Title : Yes, Please (Beside You) [No, Please…Sequel!]

Cast : KaiSoo Couple

Sub-cast : EXO member

Author : Chang

Genre : AU, Romance, Angst, etc.

Length : Oneshoot!

Rating : NC+21

Disclaimer : FF ini asli buatan saya, hasil pemikiran saya dan tidak menjiplak hasil karya orang lain. Kejadian di cerita adalah AU. FF ini mengandung unsur Male Slash Fic/YAOI/Boy x Boy/Shounen-ai. Gak suka jangan dibaca xD

Refresh Ingatan:

BACA ULANG NO, PLEASE BIAR NYAMBUNG SAMA SEQUEL INI

XD

Nuansa romantis dan eksotis tergambar jelas di tempat ini – Suatu tempat yang ramai dengan tamu undangan mengenakan pakaian serba putih. Bukan hanya itu, meja dan tempat duduk juga di dekorasi sedemikian rupa agar terlihat indah dengan warna putih yang mencolok dimana-mana. Kesan bahagia tergambar jelas dari raut wajah tamu-tamu apalagi saat menyaksikan pemandangan sunset di sore hari dan pantai di depan mata.

Ya. Seperti tebakan kebanyakan orang, ini adalah resepsi pernikahan. Resepsi yang di adakan di sebuah villa yang cukup jauh dari kebisingan kota Seoul. Halaman villa yang memang luas di manfaatkan sebaik mungkin agar tamu undangan nyaman dan menikmati acara sampai akhir.

Raut wajah bahagia bukan hanya di nikmati semua tamu undangan di resepsi tersebut. Pemeran utama dalam acara itu juga tak kalah bahagianya. Kim Jongin. Tersenyum bahagia menyaksikan di depan matanya bahwa impiannya untuk menikah akhirnya terwujud. Tangannya dengan lincah merapikan setelah jas hitamnya sebelum menggandeng tangan mungil seorang namja di sampingnya. Namja mungil itu tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang di nikahinya dan akan menemani hidupnya sampai akhir, Do Kyungsoo. Bukan. Lebih tepatnya sekarang berganti marga menjadi Kim Kyungsoo

Namja mungil itu balas tersenyum kepada namja Tan yang menggenggam erat tangannya. Lalu mengikuti langkah namja yang sudah resmi menjadi suaminya itu. Sepertinya Kim Jongin atau sering dipanggil Kai membawanya ke tamu-tamu yang sedang berdiri tak jauh dari mulut pantai. Tamu-tamu itu juga adalah sahabat-sahabatnya.

"Waaahhh….pangeran tampan dan putri cantik sekarang sudah di depan kita" goda Baekhyun saat pertama kali menyadari kehadiran dua insan yang tengah berbahagia itu. Semua mata yang ada di sana pun menatap ke satu titik.

"Yak! Baekki, aku namja!" sentak Kyungsoo sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha…"

Bukannya membela, Kai dan di ikuti semua sahabatnya malah tertawa melihat ekspresi lucu dan polos Kyungsoo.

"Dimana yang lain?" tanya Kai celingak-celinguk karena memang semua sahabatnya belum berkumpul semua.

"Mungkin masih di dalam. Itu Suho…SUHO HYUNG!" Chanyeol melambaikan tangannya. Mengisyaratkan agar namja yang dipanggilnya datang mendekat.

"Itu pasangan Sehun dan Luhan. Mereka juga sepertinya akan kesini" Baekyun juga ikut-ikutan melambaikan tangan pada dua namja yang sedang berjalan tak jauh di depan sana.

Pasangan Kris dan Tao juga sudah berkumpul bersama. Akhirnya mereka berkumpul. Kai, Kyungsoo, Chanyeol, Baekhyun, Suho, Lay, Tao, Kris, Sehun dan Luhan. Saling bercanda, tertawa bersama, melemparkan ejekan-ejekan konyol yang mampu membuat setiap wajah mengganti ekspresi wajah hanya dalam hitungan detik. Tentunya memberikan petuah-petuah pada pasangan Kai dan Kyungsoo. Meskipun terkesan sok bijak, namun itulah tandanya bahwa mereka mendukung sepenuhnya hubungan Kai dan Kyungsoo.

"Sepertinya akan ada adegan panas malam i….AKH!"

"Sehunie! Bisakah kau berhenti berpikiran mesum untuk saat ini saja?!" Luhan menginjak kaki Sehun.

"Hahahaha….sepertinya semua seme disini punya otak mesum!" kata Baekhyun melirik Chanyeol.

"Tidak semua, Baekki…." sambut Lay menggenggam tangan Suho yang kini mungkin wajahnya sudah merona.

"Kau hanya belum kena batunya saja, hyung. Suho hyung itu diam-diam mengerikan" Chanyeol mematahkan argumen Lay.

"Kau ini!" wajah Suho menggeram karena tidak terima ucapan Chanyeol barusan.

