Disclaimer : Tite Kubo

Rate : T

Genre : Romance

.

.

.

ini cerita kedua saya difandom ini. Saya mohon dengan sangat jika ada yang tidak menyukai cerita ini. Saya mohon tolong DIBACK saja dari pada merusak mata anda dan membuat anda kesal.

WARNING : Typo bertebaran dimana-mana, EYD yang amburaul, Penempatan tanda baca yang tidak sesuai, OOC, Gaje dan masih banyak kekurangannya.

PLEASE IF YOU DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

X0X0X0X0X0X0X0X

"Hei, Nona! Mau menemani kami." Goda seorang pria dewasa yang terlihat setengah mabuk dengan beberapa temannya disampingnya pada seorang gadis manis berambut orange kecokelatan yang tengah melintas didepan mereka.

"Tidak mau." Tolak gadis itu dengan ketus dan melanjutkan jalannya menuju halte bus tanpa memperdulikan ajakan dari pria mabuk itu.

Merasa ajakannya ditolak, pria itu sedikit marah dan langsung menarik tubuh gadis cantik itu untuk masuk kedalam mobil yang memang terpakir disebelahnya. Gadis manis itu tidak tinggal diam. Ia berusaha dengan sekuat tenaga melawan dan berontak, bahkan demi lepas dari cengkeram tangan pria itu gadis cantik ini menggigit tangan pria itu dengan sangat keras dan usahanya itu berhasil, cengkraman tangan pria itu lepas dari tubuhnya.

Merasa ada kesempatan, gadis cantik bermata abu-bu itu langsung saja bergegas berlari sekuat tenaga dari kejaran pria hidung belang tersebut. Memang sudah menjadi resikonya jika bekerja disebuah klab malam sebagai gadis pengantar minuman.

Orang-orang diluar sana akan memandangnya sebagai gadis rendah juga murahan karena pekerjaannya, padahal ia hanya menjadi pelayan yang mengantarkan minuman ditempat itu, bukan menjajakan dirinya pada hidung belang seperti wanita yang lain. Pekerjaan ini terpaksa dilakukannya demi melunasi hutang mendiang sang kakak dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Karena hidup sebatang kara itu sulit dan sangat berat sekali.

Dan nama gadis itu adalah Orihime dan tercatat sebagai murid kelas tiga SMA Karakura sebagai murid terbaik dan berprestasi disekolahnya. Sejak kelas satu ia selalu mendapatkan beasiswa dan selalu menjadi peringkat teratas di angkatannya. Teman-teman disekolahnya tidak ada yang mengetahui tentang kerja sambilannya ini, karena ia memang merahasiakannya dari pihak sekolah.

DRAP...DRAP...DRAP...

Orihime masih saja terus berlari dengan kencang.

"Ya ampun! Mereka masih saja mengejarku." Pikir Orihime dalam hatinya.

Orihime terus saja berlari dengan sekuat tenaga menghidari dua pria itu. Kerena jika dirinya tertangkap bisa-bisa Orihime akan habis oleh dua pria mabuk itu.

"Tuhan lindungi aku." Pinta Orihime dalam hatinya.

Sejak kecil dirinya hanya tinggal berdua dengan sang kakak dan tidak pernah tahu siapa orang tuanya juga mengenai keluarganya. Yang Orihime tahu hanyalah sang kakak, Sora Inoue yang merupakan keluarga dan satu-satunya orang yang sangat berarti untuk hidupnya. Demi dirinya sang kakak terus saja melajang dan mengurusnya hingga besar.

Namun semuanya berubah ketika Orihime duduk di kelas dua SMP, sang kakak wafat karena kecelakaan mobil. Sejak saat itulah kehidupannya menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Diusianya yang masih dibilang belia Orihime sudah menanggung beban yang cukup berat dan harus hidup seorang diri.

"Berhenti kau Nona." Teriak pria itu dengan marah dan terus saja mengejar Orihime.

Karena saking paniknya Orihime, ia tidak sadar kalau ada seorang pria didepannya.

BRUK...

Tanpa sengaja Orihime menabraknya hingga jatuh. Saat gadis cantik bermata abu-abu ini membuka matanya, ia sangat kaget luar biasa karena tanpa sengaja ia mencium pria itu tepat dibibirnya dan ini adalah ciuman kecelakaan.

Wajah keduanya terlihat sangat kaget sekali dan membelakkan kedua mata. Terlebih untuk Orihime, ia luar biasa kaget dan syok, karena ini adalah ciuman pertamanya. Buru-buru Orihime bangun dan menjauh dari pria itu.

"Ma-ma-maafkan sa-saya Tu-Tuan." Ucap Orihime dengan terbata-bata, wajahnya kini sudah semerah kepiting rebus. Ia benar-benar sangat malu sekali denga kejadian ini.

