Shin Key Can, present

.

.

SEGITIGA

.

.

Disclaimer: Demiiiii apapun tetap Kubo Tite aja. Kalaupun diijinkan memiliki Bleach, kami pasti disuruh jadi budaknya...hehehhehe. Thanks buat playlist untuk chapter ini by: Namie Amuro_ Let Me Let You Go dan seperti biasa, Taylor Swift, tambahan lagu baru Greyson Chance - Waiting Outside the Lines, selalu menemani kami dalam menulis...

Warning: Cuma mau ingetin kalau fic ini berisi , AU, OOC, Typos, etc... Apabila ada kesamaan cerita atau sejenisnya tergantung pendapat minna yang menilai.

.

.

.

~Final Destination

Raut muka sedih ditampakkan Rukia saat keluar dari kamar Senna, saat itu tepatnya di persimpangan jalan, ia kembali bertemu dengan Kaien. Kaein bermaksud menghampiri Rukia.

"Kau sudah bertemu dengan Senna, Rukia?" tanya Kaien ramah.

"Sudah, Kaein-nii," jawab Rukia singkat.

"Kau tampak pucat sekali, Rukia. Apa kau baik-baik saja?" tanya Kaein lagi.

"Aku baik-baik saja Kaein-nii. Aku permisi," sahut Rukia. Rukia sedikit gugup ketika Kaein melihat kondisinya saat ini. Rukia kemudian berjalan tanpa mendengarkan perkataan Kaein selanjutnya.

.

.

.

Tiba di kamarnya, Rukia langsung merebahkan tubuhnya. Ia mencoba memejamkan matanya, namun sepertinya usahnya sia-sia saja. Rukia masih ingat dengan jelas kejadian tadi pagi. Kejadian itu mengejutkannya dan juga Ichigo. Rukia bisa melihat kemarahan Senna yang terpancar dari mimik wajahnya, sama sekali belum pernah ia lihat selama mereka bersahabat. Rukia sungguh sedih bahkan kecewa dengan dirinya. Rukia bahkan tidak menyangka ia akan diusir Senna dan mendapat cacian dari Senna setajam itu. Ia menyalahkan kejadian itu sebagai kesalahan yang sangat fatal. Ia mengakui dirinya terbuai oleh pesona Ichigo, saat itu ia menyadari betapa lemahnya dirinya soal cinta. Lama Rukia berpikir sampai ia terjaga sampai dini hari, akhirnya ia menemukan satu jawaban atas semua itu. Ia ingin mengembalikan semuanya seperti semula, memperbaiki yang telah rusak.

.

.

~Keesokan harinya

Pagi ini, Ichigo berusaha menemui Rukia dan menjelaskan semuanya pada Rukia. Ia membuka pintu kamarnya. Disana ada suster Shirayuki yang sedang meletakkan sarapan di meja, sedangkan Rukia, sepertinya masih belum bangun. Ichigo memperhatikan secara seksama kegiatan rutin suster Shirayuki ketika berada di kamar Rukia. Selesai melaksanakan tugasnya, suster Shirayuki kemudian beralih pada dokter muda di belakangnya.

"Oh, dokter sudah datang. Selamat pagi," kata suster Shirayuki.

"Pagi, suster. Tidak biasanya Rukia belum bangu," kata Ichigo.

"Sepertinnya ia bergadang semalaman. Saya permisi, dokter," ucap suster Shirayuki singkat.

.

.

Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Sampai sekarang Rukia masih belum bangun dari tidurnya. Ichigo sebenarnya ingin bicara pada Rukia, namun sepertinya wanita cantik didepannya enggan terbangun dari mimpi indahnya. Putus asa, Ichigo segara bangkit dari tempatnya duduk, ia kemudian berjalan keluar dari. Di saat bersamaan, Rukia yang sejak tadi pura-pura tidur, akhirnya bangkit dari ranjangnya. Ia sengaja melakukan itu untuk menghindarinya. Rukia benar-benar tidak ingin menemui Ichigo, walaupun ia sendiri sedih membuat kedua orang yang paling di sayanginya kecewa. Rukia kemudian mengambil ponsel yang terletak di mejanya. Ia melihat jejeran obat diatasnya. Sekali lagi, ia terisak ketika ingat Senna mencoba bunuh diri dengan menenggak obat miliknya. Rukia yang semula inin mengambil ponselnya dan beralih mengambil obatnya. Bukannya diminum, obat itu ia buang ke kloset kamar mandi di kamarnya.