"Hahahaha…."

Begitulah. Setiap topik yang mereka bicarakan selalu di akhiri tawa ceria. Benar-benar hari yang menyenangkan. Semuanya mendapatkan kebahagiannya masing-masing meski dengan cara yang berbeda.

"Ya ya ya! Sebentar lagi sunsetnya akan berakhir. Cepat lakukan, Kai! Palli!" kata Baekhyun mendorong dua tubuh Kai dan Kyungsoo.

"A-Apa?" Kyungsoo mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti maksud ucapan Baekhyun.

"Kai! Kau belum jelaskan rencanaku?"

"Hehehe….mianhae, aku lupa"

"Ada apa, Kai?" tanya Kyungsoo yang kini beralih menatap Kai.

CHU

Mata namja mungil itu membesar saat bibirnya tiba-tiba di sambar oleh bibir namja satunya lagi. Ya. Kai mencium bibir Kyungsoo lembut. Tidak berupaya menggerakkannya, hanya menempelkannya untuk beberapa lama. Meresapi hangat bibir kekasihnya itu dengan mata yang tertutup. Kedua tangan Kai meraih tubuh kecil itu. Tangan kirinya berada di pinggang ramping Kyungsoo sedangkan tangan kanannya berada di bahu kecil Kyungsoo.

Merasakan ketulusan di ciuman Kai pada bibirnya, perlahan-lahan Kyungsoo ikut menutup matanya dan terlarut dalam ciuman mesra tersebut. Sedikit menyunggingkan senyum di sela-sela ciuman mereka. Tangan kecil itu terulur menjangkau leher Kai dan akhirnya sukses mengalung di sana.

KLIK

Terdengar bunyi kamera yang mengabadikan moment tersebut dan langsung di susul dengan tepuk tangan meriah semua yang menyaksikan adegan manis Kai dan Kyungsoo. Otomatis namja mungil itu tersentak sehingga mau tidak mau ciuman itu lepas. Pikirannya kembali dan semakin bingung saat berpikir bagaimana bisa dirinya bisa menjadi tontonan. Hal itu membuatnya menunduk malu. Menyadari pasangannya itu malu, Kai meraih tubuh mungil Kyungsoo ke dalam pelukannya.

"Mianhae hyung karena membuatmu malu. Tapi ini kejutan yang kami siapakan untukmu. Saranghae Kim Kyungsoo"

"Nado saranghae Kai…." Bisik Kyungsoo masih berupaya menyembunyikan wajah merahnya di dada bidang Kai.

Kai yakin sepenuhnya bahwa Kyungsoo sedang tersenyum – mungkin karena mendengar marganya yang sudah berganti. Mereka siap untuk menyongsong hari-hari berikutnya. Tentunya bersama dengan orang yang dikasihinya.

.

.

.

"Haaaaaaah…..lelahnya~~" Sehun mendudukan dirinya di sofa depan sambil menghela nafas panjang.

Bersamaan itu pula Luhan dan yang lainnya ikut menyusul duduk. Hanya saja Lay dan Suho langsung menuju dapur. Kyungsoo yang sudah berganti pakaian juga mengikuti langkah pasangan itu. Ya. Acara resepsi pernikahan sudah selesai. Semua tamu undangan sudah pulang meninggalkan tempat acara. Hanya menyisahkan pasangan baru dan sahabat-sahabat terdekat mereka.

"Villa ini benar-benar nyaman. Gomawo Yeolli untuk tumpangannya" Kai menepuk paha panjang Chanyeol.

"Ne, aku juga senang kalau acara penting sahabatku dilaksanakan disini. Sepertinya pernikahanku dan Baekki juga akan memakai villa keluargaku ini"

"Uhuk…uhukk…" Baekhyun yang sedang menikmati minuman kalengnya tiba-tiba tersedak. "Yak! Yeolli! Jangan dipublikasikan dulu. Tidak seru!"

"Hahaha….mian chagi. Tapi mereka memang harus tahu sekarang. Tak ada salahnya, kan?"

"Maksudku kan supaya jadi surprise bagi mereka!" ucap Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.

Perbincangan seru mereka masih terus berlangsung padahal dari tadi mereka sudah mengeluh kelelahan. Jam besar di ruangan itu sudah menunjukkan pukul dua belas malam lewat sepuluh menit.

TAP TAP

TAP TAP

Dari arah dapur terdengar suara berisik. Ternyata Suho datang sambil menggendong seseorang sedangkan Lay yang terlihat khawatir mengikuti langkah Suho dari belakang. Sontak semua yang berada di ruang depan berdiri dengan raut kekagetan tidak bisa disembunyikan dari wajah mereka.

"KYUNGSOO HYUNG!" Kai yang pertama kali bereaksi. Ia langsung panik dan mengikuti langkah terburu-buru Suho ke dalam kamar – Kamar pengantin baru.

