WHY?

Genre : Romance & Hurt/Comform

Pairing : SuLay (Suho x Lay), HoTal (Suho x Krystal), KrAy (Kris x Lay) moment, BONUS ChanBaek (Chanyeol x Baekhyun) moment

Warning : YAOI, OOC, Gaje, abal, Typo(s) (kalau ada), dan keanehan lainnya.

Desclaimer : Nana mengaku para cast disini bukanlah milik Nana. Tapi fic ini murni milik Nana karena ide yang keluar dari otak Nana. Jika ada kesamaan dalam cerita, maka itu tidak sengaja.

.

.

Don't Bash Don't Flame!
Don't Like Don't Read!

.

.

Story is Start...

.

Sudah hampir dua minggu setelah insiden ajakan-kencan-Suho-yang-ditolak, dan kini Suho mendapat pelajaran bahwa : jangan mengajak seorang yeoja untuk keluar pada cuaca yang buruk!

Semenjak itu juga Lay lebih merasa aman ketika berada di samping Kris dan itu membuat Tao merasa cemburu melihat jarak diantara mereka berdua. Ditambah lagi dengan sikap Kris yang terlihat seperti ingin melindungi Lay.

"Bacon hyung, kau tahu apa yang terjadi pada Kris ge?" tanya Tao pada Baekhyun yang ada di sebelahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV.

"Apa maksudmu dengan 'apa yang terjadi'?" tanya Baekhyun.

"Apa kau tidak merasa akhir-akhir ini Kris ge sangat dekat dengan Lay ge?"

"Bukankah mereka memang dekat?"

"Memang sih. Tapi... " Baekhyun melirik kearah Tao yang tidak menggantungkan kalimatnya. "Kau cemburu?"

Tao mengangguk kecil. Baekhyun tersenyum. Ia menggeser tubuhnya untuk lebih dekat kearah Tao. Tangannya menuntun kepala Tao untuk bersandar dipundaknya. "Jika kau ingin menangis, menangislah."

Tao menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau menangis, ia tidak mau menjadi namja yang cengeng. Walau airmatanya perlahan mulai menggenang di sudut matanya, ia tetap tidak ingin menangis.

"Cemburu itu wajar, Tao. Jika kau sangat mencintai seseorang, maka kau akan cemburu jika melihat orang itu memberikan perhatian yang lebih untuk orang lain." ucap Baekhyun lembut. "Hampir semua orang merasakannya. Dan aku juga pernah merasakannya. Jadi, jika kau ingin menangis, menangislah. Kau akan merasa lebih baik setelah itu."

"Gomawo... hyung..."

.

.

.

Myeondong, Seoul
(14.00 KST)

"Maaf tuan, ukuran sepatu yang anda minta sudah habis. Apa anda ingin coba melihat-lihat yang lain dulu?"

"Tidak, terimakasih."

"Maaf ya tuan."

Lay menghela napas berat setelah keluar dari salah satu toko sepatu di pusat perbelanjaan Myeondong. Sudah 5 kali dia dan Kris keluar masuk toko sepatu dan hasilnya sama. Sepatu yang Lay inginkan habis terjual.

"Mau coba cari di toko lain lagi? Mungkin ada."

Lay menggeleng. "Tidak usah ge, kita pulang saja. Ini sudah hampir jam 2 siang. Aku harus menyiapkan makan siang."

"Bukankah ada Kyungsoo?"

"Kyungsoo dan Kai sedang jalan-jalan. Kurasa mereka akan pulang di jam makan malam."

"Xiumin hyung?"

"Dia sedang ada panggilan mengisi sebuah acara bersama Luhan, Sehun, dan Chen."

"Kau yakin tidak mau mencarinya lagi?" tanya Kris memastikan dan jawaban Lay tetap sama. "Baiklah, kita pulang. Tapi kau jangan menyesal, oke?"

"Ne. Lagpila untuk apa aku menyesal? Toh mungkin bulan depan akan ada keluaran terbaru. Aku akan menyesal jika membiarkan member yang lain kelaparan."

