Disclaimer : Tite Kubo

Rate : T

Genre : Romance

Pair : Ulquiorra x Orihime

~ GEE ~

WARNING : Typo bertebaran dimana-mana, EYD amburadul, Alur cepat, Penempatan tanda baca yang tidak sesuai, OOC, OC dan masih banyak kekurangannya.

PLEASE IF YOU DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

X0X0X0X0X0X0X0X

Orihime menggeliyat pelan diatas ranjang saat matahari pagi mulai merasuk kedalam kamar.

"Engh!" Orihime merentangkan kedua tangannya lebar-lebar lalu menggeliyat pelan diatas ranjang dan tanpa sengaja tangan kanannya menyentuh helaian lembut rambut seorang pria yang sedang terlelap tidur disampingnya.

Senyuman lebar mengembang diwajah cantik Orihime manatap wajah damai pria pujaan hatinya, didekatkan wajahnya pada pria tampan bersurai hitam itu.

Cup'

Orihime mengecup singkat pipi kanan sang suami setelahnya ia pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Saat keluar dari kamar mandi sang suami masih tertidur lelap, maklum saja jika pria tampan bersurai hitam itu masih tertidur mengingat tadi malam pulang larut malam karena mengerjakan dokumen untuk rapat minggu depan.

Beberapa puluh menit kemudian.

Orihime sudah terlihat rapih mengenakan seragam sekolahnya dan untuk hari ini Orihime menguncir rambutnya kesamping agar terlihat lebih manis sekaligus ganti model rambut yang biasanya selalu dibiarkan oleh Orihime terurai panjang.

Orihime kembali membangunkan sang suami agar tidak terlambat pergi ke kantor walaupun Ulquiorra datang terlambat sekalipun tidak akan ada yang akan memarahinya mengingat Ulquiorra adalah pemilik perusahaan. Tapi sebagai pemimpin yang baik, Ulquiorra harus bisa bersikap disiplin dan memberikan contoh yang baik untuk seluruh anak buahnya diperusahaan miliknya.

"Ulquiorra-kun, bangun. Sudah pagi," Orihime membangunkan pelan sang suami.

Ulquiorra masih tak bergerak apalagi menyahut panggilan sang istri. Orihime berkacak pinggang menatap sang suami yang masih terlelap tidur dan ia mencoba kembali membangunkan sang suami tapi kali ini Orihime sedikit berteriak kencang agar sang suami terbangun.

"Ulquiorra-kun a..."

GREP!

"Aaaaa!" pekik Orihime.

Ulquiorra menarik tangan Orihime lalu mengurung tubuh sang istri dalam pelukkannya.

"Ulquiorra-kun!" seru Orihime kesal pada sang suami karena berbuat jahil padanya.

"Selamat pagi Hime," sapanya dengan suara parau.

"Selamat pagi juga Ulquiorra-kun," balas Orihime lembut.

"Ayo cepat bangun, ak-"

Cup

Ulquiorra mengecup singkat bibir sang istri, "Aku masih mengantuk, Hime." Ulquiorra memejamkan kembali kedua matanya.

Orihime merengut kesal menatap sang suami, "Ayo cepat bangun Ulqiorra-kun, kau harus pergi ke kantor dan aku juga harus sekolah," ujar Orihime.

"Tak bisakah kita seperti ini untuk beberapa menit Hime," rajuknya seraya mencium helaian rambut Orihime, "Aku masih merindukanmu," Ulquiorra semakin mengeratkan pelukkannya pada sang istri.

Orihime hanya tersenyum kecil mendengarnya lalu membalas pelukkan Ulquiorra, "Baiklah. Tapi hanya lima menit saja dan setelah ini kau harus bersiap-siap ke kantor,"

"Baik, Tuan putri." Sahut Ulquiorra.

oOoOoOo

Sarapan penuh gizi dan menggugah selera tersaji rapih di atas meja makan. Ulquiorra dan Orihime sudah duduk dibangku mereka masing-masing dan bersiap-siap menyantap sarapan pagi. Tapi ada yang aneh pada Orihime saat para pelayan memberikan roti sandwich berisikan ikan tuna pada Orihime.

"Ugh..." Orihime memegangi mulutnya seakan-akan ingin muntah saat mencium bau ikan tuna dari sandwichnya.