.

.

.

.

~ Hari yang sama di kamar Senna

Keluar dari kamar Rukia, Ichigo langsung menuju kamar Senna. Jam masih menunjukkan pukul delapan lewat dua menit. Dalam diam Ichigo menyusuri lorong rumah sakit yang panjang, ia berpikir bahwa Rukia adalah orang yang mampu mengubah dunianya, mampu membuka perasaan nelangsanya selama ini. Berbeda dengan Senna meskipun jauh sebelum kejadian kemarin, ia tampak berubah seperti Senna yang dulu. Ichigo masih ingat jelas kejadian kemarin, ia nampak sangat jahat pada Rukia dan Senna. Ia terpikir untuk berbicara serius dengan Senna, sebelum memulai aktivitasnya. Ichigo kini telah berada di depan pintu kamar Senna. Ia mengetuk pelan pintu di depannya. Suara dari dalam pertanda bahwa sang pasien telah bangun. Ichigo kemudian mendorong handle pintu itu.

"Mau apa lagi kau kesini, Ichigo. Pergi! Aku tidak ingin melihatmu lagi," kata Senna histeris begitu melihat Ichigo yang datang menjenguknya.

"Terserah kau mau berkata aku ini jahat, pengkhianat atau apapun yang keluar dari bibirmu, Senna," kata Ichigo tegas.

"Apa kau puas melihatku hancur seperti ini, Ichigo? Apa kau juga senang aku mati saat itu? Apa ini juga caramu membalas perbuatanku dulu padamu, ha?" tanya Senna penuh emosi.

"Cukup!" kali ini suara Ichigo meninggi. Kali ini tidak ada ampun bagi Senna karena memaksanya untuk berkata yang sebenarnya. Senna sempat terkejut dengan bentakkan yang keluar dari bibir Ichigo.

"Apa menurutmu yang kau lakukan kemarin itu sudah benar, ha! Kau kekanak-kanakan, Senna. Beruntung Tuhan masih memberimu kesempatan hidup. Apa kau pikir aku akan simpati dengan caramu itu? Tidak. Aku justru kecewa," kata Ichigo menahan emosi.

"Kau lihat, aku memang seperti yang kau katakan barusan. Aku kekanak-kanakan. Itu karena siapa? Karena kau. TERIMA KASIH SUDAH MENYELAMATKANKU!" kaa Senna geram.

"Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih kalau kau tidak ingin mengucapkannya. Terserah apa katamu. Aku ingin selesaikan semua ini," kata Ichigo berusaha sabar mengahadapi Senna.

"Menyelesaikan semua ini dan membenarkan apa yang aku lihat kemarin!" semprot Senna tak kalah pedas.

"Ya. Itu menjelaskan semua apa yang kau lihat kemarin. Aku memang menyukai Rukia sejak hubungan kita berakhir. Sejak itu aku merasa tersiksa oleh sikapmu. Saat itu aku dekat dengan Rukia. perlahan posisimu di hatiku tergeser oleh kehadiran Rukia, saat itu. Sampai saat itu kembali padamu dan tiba-tiba ia pergi tanpa berkata apa-apa padaku," ucap Ichigo.

"Teganya kau berbuat itu padaku. Jahat kau, Ichigo!" teriak Senna histeris.

"Maafkan aku, Senna. Aku mencintainya dan ingin bersamanya. Sejak kita bertemu di Amerika saat itu, aku memutuskan bahwa aku harus benar-benar membuangmu dari hati dan ingatanku. Aku tidak ingin membuatmu terluka terlalu lama karena sikapku selama ini, karena sebenarnya kau juga wanita yang pernah singgah dihatiku," kata Ichigo melunak. Mendengar pengakuan Ichigo yang sebenarnya, hati Senna semakin sakit.

"Cukup, Ichigo," kata Senna emosi.

