OUR BEHIND

.

Cho Kyuhyun

Lee Sungmin

Other Cast

.

Rated : M

.

GS/Typo(s)/Membosankan/Pasaran/Tidak sesuai EYD/OOC

.

Semua Cast milik diri mereka masing-masing, orang tua, dan Tuhan YME.

Saya hanya meminjam nama mereka saja.

.

Don't Like Don't Read

^Happy Reading^

.

.

Shining Star – Super Junior

.

.

"Chagiya~".

Kibum memutar malas kedua bola matanya kala suara bass milik sang suami kembali terdengar. Ini sudah kali ke empat Siwon memanggilnya, dan namja itu sudah mulai jengah menunggu Kibum yang tengah merias wajah.

Kibum menoleh pada Siwon yang tengah memperhatikannya dari ambang pintu. "Siwonie, kau ini tak sabaran sekali". Decaknya seraya menyisir kembali rambut yang sengaja ia gerai.

"Kau itu sudah cantik sayang, untuk apa kau berdandan selama ini".

Namja Choi itu tak pernah berbohong jika menyangkut istrinya. Kibum memang cantik dan akan selalu terlihat cantik dimata seorang Choi Siwon meski ia tak membubuhkan apapun di wajah manis itu.

Bibir Kibum mengerucut. Melangkah pergi setelah mematut kembali tubuhnya dicermin.

"Gombalan mu itu tak berlaku Tuan". Sungut Kibum.

Siwon terkekeh geli melihatnya. Setelah menutup kembali pintu kamar. Namja itu bergegas menyamakan langkah Kibum. Merangkul mesra istri tercintanya itu.

"Kau tambah cantik saja". Goda Siwon sebelum mengecup pipi Kibum.

"Berhenti menggobal Choi".

"Aku tak menggombal".

Hati-hati Siwon menuntun Kibum menuruni anak tangga. Berdecih lirih saat tak sengaja manik matanya menangkap sepatu hak tinggi yang di kenakan Kibum. Ia sudah berkali-kali memperingati yeoja itu agar tak memakai sepatu berhak saat hamil. Tapi sepertinya yeoja yang kini berbalut dress soft pink itu tak mengindahkannya.

Tangan kekar Siwon terulur membantu Kibum memasang seat beltnya. Tersenyum geli setelah berhasil mencuri ciuman di bibir manis Kibum.

"Ya~". Ucap Kibum kesal sembari memukul lengan Siwon.

Siwon makin terkekeh. Urung namja itu menghidupkan mesin mobilnya kala teringat sesuatu.

"Kibumie, ponsel ku tertinggal".

"Aish… kau ini pelupa sekali". Ucap Kibum kesal. "Cepat kau ambil". Titah Kibum sembari mendorong sebelah bahu Siwon agar namja itu bergegas mengambil ponselnya.

"Ya~ sakit sayang". Keluh Siwon. "Aku ambil ponselku dulu. kau tetap disini Ok?".

"Tentu saja aku akan tetap disini bodoh!". Kibum bergumam setelah Siwon beranjak pergi. Terdengar dering ponsel dari tas jinjingnya. Kyuhyun, itulah nama yang tertera dilayar itu.

"Yeobseo". Sapa Kibum.

"Kibum noona, Sungmin akan melahirkan". Sahut Kyuhyun tanpa membalas sapaan Kibum.

"Mwo?". Mata Kibum terbelalak kaget. "Kau dimana sekarang?".

"Aku sedang dalam perjalanan rumah sakit noona". Suara Kyuhyun terdengar sangat panik. "Akh… Kyuuu…". kini suara rintihan Sungmin terdengar ditelinga Kibum.

Flip~

Belum sempat Kibum berucap kembali. Kyuhyun sudah mematikan sambungannya sepihak.

Yeoja itu menggigit bibir bawahnya. Ikut merasakan panik mengetahui adik iparnya akan melahirkan.

"Siwonie, kita kerumah sakit sekarang". ucap Kibum saat Siwon sudah kembali menduduki bangku kemudi.