"Kenapa Hime?" tanya Ulquiorra cemas.

"Aku tidak mau makan ini, bau ikannya membuatku mual ingin muntah," Orihime menjauhkan roti isi miliknya jauh-jauh.

"Apa kalian menggunakan ikan berkualitas buruk?" omel Ulquiorra pada salah satu pelayan.

"Ti-tidak Tuan, kami menggunakan ikan tuna segar yang biasa diantarkan oleh penjual ikan di pasar," jawab salah satu pelayan takut.

"Ta..."

"Sudahlah Ulquiorra-kun jangan memarahinya, pagi ini aku memang sedang tidak enak makan," sela Orihime membela sang pelayan dari amarah sang suami.

Ulquiorra meminta para pelayan untuk menyajikan sarapan yang lain dan membawa kembali roti isi yang sudah disajikan. Tapi Orihime menolaknya karena sepertinya pagi ini ia tidak berselera makan apapun dan hanya meminum segelas susu segar untuk mengisi perutnya.

"Aku pergi dulu, Ulquiorra-kun." Pamit Orihime pada sang suami.

"Kau melupakan sesuatu Hime,"

Orihime tertawa kecil mendengarnya lalu berjalan menghampiri Ulquiorra, kedua kakinya berjingjit kemudian Orihime mencium lembut bibir sang suami beberapa detik, "Aku pergi dulu Ulquiorra-kun."

"Hati-hati dijalan Hime, aku akan menghubungimu saat jam makan siang." Ulquiorra mengacak-acak pelan poni depan sang istri yang membuat wanita bersurai oranye kecokelatan itu sedikit memajukan bibirnya karena tatanan rambutnya sedikit rusak.

Orihime pergi diantar oleh Starrk dan akan dijemput oleh Starrk karena untuk beberapa hari ini Ulquiorra sibuk dengan pekerjaannya dan tidak bisa mengantar jemput sang istri.

"Terima kasih, Starrk." Ucap Orihime seraya keluar dari dalam mobil mewahnya.

"Sama-sama Nona dan semoga hari anda menyenangkan." Starrk sedikit membungkukkan tubuhnya memberi hormat.

Orihime mulai berjalan masuk kedalam sekolah, para murid terlihat biasa saja saat melihatnya turun dari mobil mewah karena semua siswa sudah tahu kalau Orihime adalah istri dari Ulquiorra seorang jetset muda yang terkenal dikalangan atas dan pihak sekolah tetap mengijinkan Orihime tetap bersekolah hingga lulus mengingat hanya tinggal menghitung minggu hari kelulusan sekolah. Disaat teman-temannya sibuk dan bingung memilih universitas mana yang akan dituju untuk melanjutkan pendidikan lain hal dengan Orihime karena memilih fokus menjadi ibu rumah tangga dan istri yang baik untuk Ulquiorra.

"Selamat pagi Orihime," sapa Mizuho.

"Selamat pagi juga Mizuho-kun." Balas Orihime seraya duduk dibangkunya.

Orihime menaruh tas sekolahnya kemudian duduk menopang dagu menatap sekeliling kelas memperhatikan teman-temannya yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing dari mulai bersendau gurau, tertawa, membaca buku bahkan ada yang tengah terlelap tidur di bangkunya pemandangan seperti ini tidak akan pernah dilihat juga dirasakan Orihime lagi saat ia dan semua teman-temannya lulus sekolah meninggalkan sekolah serta kelas ini untuk selamanya.

Apa yang sudah terjadi selama tiga tahun selama di sekolah akan selalu menjadi kenangan indah bagi Orihime baik itu suka maupun duka.

Tes

Setitik air mata keluar di ujung mata Orihime mana kala mengingat harus berpisah dengan teman-temannya yang sudah dianggapnya seperti sahabat juga keluarganya.

"Kenapa kau menangis Orihime?" tanya seorang gadis cantik bersurai hitam yang duduk disebelah meja Orihime.

"Rukia-chan! Selamat pagi," serunya.

"Pagi juga," balas Rukia.

Gadis cantik bersurai hitam ini memandang penuh arti pada sahabat baiknya itu, "Apa kau sedang ada masalah dengan suamimu lagi atau kalian bertengkar?"