Kris tersenyum dan mengelus lembut pucuk kepala Lay. "Kau benar-benar orang yang baik yang kutemui di dunia ini Lay!"

.

.

.

Suho Side

Benar-benar hari yang tepat untuk berjalan-jalan di hari yang cerah ini. Walaupun waktu sudah menunjukan jam 2 siang, matahari tidak begitu terik. Mungkin karena sekarang akan memasuki musim dingin.

Jika kita melihat ke dalam taman ria, kalian bisa melihat banyaknya pasangan muda tengah bermesraan disana. Tak jauh beda dengan Suho yang juga menikmati hari ini di taman ria. Tentunya Suho tidak sendiri, ia ditemani oleh seorang yeoja berambut merah yang cantik dan menawan. Siapa lagi kalau bukan Krystal?

Krystal mulai melirik jam tangannya dengan raut gelisah. Suho yang mengetahui perubahan raut wajah itu langsung menghentikan langkahnya. "Ada apa Krystal-ah?" tanyanya.

Krystal menatap Suho dan menggeleng pelan. "Ani, oppa," jawabnya.

"Jangan seperti itu, wajahmu berkata lain," ucap Suho lembut. Tangannya mengenggam kedua tangan mungil milik Krystal. Matanya menatap Krystal tepat di bola matanya. "Aku ada janji akan menemani Victoria eonni belanja bahan makanan jam 3 nanti," kata Krystal pada akhirnya.

Suho menatap jam tagannya dan dalam sekejap matanya menatap tak percaya kearah jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 2 lewat. "Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi?" tanya Suho lagi.

Krystal menunduk. "Aku takut oppa kecewa padaku. Padahal oppa sudah menyiapkan ini sejak lama."

Suho tersenyum. "Aku akan lebih kecewa lagi jika aku membuatmu mengingkari janji yang sudah kau buat dengan orang lain."

Krystal masih menunduk. Ia bingung mau mengatakan apa lagi. Suho menepuk pucuk kepala Krystal. "Kita pulang setelah membeli oleh-oleh, eotte?" Krystal akhirnya mengangkat wajahnya dan mengangguk semangat.

.

.

"Bagaimana dengan yang ini?" tanya Suho sambil menunjukkan couple necklace dengan bandul apel. Krystal menggeleng, "Aku sudah punya yang itu. Satunya lagi aku berikan ke Jessica eonni."

Suho hanya berkata 'Oh' sebagai jawabannya.

Mereka berdua kembali sibuk mencari couple necklace yang mereka sukai. Tiba-tiba Krystal berhenti di salah satu rak. Ia mengambil salah satu couple necklace dengan bandul sayap berwarna putih platinum. "Oppa, bagaimana dengan yang ini?" tanya Krystal. Suho berjalan ke tempat Krystal berdiri. Ia memperhatikan kalung itu. "Bagus juga," ucapnya.

"Kalau begitu kita ambil yang ini saja ya!" pinta Krystal semangat.

"Kau yakin tidak mau cari yang lain?"

Krystal menggeleng. "Aku mau yang ini saja, oppa."

"Baiklah. Tunggu diluar, aku akan membayarnya dulu," setelah itu Suho berjalan menuju meja kasir. Krystal menjalankan perintah Suho untuk menunggunya diluar.

Suho berhenti. Ia berpikir sejenak, kemudian berjalan kembali ke salah satu rak. Ia mengambil satu kalung lagi yang sama persis dengan kalung miliknya dan Krystal. Hanya saja yang membedakan adalah warna kalung itu hitam platinum. Suho berjalan kearah kasir dan mengeluarkan beberapa lembar uang 10 ribu won.

Selesai membayar, Suho berjalan keluar toko. "Maaf menunggu lama," ucapnya kepada Krystal.

"Tidak apa-apa, oppa."