"Ke-kenapa dengan Kyungsoo?" tanya Kai pada Lay, menuntut jawaban setelah tubuh Kyungsoo sudah dibaringkan ke spring bed ukuran king size itu.

"Tenanglah, Kai…aku periksa terlebih dulu" jawab Lay mencoba tidak panik seperti yang lainnya.

Lay berupaya tenang – meskipun kenyataannya ia memang panik saat mendapati tubuh lemah Kyungsoo rubuh di kamar mandi tadi. Lay tidak mau menambah kepanikan pada Kai dan yang lainnya. Ia segera menyiapkan segala peralatan medis yang sengaja ia bawa mengantisipasi keadaan darurat untuk memeriksa keadaan Kyungsoo yang pingsan.

SRET

Suho menyentuh bahu Kai dan mengusapnya lembut berusaha menenangkan namja Tan itu. Beruntung, Chanyeol juga ikut menyentuh bahu Kai untuk menenangkannya.

"Apa yang terjadi dengannya, hyung?" tanya Kai lemah masih dengan menatap tubuh Kyungsoo yang terbaring disana. Menyaksikan Lay yang sibuk memeriksa kondisinya.

"Aku juga tidak tahu, saat aku dan Lay sedang sibuk menyiapkan makanan kecil dari kulkas, kami mendengar suara seperti benda terjatuh di kamar mandi dapur. Karena penasaran, Lay membuka pintunya dan mendapati Kyungsoo sudah tergeletak dan pingsan" jawab Lay panjang lebar.

Kai bergerak gelisah. Baru saja tubuhnya akan bergerak mendekat ke tempat tidur, Suho dan Chanyeol menahannya. Ia pun hanya pasrah dan menurut. Ia serahkan semuanya pada Lay – hyungnya itu.

Menit-menit berlalu hingga akhirnya Lay selesai memeriksa kondisi Kyungsoo lalu menyelimuti tubuh kecil yang masih betah tidur dengan damainya.

"Hyung, apa Kyungie baik-baik saja?" ternyata Kai sudah berdiri tepat disebelahnya.

Pertama-tama Lay menyunggingkan senyum terbaiknya. Kemudian memandang semua yang berada di kamar tersebut. Sekedar memastikan bahwa ia tidak perlu menjelaskan kondisi Kyungsoo berkali-kali nantinya. Setelah yakin semua memberi perhatian penuh, Lay membuka suaranya.

"Tidak perlu khawatir. Kyungsoo hanya kelelahan. Mungkin akibat terlalu letih menjalani resepsi hari ini"

Semua dan terutama Kai menghembuskan nafas lega mendengar penuturan Lay. "Kenapa aku tidak peka kalau Kyungsoo hyung mungkin dari tadi sudah kelelahan" desah Kai merasa menyesal.

PUK

Lay menepuk bahu belakang adiknya itu. "Tidak masalah…yang terpenting kau berjanji akan menjaganya dengan baik setelah ini, Kai"

"Itu pasti hyung!" jawab Kai mantap sambil mengangguk.

"Baiklah…kita harus istirahat. Kalian pasti lelah, kan? Sekarang kembalilah ke kamarnya masing-masing"

Ucapan Lay langsung di tanggapi dengan semangat. Semua akhirnya keluar dari kamar Kai dan Kyungsoo berada. Memasuki kamar mereka masing-masing – tentunya bersama kekasih mereka.

Setelah pintu ditutup dari dalam, Kai langsung melepaskan jas hitamnya dan sedikit melonggarkan ikatan dasinya. Perlahan naik dan berbaring di sebelah Kyungsoo yang tertidur. Memposisikan tubuhnya miring agar leluasa memandang wajah polos Kyungsoo. Tangannya terangkat untuk menyentuh pipi chubby itu. Mengelusnya pelan seolah-olah pipi itu adalah sesuatu yang paling berharga. Lalu menyingkirkan rambut yang sedikit menutupi dahi Kyungsoo.

CUP

Namja Tan itu tidak tahan untuk tidak mengecup pelan dahi putih milik Kyungsoo. Entah sadar atau tidak, cairan kristal dan bening itu sudah mengumpul di pelupuk mata Kai. Hanya butuh satu kedipan dan cairan itu pun akan jatuh.

"Kau lelah, hyung?" Kai bermonolog ria.

"Maaf….aku bahkan tidak menyadari kalau kau merasa kelelahan saat acara tadi. Aku tidak berguna, hyung….mianata" akhirnya air mata itu terjatuh dan membasahi kening Kyungsoo.

"Tidurlah hyung….jalja….." bisik Kai tepat di telinga Kyungsoo.

Sekali lagi ia mengecup dahi itu dan mulai membaringkan tubuhnya disamping namja mungil itu. Tangannya merengkuh tubuh kecil Kyungsoo untuk dibawa kedalam dekapannya. Sambil berdoa semoga besok semua sudah kembali dalam keadaan baik.

.

.