"Dulu kau mendapatkanku sejak kita di bangku sekolah, namun Rukia telah kehilangan aku setelah menyelesaikan bangku SMA. Sejak kepergiannya, separuh jiwaku hilang. Dan kau bisa merasakan perbedaan yang terjadi dalam diriku bukan? Itu karena selama ini aku merindukan sosok Rukia. Kali ini aku menemukannya kembali. Kini aku yang memohon padamu, Senna. Ijinkan aku bahagia bersamanya, dan kau bahagia bersama orang lain, bukan denganku. Aku sadar aku ini jahat padamu," pinta Ichigo memelas.

"Tapi aku hanya ingin kamu, Ichigo," kata Senna terisak. Ia menangis mendengar itu.

"Kau tahu itu mustahil untukmu. Aku ingin bersamanya, jadi mengertilah. Aku tidak peduli apa katamu, walaupun sebenarnya aku tidak tahu perasannya terhadapku seperti apa. Aku jadi tahu, selama lebih dari lima tahun ini ia menghindariku, aku jadi kehilangan barometerku, kehilangan kawan terbaikku. Kau tahu itu karena apa, karena aku dan demi kamu. Bisakah kali ini kau mengerti. Kita tidak harus seperti ini nantinya," kata Ichigo menjelaskan. Kalimat terakhir yang diucapkan Ichigo membuatnya semakin jatuh kedalam kepahitan yang sejak dulu tanpa sadar ia ciptakan. Perkataan Ichigo seperti sentilan bagi dirinya tentang apa yang ia pikirkan pada Rukia. Nuraninya memberontak ketika Senna dahulu meminta Rukia mempersatukan kembali hubungannya dengan Ichigo.

"Sebaiknya kau pulang. Aku ingin istirahat dan menenangkan pikiran," kata Senna terisak. Setelah berkata seperti itu, Ichigo meninggalkan Senna yang masih menangis tersedu-sedu. Ichigo berjalan keluar, melihat hal itu, tangis Senna semakin menjadi. Harapannya bersama Ichigo harus kandas. Ia harus merelakan Ichigo untuk Rukia, sahabat terbaiknya. Rukia layak mendapatkannya, bukan dirinya yang terlebih dulu mengkhianatinya. Demi Rukia, ia juga harus pergi sama seperti yang Rukia lakukan dulu.

.

.

.

~Dua hari kemudian, di kamar 132013

Rukia duduk tenang menghadap jendela kamar rumah sakit dengan kondisi kesehatannya kurang baik sejak beberapa hari yang lalu. Kehadiran suster Shirayuki disana juga diabaikan begitu saja. Sudah sejak beberapa hari lalu Rukia jadi pendiam, sama seperti Rukia yang dulu. Pasca pertengkaran hebat yang berujung dengan penolakan atas Senna, Rukia jadi penyendiri. Ia bahkan menolak bertemu Ichigo dengan menyuruh suster Shirayuki sedikit berbohong agar Ichigo tidak curiga. Rukia juga harus berpura-pura tidur saat Ichigo menjenguknya. Saat seperti ini, ia sangat membutuhkan sosok Grimmjow. Rukia merindukan Grimmjow. Grimmjow begitu spesial, sebagai sepupu, dia adalah orang yang paham tentang Rukia. Rukia tahu Grimmjow tak akan lagi bisa menghiburnya saat ini, bahkan sampai kapanpun ia tidak mungkin kembali.

Hari ini tumben sekali Ichigo tidak datang menjenguk Rukia. Rukia bersyukur hari ini ia tidak harus berbohong atau bahkan perpura-pura tidur untuk membohongi Ichigo. kesempatan langka ini digunakan Rukia untuk introspeksi dan merenung. Memikirkan semua yang telah dialaminya, ia hanya menghela nafas. Matanya kini tertuju pada makanan dan obat yang telah disiapkan oleh suster Shirayuki yang entah kenapa enggan disentuh sedikitpun sejak tadi. Bubur ayam yang tersaji lezat tidak membuat Rukia tertarik untuk memakannya. Suster Shirayuki tanpa pikir panjang menyodorkan sendok yang telah ia isi dengan bubur kemudian memasukkan makanan tersebut ke mulut Rukia.