"Eh?". Siwon menaikan sebelah alisnya bingung. "Siapa yang sakit sayang?".

"Sungmin… Sungmin akan melahirkan".

"Mwo?". Ujar Siwon tak kalah kaget.

"Aku akan menghubungi eomma dan appa di Jepang". Kibum menggigit kembali bibir bawahnya. Menunggu sambungannya terjawab oleh sang ibu di seberang sana. "Ya! Choi Siwon! Kenapa hanya diam? Cepat jalankan mobilmu!".

.

.

.

.

"Akh… kyuuu…".

Kyuhyun cepat mematikan sambungannya, menoleh pada Sungmin yang makin merintih sakit seraya meremas gaun hitam selutut yang yeoja itu kenakan. Nafas Kyuhyun ikut memburu melihat keadaan Sungminnya. Sesakit itukah seorang yeoja yang akan melahirkan? Tak pernah terbayangkan oleh Kyuhyun sebelumnya.

"Bertahanlah Ming". Kyuhyun mempercepat laju mobilnya. Menghiraukan bunyi klakson yang menegur cara mengemudi namja itu. Walau nampak lengang, bukan berarti hanya mobilnya saja yang berada dijalan itu bukan?.

"Hati-hati Kyu". Lirih Sungmin.

Kyuhyun mengangguk, lebih berhati-hati mengemudikan mobilnya. Sesekali ia mengalihkan pandangannya pada Sungmin. Wajah manis itu semakin memucat.

"Ming~ gwenchana?". Tanya Kyuhyun. Sungmin tak lagi merintih seperti tadi. Yeoja itu tampak tengah mengatur nafasnya sebisa mungkin.

Sungmin mengangguk lemah. "Hhh… nehhh… fuuhh…". Ia tak lagi merasakan kontraksi, namun tangannya masih bertengger memegang erat bagian bawah perutnya.

Kyuhyun mengela nafas lega. Setidaknya Sungmin tak terlalu kesakitan seperti tadi. Ia mengulurkan tangannya menggenggam erat sebelah tangan Sungmin, mengucapkan kata-kata agar yeoja itu terus bertahan.

Terpaksa Kyuhyun melepas tautan tangannya. Merogoh sakunya saat dirasa ponselnya bergetar. dibacanya nama dilayar itu sebelum menjawab. Shindong Hyung.

"Ya! Kau dimana Kyu?". Tanya Shindong. Nada suara itu terdengar kesal.

"Maaf hyung. Aku tak bisa datang". Kyuhyun menoleh pada Sungmin. Yeoja itu masih sibuk mengatur nafasnya. "Minta yang lain untuk menggantikanku hyung, ku mohon".

"Mwo? Ya! Kau ini apa-apaan hah? Jangan bercanda. Dan cepat kemari".

Kyuhyun menggenggam kuat steer mobilnya. "Aku tak bisa hyung, Sungmin akan melahirkan". Jawab Kyuhyun setengah berteriak.

Flip~. Kyuhyun memutuskan sambungannya. Meletakan asal ponselnya dan kembali fokus pada jalanan.

Lampu merah! Damn!

"Ahhh… sakk… kkiit…". Sungmin kembali merintih merasakan kontraksinya. Kali ini lebih sakit dari yang ia rasakan sebelumnya. Peluh keringat makin bercucuran di dahi Sungmin. Bibirnya memucat menahan sakit dibawah sana.

"Ya Tuhan… kenapa harus lampu merah". Kyuhyun berujar frustasi. Mengutuk keras nyala lampu yang harus membuat laju mobilnya berhenti.

"Hhhh~ Kyuuuhh~". Sungmin tersentak merasakan cairan mengalir deras dari selangkangannya.

"Omo~ ketubannya sudah pecah Ming".

Hijau!

