miliknya dilubang Sungmin, mencoba membuat Sungmin terbiasa dengan 'Little Cho'. Sesekali mengecup ringan bibir bengkak Sungmin guna sedikit membantu meredakan rasa sakitnya. Kyuhyun masih mendiamkannya, hingga akhirnya terdengar aba-aba,

"Bergerakklahh Kyuhh..."

Suara serak Sungmin disambut gembira oleh Kyuhyun, dalam sekian nano detik Kyuhyun pun menggerakkan perlahan juniornya.

Sret bles!

"Anghhh...ahh.."

Sret bles!

"Ahh anghh..."

Hingga rasa sakit Sungmin kini berganti rasa nikmat. Sakitnya menghilang dengan cara yang menyenangkan, rasa terbakar dibagian bawahnya kini berubah menjadi rasa panas dan hangat disekujur tubuhnya. Perutnya bergejolak. Ribuan kupu-kupu terasa sedang mengitari lambungnya.

Sret bles!

"Haah, apa kau menikmatinya chagiyah~?" Kyuhyun menatap wajah sexy Sungmin, libidonya tak sedikit pun berkurang dihadapan namja manis ini. Malah sepertinya semakin bertambah dan ingin meledak saja rasanya.

"Ahh..." Sungmin tak mampu menjawab, mulutnya terbuka menyuarakan kenikmatannya melalui desahan. Meski begitu kepalanya mengangguk pelan.

SUNGMIN POV

Sial! Aku benar-benar mabuk akan sentuhannya! Pergerakannya semakin liar seakan hendak menjebol tubuhku. Cairan pre-cum kembali mengalir dari ujung milikku, entah aku sudah cum berapa kali karena Kyuhyun selalu sukses kembali membuatku hampir mencapai titik ternikmatku. Jari-jari panjangnya dengan cepat mengocok milikku, membantuku untuk mendapatkan surga dunia, pergerakannya seirama dengan tusukan juniornya. Perutku seperti tergelitik oleh ribuan kupu-kupu.

Aku benar-benar hampir sampai...!

"Ahh a-aku t-ak tahannnnhhh! Ah ah ah ah Kyuhh!"

"Sssh ah sssh ah keluakannhh saja babyyhh..."

Aku akan segara sampai..

"F-faster nghhh...jeb-aargh! Jebal hahh~"

Dapat kurasakan milik Kyuhyun berkedut melalui dinding tubuh bagian bawahku, ia pasti juga hampir cum.

"Sedikihhhht lagihh Minniieee~hh..."

Dan beberapa tusukan lagi,

Sret bles!

Sret bles!

"AAAAAAAAAAAAAAGGHH KYUUUUUHHHH!"

"MINIIIIEEEEEEEEGGGGHHHHH!"

Kami pun sampai pada titik tertinggi secara bersamaan.

SUNGMIN POV END

.

.

KyuMin

.

.

"Eeeehh sengaja mengacuhkanku?!" Sungmin membulatkan kedua bola matanya mendengar namja yang menjadi tumpuan tubuhnya itu selesai berbicara.

Kyuhyun hanya mengangguk, tangannya sesekali mengelus anakan rambut dikening Sungmin. Bibirnya kembali memberikan kecupan-kecupan singkat dihidung bangir Sungmin. Sedangkan Sungmin, kini ia tengah mem-poutkan bibir shape-M miliknya. Ngambek, eoh?

"Kau jahat Kyu, jahat, jahat, jahat! Kau hampir membuatku sedih seharian ini! Hiks kukira kau marah padaku! Dan kau bilang kau sengaja setelah menjamah seluruh tubuhku! Nappeun namja! Hiks.." Sungmin memukul dada telanjang Kyuhyun, tanpa sadar ia menangis. Memang siapa yang tidak kesal? Kau diacuhkan oleh orang yang kau cintai, dan ternyata orang itu mengaku bahwa ia sengaja mengacuhkan dirimu, bahkan mengaku setelah merenggut keperawananmu!