"Makanan seenak ini, sayang sekali kalau tidak di makan. Orang-orang diluar sana yang kurang beruntung, pasti senang memakan bubur ini," kata suster Shirayuki memulai pembicaraan.

"Aku sedang tidak nafsu makan, suster," kata Rukia setelah menelan bubur yang disodorkan suster Shirayuki.

"Ini ada titipan dari Senna," kata suster Shirayuki. Rukia kemudian membuka amplop berwarna ungu itu secara perlahan. Ia juga membuka lipatan kertas itu.

"Maaf membuatmu harus terluka oleh semua ucapan kasarku tempo hari. Aku bersyukur meneganalmu, bersahabat denganmu. Kadang aku sangat iri denganmu. Tapi aku salah, kita punya kelebihan masing-masing yang membuatku nyaman ketika berada di dekatmu. Mungkin itu juga sebabnya Ichigo nyaman saat bersamamu. Aku titip Ichigo, jaga dia baik-baik. Aku akan pergi sama seperti saat kau berkorban demi kebahagiaanku. Aku bukan sahabat yang baik kala kau butuh orang untuk menguatkanmu. Bahagialah, Rukia, dan semoga cepat sembuh. Aku menyayangimu..."

Rukia meneteskan air mata membaca barisan kata yang tertulis di atas kertas itu. Hatinya kian tak enak. Ia tak sanggup Menahan beban batinnya yang ia tanggung selama ini.

"Suster, apa Senna masih di kamarnya?" tanya Rukia panik.

"Dia sudah pulang sejak satu jam lalu," kata suster Shirayuki.

"Suster, antarkan aku menemuinya, please," pinta Rukia.

"Percuma Rukia. Sebaiknya pikirkan kondisi kesehatanmu saat ini. Senna tidak ingin di ganggu oleh siapapun saat ini termasuk kau dan Ichigo," kata suster Shirayuki mencoba menenangkan Rukia yang beranjak dari tempat tidurnya.

"Aku hanya ingin bertemu dengannya suster, aku rindu padanya. Selama ini aku memimpikan ingin bertemu dengannya secara baik-baik, tapi kenapa setelah bertemu jadi seperti ini. Apa selama ini aku pergi ini sia-sia, suster?" tanya Rukia terisak.

"Rukia-"

"Aku benar-benar jahat suster. Aku sahabat yang buruk bagi Senna," ucap Rukia menangis.

"Kau bisa menemuinya kapan saja, hanya perlu waktu. Itu saja," bujuk suster Shirayuki.

"Senna, jangan begini. Aku..."

Bruuuukkkk...

.

.

.

Ichigo berlari kencang menuju ruang ICU. Ia begitu panik setelah suster Shirayuki memberitahu kabar jika Rukia koma. Dari cerita suster Shirayuki, Rukia tidak sadarkan diri setelah membaca surat yang di titipkan Senna untuk Rukia. Rukia menangis membaca surat dari Senna. Ia merasa bersalah atas sahabatnya. Menurut Ichigo, dialah yang seharusnya patut disalahkan, bukan Rukia. Ichigo semakin kalut kala membayangkan Rukia yang menanggung beban atas apa yang terjadi antara dirinya dan Senna. Rukia harus sembuh, biar bagaimanapun, ia harus melihat Rukia baik-baik saja. Saat sampai di depan ruang ICU, harapan itu sepertinya sirna ketika ayahnya dan suter Shirayuki sedang berbicara mengenai kondisi Rukia.

"Ayah, bagaimana kondisi Rukia?" tanya Ichigo panik.

"Kemunginan Rukia sadar hanya 50:50 nak," kata Isshin yang memantau kondisi Rukia.

"Tapi yah, dia bisa sadar kembali, kan?" kata Ichigo frustasi.

"Itu tergantung pasien, nak. Rukia sepertinya menagalami depresi berat sehingga ia tidak mau makan ataupun meminum obatnya sejak tadi malam," kata Isshin.

"Tolong, yah. Selamatkan Rukia. Aku tidak ingin berpisah darinya lagi, lebih dari ini," kata Ichigo lirih.

"Ini sangat sulit, nak. Seharusnya jika saja Rukia rutin menjaga pola makan dan rajin minum obat tentu kondisinya tidak akan seperti ini," kata kata Isshin sedih.