Kyuhyun mengijak pol pedal gas mobilnya. Selain mengutuk lampu merah tadi. Namja itu juga mengutuk jarak Rumah sakit yang sedikit jauh dari apartemennya. Beruntunglah saat ini mobilnya sudah memasuki area depan Rumah sakit. Tak peduli berapa kecepatan laju mobilnya tadi.

Sungmin menenggelamkan wajahnya di dada Kyuhyun ketika namja itu sudah menggendongnya. mengeratkan genggamannya pada jas yang namja itu kenakan saat perutnya makin berdenyut sakit. Sekuat tenaga Sungmin tak mengeluarkan rintihannya, suasana rumah sakit jauh dari kata sepi saat ini.

.

.

.

.

"Ini Rumah sakit terdekat dari apartemen Kyuhyun. Ku rasa Kyuhyun membawa Sungmin kemari".

Siwon memberhentikan mobilnya di pinggir jalan raya. Pandangan namja itu mengarah pada gedung kesehatan bertingkat di depannya.

Kibum mengangguk mengiyakan ucapan suaminya, mengedarkan pandangannya disekeliling rumah sakit itu. "Sepertinya kau benar Wonnie, sebaiknya kita masuk kedalam saja".

Siwon menganggukan kepalanya. Melajukan mobilnya memasuki area parkir rumah sakit itu. Bergegas suami istri itu menyusuri koridor Rumah sakit setelah terlebih dulu meminta informasi dari receptionis. Dan benar, nama Cho Sungmin terdaftar sebagai pasien bersalin.

"Pelan-pelan sayang. Ingat kandunganmu".

Siwon mengeratkan tautan tangannya pada Kibum. yeoja itu mengangguk lalu sedikit memperlambat langkahnya. Jika ia sangat menggemari sepatu berhak tinggi, kali ini Kibum sangat membenci alas kaki indah itu karena sudah mempersulit langkahnya.

"Siwonie, itu Kyuhyun".

Kibum memperlebar langkahnya di ikuti Siwon, menghampiri Kyuhyun yang tengah berjongkok di pinggir pintu ruang bersalin.

"Kyu".

Kyuhyun mendongakkan kepalanya, menoleh pada suara yang tak lagi asing baginya. Ia tersenyum kaku, beranjak memeluk Kibum erat.

"Noona".

Kibum membalas pelukan Kyuhyun. yeoja itu dapat merasakan getaran tubuh adiknya. Yakin jika adiknya itu sangatlah panik saat ini.

"Kau tenang saja Kyu, semua akan baik-baik saja". Siwon mengusap punggung Kyuhyun. mencoba sedikit menenangkan kepanikan namja itu.

"Siwon benar Kyu. Sungmin dan bayinya akan baik-baik saja. Percayalah".

"Eum". Kyuhyun melepaskan pelukannya. Menatap kembali ruang bersalin yang tertutup rapat.

Selang lima menit pintu itu terbuka. Yeoja berpakaian khas perawat menghampiri Kyuhyun yang tengah duduk menunduk dibangku ruang tunggu.

"Permisi".

Kyuhyun mendongakan kelapanya sebelum beranjak berdiri. "Bagaimana istri dan anak saya?".

Perawat itu menyunggingkan senyuman lembutnya. Baiklah, perlu digaris bawahi jika perawat itu adalah Sparkyu. "Nyonya Cho meminta anda untuk menemaninya. Kami harap tuan bersedia". Ucap perawat itu.

Tanpa diminta dua kali. Kyuhyun langsung menyanggupinya. Mengikuti langkah perawat itu memasuki ruang bersalin setelah berpamitan dengan Kibum dan Siwon.

.

.

.

.

"Nyonya Cho, ini sudah pembukaan terakhir. Ikuti intruksi dari saya, mengerti?".

Sungmin mengangguk lemah. Nafasnya makin memburu saat rasa sakit itu makin bertambah.

"Ming~". Kyuhyun berlari menghampiri Sungmin, lekas menggenggam tangan yeoja itu seraya menyeka peluh keringat di dahi Sungmin. "Kau pasti bisa Ming". Ucapnya sebelum mengecup lama dahi Sungmin.