"Tidak, aku hanya merasa sedih karena sebentar lagi kita akan lulus dan meninggalkan sekolah lalu memilih jalan kita masing-masing demi mencapai cita-cita," ujar Orihime.

"Walaupun kita tidak bisa bertemu disekolah tapi kau bisa menemuiku kapan saja,"

"Aku tahu itu tapi dengan teman-teman yang lain bagaimana? Aku jadi berpikir kalau kita tidak perlu lulus saja agar terus seperti ini," Orihime menopang dagu menatap Rukia.

"Kalau begitu kau tidak usah lulus saja dari sekolah dan menjadi murid abadi dikelas ini," ledek Rukia disertai cengiran.

"Tidak mau!" tolak Orihime keras.

Jika Orihime tidak lulus sekolah berarti itu ia harus mengulang lagi selama satu tahun bersama dengan murid kelas dua yang akan naik ke kelas tiga dan Orihime tidak mau hal itu terjadi. Berarti jerih payahnya selama tiga tahun ini bersekolah akan menjadi sia-sia juga hal ini akan membuat Ulquiorra merasa malu karena memiliki istri yang tinggal kelas.

Wajah Orihime berubah pucat pasi membayangkan sang suami yang sedih juga kecewa padanya, "Aku tidak mau itu terjadi Rukia-chan. Apapun yang terjadi aku harus lulus sekolah," ucapnya panik.

"Tenangkahlah dirimu Orihime, kita semua pasti akan lulus lagipula kau salah satu murid pintar disekolah ini."

Orihime bernafas lega mendengarnya, "Terima kasih Rukia-chan."

TEEETTTT...

Bel masuk berbunyi dan pelajaran dikelas dimulai tapi khusus untuk anak kelas tiga, beberapa minggu ini mereka sudah tidak menerima pelajaran lagi mengingat sebentar lagi upacara kelulusan akan digelar dan mereka hanya latihan upacara kelulusan yang diadakan di ruang aula sekolah.

.

.

.

Malam ini cuaca cukup dingin karena sudah mulai memasuki musim semi. Seorang gadis bersurai hitam panjang dengan rambut dikepang satu mengenakan mantel bulu berwarna cokelat terlihat berjalan mengendap-engdap melihat sekitarnya memastikan kalau tidak ada satu-pun orang yang mengikutinya ke sebuah cafe di seberang kota untuk menemui seorang pria.

Kling

Lonceng yang tergantung diatas pintu berbunyi saat wanita cantik ini mendorong pintu lalu masuk kedalam cafe. Langkah kakinya menuntunya ke sebuah meja dekat jendela dengan seorang pria bersurai hitam bergelombang tengah duduk santai menyesap kopi hitamnya.

"Kau lama sekali," ujarnya ketika melihat wanita cantik bersurai hitam panjang itu.

"Maaf karena aku harus memastikan kalau tidak ada orang yang mengikutiku," ujarnya seraya duduk dibangku depan pria itu dan kini mereka saling berhadapan satu sama lain.

Sebelum berbicara wanita cantik ini memesan segelas teh susu untuk menghangatkan dirinya karena berjalan ditengah malam dan ia juga baru pulang dari kantor setelah membantu Ulquiorra merapihkan serta mengecek semua dokumen untuk rapat minggu depan.

"Apa kau sudah memiliki rencana untuk menyusupkan aku kedalam kediaman Schiffer," ujarnya dingin.

"Sudah Tsukishima-san dan aku sudah menyusunnya serapih mungkin," sahutnya seraya menyesap minumannya.

"Apa itu?" tanya Tsukishima penasaran.

Wanita cantik bersurai hitam panjang ini tersenyum penuh arti pada pria bersurai hitam bergelombang itu lalu secara detail menjelaskan rencananya dan Tsukishima senang juga setuju dengan rencana jahat yang dimiliki wanita cantik itu. Dan dengan begini ia bisa membalaskan dendam serta rasa sakit hatinya karena kehilangan wanita yang dicintainya.

"Apa kau sudah paham dan mengerti dengan rencanaku?" tanyannya dingin.

"Ya dan aku tidak mengira kalau kau memiliki ide sejahat itu," puji Tsukishima.