.

Tubuh kecil itu menggeliat pelan, matanya berusaha untuk terbuka. Pemandangan yang pertama kali menyambutnya adalah suasana kamar yang remang karena hanya lampu nakas yang dibiarkan menyala. Ia bisa merasakan tubuhnya yang di peluk erat dari sebelah. Ia tersenyum mendapati seorang Kim Jongin sedang tertidur dengan wajah kelelahannya. Sembari jari-jari kecilnya menyingkirkan poni yang menutupi sebagian wajah namja Tan itu, Kyungsoo juga memberikan kecupan di pipi tirus itu.

Merasa sudah cukup, Kyungsoo melepaskan pelukan Kai dari pinggangnya. Beranjak untuk sekedar mengambil minum di dapur saat rasa haus menyerangnya.

"Ugh~~"

Kyungsoo memegangi kepalanya yang terasa pening. Pandangannya sedikit berputar akibat rasa sakit yang datang secara tiba-tiba. Dengan terpaksa ia kembali mendudukkan tubuhnya ke tempat tidur. Rupanya, Kyungsoo tidak sengaja menyenggol tangan Kai sehingga membangunkan namja Tan itu.

"Mhh…h-hyung, kau sudah sadar? Jam berapa ini?" tanpa menunggu jawaban, Kai melihat jam tangannya.

"Jam tiga. Kenapa bangun hyung? Kau sudah merasa baikan? Apa kau butuh sesuatu?" seketika rasa kantuk Kai hilang.

Kyungsoo tersenyum meski agak tersamar akibat menahan rasa pening di kepalanya. "Aku baik-baik saja, Kai. Aku tadi hanya ingin mengambil minum….."

"Baiklah! Tunggu disini saja, hyung"

Namja Tan itu langsung bangkit dan turun dari tempat tidur untuk menuju ke arah dapur. Tidak butuh waktu lama dan Kai kembali dengan membawa segelas air hangat untuk Kyungsoo. namja mungil itu langusung meneguknya sampai habis.

"Shhhh…."

"Dimana yang sakit hyung?" tanya Kai khawatir saat Kyungsoo meringis kesakitan.

"Disini…" jawab Kyungsoo menyentuh kepalanya.

"Aku bangunkan Lay hyung dulu…."

"Tidak perlu Kai. Ini mungkin hanya efek aku baru bangun saat pingsan tadi"

"Tapi hyu – "

"Aku baik-baik saja, Kai. Percayalah…nanti sakitnya akan hilang sendiri"

Kai hanya menghela nafasnya. Ya. Mungkin ia hanya terlalu khawatir – bahkan mungkin berlebihan. Mungkin ia masih teringat saat Kyungsoo masih sakit dulu. Namun, Kai kembali tersenyum mengingat bahwa Kyungsoo memang sudah sembuh total dari penyakitnya dulu.

Ia ingat saat melamar Kyungsoo di taman bermain dulu. Genap dua bulan setelah itu Kyungsoo dan dia berangkat ke Amerika sesuai instruksi Lay – membawa Kyungsoo berobat dan menjalani kemoterapi di sana bersama dokter handal kenalan Lay. Butuh setengah tahun lamanya hingga Kyungsoo dinyatakan sembuh total dan itu berhasil membuat Kai menangis terharu. Kebahagian terus berlanjut saat Kyungsoo menyetujui tanggal pernikahan yang diajukan Kai.

"Aku benar-benar tidak apa-apa, Kai. Lihat! Sekarang sakitnya sudah hilang!"

Kai tersadar dari lamunannya. Dia tersenyum dan mengacak lembut rambut Kyungsoo. "Kau memang selalu sukses membuatku hampir mati ketakutan, hyung"

Kyungsoo menatapnya tak mengerti. Matanya yang terbuka lebar membuat Kai semakin gemas untuk mencubitinya. Tapi ia urungkan niatnya itu karena tidak mau terjadi apa-apa pada Kyungsoo.

"Kau tahu hyung…betapa khawatirnya aku saat melihatmu dalam keadaan pingsan tadi, eum? Aku hampir gila…hyung"

"Aku tidak apa-apa Kai. Maaf membuatmu khawatir. Aku hanya merasa lelah saja dan tidak sadar ternyata aku sudah berada disini"

"Lain kali berhentilah sejenak kalau kau merasa lelah. Jangan memaksa dirimu" kata Kai masih dengan sikap protektifnya.

"Ne, aku janji. Gomawo Kai….kau selalu ada untukku sampai saat ini" Kyungsoo menyentuh tangan Kai yang kini menyentuh pipinya.

"Aku akan selalu berada di sampingmu, hyung. Sekarang dan sampai kapan pun itu"

"Hm!" Kyungsoo mengangguk semangat. Ia bahagia bisa bersama Kai yang akan selalu di dekatnya dan melindunginya.