Oke, dalam kasus Sungmin, 'merenggut keperjakaannya'..

"Hahaha mianhae sayang, kemarin aku memang terlalu terburu-buru.. makanya aku melakukannya sekarang. Dan mengenai aku mengacuhkanmu, bukankah kemarin aku bilang akan memberimu kejutan, anggap saja ini kejutan dariku." Kyuhyun mengeratkan pelukannya ditubuh naked Sungmin.

"Aku tidak suka kejutanmu."

"Mianhae, ne.."

"Puff!" Sungmin menggembungkan pipinya, tampaknya kelinci gembul ini masih marah pada Kyuhyun.

"Aku juga masih punya satu kejutan lagi untukmu."

"Aku tidak mau–"

"Saranghae."

DEG!

Dalam sekejap Sungmin mendongakan kepalanya menatap Kyuhyun, menatap bola mata Kyuhyun yang memandangnya lembut. Mulut Sungmin terbuka separuh. Ia...tidak percaya apa yang didengarnya barusan. Melihat wajah kaget Sungmin yang terlampau lucu, Kyuhyun menahan diri untuk tidak tertawa. Tawanya ia tutupi dengan mengecup lama bibir yang masih terbuka itu. Menyesap sejenak, lalu melepaskannya, kembali menyelami mata bulat bening yang masih menatap kaget dirinya.

"Kau tidak percaya, hem?"

Sungmin terkesiap. "Ta-tapi sejak kapan?"

Kyuhyun mendongakan kepalanya seolah sedang berpikir. "Mungkin sejak pertama kali melihatmu. Kau tahu? Matamu adalah mata terindah yang pernah kulihat, dan tatapanmu mampu membuatku berdebar. Hal yang pertama kali kualami."

Ahh, sama denganku.. batin Sungmin.

"Aku juga, Kyu. Sejak pertama kali melihatmu aku merasakan debaran yang selama ini tak pernah kudapatkan, hal yang selama ini kucari tapi tak pernah kutemukan pada orang lain. Hanya pada Cho Kyuhyun."

Kyuhyun tersenyum lembut.

"Tapi aku takut." kini Sungmin menundukan kepalanya, merengut sedih. "Aku kan gurumu, rasanya agak tidak etis kalau aku mengatakan aku menyukaimu sejak pandangan pertama. Terlebih, saat itu aku tidak tahu apakah kau itu straight atau bukan.." ucapnya pelan.

"Kalau begiitu kita harus mencotoh pasangan LEE itu, mereka juga guru dan murid namun tetap menjalankan apa yang sudah menjadi ketetapan hatinya. Dan mengenai orientasi-ku, sekali lagi mianhae sayang, andai aku lebih cepat bertindak. Sesungguhnya aku menunggu sampai lulus SMA, aku masih merasa seperti bocah jika disandingkan oleh dirimu. Aku masih perlu mendewasakan diriku sendiri, sebelum akhirnya aku merasa pantas untukmu."

Tes tes.

Aliran air mata Sungmin yang sempat mengering kembali mengalir, ia terenyuh akibat perkataan Kyuhyun. Baginya Kyuhyun yang sekarang sudah cukup dewasa, dan Sungmin akan sangat bahagia jika memang bisa memilikinya.

"Ani!" Sungmin menggeleng cepat. "Kyunnie sudah dewasa! Dan aku juga tidak menuntut apapun dari Kyu, karena aku suka Kyu apa adanya!"

Cup.

"Gomawo, chagi.." senyuman Kyuhyun kian lembut dan semakin menenggelamkan Sungmin dalam pesona alami namja bermarga Cho ini. Sungguh beruntung ia dicintai namja ini~

"Nado saranghae, Kyunnie~" balas Sungmin sambil mendongakan kepalanya sedikit lebih keatas lagi, lalu mengecup bibir Kyuhyun sekilas.