Pria bermataEmerald itu terus saja menatapnya dengan sangat tajam dan mengitimidasi. Mungkin saja pria tampan ini merasa marah karena kejadian ini. Tapi sungguh Orihime benar-benar tidak sengaja melakukannya dan ini adalah sebuah kecelakaan.

"Se-sekali la-lagi sa-saya minta maaf Tuan." Ucap Orihimie dengan gugup dan takut dengan pandangan mata pria itu yang menusuk hati. Saat Orihime hendak pergi meninggalkannya. Dengan cepat dan kuat tangan pria itu mencengkramnya.

GREP...

"Kau harus bertanggung jawab Nona." Pria itu menatapnya lagi dengan tajam tanpa melepaskan atau melonggarkan cengkraman tangannya.

"EKH!" Teriak Orihime dengan kaget.

Sesaat terjadi keheningan diantara keduanya, sampai Orihime melihat gerombolan pria yang mengejarnya. Dengan sekuat tenaga gadis cantik ini berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu dan berlari sekuat tenaga, meninggalkannya.

Dipikiran Orihime saat ini adalah ingin cepat sampai kerumah dan lolos dari kejaran dua pria hidung belang itu. Karena panik dan takut Orihime tidak sadar kalau tas sekolahnya terjatuh dan tertinggal saat bertabrakan tadi dengan pria bermata Emerald itu.

"Tuan muda. Tuan muda." Panggil seorang pria tinggi dengan bersurai hitam.

Dan dibelakang pria itu beberapa pria berjas hitam berjalan menghampiri pria bermata Emerald itu dan langsung memberikan hormatnya padanya. Entah siapa pria yang telah ditabrak dan dicium oleh Orihime. Namun sepertinya ia bukan orang biasa, melihat dari penampilan dan gaya berpakaiannya yang seperti seorang bangsawan.

Pria bermata Emerald ini mengambil tas sekolah milik Orhime dan merogohnya, ia mengambil kartu pelajar milik Orihime.

"Starrk, tolong kau cari tahu siapa gadis ini." ujarnya dingin.

"Untuk apa Tuan?"

"Gadis itu harus membayar mahal apa yang sudah dilakukannya padaku." Ujarnya seraya masuk kedalam mobil mewahnya.

X0X0XOX0XOXOX

Pagi ini Orihime terlihat panik karena menyadari kalau tas sekolahnya tidak ada, dan sudah sejak satu jam lalu ia mencarinya diseluruh apartemennya namun tas sekolahnya tidak ada dimana-mana. Dan saat mengingat-ingat kembali, akhirnya Orihime baru sadar dan ingat kalau tas sekolahnya terjatuh saat menabrak pria bermata Emerald semalam.

"Bodohnya aku!" Orihime merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa dirinya melupakan dan meninggalkan tas sekolahnya. Padahal didalam tasnya banyak benda yang sangat penting khususnya dompet miliknya yang sangat berharga.

Untung saja hari ini sekolah libur, jadi ia tidak perlu mencemaskan tentang sekolah. Tapi ia tetap saja harus mencari dan menemukan tasnya.

"Aku harus mencarinya." Gumamnya.

Saat Orihime hendak pergi keluar rumah, tiba-tiba saja dua orang pria tinggi besar dan berpakain serba hitam tengah berdiri didepan pintu apartemennya.

"Apakah anda yang bernama Nona Orihime Inoue?" Tanya salah seorang pria itu dengan nada yang tegas membuat Orihime sedikit takut dan gemetaran saat mendengarnya, karena dandanan dua pria itu seperti para yakuza dan sangat menyeramkan.

"I-iya. Ad..."

Tiba-tiba saja kedua pria itu langsung membawanya masuk kedalam mobil, tanpa perduli dengan Orihime yang terus berterika dan memberontak.

"Kalian mau membawaku kemana?" tanya Orihime kesal.

Kedua pria itu malah diam dan tidak menggubris pertanyaan dari Orihime.

"Huh! Menyebalkan." Dengus Orihime.

Dalam hatinya Orihime terus berfikir, mengapa dua pria ini membawanya secara paksa dan ia mau dibawa kemana seingatnya dirinya tidak pernah memiliki masalah dengan salah satu yakuza di kota ini.

Dengan terpaksa akhirnya Orihime hanya bisa diam dan terus berdoa agar dirinya tidak dibunuh atau diapa-apakan oleh mereka. Dan sebuah praduga melintas di dalam otaknya, gadis cantik ini berfikir apa pria yang semalam ia gigit tangannya merasa dendam dan menyuruh yakuza untuk membunuhnya.

