Shin Key Can, present

.

.

SEGITIGA

Disclaimer: Demiiiii apapun tetap Kubo Tite aja

Cuma mau ingetin kalau fic ini berisi , AU, OOC, Typos, etc...

Terinspirasi dari sebuah novel yang kami baca, judulnya Really I Love you. Candy lolly berry pernah bikin fic ini sebelumnya. Berhubung dia lagi males ngelanjutin jadi, Shin ama Key yang bikin. Okelah dari pada cincong, kami bikin yang versi kami. Can, kami persembahkan ini untukmu. Semoga kau suka.
.

.

.

Prolog: Perhatikan kekasihmu

"Hei lihat itu, Ichigo dan Senna datang."

"Mana, Ran. Aku tidak melihatnya?"

"Itu, lihat baik-baik, Momo. Mereka mesra sekali ya?"

"Kau benar, Rangiku."

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAA, KUROSAKI-KUN"

.

.

Pagi ini seperti biasa, teriakan dari penjuru sekolah menggema keras di salah satu bagian Karakura High School atau lebih dikenal KHS. Teriakan ini berasal dari sekumpulan siswa-siswi yang heboh melihat idola sekolahnya datang. Kurosaki Ichigo dan Senna Shiba adalah idola sekolah KHS. KHS ini adalah salah satu sekolah elite ternama di kota Karakura. Sekolah ini termasuk sekolah tertua di kota tersebut. KHS yang notabenya sekolah tertua ini adalah sekolah modern yang sangat lengkap fasilitas dan mutu pendidikan disini adalah kualitas nomor satu. Kelebihan dari sekolah ini adalah selain prestasi akademiknya yang tidak diragukan tapi juga prestasi non-akademik. Terbukti tiap tahunnya, sekolah ini selalu menyumbangkan prestasi. Kembali lagi ke dua orang idola tadi. Kurosaki Ichigo adalah siswa kelas tiga IPA-1 dengan peringkat tiga besar di sekolah. Ia tampan dan seorang atlet basket terkenal, sedangkan Senna Shiba adalah seorang model cantik yang baru merintis karirnya di dunia modeling sejak setahun lalu. Senna merupakan siswi kelas tiga IPS-1, peringkat lima besar disekolah. Keduanya adalah sepasang kekasih. Mereka berpacaran berkat bantuan salah satu sahabat Senna yang kebetulan satu kelas dengan Kurosaki Ichigo. Hubungan Kurosaki Ichigo dan Senna Shiba sangat mesra. Kemesraan inilah yang membuat fans keduanya iri.

.

.

.

"Senna, apa setelah pulang sekolah nanti kau mau menemaniku jalan-jalan sebentar?" tanya pemuda bersurai jingga yang berjalan di samping kekasihnya. Mereka berdua berjalan bergandeng tangan menuju kelas sang gadis.

"Maaf, Ichi, setelah pulang nanti aku ada pemotretan," kata gadis bernama Senna Shiba yang berada disamping pemuda bersurai jingga itu.

"Kemarin pemotretan, sekarang pemotretan. Kapan kau ada waktu untukku?" protes pemuda bernama Kurosaki Ichigo. Ia tidak mengerti kenapa kekasihnya itu menolak ajakannya untuk sekedar jalan-jalan. Ichigo benar-benar muak dengan sikap kekasihnya itu.

"Besok. Aku janji akan menemanimu. Jangan marah ya, beib," kata Senna manja."

"Hm. Jika kau lupa, aku benar-benar kecewa padamu," jawab Ichigo cemberut.

"Hehehehe, nah gitu donk. Jangan cenberut. Nanti kerutan di dahimu akan bertambah parah, beib. Sebentar lagi bel. Kembalilah kekelasmu."

"Jaa nee."

"Jaa-

Cup

"Itu hukuman karena baru saja membuatku cemberut," teriak Ichigo setelah berhasil mengecup pipi kekasihnya. Ia berlari meninggalkan Senna yang masih terbengong di depan kelasnya. Temannya yang melihat aksi kekasihnya itu hanya bisa bersorak riang.

.

.

.

TAP

TAP

TAP

Suara langkah kaki yang sedang berlari menyusuri lorong kelas terdengar begitu nyaring. Sang pemilik langkah ini. Kurosaki Ichigo tidak peduli kalau suara langkah kakinya menggagu aktivitas belajar kelas lain. Ia berlari terburu-buru. Ia tidak sadar kalau bel masuk telah berbunyi sekitar dua menit lalu. Ia begitu terlena saat bersama Senna. Sesampainya didepan kelasnya, ia segera masuk dan-

"Maaf Sensei saya ter-

"Kau kenapa Kurosaki?" tanya seorang gadis berperawakan chubby, dan mungil bernama Rukia.

"Kuchiki, yang lain kemana? Kenapa kelas sepi? Kau sendirian disini?" kata Ichigo heran melihat kelas yang ternyata masih sepi.

"Sssttt, bisa tidak bertanya satu per satu," jawab Rukia ketus.

"Hei, aku cuma penasaran. Jadi bisakah kau jawab pertanyaanku?" pinta Ichigo pada Rukia.

"Baik-baik tuan tidak sabaran. Teman-teman belum datang karena Aizen-sensei tidak masuk hari ini. Aku sendirian disini karena aku ingin membaca novel yang aku beli kemarin. Apa sudah jelas, Jeruk," ucap Rukia singkat.

"Aku bukan jeruk, Rukia. Sia-sia tadi aku berlari terburu," protes Ichigo. Ia kemudian berjalan kearah tempat duduknya. Ia memandang kelas yang masih sepi. Hanya ada dia dan Rukia. Ia menghela nafas. Setidaknya ia masih bisa menikmati keheningan setelah tadi dibuat kesal ditambah lagi harus berlari. Ichigo menerawang jauh dalam pikirannya. Ia berpikir tentang keheningan yang tercipta saat ini di kelasnya. Hening, tanpa ada satupun yang ingin memulai pembicaraan.

To be countinued

HEY... Ini baru Prolog. Maaf ya sedikit aneh dengan adanya panggilan 'beib'. Chapter kedua semoga lebih baik. . Jaa nee. Sarannya ditunggu di kotak review.