Rasa lelah sehabis 'olahraga malam' bercampur rasa bahagia dalam diri keduanya membuat mereka memutuskan untuk tertidur sambil berpelukan, menyalurkan suhu hangat masing-masing tubuh untuk masing-masing pasangannya. Ini malam terindah milik mereka.. akan lebih bagus kalau kedepannya akan terjadi hal yang lebih indah untuk kelangsungan hubungan mereka.

Sampai jenjang pernikahan mungkin?

Yah kami semua mengharapkan itu...

.

"Ah, baby."

"Hmm?

"Lain kali sebelum kita melakukannya secara langsung, kau lakukan Phone-sex padaku dulu, eotte? Aku sangat suka suara desahanmu diponselku, sayang~ kau mau kan?"

"MWO?! NO PHONE-SEX AGAIN, CHO KYUHYUN! Dan jangan harap kita akan melakukan hubungan badan sampai kau benar-benar lulus SMA, Cho!"

"ANDWAEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE?!"

.

.

KyuMin

.

.

[SHORT-EPILOGUE]

.

Dalam kesunyian, ponsel biru metalik itu menyala terang dari balik saku celana milik salah satu namja disana. Layar touchsrceen-nya secara diam-diam menampilkan kata,


IKAN MOKPO

Call Ended in 1 Hour 15 Minutes 38 Secon


.

.

.

Kedua namja yang memiliki sebutan 'myeolchi-couple' itu tampak tersenyum lebar. Mereka tahu apa yang baru saja terjadi dibalik kamar milik Lee Sungmin, salahkan lah kecerdikan Cho Kyuhyun. Tangan namja evil itu dengan sigap mengontak nomor Donghae ditengah pergumulan panas ia dan Sungmin, bukan tanpa maksud, ini memang keinginan Donghae dan Eunhyuk. Meski sempat mendapat protesan dari Kyuhyun, toh Kyuhyun tetap mengabulkan keinginan absurd nan aneh mereka. Siapa yang mau nilai Kebudayaan Modern-mu jelek tanpa alasan yang jelas?! Mau tak mau harus mau menurut.. memang kejam -_-

"Strategi kita berhasil, chagi~" Donghae merebahkan tubuhnya diranjang sang namjachingu.

"Ne, kalau kita tak mengganggu Sungmin hari ini mungkin dia akan terus menggulung tubuhnya dikasur dan tak akan mengangkat satu pun panggilan masuk...apalagi dari Kyuhyun. Terlebih kita juga berhasil membuatnya terangsang, coba kalau Sungmin dalam keadaan sadar, pasti Kyuhyun sudah akan didorong lagi oleh Sungmin.. hahaha!" namja skinny itu ikut merebahkan diri disana, menumpukan tubuhnya dilengan berotot namja-nya. Eunhyuk memang sudah diceritakan perihal kejadian kemarin oleh Donghae.

Senyum manisnya masih terpatri. Ia senang sahabat baiknya kini memiliki kebahagiannya.

"Kita juga jadi dapat porn-voice gratis." Donghae terkekeh pelan sembari mengeratkan pelukannya pada Eunhyuk.

"Ne~"

"Tapi sayang,"

"Hem?"

"Sekarang justru aku yang menginginkannya...kita sudah tertunda dirumah Sungmin, dan mendengar desahan pasangan KyuMin membuatku menginginkannya juga. Eottohkae?"

Dan dalam hitungan menit saja kamar apartemen milik Lee Hyukjae menjadi penuh dengan desahan erotis mereka berdua.

.

.

.

THAT CALL – THE END

.

.

A/N ::

LONG CHAPTER!

Maaf ya telat, makanya aku sengaja bikin sampe 6K words supaya kalian terobati /cries/

Tapi ko jadi agak gak nyambung mohon dimaafkaaaaaaaannnn ;_;

.

Gak mau omong banyak-banyak~ ^^

Semoga kalian suka sama ending-nya (yang sangat aneh ini) :D

ALWAYS LOVE U ^^

.

.

Jja, though the ending looks so bad...wanna gimme a R-E-V-I-E-W? ^O^/