Namun semua dugaan dalam hatinya salah dan meleset jauh. Orihime malah dibawa kesebuah kediaman mewah yang sangat indah juga megah sekali, bak sebuah istana. Membuat gadis cantik bersurai orange kecokelatan ini merasa sangat takjub juga terpana.

"Yang memiliki tempat seperti ini pastilah orang yang sangat kaya sekali." Gumam Orihime.

Mobil yang membawa Orihime berhenti didepan pintu rumah mewah ini dan di luar pintu beberapa pelayan terlihat berdiri seperti menungu dirinya.

"Turunlah Nona. Kami akan mengantarmu bertemu dengan Tuan." Pria bertubuh besar itu membukakan pintu mobil untuknya sambil membungkukkan badannya. Orihime merasa seperti seorang Nona kaya raya yang tengah dilayani oleh para pelayan.

Dengan ragu dan sedikit takut Orihime turun dari dalam mobil dan mengikuti salah satu pria itu membawanya masuk kedalam rumah megah ini. Orihime tidak tahu orang seperti apa yang ingin bertemu dengannya dan bertanya-tanya mengapa pemilik rumah ini ingin menemuinya.

Sepanjang jalan menemui sang Tuan rumah, Orihime terlihat mengamati dengan takjub semua barang-barang indah dan mewah yang terpajang dan menghiasi rumah ini. karena saking asiknya memandangi perabotan dan pajangan mahal yang dikediaman ini, Orihime tidak sadar kalau sudah sampai disebuah ruangan besar dengan sebuah pintu kayu berwarna coklat.

"Silakan masuk Nona. Tuan sudah menunggu anda didalam." Ucap pria bertubuh besar itu sambil membukakan pintu besar untuk Orihime.

Dengan kaki yang sedikit gemetaran, Orihime melangkah kakinya masuk kedalam ruangan tersebut. Saat dirinya masuk bisa Orihime lihat seorang pria berambut hitam tengah berdiri membelangkanginya.

"Permisi." Ucap Orihime sopan.

"Kau sudah datang Nona." Pria itu langsung membalikkan tubuhnya saat mendengar suara Orihime dan menampakkan wajahnya pada gadis cantik bersurai orange kecokelatan itu.

Betapa sangat kaget dan terkejut Orihime, saat melihat wajah pria itu yang tak lain adalah orang yang semalam ia tabrak dan cium tanpa sengaja, saat berlari menghindar dari kejaran pria hidung belang.

"Anda!?" Ucapnya tak percaya. Wajah Orihime terlihat begitu kaget sekali. Tubuhnya serasa membeku dan tak bisa bergerak sama sekali.

Pria bermata Emerald itu menatapnya penuh arti, dengan santai ia berjalan mengahampiri Orihime, yang masih terus berdiri diam menatapnya. Tiba-tiba saja pria tampan bermata Emrald itu memberikan selembar kertas pada Orihime.

"Apa ini?!" Orihime menyeringitkan dahinya.

"Bacalah dan kau-pun akan tahu." Jawab pria itu datar.

Dengan bingung Orihihime mengambil kertas itu dan mulai membacanya. Ternyata saat dibaca oleh Orihime, kertas yang ada ditangannya ini adalah sebuah surat registrari menikah yang lebih mengejutkan lagi, namanya sudah tercantum didalamnya.

"Apa maksud semua ini Tuan!?" Tanya Orihime penuh emosi. Ia merasa marah dan kesal dengan pria yang ada dihadapannya saat ini.

Seenaknya saja pria tampan bersurai hitam ini mencantumkan namanya disurat registrasi menikah. Padahal selama hidupnya Orihime belum pernah berpacaran dan merasakan jatuh cinta sama sekali pada pria. Karena memang dirinya memang tidak memiliki waktu untuk hal-hal semacam itu. Semua waktunya ia gunakan untuk mencari uang dan melunasi semua hutang mendiang sang kakak.

"Orihime Inoue, murid kelas tiga SMA Karakura. Tinggal disebuah apartemen kecil peninggalan sang kakak." Pria itu duduk dibangkunya dan menikmati minumannya dengan perlahan.

"Bekerja disebuah klab malam demi..."

"CUKUP!" Orihime memotong cepat perkataan pria itu. Dirinya benar-benar sangat kesal dan marah dibuatnya.

Pria bersurai hitam itu menatap Orihime dengan tajam dan mengintimidasi namun Orihime juga tidak mau kalah. Ia menatap balik pria itu bahkan pandangan matanya lebih tajam.

Keduanya malah saling menatap satu sama lain selama beberapa menit dan terjadi ketegangan diantara mereka. Atmosfirnya juga terasa sangat berbeda sekali. Namun pada akhirnya Orihime juga yang kalah dan menyerah. Dengan perasaan sedikit kesal ia bertanya apa maksudnya dengan semua ini. Jika ini sebuah candaan, tentu saja ini tidak lucu sama sekali karena ini menyangkut masa depannya.