"Baiklah nyonya Cho. Sekarang mengejan".

"Nggghhhh~". Sungmin meremas tangan Kyuhyun. berusaha mendorong kuat-kuat bayinya agar keluar.

"Lagi".

Kyuhyun meringis sakit merasakan remasan kuat ditangannya. Remasan Sungmin seakan ingin meremukan tangan Kyuhyun. tapi namja itu tak mempermasalahkannya, di fikirannya saat ini hanya keselamatan Sungmin dan bayinya.

"Tarik nafas, lalu mengejan".

Sungmin kembali mengejan kuat, lagi dan lagi. Tak bosan Kyuhyun menyemangati dan menyeka keringat Sungmin. Jantungnya berdebar tak menentu menunggu detik-detik kelahiran anaknya.

"Sekali lagi nyonya Cho. Anda pasti bisa!".

.

.

.

.

"Omo~ imut sekali".

Kibum menggesekan hidungnya di pipi mulus bayi perempuan dalam gendongannya. Bayi yang baru beberapa jam lahir kedunia itu adalah buah cinta Kyuhyun dan Sungmin.

"Sungguh menggemaskan". Imbuh Siwon. Tangannya mengusap lembut pipi mulus bayi itu. "Anyeong baby".

Kyuhyun yang duduk di tepi ranjang mengeratkan genggamannya di tangan Sungmin. Membelai sayang punggung tangan itu dengan ibu jarinya. Namja itu menitihkan air matanya saat kali pertama mendengar tangisan anaknya. Berucap syukur karena Tuhan telah memberinya putri yang cantik dan sempurna.

Sungmin membalas genggaman Kyuhyun. tersenyum manis seraya membenarkan posisi duduknya bersampingan dengan Kyuhyun.

"Selamat Min". Ucap Kibum.

"Terima kasih Kibum-ah". Jawab Sungmin setelah mengambil alih gendongan putrinya yang diulurkan Kibum. Mengusap dahi mungil itu lalu mengecupnya.

"Kau juga Kyu. Kau sudah menjadi appa sekarang. selamat". Siwon ikut memberi selamat.

"Terima kasih Hyung".

Kyuhyun mengulurkan tangannya membelai lembut pipi bayi yang ia beri nama Cho Minhyun. Mengecup berkali-kali pipi putri tercintanya lalu beralih mengecup kening Sungmin.

Mereka terdiam menikmati wajah Minhyun yang tertidur pulas. Sampai suara ramai terdengar saat pintu ruangan itu terbuka lebar.

"Anyeoooooooong~". Reflek tangan Kyuhyun menutupi telinga Minhyun. Namja itu merutuki tingkah konyol teman-temannya. Sungguh berbanding terbalik saat wajah-wajah itu tengah disorot kamera.

Masih dengan gaun dan jas yang membalut tubuh mereka. Yesung, Donghae, Victoria, Eunhyuk, Ryeowook, Taemin, Nickhun dan Minho langsung mengunjungi Sungmin saat acara Movie award berakhir. Tak lupa mereka membawa buah-buahan untuk nyonya Cho itu.

Harusnya Shindong, Hanggeng dan Heechul juga ikut menjenguk Sungmin. Namun tiga orang itu tak bisa meninggalkan anak mereka sendirian dirumah terlalu lama, dan memilih untuk menjenguk Sungmin esok harinya.

Eunhyuk adalah orang pertama yang mencium pipi bulat Minhyun. Sempat berebut dengan Taemin yang juga ingin menjadi orang pertama yang mendaratkan kecupan di pipi Minhyun.

"Kyeopta". Ucap Taemin gemas. Ia memeluk tubuh Victoria dari samping, terlalu gemas melihat wajah terlelap Minhyun.

"Omo~ sesak Taemin-ah". Keluh Victoria. Namun yeoja itu tersenyum geli melihat tingkah Taemin.