Wanita cantik bersurai hitam ini tersenyum kecil kemudian meminum kembali teh susunya, "Apapun akan kulakukan untuk memisahkan mereka berdua karena Ulquiorra adalah milikku selamanya." Desisnya.

X0X0X0X0X0X0X0X

DRAP!

DRAP!

DRAP!

Orihime berlari kencang menuju kamar mandi dengan menutup mulutnya dengan salah satu tangannya menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam mulut tanpa mempedulikan penampilannya.

BRAKK!

Orihime mendobrak pintu kamar mandi keras lalu berlari ke arah closet.

"Uekh..." Orihime memuntahkan cairan kental berwarna kuning bening dari dalam mulutnya.

Tak hanya sekali Orihime muntah tapi sampai beberapa kali walaupun yang keluar dari dalam mulut Orihime hanya berupa cairan kental berwarna kuning karena perutnya belum terisi apapun pagi ini.

SRUK

Ulquiorra langsung memakaikan selimut pada tubuh polos Orihime dan dengan cepat digendongnya tubuh sang istri keluar kamar mandi kemudian dibaringkan kembali keatas kasur.

"Kau tak apa Hime? Wajahmu pucat sekali, aku akan me..."

"Tidak Ulqiorra-kun, aku tidak apa-apa. Mungkin aku hanya masuk angin saja," sela Orihime lemah.

"Tapi kau sakit Hime, aku tidak mau terjadi apa-apa padamu lagi," Ulquiorra menyatukan keningnya pada Orihime dan menatap iris abu-abu sang istri penuh kasih.

"Kau tidak perlu mencemaskanku Ulqiorra-kun, aku akan baik-baik saja percayalah padaku," ucap Orihime penuh keyakinan.

"Baiklah, Hime." Dikecupnya kening sang istri.

Ulquiorra membantu Orihime memakai kembali piyama tidurnya lalu meminta para pelayan untuk membuatkan teh lemon dan bubur utuk Orihime. Jika keadaan sang istri belum membaik juga Ulquiorra akan menghubungi Ukitake untuk memeriksa keadaan Orihime, ia tidak mau kejadian seperti waktu itu terjadi lagi pada sang istri.

TOK

TOK

"Siapa?" tanya Ulquiorra.

"Ini saya Lilly, Ulquiorra-sama. Saya datang membawakan teh dan bubur untuk Orihime-sama,"

"Masuklah," ujar Ulquiorra.

CKELEK!

Lilly-pun masuk dengan membawakan pesanan dari Ulquiorra. Semangkuk bubur hangat dan secangkir teh lemon untuk menghilangkan mual Orihime.

"Terima kasih Lilly, kau boleh keluar." Kata Ulquiorra datar pada salah satu pelayan pribadi sang istri.

"Ya, Tuan. Semoga anda lekas sembuh Orihime-sama." Lilly membungkukkan tubuhnya kemudian pergi meninggalkan kamar.

Ulquiorra membantu sang istri untuk duduk dan menata beberapa bantal untuk dijadikan sandaran bagi sang istri.

"Ini minumlah, teh lemon baik untuk menghilangkan mual," Ulquiorra meminumkan teh lemon pada sang istri.

Orihime menurutinya dan meminumnya hingga tinggal setengah, perlahan-lahan rasa mualnya mulai menghilang.

"Apakah kau merasa pusing atau ada bagian tubuhmu yang teras sakit Hime?" tanya Ulquiorra cemas.

Orihime tersenyum kecil melihat sikap cemas dan khawatir dari sang suami, "Aku sudah tidak apa-apa Ulquiorra-kun, terima kasih karena kau sangat perhatian dan peduli padaku," Orihime memegangi wajah tampan sang suami.

GREP!

Ulquiorra menggegam erat tangan sang istri kemudian mengecupnya, "Jika kau sakit maka aku akan lebih merasa sakit lagi, Hime. Karena bagiku kau adalah segalanya," ucapnya dengan memandang sendu wajah sang istri.

Orihime menyunggingkan senyuman lembut diwajah cantiknya, "Terima kasih Ulquiorra-kun. Aku sangat beruntung bisa memiliki suami sepertimu dan menja-hmphh..."