"Kau harus bertanggung jawab Nona, karena sudah berani menciumku." Pria itu masih saja menatapnya dengan tajam.

"Tapi itu sebuah kecelakaan Tuan. Aku tidak sengaja melakukannya." Orihime mencoba memberikan penjelasan padanya.

Gadis cantik bermata abu-abu ini tidak habis pikir bagaimana bisa dirinya harus bertanggung jawab menikahi seorang pria, karena hanya tidak sengaja menciumnya. Lagi pula ini murni sebuah kecelakaan.

Namun tetap saja tampan pria itu tetap bersikeras meminta Orihime untuk menikah dengannya. Karena dikeluarganya ada sebuah tradisi kuno dan sudah turun temurun, semua keturunan dikeluarga ini harus menikahi orang yang merenggut ciuman pertama mereka, suka atau tidak. Dan menurut pria itu sendiri tradisi ini sangat konyol dan aneh.

Tetapi ini sudah turun temurun dan semua keturuanan dikeluarga ini, melakukan tradisi ini. Mereka harus melakukannya jika tidak ingin mengalami kesialan dan hal buruk dalam hidupnya.

Orihime sangat kaget dan tak percaya saat mendengarnya, namun hal ini memang kenyataan dan berlangsung dikeluarga ini. Pria itu mengancam Orihime jika menolak permintaannya untuk menikah dengannya.

Pria ini bahkan mengancam Orihime dengan berkata akan membocorkan rahasia Orihime yang bekerja diklab malam pada pihak sekolah. Juga memaksanya untuk melunasi semua hutang sang kakak yang jumlahnya sangat banyak dalam waktu seminggu, jika tida bisa Orihime akan dipenjara. Orihime tidak mengetahui kalau ternyata sang kakak berhutang pada perusahaan milik pria bermata Emerald itu.

"Melunsai seluruh hutang kakakmu atau menikah dengaku, Nona?"

Orihime terdiam dan masih berfikir keputusan apa yang akan diambilnya.

"Semuanya tergantung padamu Nona?" Pria itu menyodorkan sebuah pulpen padanya. Pria tampan ini mendesak juga memberikan sebuah pilihan yang amat sangat sulit untuk Orihime pilih, karena ini menyangkut masa depan Orihime.

Dengan ragu juga terpaksa akhirnya Orihime mengambil pulpen dari tangan pria itu, dan mendatangani surat nikah itu.

Pria itu tersenyum senang melihatnya.

"Selamat datang dirumah ini, istriku." Pria itu meraih tangan Orihime dan langsung menciumnya dengan mesra.

Orihime merasa sedikit jijik dan risih dengan perlakuannya itu. Terima atau tidak kini dirinya sudah menikah dan menjadi milik orang lain. Tanpa adanya sebuah upacara pernikahan dan juga gaun pengantin yang ia kenakan saat ini.

Hidupnya ini memang sungguh aneh dan kejam sekali. Padahal sewaktu ia berdoa dikuil saat tahun baru, ia meminta seorang pangeran tampan yang baik hati dan kaya raya. Namun sayangnya yang didapatkannya malah pria seperti ini dalam hidupnya terlebih ia dipaksa untuk menikah dengannya.

"Tuhan semoga saja ini bukanlah sebuah bencana." Pinta Orihime dalam hatinya. Ia berharap kalau ini yang terbaik untuknya juga hidupnya. Lagi pula kini Orihime tidak perlu bekerja lagi diklub malam dan bisa makan enak setiap hari.

Dibalik sebuah musibah pasti ada sedikit anugrah, itu menurut pemikiran dari Orihime. Tidak buruk juga menjadi istri dari pria pemaksa didepannya saat ini. Kehidupan seperti apa yang akan dijalani oleh Orihime, dengan cinta singkat dan pertemuan kilatnya ini.

Ulquiorra Schiffer itu adalah nama suaminya. Pria yang menikahinya dengan memaksa juga mengancam. Orang yang tak pernah ia duga dan impikan dalam hidupnya. Entah apa reaksi sahabatnya jika mengetahui hal ini.

TBC

A/N : Akhirnya bisa bikin cerita lagi, padahal cerita my bad boy belum kelar malah bikin cerita gajebo kayak gini hehehehe^^

Mohon maaf jika cerita ini sangat membosankan dan tak menarik sama sekali, ide ini murni dari otak Inoue kok, mohon maaf jika memang ada sedikit kesamaan dari cerita yang lain.

Saya mau berterima kasih pada siapapun yang mau membaca cerita ini. jika responya baik mungkin saya akan melanjutkannya.

Jika ada yang berkenan mohon RnR.

Inoue Kazeka