Suho mengeluarkan couple necklace itu dan memasangkannya di leher indah milik Krystal. "Kau terlihat semakin cantik dengan kalung itu," pujinya. Krystal tersenyum malu, "Oppa bisa saja."

"Baiklah, ayo kita pulang!" Suho memberikan telapak tangannya kearah Krystal dan disambut hangat oleh telapak tangan Krystal.

.

.

.

Mobil Suho berhenti tepat di depan rumah Krystal. Krystal membuka seatbeltnya. "Gomawoyo, oppa," ia mengecup pipi Suho sekilas dan langsung beranjak keluar dari mobil itu. Suho terpatung. Ia benar-benar tidak pernah menyangka kalau Krystal -yeoja yang disukainya- akan mencium pipinya diakhir acara kencan mereka.

Suho memegang pipinya yang panas. Ia tersenyum geli. Setelah itu Suho kembali melajukan mobilnya.

Krystal menutup pintu rumahnya yang semula ia gunakan untuk mengintip Suho.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Sebuah suara mampu membuatnya langsung menengok kearah belakang. "V-Victoria eonni? Sejak kapan?" tanyanya gelagapan.

Victoria tersenyum jahil, "Uhhm, sejak kapan ya? Aku lupa tuh."

"J-jangan-jangan eonni melihat yang tadi?" tanya Krystal lagi.

"Bagaimana ya? Karena kaca mobil Suho tidak gelap, jadi aku bisa melihatnya dengan sangat jelas."

Krystal mengatupkan kedua telapak tangannya. "Kumohon eonni, jangan katakan pada yang lain..." rujuknya.

"Bagimana ya?" ucap Victoria menimbang-nimbang.

"Eonni, kumohon..."

"Baiklah. Tapi dengan syarat!"

"Apa?" tanya Krystal dengan wajah yang berbinar-binar.

"Kau yang membayar bahan makan malam kita hari ini."

"APA?" Krystal menatap Victoria tidak percaya.

"Kau tidak mau? Sayang sekali. Kalau begitu besok aku akan menceritakan kejadian ini pada Amber."

"Tunggu Tunggu! Baiklah aku akan membayarnya!"

Victoria tersenyum penuh kemenangan. "Anak pintar~"

'Setidaknya hari ini aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli bahan makan malam. Hehehe...'

.

.

Krystal mendorong kereta belanjaan dengan malas. "Eonni, apa masih banyak lagi yang kita butuhkan?" Victoria mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Krystal barusan. Krystal menghembuskan napas panjang. Sepertinya dalam sekejap dompetnya akan menjadi kurus kering.

"Hey Oh Sehun, belikan aku Pepero~"

"Belilah dengan uangmu sendiri, hyung!"

"Aku lupa membawa dompet."

"Siapa suruh lupa membawanya!"

"Teganya kau, Oh Sehun. Akan kulaporkan pada Luhan ge!"

"Baiklah baiklah! Ambil satu!"

"Aku ingin tiga~"

"Tidak boleh!"

"Kulaporkan."

"Baiklah! Ambil tiga!"

"Kau benar-benar magnae yang baik, Oh Sehun!"

"Hey! Apa yang ingin kau lakukan, hyung!?"

Victoria dan Krystal saling pandang begitu mendengar suara ricuh yang sangat familiar. 'Jangan-jangan Sehun dan Lay,' pikir mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan menuju sumber suara. Dan benar saja, mereka melihat adegan Lay yang berusaha keras untuk mencium pipi Sehun(?).

Merasa ada yang memperhatikan mereka, Lay dan Sehun langsung menengok kearah dimana Victoria dan Krystal datang. "Ah, sunbaenim! Annyeonghaseyo!" Lay dan Sehun langsung membungkuk hormat.

"Hey, tidak perlu berlebihan seperti itu. Oh iya, kalian sedang apa? Belanja bahan makan malam?" tanya Victoria.