Entah siapa yang memulai, kini bibir keduanya sudah menempel satu sama lain dan saling melumat untuk sekedar berbagi rasa hangat dan sensasi tiada tara. Tidak ada ciuman menuntut dan kasar. Hanya sekedar lumatan-lumatan kecil dan lembut sebagai wujud penyaluran rasa sayang di antara keduanya.

"Nghhhh…."

Kai pelan-pelan menarik tengkuk Kyungsoo agar ciuman itu tak menyisahkan celah sekecil apa pun. Rengkuhan di tengkuknya mampu membuat Kyungsoo mengeluarkan desahannya.

"Mhhhhngggg….."

Persetan dengan janji Kai untuk hanya melumat bibir seksi itu! Kini lumatan itu berubah ke level lebih panas. Ciuman Kai semakin menuntut lebih. Berusaha mengimbangi permainan Kai, namja mungil itu balas melumat sebisa mungkin. Kai semakin menggila saat sadar Kyungsoo membalasnya.

"Hng…Kaihhh…"

Kai yang sedari tadi bersemangat meraup bibir itu akhirnya diam meski bibir itu masih menempel. Perlahan ia melepas pagutan itu saat ia merasakan tangan Kyungsoo mendorong dadanya untuk menjauh. Terlihat wajah Kyungsoo yang memerah dengan pandangan sayunya. Ia terlihat berusaha meraup oksigen disekitarnya sebanyak mungkin.

"Ma-maaf Hyung…."

GREP

Segera ia memeluk tubuh Kyungsoo dan mengusap lembut kepalanya. Menciumi puncak kepala Kyungsoo sambil menghirup aroma manis yang disukainya. Ia selalu merutuki dirinya yang lepas kendali saat berhadapan dengan tubuh Kyungsoo. padahal ia tahu, Kyungsoo saat ini butuh istirahat. Bukannya mengajaknya bercinta dan menguras tenaganya. Ia tidak mau apa pun yang buruk menyiksa Kyungsoo. ia selalu ingat ucapan Lay dan sahabat-sahabatnya untuk menjaga malaikat di dekapannya ini.

Beberapa saat kemudian, Kai bisa merasakan dengkuran nafas teratur Kyungsoo di dekapannya. Malaikatnya itu pasti sudah kembali tertidur. Perlahan ia baringkan namja mungil itu dan membaringkan dirinya sendiri di sebelah namja itu. Menyelimuti kedua tubuh mereka dan memeluknya seperti tadi.

.

.

.

Saat bangun, Kai tidak menemukan Kyungsoo di sebelahnya. Hal itu membuatnya segera bangun untuk mencari keberadaan namja mungilnya itu. Tidak menemukan di kamar mandi kamarnya, Kai pun langsung bergerak keluar kamar. Ia bisa mendengar suara rIbut dari arah dapur.

"Yak! Chanyeol! Jangan ganggu Baekhyun dulu! Kau mau sarapan kita jadi tertunda?" geram Suho saat menyaksikan namja listrik itu menggelayut manja di belakang tubuh Baekhyun yang sedang mengiris bawang.

"Luhan, bisa tolong cucikan sayur ini?" Lay menyodorkan sayuran kepada Luhan disampingnya.

"Ne…."

"Kyungie, aku sudah bilang dari tadi, kan? Jangan sentuh apa pun. Cukup duduk dengan tenang di sana!" omel Lay saat matanya melihat pergerakan Kyungsoo yang berniat membantu Luhan.

"Hyung~~tapi aku sudah benar-benar sehat. Aku bosan kalau hanya berdiam diri disini" rengek Kyungsoo merasa tugasnya di dapur di ambil alih.

"Ah! Jongin-ah, kebetulan kau datang. Bawa Kyungsoo dari sini. Dia tidak boleh terlalu lelah untuk sementara waktu"

Kai yang muncul dari ruang tengah dengan senang hati segera menarik lembut tangan Kyungsoo dan membawanya pergi dari dapur dan segala aktifitasnya.

"Ge….kau sedang apa? Serius sekali melihatnya?" ucap Tao saat melihat Kris yang hanya sibuk dengan i-pad miliknya.

"Mmmm….Tao, tidak apa kan kalau siang ini kita kembali ke Seoul lebih dulu? Appa menyuruhku ke kantornya karena ada hal penting"

Bukannya menjawab, Tao mengalihkan pandangannya meminta persetujuan pada yang lain. Melihat anggukan dari semua sahabatnya, Tao pun mengiyakan ucapan Kris. Bagaimana pun, ia akan selalu ikut kemana kekasihnya itu pergi.

"Dasar si naga itu. Mana mau dia kembali sendiri tanpa pandanya itu" dengus Baekhyun namun suara yang terdengar bercanda.

"Sama sepertiku, Baekki. Aku juga tidak mau berpisah jauh-jauh darimu" balas Chanyeol yang rupanya masih setia bergelayut manja.