Ulquiorra langsung mencium dalam bibir sang istri beberapa detik lalu melepaskannya. Bisa dilihatnya wajah Orihime yang memerah karena malu dicium olehnya dan hal ini membuat Ulquiorra ingin mencium kembali sang istri tapi ditahannya.

Duk'

Ulquiorra menyatukan keningnya dengan sang istri dan kedua tangannya berada dibelakang Orihime, "Yang seharusnya berkata seperti itu adalah aku karena menjadi pria paling beruntung bisa menikahimu, Hime," Ulquiorra menatap penuh kasih sang istri.

Kedua mata Orihime berkaca-kaca mendengarnya, ia tidak pernah menyangka atau membayangkan kalau bisa dicintai oleh pria seperti Ulquiorra bahkan sang suami rela melakukan apapun demi dirinya dan bisa dibilang kalau Ulquiorra itu cinta mati pada Orhime yang hanya seorang gadis yatim piatu miskin.

Tes

Liquid bening mengalir deras dari kedua iris abu-abu Orihime, "Te-terima kasih Ulquiorra-kun..." isaknya.

Sruk

Ulquiorra menghapus lelehan air mata sang istri, "Jangan menangis Hime, maaf jika aku sudah membuatmu bersedih,"

GREP

Orihime langsung memeluk erat tubuh sang suami dengan masih menangis, "A-aku mencintaimu Ulquiorra-kun,"

Ulquiorra membalas pelukkan Orihime dan dihirupnya dalam-dalam aroma tubuh sang istri, "Aku juga mencintaimu Hime, sangat mencintaimu dan selamanya selalu mencintaimu." Ucapnya.

"Te-terima kasih."

Orihime terkadang tidak mengerti mengapa Ulquiorra bisa sangat mencintainya padahal awalnya mereka menikah karena ketidak sengajaan yang dilakukan oleh Orihime gara-gara mencium bibir Ulquiorra saat jatuh tersandung karena lari dari kejaran para pria hidung belang. Awalnya Orihime mengira kalau pernikahan yang dilakukannya hanyalah sebuah formalitas saja sebab Ulquiorra terpaksa menikahinya dikarenakan sebuah tradisi aneh dalam keluarga Schiffer.

Didalam keluarga Ulquiorra, mereka semua yang merupakan keturunan Schiffer harus menikahi orang yang sudah merebut atau mendapatkan ciuman pertama dari mereka dan siapapun orangnya mereka harus menikahinya jika tidak ingin ada kejadian buruk terjadi dikeluarga ini juga pada mereka. Dengan terpaksa Orihime mau menikah dengan Ulquiorra setelah diancam. Tidak ada pesta pernikahan atau gaun pengantin yang dipakai, Orihime hanya harus membubuhkan stempel keluarganya disurat nikah yang sudah disiapkan Ulquiorra dan sebagai pengingkat hubungan mereka berdua, Ulquiorra memakaikan cincin milik mendiang ibunya di jari manis kanan Orihime yang saat ini dijadikan bandul kalung olehnya.

Sudah banyak hal yang terjadi dan dilewati oleh Orihime bersama Ulquiorra. Dulu Orihime berpikir kalau pria bermata Emerald itu adalah pria yang sangat kejam juga jahat karena memaksanya untuk menikahinya padahal jelas-jelas kalau Orihime masih tercatat sebagai murid SMA di sebuah sekolah swasta di kota ini, tapi ternyata dugaan juga prasangka buruk Orihime mengenai Ulquiorra salah besar. Pria bermata Emerald itu sangat baik bahkan selalu bersikap lembut padanya tak jarang ia juga mendapatkan perhatian lebih dan besar dari Ulquiorra yang membuat Orihime perlahan-lahan mulai mencintai sang suami.

Entah apa yang sudah membuat Ulquiorra begitu sayang juga mencintainya padahal tak ada hal istimewa atau-pun hebat yang dilakukan oleh Orihime untuk pria bermata Emerald itu.

"Ulquiorra-kun," panggil Orihime manja.

"Hn," sahut Ulquiorra yang tengah asik mengelus helaian rambut sang istri.