"Harusnya sih begitu, noona. Tapi Lay hyung mendadak minta dibelikan Pepero!" Sehun menjawab sambil menatap sinis kearah Lay yang memegang tiga bungkus pepero. Lay membuang muka sambil cemberut. Victoria dan Krystal terkikik geli melihat tingkah laku dua hoobae mereka.

Krystal berhenti terkikik, matanya menangkap sebuah benda yang menggantung di leher putih milik Lay. Sebuah kalung yang hampir sama persis dengan miliknya dan Suho. Hanya saja kalung itu berwarna hitam platinum, tidak seperti miliknya dan Suho yang berwarna putih platinum. Krystal mulai curiga, ia berjalan mendekati Lay. "Lay oppa, bisa kita bicara sebentar?"

Alis Lay mengkerut. "Ada apa?"

"Hanya ingin bicara sebentar, kok. Eonni, ini uang untuk membayar belanjaan kita dan mereka," Krystal menyerahkan beberapa lembar uang dan juga mengambil tiga bungkus pepero yang dipegang Lay kemudian menyerahkannya kearah Victoria yang refleks langsung Victoria ambil. Krystal menarik lengan Lay menuju pintu keluar. Victoria dan Sehun memandang tingkah laku Krystal dengan heran.

"Krystal-ah, apa yang ingin kau bicarakan sebenarnya?" tanya Lay heran begitu mereka sudah berada diluar Minimarket.

"Soal kalungmu. Kau beli dimana?" tanya Krystal balik.

"Oh, kalung ini? Suho hyung yang memberikannya padaku tadi saat dia pulang jalan-jalan. Ada apa?" tanya Lay lagi. Krystal menggeleng pelan. "Tidak apa-apa. Oh iya, apa kalung kalian pasangan?"

"Molla," Lay mengendikkan bahu. "Tapi aku lihat Suho hyung juga memakai kalung yang sama. Hanya saja warnanya berbeda," lanjutnya.

"Lay oppa, apa kau memiliki perasaan khusus dengan Suho oppa?"

Lay membulatkan matanya kaget. "Ti-tidak kok. S-sungguh," jawabnya gugup.

"Kau tidak perlu berbohong oppa."

Pandangan mata Lay seketika berubah menjadi sendu. Ia menunduk. "Lagipula... sekali pun aku bilang padamu kalau aku menyukai Suho hyung... kau tidak akan peduli kan? Selain itu, Suho hyung juga sangat mencintaimu. Dia hanya menganggapku sebatas teman biasa. Teman satu grup. Tidak lebih," Lay menggit bibir bawahnya. Ia ingin menangis. Sangat sakit baginya untuk mengatakan hal itu.

Krystal memandang Lay yang tubuhnya kini sudah mulai gemetar. Ia jadi merasa bersalah. Ia seperti menjadi orang ke-3 dalam hubungan Lay dan Suho. "O-oppa... mianhae..." ucapnya pelan. Lay menggeleng dan tersenyum kecil. "Kau tidak bersalah Krystal-ah."

"Tapi oppa..."

"Sudahlah, jangan dipikirkan," ucap Lay singkat dan berjalan meninggalkan Krystal.

Krystal memandang kepergian Lay dengan perasaan yang benar-benar bersalah. Dia harus menyelesaikan masalah ini. Ya, harus. Tangannya mengambil handphone miliknya dan segera menekan tombol panggilan cepat. "Oppa, ada yang ingin kubicarakan sekarang. Datanglah ke Sungai Han."

.

.

.

Of The Han River

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku, Krystal-ah?" tanya Suho.

Krystal melepaskan kalung yang tergantung manis di leher jenjang miliknya. "Ini, aku kembalikan."

Suho menatapnya tidak percaya. "Apa maksudmu? Apa yang terjadi?" tanyanya bingung.

"Tidak ada maksud penting. Aku hanya ingin mengembalikannya saja karena aku merasa tidak cocok memakai kalung itu. Hanya itu yang ingin aku bicarakan. Goodbye oppa," Krystal berjalan meninggalkan Suho namun langkahnya terhenti ketika Suho menahan pergelangan tangannya. "Tidak mungkin tidak ada maksud penting. Katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya," ucap Suho tergas.