"Chanyeol! Bisakah kau menyingkir sebentar! Jangan ganggu kami yang lagi kerja!" sungut Luhan. Saat ini dia berdiri tidak jauh dari tempat Baekhyun mengiris bawang.

"Yak! Mana Sehunmu yang mesum itu, eoh? Dia pasti masih tidur dikamarnya. Dasar pemalas…."

TAK

Satu tongkol sayur berhasil mengenai kepala Chanyeol dan Luhanlah tersangkanya. Melihat kejadian itu, Baekhyun hanya terkikik geli dan tidak mau repot-repot membela kekasihnya itu – ia sudah cukup repot dengan tugas memasaknya.

.

.

.

Rupanya Kai membawa Kyungsoo kembali ke kamar mereka. Padahal tadinya Kyungsoo meminta Kai menemaninya jalan-jalan di luar menikmati pemandangan indah di sana. Namun dengan tegas Kai menolaknya dengan alasan namja yang sah menjadi pasangan hidupnya itu butuh istirahat.

Bukan Kai namanya kalau tidak berpegang teguh dengan ucapannya. Bukannya menyuruh Kyungsoo istirahat, sekarang namja Tan itu malah sibuk 'melahap' Kyungsoo. Ciuman panas dan liar menimbulkan hawa panas di ruangan itu. Berkali-kali Kyungsoo mencoba melepas ciuman itu namun selalu gagal mengingat posisinya kini terbaring dan Kai yang menimpanya.

"Nghhh…."

Semakin jelas desahan Kyungsoo di telinga namja Tan itu, semakin semangat pula ia untuk menyentuh tubuh Kyungsoo. kini tangan Kai berhasil melucuti kaos Kyungsoo dan tangannya tak tinggal diam untuk segera menyentuh kedua nipple yang sudah menegang disana.

Ciuman dari bibir kini beralih ke leher putih milik Kyungsoo. Kesempatan ini tidak disia-siakan Kyungsoo untuk segera menghirup udara dalam-dalam. Wajahnya yang memerah menandakan bahwa ia sedari tadi menahan nafas sekaligus nikmat yang dirasakannya.

"Kaihhh…." mendesahkan nama Kai sambil mengigit kuat bibir bawahnya.

"Yak! S-stop hyung! Jangan mengigit bibirmu nanti terluka…."

Secepatnya Kyungsoo menurut pada ucapan Kai yang terdengar seperti memerintah. Setelah memastikan Kyungsoo tidak mengigit bibirnya lagi, Kai kembali menyerang lehernya. Kini Kyungsoo mengalihkan hasratnya dengan meremas kuat sprai sampai buku-buku tangannya terlihat memutih.

Puas mencetak tanda-tanda merah di leher Kyungsoo, kini Kai beralih ke tubuh bagian bawah Kyungsoo. Melepas celana selutut yang dikenakan Kyungsoo beserta pakaian dalam yang dikenakan.

"Aghhh….nghhh….Kaihh….!"

Namja mungil itu tidak tahan untuk mendesah saat mulut Kai memanjakan juniornya dibawah sana. Mulut hangat Kai semakin membuat juniornya yang sudah tegang dan mengeluarkan cumnya, meskipun masih sedikit. Tangan kecil itu berhasil membuat sprai di genggamannya terlihat semakin kusut tidak berbentuk. Apalagi saat merasakan perutnya mulai menegang menandakan klimaks akan segera menyerbunya. Kai menghentikan kegiatannya dan beralih membuka seluruh pakaian yang masih utuh melekat di badannya. Kyungsoo yang merasa gagal mencapai puncak karena ulah Kai yang tiba-tiba menghentikan aktifitasnya, terlihat merengut kesal. Terlihat jelas di wajah merahnya. Kai terkekeh menyadari kekesalan Kyungsoo. Kemudian ia memeluk dan menindih Kyungsoo yang membuang wajahnya akibat kesal.

"Aku hanya tidak mau kau klimaks sekarang, hyung. Nikmati saja dulu"

"Wae? Kau tahu kan itu sangat menyiksa?!" bentak Kyungsoo melampiaskan kekesalannya.

"Hehe…mianhae…baiklah! Kau akan menikmatinya hyung. Bersiaplah!"

Kai langsung beralih mengangkat tubuh Kyungsoo hingga menjadi posisi menungging. Tanpa melakukan pemanasan, Kai langusung melesakkan junironya pada hole Kyungsoo. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit hingga sepenuhnya masuk memenuhi hole hangat itu.

"KAIHHH!"

Saat Kai memasukan cocknya pertama kalinya sudah langsung menghantam titik kenikmatan Kyungsoo. Menyebabkan Kyungsoo langusung mengeluarkan cairannya dan membasahi sprai dibawah tubuhnya yang menungging.

"Tubuhmu terlalu sensitif hyung…." ucap Kai terdengar melecehkan.

"Diamlah Kai….cepat selesaikan….anghhh…." perintah Kyungsoo sekaligus seperti memohon.