Saat ini keduanya tengah berbaring santai diatas kasur dengan Orihime menyandarkan kepalanya didada bidang Ulquiorra. Untung saja hari ini sekolah libur dan Orihime tidak perlu membolos sekolah lagi termasuk Ulquiorra yang bisa santai juga bebas menjaga serta menemani sang istri seharian dirumah.

"Aku merasa apa yang sedang aku alami dan jalani ini seperti sebuah mimpi," ujar Orihime yang langsung membuat Ulquiorra kaget juga bingung mendengarnya.

"Apa maksud ucapanmu tadi Hime?" tanya Ulquiorra dengan nada sedikit kesal.

Gyut~

Orihime memeluk erat Ulquioora, "Kau sangat begitu sempurna untuk seorang pria Ulquiorra-kun dan aku merasa bisa menjadi istrimu seperti mimpi atau bisa dibilang aku ini seperti seorang cinderella karena dicintai pangeran tampan sepertimu," kata Orihime.

Seulas senyuman kecil menghiasi wajah tampan Ulquiorra, ia-pun beranjak bangun dan duduk menghadap sang istri. Dipandanginya wajah cantik Orihime dengan penuh arti.

Gyut~

Ulquiorra mencubit kedua pipi Orihime gemas.

"Sakiitt!" pekik Orihime kesal.

Ulquiorra tertawa kecil melihat reaksi sang istri, "Berarti ini bukan mimpi Hime, apa yang sedang kau alami adalah kenyatan dan aku ini nyata bukan sebuah khyalan atau-pun imajinasi semata,"

Grep

Ulquiorra memeluk tubuh ramping sang istri, "Jadi apakah kau sekarang yakin dan percaya?" tanyanya lembut.

Orihime menganggukkan kepalanya pelan, "Ya, aku percaya." Jawabnya.

Orihime membalas pelukkan sang suami dan menenggelamkan wajahnya kedalam dada Ulquiorra menghirup dalam-dalam aroma tubuh pria yang dicintainya. Keduanya terlihat diam menikmati waktu kebersamaan mereka berdua hingga sebuah ketukan keras di pintu kamar menginterupsi kemesraan mereka berdua. Awalnya Ulquiorra enggan untuk membuka pintu kamarnya karena saat ini ia tengah bersama sang istri menikmati waktu santainya berdua. Tapi pintu kamarnya terus diketuk membuat Ulquiorra sebal dan mau tidak mau ia harus membukakan pintunya.

"Ada apa Lilly?" tanya Ulquiorra malas saat melihat seorang pelayan tengah berdiri didepan pintu kamarnya.

Lilly langsung membungkukkan tubuhnya, "Maafkan jika saya menggangu anda Ulquiorra-sama, tapi tadi saya mendapatkan telpon dari rumah sakit kota kalau Nona Nemu mengalami kecelakaan dan saat ini keadaannya sedang gawat," jawab Lilly sopan.

Kedua mata Ulquiorra melebar sempurna mendengarnya, "Terima kasih atas pemberitahuaan dan kau boleh pergi Lilly,"

TAP

Ulquiorra berjalan cepat menghampiri Orihime yang tengah duduk menyandar diatas kasur. Orihime terlihat bingung juga heran karena raut wajah sang suami terlihat berbeda, "Siapa tadi Ulquiorra-kun? Dan..."

"Nemu mengalami kecelakaan," Ulquiorra memberitahukan sang istri.

Orihime kaget mendengarnya, "A-Apa?! Kecelakaan? Dimana ia sekarang dan apakah keadaannya baik-baik saja? Kita harus segera kerumah sakit Ulquiorra-kun,"

"Ya, itu pasti tapi aku saja yang pergi lagipula kau sedang sakit dan butuh banyak istirahat jadinya kau tetap dirumah saja,"

"Tapi Ulquiorra-kun ak-"

Cup'

Ulquiorra mencium singkat bibir sang istri, "Aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu jadi aku mohon menurutlah padaku Hime," pintanya lembut.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan. Jangan lupa kabari aku mengenai kondisi Nemu-san," ujarnya.

"Aku pergi dulu Hime." Pamit Ulquiorra seraya mencium lembut kening Orihime.