"Aku ingin melihat kondisnya yah," ucap Ichigo.

"Masuklah, aku akan menghubungi kakaknya," kata Isshin, ia kemudian pergi meninggalkan Ichigo sendirian.

Ichigo masuk kedalam ruangan ICU itu. Aroma khas obat menyeruak di sana. Dapat dengan jelas, ia melihat tubuh lemah Rukia yang terbaring tidak sadarkan diri. Selang infus dan alat bantu pernafasan terpasang di tubuh Rukia. ia tidak tahan melihat apa yang ada didepannya saat ini. Tubuh lemah Rukia membuat hatinya semakin miris, ditambah lagi, wanita itu seolah tidur dengan menahan rasa sakit yang teramat dalam di hatinya. Setetes air mata yang jatuh dari mata hazel Ichigo menetes di pipi Rukia.

"Rukia, bangunlah. Maafkan aku. Kau jadi terseret oleh arus yang aku buat. Aku mencintaimu, Kuchiki Rukia. Setulus hatiku mengatakan itu hanya untukmu. Really i love you," kata Ichigo lirih. Ia menahan tangisnya agar tidak semakin menjadi-jadi.

"Tuhan.. hukum aku jika ini memang bisa membuat Rukia membuka matanya. Jangan ambil dia, jika kau ambil dia sekali lagi untukku, berarti separuh jiwaku hilang bersama perginya cinta ini," jerit Ichigo di dalam ruangan itu.

Rukia tetap tidak merespon kata-kata yang keluar dari mulut Ichigo. Seolah semua telah terlambat bagi mereka, tubuh Rukia tetap tidak begerak sedikitpun. Ichigo benar-benar frustasi dengan keadaan ini.

.

.

.

~Seminggu kemudian

Suasana mendung dan gerimis mengiringi pemakaman seseorang yang amat mereka cinta. Kesedihan nampak pada raut wajah bagi para pelayat yang mengantarkan kepergian sang jenazah orang yang mereka cintai. Di makam itu, bersemanyam jenasah Kuchiki Rukia. Rukia kini telah berada di tempat yang damai di surga. Rukia meninggal di saat menjalani perawatan di rumah sakit karena kondisinya semakin memburuk selama hampir seminggu ia koma. Dalam acara pemakaman itu, keluarga dan teman Rukia juga hadir di sana. Senna juga ada di sana mengantar kepergian Rukia untuk terakhir kali. Ia menangis dan terlihat terpukul atas kematian Rukia. Ia menyesal, setelah sekian lama tidak berjumpa dengan Rukia, sekali berjumpa harus berpisah seperti ini. Lalu dimana Ichigo? Ichigo tidak hadir untuk mengantar kepergian Rukia, karena ia sendiri tidak mampu menanggung perasaan sedih dan bersalahnya. Ichigo mengurung diri di kamarnya, dan tidak seorangpun mampu membujuknya keluar kamar. Inilah kisah cinta SEGITIGA mereka. Siapapun tidak akan menyangka, mereka berakhir seperti ini. Sungguh kisah yang tak akan mungkin terduga bagi ketiga orang dalam pelaku utama kisah ini.

.

.

TAMAT

YOSHHHHH,,, ini final dari SEGITIGA,,,, maaf kalau fic ini kurang dari sempurna seperti kayak yang di novelnya, Really ... I love You karya Roidah. Kami akui, dari sekian novel yang kami, (Shin, Can) baca, novel ini berkesan banget di hati saya. Terima kasih buat minna banyak atas dukungannya selama ini...

maz foojie: terima kasih udah review, n baca ...

darries : terima kasih udah RnR. ini endingnya. maaf kalau

Thanks yang dah setia mengikuti fic kami yang gaje ini.

Canny loly Berry, KeyKeiko,15 Hendrik Widyawati,Darries,Guest,Morning Eagle,Shirayuki Ann,ShinRanXNaruHina,Shiina,BELUM ADA AKUN,Kyoumo no SKipBeat,Azura Kuchiki,anyaaa, , maz foojie, Uzumaki Ruchigo, Uzumaku Ruchigo, Rini Desu, Hanna Hoshiko... yg belum kesebut mohon maaf ya... :(