Kai langsung menggenjot hole Kyungsoo secara membabi-buta. Membuat tubuh Kyungsoo bergoyang parah akibat di dorong-dorong. Holenya terasa panas akibat tumbukkan cock Kai yang terus-menerus menghantam.

"KAI"

Kai mengeluarkan smirknya saat juniornya lagi-lagi berhasil menyentuh prostat Kyungsoo. Sejak itulah Kai terus-terusan menumbuk titik itu sampai Kyungsoo hampir menangis menahan kenikmatan yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Beberapa tetes saliva jatuh dari mulut Kyungsoo karena sedari tadi mulutnya menganga dan mendesah.

Merasa juniornya berkedut, Kai semakin mempercepat genjotannya di dalam hole Kyungsoo untuk mencapai klimaksnya.

"KYUNGIE!" akhirnya Kai meledak. Tubuhnya gemetar luar biasa saat merasakan juniornya mengeluarkan cairannya di dalam hole Kyungsoo. Ia telah sampai pada puncak kejayaannya pada tubuh kecil itu.

"Unnghhh…." Kyungsoo terlihat menikmati rasa hangat yang menerpanya saat cairan milik Kai menyembur di dalam sana.

Peluh mereka terlihat jelas. Rambut keduanya basah karena energi yang dikeluarkan tidak bisa di bilang sedikit. Nafas keduanya terengah-engah.

"Hyungh…." panggil Kai masih dengan nafas yang setengah-setengah.

"Hmm?"

"Aku suka melihat wajahmu saat orgasme tadi"

BLUSH

Wajah Kyungsoo kembali memerah. Kyungsoo sendiri tidak tahu bagaimana raut wajahnya saat orgasme. Ia mengarahkan pandangannya saat tangan besar Kai menangkup wajahnya.

"Kau pasti tidak percaya kalau wajahmu sangat cantik dan seksi secara bersamaan kalau sedang orgasme, kan hyung…?" ucap Kai menggoda Kyungsoo.

"Kai~~" Kyungsoo benar-benar malu sekarang.

"Kau akan melihat sendiri bagaimana seksinya wajahmu saat kumasuki, hyung" ucap Kai sambil mengangkat tubuh kecil itu.

"Kai, kau mau apa, eoh?" Kyungsoo mulai panik.

"Kita lakukan ronde kedua di kamar mandi hyung. Di kaca besar itu kau bisa menyaksikan sendiri wajahmu saat klimaks, hyung…"

"Aku tidak maummmppphhttt…."

Terlambat. Kai lebih dulu meraup bibir itu sambil berjalan membawa dirinya dan Kyungsoo memasuki kamar mandi yang terdapat di kamar mereka. Setelahnya hanya terdengar suara desahan-desahan nikmat yang memenuhi kamar mandi. Berterima kasihlah pada ruangan yang kedap suara tersebut. Hingga siapa pun yang diluar sana tidak akan bisa mendengar desahan-desahan yang mereka keluarkan.

.

.

.

SRAK

BRUGH

"Kai~~~huweeeeeee"

"Omo! Kau kenapa lagi hyung?!" Kai berteriak frustrasi sembari mendekati Kyungsoo yang terjatuh.

"Sakit~~hiks..." Kyungsoo terisak sambil memegangi lututnya yang lecet akibat terjatuh tadi. Darah pekat mulai mengalir dan secepat kilat Kai langsung mengoyakkan kemejanya yang tipis untuk membalut luka tersebut.

"Hyung, apa tidak bisa jalannya hati-hati?" ucap Kai sedikit keras karena kesal melihat kecerobohan Kyungsoo.

"Hiks...hiks...mianhae..."

Kadang Kai tidak habis pikir kenapa hyungnya ini semakin ceroboh setelah pernikahan mereka dua bulan yang lalu. Namun, kekhawatiran itu selalu terlihat jelas di wajah Kai saat mendapati Kyungsoo dalam keadaan tidak baik-baik saja. Seperti sekarang ini.

Kai sengaja mengajak Kyungsoo berjalan-jalan sore di daerah yang menurutnya sangat indah. Padang rumput nan hijau dan sejauh mata memandang terlihat hamparan rerumputan yang bergoyang-goyang akibat terpaan angin sejuk. Di ujung sana ada lautan biru yang menambah kesan romantis bagi pasangan yang datang seperti Kai dan Kyungsoo.

"Ck, setelah tadi tanganmu tergores ranting, lalu kepalamu yang terbentur pohon sehingga lebam begini. Sekarang kakimu juga luka. Haaahhh...nanti apa lagi hyung?" Kai mengomel panjang lebar.

"Ya sudah! Kalau kau tidak ikhlas membantu, pergi sana! Aku bisa sendiri! Hiks..." akhirnya Kyungsoo mengeluarkan kekesalannya karena merasa Kai memarahinya, bukan membantunya.