"Aku melupakan sesuatu". Donghae mengambil kotak kecil yang ia bawa. "Kyu, kau terpilih menjadi aktor terfavorite. Selamat". Ucap Donghae seraya menunjukan tropi award ditangannya.

"Jinjjayo?". Tanya Kyuhyun tak percaya. Ia bahkan hampir melupakan tentang ajang penghargaan itu.

"Omo~ aku tak percaya ini". Kyuhyun menatap kagum benda ditangannya. "Minhyun-ah~ appa terpilih sebagai aktor terfavorite sayang". Ucapnya pada Minhyun.

"Selamat Kyu". Sungmin mengucapkan selamat diiringi kecupan dipipi Kyuhyun.

"Lalu aku?". Siwon bertanya. Berpura-pura memasang wajah bingungnya.

"Maaf tuan Choi". Donghae mendekap kedua tangannya. "Penghargaan untuk pemeran pendukung terbaik tahun ini aku yang mendapatkannya". Ujar Donghae berpura-pura menyombongkan diri.

Tawa mereka kembali pecah. Suasana malam ini begitu terasa hangat.

"Ayo sayang. Biar Imo gendong". Ryeowook mengulurkan tangannya. Mengambil alih Minhyun dari gendongan Sungmin.

"Ya! Noona. Anakku bisa jatuh nanti". Celetuk Kyuhyun yang langsung dihadiahi deathglare oleh Ryeowook.

"Ya! Aku bisa hati-hati Cho Kyuhyun. memangnya kau". Sungut Ryeowook. Yeoja itu menimang hati-hati tubuh mungil Minhyun. Suasana kembali riuh saat mereka berebut mengambil foto Minhyun. Bahkan Donghae merengek ingin menggendong keponakan barunya.

Sungmin kembali menggendong Minhyun saat bayi mungil itu menggeliat tak nyaman. Suara berisik itu sepertinya mengganggu tidur nyenyaknya.

"Aish… kalian ini ribut sekali". Protes Kyuhyun.

.

.

.

.

Sungmin sudah di perbolehkan pulang setelah satu minggu dirawat dirumah sakit. kelahiran putri pertama aktor tampan Cho Kyuhyun menjadi salah satu topik terhangat pemberitaan media.

Semenjak konferensi pers itu Kyuhyun makin terbuka dengan para wartawan. Membiarkan pekerja media itu menyorot istri dan anaknya sebagai hasil kerja mereka.

Nyonya Choi dan Tuan Choi menghabiskan waktu beberapa hari merawat cucu pertamanya di apartemen Kyuhyun dan Sungmin, sampai dua orang yang kini menyandang sebagai kakek dan nenek itu harus kembali ke negeri sakura. Tuan Choi tak bisa terlalu lama meninggalkan perusahaan yang baru ia dirikan di Jepang.

"Hay sayang". Kyuhyun mencium pipi Minhyun. Bayi mungil berumur 18 hari itu baru saja terlelap setelah Sungmin memberinya asi.

"Dia baru saja tidur Kyu". Tegur Sungmin. Suaminya itu gemar sekali mengganggu tidur putri kecilnya.

Kyuhyun tersenyum geli. Membelai pipi Minhyun yang tertidur nyaman di box bayi sisi kamarnya. Kamar Kyuhyun dan Sungmin saat ini dipenuhi hiasan-hiasan lucu yang dipadukan dengan warna pink.

"Anakku sangat cantik Ming". Puji Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya pada Minhyun.

Sungmin tersenyum. Ikut memandangi wajah polos Minhyun. "Dia juga anakku Kyu".

Kyuhyun tertawa, lalu mengecup pipi Sungmin. "Anak kita". Kyuhyun membenarkan. "Lihatlah Ming. Bibir Minhyun sangat mirip dengan bibir mu".

"Eum". Sungmin mengangguk. "Dan matanya sangat mirip dengan matamu".

"Saranghae".