Krystal membalikkan badannya dan melepas genggaman tangan Suho dengan halus. "Oppa, kau sudah menyakiti perasaan orang lain dengan adanya diriku disampingmu. Maka dari itu, hubungan kita cukup sampai disini."

"A-apa?" Suho menatap Krystal tidak percaya. Berharap itu hanya sebuah candaan semata. Tapi kilatan mata Krystal mengatakan bahwa dia benar-benar serius. "Siapa yang kau maksud?"

"Seseorang yang kau berikan sebuah kalung berwarna hitam platinum."

Suho membeku mendengar kalimat itu. Sebuah kalung hitam platinum? Hanya satu orang. Hanya satu orang yang dia berikan. Lay, dialah orangnya.

"Kau mengerti siapa yang aku maksud kan oppa?Kalau begitu, selamat tinggal. Mulai sekarang hubungan kita cukup hanya sebatas sahabat. Tidak lebih," setelah mengucapkan kata-kata itu Krystal langsung berjalan pergi.

Suho mengenggam kalung Krystal dengan erat. "Lay kau... kurang ajar!"

.

.

.

BRAK!

Pintu dorm dibuka dengan keras meninmbulkan suara bantingan yang sangat kencang. Suho masuk dan berjalan menuju ruang tengah dengan wajah marah, dan kesal. "Dimana dia?" tanyanya penuh emosi.

"Dia siapa?" tanya Kai pertama kali.

"Tentu saja orang yang sudah menghancurkan hidupku!" jawan Suho emosi.

Kai ikut emosi mendengar jawaban dari Suho. "Siapa maksudmu dengan 'yang sudah menghancurkan hidup'mu, HAH!?"

"TENTU SAJA SESEORANG YANG BERMARGA ZHANG!"

"Hyung, kau mencariku?"

Sebuah suara terdengar dari arah kamar Kris-Lay.

Suho tersenyum sinis dan berjalan kearah Lay. "Kau... apa kau puas sudah menghancurkan hubunganku dengan Krystal, huh?"

"A-apa maksudmu, hyung?" tanya Lay heran.

"Kau... kau yang mengatakan kalau kalung yang kau pakai itu pemberianku kan? Bukankah aku sudah mengatakannya padamu untuk tidak menceritakannya pada orang lain, ZHANG YI XING?!"

"Mi-mianhae... aku lupa," ucap Lay pelan.

"Tidak ada yang tidak kau lupakan Zhang Yi Xing. Dasar manusia MEREPOTKAN!" tangan Suho mengepal dan siap untuk meninju pipi Lay. Lay memejamkan matanya erat.

"HENTIKAN KIM JOON MYUN!"

Suho menghentikan laju tangannya dan segera menoleh kearah sumber suara yang ternyata adalah Kris. Suho semakin tersenyum sinis. "Wah wah wah, sang penyelamat datang, eoh? Mencoba untuk menolong manusia sialan ini, huh?" Suho menunjuk Lay dengan dagunya. Lay mengigit bibirnya menahan sakit setelah mendengar ucapan Suho.

"Jaga cara bicaramu Joon Myun!" ucap Kris emosi.

"Bukankah itu fakta?"

"Kau..." tangan Kris mengepal kuat.

BUGH!

Suho langsung terpental saat menerima tinju dari Kris. Tangannya menyeka darah yang sedikit keluar dari sudut bibirnya. "Mulai bermain kekerasan ya? Huh, menarik..." ucapnya sinis. Suho langsung bangkit dan meraih kerah baju Kris kemudian melakukan sama seperti apa yang Kris lakukan terhadapnya. Tidak mau kalah, Kris langsung menendang perut Suho menggunakan lututnya dengan keras, membuat Suho kembali terpental. Sebelum Kris kembali meninju Suho, Chanyeol sudah terlebih dahulu menahannya. "Chanyeol, apa yang kau lakukan!? Lepaskan aku!"