"Baik!" Kai berdiri dan melewati tubuh mungil itu sambil berjalan ke arah berlawanan.

"Lagi pula aku tidak butuh kau – Ssshhhh..." Kyungsoo meringis saat merasakan sakit luar biasa di kakinya saat akan berjalan. Dengan terpaksa, ia kembali mendudukkan dirinya di tanah rerumputan tersebut.

GREP

Sebelum Kyungsoo sadar sepenuhnya, tubuh kecilnya kini berada dalam gendongan bridal style ala Kai yang membawanya ke arah pantai di depan mereka.

"Ke-kenapa kembali lagi? Aku tidak butuh –"

"Kalau kau masih cerewet, aku tidak segan-segan menceburkanmu ke laut, hyung" ucap Kai dengan wajah datarnya.

"Cih, bukankah yang dari tadi cerewet itu kau?" balas Kyungsoo sarkastis.

Kai memandang wajah Kyungsoo dengan tatapan tajamnya. Kyungsoo mau tidak mau harus meneguk ludahnya dengan susah payah saat menantang tatapan Kai. Tatapan itu sangat mengintimidasi. Kyungsoo perlahan mengalihkan tatapannya dari namja Tan itu. Namun senyuman itu muncul saat menyadari tatapan tajam milik Kai bukan hanya terkesan mengintimidasi. Di mata Kai tersirat rasa khawatir sekaligus tatapan rasa sayang di sana. Kyungsoo bisa merasakannya.

Tangan Kyungsoo yang mengalung di leher Kai kini bergerak-gerak gelisah sehingga Kai mencoba menurunkan tubuh mungilnya itu dan mendudukkannya pada batu karang dekat bibir pantai.

"Masih sakit?"

"A-Apanya?"

"Ini..."

"AHK" protes Kyungsoo karena Kai menyentuh bekas lebam di keningnya.

"Mianhae" ucap Kai dengan cengiran yang menurut Kyungsoo terlihat menyebalkan.

CUP

Belum sempat Kyungsoo mengeluarkan bentakan berikutnya, Ia dikejutkan dengan ulah Kai. Ia membelalakkan matanya saat Kai tiba-tiba menciumnya tepat di bagian keningnya yang lebam. Bibir Kai terasa dingin dan itu membuat getaran tersendiri pada Kyungsoo.

CUP

Kini bibir Kai beralih pada luka goresan di lengan kanan Kyungsoo. Sedangkan Kyungsoo masih bergeming menyaksikan kelakuan Kai.

CUP

Kini lututnya yang terbalut Kain itu jadi sasaran ciuman Kai. Tubuh Kai sedikit merunduk untuk mencium lutut Kyungsoo. Kali ini namja mungil itu tersenyum.

"Masih sakit?" Kai kini menatapnya dalam.

Kyungsoo hanya meresponnya dengan gelengan kepala. Kai tersenyum dan mengecup sekilas bibir merah Kyungsoo.

"Gomawo Kai..." Kyungsoo akhirnya bisa mengeluarkan suaranya.

"Nado saranghae hyung..."

Kyungsoo menunjukkan raut kebingungnyannya. Seingatnya ia mengucapkan rasa terima kasih bukan kata-kata yang lain. Tetapi kenapa Kai malah menjawab yang lain?

"Hahahaha...wajahmu saat begini terlihat lucu, hyung...hahaha" Kai mulai mencubiti pipi Kyungsoo gemas.

"YAK!" teriakKyungsoo saat menyadari dirinya sedang dikerjai oleh namja hitam itu.

"Ne...maaf hyung..."

Kai mendudukan dirinya di sebelah Kyungsoo. Keduanya sama-sama memandangi lautan biru yang terhampar di depan mereka. Deburan ombak mengisi kesunyian alam dan mampu menenangkan jiwa.

"Hyung"

"Hmm" respon Kyungsoo.

"Apa kau percaya kalau cintaku padamu melebihi luas lautan ini?"

Kyungsoo menoleh ke arah Kai. "Kau sedang gombal kan? Itu sangat berlebihan Kai"

"YAP! Kau benar hyung! Rasa sayangku padamu memang terlalu berlebihan. Dan kau harus ingat, aku tidak menggombal" ucap Kai dengan semangatnya. Kini dua pasang mata itu sudah beradu.

Lama mereka saling menatap mencari apakah ada kebohongan di setiap ucapan mereka. Namun Kyungsoo menyimpulkan Kai serius dengan ucapannya.

"Aku akan selalu mencintaimu sampai kapan pun hyung"

"..."

"Saranghae..."

"Nado Kai..." Kyungsoo tersenyum saat Kai menarik tubuhnya dan langsung memeluknya.

Kai dan Kyungsoo mulai terhanyut pada kehangatan pelukan mereka hingga ciuman lembut kembali mereka rasakan disaksikan oleh alam yang indah. Cinta yang tulus memang selalu indah.

END