Setelah mengganti pakaian Ulquiorra pergi dari rumah dengan diantarkan oleh Starrk, ia pergi kerumah sakit untuk melihat keadaan Nemu. Dan didalam hati Orihime berdoa serta berharap kalau keadaan gadis bersurai hitam panjang itu baik-baik saja. Mengingat Ulquiorra sudah menganggapnya seperti seorang saudara karena kedekatan mereka berdua sebagai seorang teman dan sahabat.

*#*

Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam karena jarak rumah sakit tempat Nemu dirawat cukup jauh dari kediaman Ulquiorra. Saat bertanya pada resepsionis dimana Nemu dirawat, Ulquiorra melangkahkan kedua kakinya ke lantai lima rumah sakit dan nomor kamar tiga ratus dua belas.

SREK

Ulquiorra membuka pintu ruang rawat dan melihat Nemu tengah duduk menyandar memandangi langit lewat jendela.

Wanita cantik bersurai hitam panjang ini cukup terkejut serta senang melihat Ulquiorra datang mejenguknya.

"Ulquiorra?! Apa yang sedang kau lakukan disini? Dan bagaimana bisa kau tahu kalau aku disini?" tanyanya.

Ulquiorra duduk disamping ranjang Nemu, "Seharusnya yang berkata seperti itu aku. Apa yang terjadi padamu, bagaimana bisa kau mengalami kecelakaan dan apakah lukamu parah?"

"Tulang kakiku sedikit retak dan untuk beberapa bulan aku harus menggunakan kursi roda untuk berjalan," jawab Nemu.

"Kalau begitu kau ambil cutilah hingga keadaan kakimu membaik dan tentang pekerjaan kau tidak usah khawatir aku akan mencari orang untuk menggantikanmu sementara waktu,"

"Terima kasih Ulquiorra dan maafkan aku karena membuatmu repot juga susah,"

"Kau tidak usah memikirkan hal itu bagaiamana-pun kau adalah temanku dan aku sudah menggaggapmu sebagai seorang saudara,"

Nemu tersenyum kecil mendengarnya padahal ia ingin dianggap lebih dan khusus oleh Ulquiorra tapi sepertinya pria bermata Emerald itu hanya menggapnya sebatas teman tak lebih.

Kerena kecelakaan yang dialamai oleh Nemu membuat gadis bersurai hitam panjang ini untuk sementara waktu tidak bisa melakukan pekerjaan sebagai sekretaris pribadi Ulquiorra dan itu berarti pria bermata Emerald ini harus mencari pengganti Nemu sementara waktu hingga keadaan Nemu membaik.

"Hari sudah malam dan aku harus segera pulang. Besok aku akan datang ke sini untuk menjengukmu bersama Orihime," ujar Ulquiorra.

"Terima kasih dan maaf sudah merepotkan anda,"

Sruk

Ulquiorra mengusap puncak kepala Nemu, "Jangan bersikap seperti itu, karena kau adalah bagian dari keluargaku juga. Jaga dirimu baik-baik, selamat malam dan beristirahatlah dengan cukup."

"Hn," angguk Nemu senang.

Pria bermata Emerald ini-pun pergi meninggalkan rumah sakit dan pulang kerumah. Setelah Ulquiorra pergi Nemu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Rencana kita berhasil dengan begini kau bisa masuk kedalam perusahaan dan mendekatinya." Ujar Nemu dingin.

Wanita cantik bersurai hitam panjang ini menyeringai senang memikirkan sebuah rencana didalam otaknya dan berpikir dirinya akan bisa menyingkirkan Orihime untuk selama-lamanya dari sisi Ulquiorra.

"Kau hanya milikku Ulquiorra-kun."

TBC

A/N : Masih adakah yang mengingat Fic ini^^.

Maafkan Inoue karena lama menelantarkan Fic ini # Bungkuk tubuh dalam-dalam.

Untuk kelanjutan Fic ini Inoue tidak bisa janji update cepat tapi chapter selanjutnya sedang dalam proses pengetikan jadi mohon sabar mengingat bulan depan Inoue akan sibuk dengan pekerjaan di dunia nyata.

Terima kasih atas semua riview dan dukungannya, Inoue sangat senang karena masih ada yang menyukai serta menantikan Fic ini^^

Mohon maaf Inoue tidak bisa membalas Riview dari kalian semua karena keterbatasan waktu tapi jika berkenan Read and Riviewnya.

Inoue Kazeka