"Hyung, tenanglah..." ucap Chanyeol. Ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk menahan Kris yang benar-benar dalam puncak kemarahannya.

Suho tersenyum sinis begitu melihat ada kesempatan didepan matanya. 'Inilah saatnya,' batinnya dan kemudian langsung bangkit dan kembali mengarahkan kepalan tangannya.

"HENTIKAN!"

BUUGH!

DUK!

Semua terdiam. Lay, tadi ia dengan cepat berdiri tepat di depan Kris dan menerima tinju Suho yang lebih keras dari tinjunya yang sebelumnya. Ia terpental keras dan kepalanya tepat mengenai pinggiran pintu kamar yang masih terbuka. Darah segar langsung keluar dari arah kepala dan juga sudut bibirnya.

"LAY!"

"LAY HYUNG!"

"YI XING!"

Semua member langsung berlari kearah Lay terkecuali Suho yang membeku melihat apa yang sudah ia lakukan.

"Gawat! Darahnya semakin banyak! Kai, telepon ambulans!" perintah Luhan.

"Ba-baik hyung!"

"Tao, ambilkan peralatan P3K! Bagimanapun juga kita harus melakukan pertolongan pertama! Cepat!" perintah Luhan lagi.

"Baik ge!"

"Lay, kau tidak apa-apa? Bicaralah," ucap Kris cemas sambil menepuk-nepuk pipi Lay. Tak lama Tao datang dengan peralatan P3K di tangannya. "Ini ge," Tao menyerahkan kotak itu kearah Luhan. Luhan segera mengambil perban dan melilitkannya di kepala Lay berharap akan sedikit mengurangi pendarahan nya.

"Hyung, ambulans sudah datang!" teriak Kai dari arah luar.

"Baiklah. Kris, angkat Lay masuk kedalam ambulans. Tao, temani kris. Kami akan menyusul kalian nanti."

Kris dan Tao mengangguk. Kris mengangkat tubuh sekarat Lay dengan gaya bridal style, segera berlari keluar diikuti Tao dari arah belakang.

"Baekhyun, Chen, Sehun, bersihkan lantainya. Jangan ada yang tahu apa-apa tentang insiden ini. Aku, Xiumin, Chanyeol, Kai, dan Dio, akan lebih dulu menyusul Lay. Setelah lantai bersih, kalian bergegaslah menuju Rumah Sakit!"

"Baik hyung!"

Luhan, Xiumin, Chanyeol, Kai, dan Dio berlari keluar. Baekhyun, Chen, dan Sehun mulai membersihkan lantai. Suho masih tetap tidak bergerak dan terpaku dengan kejadian tadi.

"Aku kecewa padamu, hyung. Hanya sebuah masalah sepele, dengan teganya kau melukai Lay hyung. Kau benar-benar iblis hyung. Tidak punya perasaan," ucap Baekhyun lirih.

Suho mengepalkan tangannya. Bagaimana mungkin dia melakukan hal ini? Melukai sesama member? Terlebih lagi Lay mengidap penyakit hemofilia. Bagiaimanapun juga, kalau darah Lay tidak segera berhenti maka dia akan kehabisan darah dan meninggal.

'Kim Joon Myun, kau benar-benar bodoh!'

.

.

.

Hospital

Ke-11 member EXO menunggu dengan gusar didepan ruang UGD. Luhan hampir menangis karena sejak 1 setengah jam yang lalu belum ada tanda-tanda bahwa pintu itu akan terbuka. Sehun yang berada di sebelahnya hanya bisa merangkul bahu Luhan dan mencoba untuk memberi kekuatan.

Xiumin terlihat menangis dalam diam. Chen menyandarkan kepala Xiumin dibahunya. "Jangan menangis hyung. Lay hyung pasti akan baik-baik saja," ucapnya. Xiumin mengangguk lemah.