Ucap Kyuhyun sebelum mencium bibir plum Sungmin dan melumatnya sangat lembut. Mata Sungmin terpejam merasakan pergerakan bibir Kyuhyun. namja itu sangat pintar memperlakukan Sungmin semanis mungkin.

.

.

.

.

"haahh~ kyuuh enghh~". Sungmin menggeliat dalam kungkungan Kyuhyun. namja itu terus bergerak cepat diatas Sungmin. Sepuluh bulan sudah berlalu. Dan entah dorongan dari mana, Kyuhyun ingin cepat-cepat memberikan Minhyun seorang adik.

"Kita harus ohhh… cepat memberi ahhh Minhyun adik Mingghhh". Kyuhyun semakin menggila. Mempercepat gerakannya dibawah sana. Ia mengerang nikmat merasakan lubang Sungmin menjepitnya kuat. Terlebih dengan desahan Sungmin yang membuat gairahnya kian memuncak.

Sungmin menarik tengkuk Kyuhyun, menggerakan bibirnya penuh gairah di bibir Kyuhyun. Ia mengernyitkan dahinya, meremas punggung Kyuhyun saat namja itu kembali memberinya kenikmatan di bagian privatenya.

Kyuhyun membiarkan Sungmin memimpin ciuman mereka. Dirinya masih fokus dengan juniornya yang makin berkedut.

Sungmin melepas tautan bibir mereka, melesakan wajahnya kesamping seraya meremas sprei berwarna biru muda yang sudah sangat kusut akibat ulah mereka.

"Minghh akuuhhh oohhh". Kyuhyun sudah mencapai klimaks untuk kali ke tiganya.

"Kyuuuuhhh~". Sungmin mendesah merasakan cairan cinta Kyuhyun penuh didalamnya.

Nafas mereka saling memburu menikmati sisa-sisa orgasmenya. Kyuhyun menindih peris tubuh Sungmin. Makin menyamankan pipinya yang menempel di dada atas yeoja itu.

Dikecupnya hasil karya di dada Sungmin sebelum menatap wajah sayu istrinya yang terkesan begitu sexy dimata Kyuhyun. di sibakannya poni Sungmin yang dibasahi peluh keringat lalu menciumnya lama.

"Saranghae Ming".

Sungmin tersenyum membelai pipi Kyuhyun. "Hm… nado saranghae Kyu".

Kyuhyun kembali memposisikan tubuhnya diatas Sungmin. Hendak mengerjai Sungminnya lagi.

"K-kau mau apa Kyu".

"Kita lakukan sekali lagi".

"Aku sudah lelah Kyu, kita bisa melanjutkannya besok bukan?".

Kyuhyun tersenyum, meremas kecil payudara Sungmin. "Hanya sekali Ming".

"Tunggu Kyu, biarkan aku bernafas dulu".

"Aku sudah tak tahan Ming".

"Ahhh~".

Tanpa aba-aba namja itu mengerakan kembali pinggulnya. Perlahan, cepat, dan makin cepat. Tangannya tak dibiarkan menganggur. Meremas benda kenyal yang amat ia gemari seirama dengan gerakan pinggulnya.

Permainan itu terus berlanjut sampai keduanya klimaks. Kyuhyun melepas tautan tubuh mereka, tak ingin istrinya benar-benar tumbang malam ini.

"Tidurlah, kau lelah bukan?". Kyuhyun memeluk erat tubuh Sungmin.

Sungmin mengangguk, menggesekkan pipinya didada bidang Kyuhyun yang juga dipenuhi hasil karyanya. "Eum… jaljjayo Minhyun appa".

.

.

.

.

"Ya~ Cho Kyuhyun".

Sungmin berdecak kesal melihat Kyuhyun yang masih bergelung dibawah selimut. Ia sudah berkali-kali membangungkannya, namun namja itu hanya menggeliat membenarkan selimut tebal itu.

Waktu sudah menunjukan pukul 9. Sungmin yang sengaja tak memakai jasa pengasuh sedikit kerepotan karena harus menyiapkan sarapan dan menemani Minhyun bersamaan.