Dio terus menangis dalam pelukan Kai. Disamping mereka, Baekhyun terus berusaha untuk menenangkan Tao yang juga menangis walaupun dia sendiri ingin menangis. Chanyeol yang melihat raut kesedihan Baekhyun hanya bisa menatapnya cemas. Dan Kris terus berjalan mondar-mandir di depan pintu UGD dengan tangan yang disilangkan.

Tapi, yang paling merasa cemas adalah Suho. Pelaku dari insiden ini.

Cklek!

Krieeet...

Pintu UGD terbuka dan semua langsung mengarahkan pandangan mereka kearah sang dokter.

"Dokter, bagaimana keadaan teman kami?" tanya Kris lebih dahulu. Dokter itu tersenyum dan menepuk bahu Kris. "Kau tidak perlu khawatir. Teman kalian baik-baik saja. Pendarahannya berhasil kami hentikan. Sekarang kalian hanya perlu menunggu masa komanya saja. Mungkin sekitar 3 sampai 4 hari, dan setelah itu dia boleh pulang."

Semua menghembuskan napas lega setelah mendengar kabar itu.

"Baiklah. Kami akan memindahkan Tuan Lay ke kamar rawat inap terlebih dahulu. Kalian boleh mengunjunginya setiap hari dengan batas waktu pukul 8 pagi sampai 7 malam, dan hanya boleh ada 1 orang yang terus menetap di kamar rawat inap untuk mengawasi kondisi Tuan Lay."

Suho mengangkat tangannya lebih awal. "Aku! Biar aku saja yang menjaganya!"

Member EXO lainnya langsung menatap Suho dengan pandangan tidak terima. Suho segera bersimpuh dengan kepala yang ditundukkan dalam-dalam. "Aku mohon, biar aku saja yang menjaganya. Aku mohon," ucapnya lirih.

"Baiklah jika itu kemauan mu," Luhan memandang Kris tidak percaya. "Kris, bagaimana bisa kau-" sebelum Luhan menyelesaikan kalimatnya, Kris sudah lebih dulu kembali bicara. "Tapi jika terjadi apa-apa dengan Lay dan kondisinya semakin memburuk..." Kris menggantungkan kalimatnya. "Aku tidak akan memaafkanmu, Joon Myun," lanjutnya.

Suho tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah. Aku titip Yi Xing."

"Iya!"

.

.

.

5 Days Later...
_Suho POV_

Aku tidak bisa percaya ini. Ini sudah hari ke-5 semenjak Lay koma dan dia belum menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan sadar. Padahal dokter bilang dia hanya akan koma sekitar 3 sampai 4 hari. Ditambah lagi detak jantungnya sedikit melemah. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?

Aku menggenggam erat telapak tangan Lay yang pucat.

Tuhan, kumohon sadarkan Lay. Bila perlu, tukarkanlah nyawa kami berdua agar dia masih bisa hidup. Manusia rendah sepertiku... Manusia yang mencelakai temannya sendiri, tidak pantas untuk hidup. Kumohon Tuhan, sadarkanlah Lay!

Airmataku mulai melesat keluar. Sudah cukup hanya dengan Krystal yang meninggalkanku, aku tidak mau lagi ditinggalkan oleh orang yang lebih berharga dari apapun di dunia ini. Aku sadar, bahwa ternyata selama ini Lay menahan rasa sakit yang aku perbuat. Dia lebih terluka daripada aku.

"Lay... kumohon... sadarlah..." ucapku tak kuasa menahan tangis.

Tiba-tiba sebuah gerakan kecil mengagetkanku. Jari Lay bergerak!

"Nngh..."

Mata Lay dengan perlahan terbuka.

"Lay! Syukurlah kau sudah sadar!" ucapku antusias. Aku benar-benar senang. Seketika segala kecemasan dan kekhawatiranku hilang entah kemana.

"Ini... dimana?" tanyanya.

"Kau di rumah sakit. Ini sudah hari kelima saat kau terluka dan koma."

"Aku? Koma? Kenapa bisa?"