Di umur putrinya yang sudah menginjak bulan ke sepuluh. Minhyun sangatlah aktif merangkak mengelilingi seisi apartemen mereka. Bahkan bayi mungil itu pernah terpeleset dikamar mandi karena tak ada yang melihat saat ia merangkak masuk kesana. Dan lagi, dalam minggu ini Kyuhyun sudah tiga kali membeli PSP baru, menggantikan PSP yang Minhyun rusak.

Sungmin mendudukan Minhyun di karpet sisi kamarnya. Tak lupa memberinya beberapa mainan agar putri cantiknya itu tak berkeliaran.

"Kyu, bangunlah". Sungmin mengguncang pelan tubuh Kyuhyun. terus mencoba membuat mata itu terbuka.

Kerutan tergambar di dahi Kyuhyun. ia menggeliat berusaha membuka matanya perlahan.

"Ya~ bangun Kyu".

Kyuhyun mengerjapkan matanya. Membiasakan cahaya matahari memenuhi pandangannya. Ia tersenyum tipis melihat Sungmin berkacak pinggang dengan raut wajah kesal.

"Pagi~". Serak Kyuhyun. tangannya menarik Sungmin agar duduk disisinya.

"Kau ini susah sekali dibangunkan". Sungmin mempoutkan bibirnya.

"Aku lelah Ming". Kyuhyun terkekeh mengetuk bibir Sungmin yang mengerucut dengan telunjuknya.

"Kau yang menyerangku, harusnya aku yang berkata seperti itu bodoh!".

Kyuhyun terbahak. "Hey". Di dudukannya tubuh jangkung itu. "Kau sangat menggoda, mana mungkin aku tak menyerangmu".

Bibir Sungmin makin mengerucut. Memukul dada Kyuhyun yang tak terlapisi apapun. "Kau tak ada jadwal hari ini?". Tanya Sungmin.

"Tidak. Aku meminta cuti pada Shindong hyung".

Alis Sungmin berkerut bingung. "Cuti?".

Kyuhyun mengecek sekilas ponselnya sebelum menjawab. "Hm? Ya. Sampai hari pernikahan Donghae hyung dan Eunhyuk noona nanti".

"Mereka yang menikah, kenapa kau yang meminta cuti. Aneh sekali".

"Biarkan saja". Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Sungmin. Menatap intens bibir pink yang menggodanya. "Morning kiss?".

Sungmin tersenyum geli. Tak berniat menolak, ia menempelkan bibirnya pada bibir Kyuhyun. membiarkan ayah satu anak itu mengklaim bibirnya. Sudah menjadi rutinitas bagi mereka berciuman seperti ini, dan tak jarang berakhir dengan permainan singkat diranjang jika putri kecil mereka belum terbangun.

Kyuhyun patut berterima kasih pada kemeja putih miliknya yang di kenakan Sungmin. Mempermudah tangannya membelai paha dalam Sungmin yang terekspos.

"Hiksss hikss hueeee~".

Mata Sungmin membulat mendengar tangisan putrinya. Di dorongnya tubuh Kyuhyun membuat pagutan itu terlepas.

"Omo~ Minhyunie~". Sungmin berbalik mengarah pada Minhyun. Air mata bayi yang masih mengenakan piama itu mengalir deras membasahi pipi bulatnya. Mainan yang di beri Sungmin sudah berserakan entah kemana. Cho kecil itu sudah merasa bosan.

"Ish kau ini". Sungmin memukul dada Kyuhyun. beranjak menghampiri Minhyun lalu menggendongnya.

"Ya~ aku tak tau jika Hyunie sudah bangun".

"Ayo ikut appa". Kyuhyun mengambil Minhyun dari gendongan Sungmin. Menepuk-nepuk pantat montok itu mencoba menenangkannya. "Omo~ anak appa pintar sekali". Ucapnya gemas.

Minhyun sudah tak lagi menangis. Menghisap ibu jari mungilnya seraya menyandarkan kepalanya di ceruk leher Kyuhyun. "Appa poppo". Minhyun melengos menenggelamkan wajahnya ketika bibir Kyuhyun mendekat, membuat Sungmin terbahak melihatnya.

"Ya! Anak appa mulai nakal. Palli poppo appa". Lagi. Minhyun memalingkan wajahnya.

Sungmin makin terbahak melihat tingkah laku ayah dan anak itu. "Minhyunie mandi dengan appa ne? eomma akan membuatkan sarapan untuk Minhyunie". Sungmin mencium gemas pipi Minhyun.

"Baiklah~ Minhyunie mandi dengan appa. Kajja kajja".

Kyuhyun menimang-nimang tubuh mungil Minhyun. Putri mungilnya itu tersenyum geli kala Kyuhyun menggesekan wajahnya di perut Minhyun. Mengangkatnya tinggi-tinggi semakin membuat Minhyun tertawa geli.

"Aish… hati-hati Kyu".

Sungmin menggelengkan kepalanya heran. Kyuhyun senang sekali membuat Minhyun tertawa kegelian.

Tanpa sadar Sungmin menyunggingkan senyumnya, sangat bersyukur karena Tuhan sudah memberinya suami yang mencintainya seperti Kyuhyun, ditambah dengan kehadiran putri kecil yang menghiasi kehidupan mereka, dan mungkin akan bertambah karena usaha Kyuhyun setiap malam.

"Hyunie chagi ingin punya dongsaeng?". Sungmin memukul kecil kepala Kyuhyun. sungguh konyol menanyakan hal itu pada putrinya yang masih berumur 10 bulan.

Entah tak sengaja, atau memang mengerti. Minhyun menganggukan kepalanya polos. "Whooaa, kau lihat Ming. Minhyunie mengangguk". Ucap Kyuhyun semangat. "Sepertinya kita harus bekerja ekstra agar Minhyun cepat mendapat dongsaeng".

"Ya! Tutup mulutmu tuan Cho. Dan cepat mandikan Minhyunie".

.

.

.

.

E.N.D

Berawal dari ngga jelas. Berakhir ngga jelas pula. hahaha

Ah~ rasanya berat buat namatin fic ini. tapi mau gimana lagi. Ini emang udah End.

Maaf jika mengecewakan. *bow

Terimakasih buat masukan-masukannya. Buat semangatnya, dan buat yang selalu ngingetin saya tentang typo yang bertebaran. Hehehe jari saya demen banget kepleset-kepleset. Jadi gitu deh. /ngeles/

Buat Chingudeul yang udah mampir baca. Review. Memfollow dan memfavoritekan saya. Saya ucapkan banyak terima kasih. Chingudeul saranghaeyo~

Buat eonnideul, yeodongsaengdeul, dan namdongsaengdeul (ngarep banget ada yang manggil noona kkk~) gomawoyo~.

Buat suju oppadeul. Uri superman. Saranghae~.

Lasted.

SARANGHAE~

Sampai ketemu di ff selanjutnya~.

Review?

Big thank to :

deviyanti137 : kyuna36 : KimRyeona19 : cutevilpinkiss : Ria : Lilin Sarang Kyumin : JSJW407 : imAlfera : Iam E. L. F and JOYer : Miyoori29 : cloudswan : Rianichi : ajid kyumin : Minhyunni1318 : NurLarasati13 : babychoi137 : hyuknie : wuhan : asdfghjkyu : dirakyu : Luvori19 : Heldamagnae : Lee chaRaa : hehe : Andrea brittania fleischer : kyuminjoy : PaboGirl : Zen Liu : Ny cho evil : abilhikmah : Alfia Retno S : cuttianisa : Sifa : zi'Pumpkins : myeolchi gyuhee : Maximumelf : Lee'90 : tarry24792 : bunnyblack. FLK. 136 : stalkyumin : Babyjoy : kyumin pu : sitara1083 : JoyELF : Fitria fee : Cho Rai sa : Airi Tanaka