Aku tersenyum melihat wajah polosnya yang alami. "Maafkan aku Lay. Aku ini benar-benar bodoh. Lebih bodoh dari siapapun di dunia ini."

"Kenapa kau meminta maaf hyung? Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Maaf, aku tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Jadi, apa aku masih bisa menempati ruang kosong di hatimu?"

"Eh? Apa maksudmu?" tanyanya lagi. Aku mencubit pipinya gemas dan mulai memperkecil jarak yang ada diantara kami. Ya, aku menciumnya dengan lembut tanpa nafsu apapun.

Aku mulai melepaskan tautan bibir kami. "Saranghae," ucapku lembut tepat di depan wajahnya. Aku lihat wajah Lay sedikit terkejut. Aku segera memeluknya erat. "Saranghae," ucapku lagi.

"Na-nado... nado saranghae, hyung... hiks..."

"Jangan menangis. Mulai saat ini kita akan terus bersama. Mengerti?"

"Iya!"

Aku melepaskan pelukan kami dan mulai menautkan bibir kami. Tuhan, terima kasih sudah menyadarkan dirinya. Aku berjanji padamu akan tetap menjaganya.

Seumur hidupku...

.

.

.

The End

Omake (KrisTao)

Beach

Tililit Tilililit

Klik!

"Yeoboseyo! Ada apa Suho?"

"..."

"Benarkah? Lay sudah sadar? Lalu bagaimana kata dokter?"

"..."

"Baguslah kalau begitu. Sudah dulu ya!"

Klik!

Kris memasukkan kembali handphone nya ke dalam saku.

"Ada apa ge?" tanya Tao yang ada di sebelahnya.

"Lay sudah sadar. Keadaannya juga sudah membaik. Mungkin besok dia sudah benar-benar boleh pulang."

"Oh, begitu..." Tao menundukkan kepalanya dan memeluk kedua kakinya.

"Ada apa Tao? Kau tidak enak badan?" tanya Kris khawatir. Tao menggeleng. "Aku tidak apa-apa ge."

Kris mengangkat wajah Tao. "Lalu kenapa wajahmu sedih begini, hum?"

"Aku hanya berpikir, apakah kau tidak akan mempedulikan aku lagi nanti setelah Lay ge kembali," ucap Tao sedih.

"Kau ini bicara apa sih dasar panda bodoh!" Kris mengacak rambut Tao gemas.

"Uuukh... Habisnya kan..."

"Kenapa?"

"Habisnya, akhir-akhir ini gege selalu berduan dengan Lay ge dan tidak mempedulikan aku."

Kris terdiam untuk berpikir sejenak. Kalau diingat-ingat, saat itu Kris benar-benar lupa akan Tao dan hanya mempedulikan Lay.

"Kalau begitu, gege minta maaf, oke? Gege janji tidak akan mengabaikan mu lagi."

"Benarkah?"

"Iya."

Tao tersenyum mendengar perkataan Kris. Ia mencium singkat pipi Kris.

Chu~

"Wo ai ni, gege."

"Wo ye ai ni."

Dan kedua belah bibir itu bersatu bersamaan dengan indahnya langit sore.

.

.

.

Omake The End

Heyoooo~ *tebar bunga melati*

Nana lama update ya? Mianhae... *bow*

Waktu untuk memegang laptop semakin berkurang. Hiks... T^T

Nana juga sedikit heran kenapa di Ch 2 sedikit yang Riview sedangkan waktu Ch 1 lumayan banyak. Nana jadi sedikit kecewa nih... Y.Y

Atau mungkin alur ceritanya makin gaje makanya jadi pada gak niat baca? Mianhae ne... Y,Y

Terima kasih banyak untuk yang sudah fav, foll, dan riview ff gaje ini dan terus mengikuti alur ceritanya. Untuk silent ridear, semoga hati kalian terbuka dan ingin memberikan 1 riview untuk anak yang malang ini...

Ada typo? segera beritahu! Oke?

RIVIEW JUSEYO~