A Spoiled Model and The Apprentice

(by Bay05 © 2014)

Pairing:

KyuSung!

Cast :

Kyuhyun, Yesung, etc.

Genre:

idk...

Rate : T

Warning :

Boys Love, Abal, Alur ngebut, OOC, Typo(s) dan berbagai kekurangan lainnya

A/n :

Final chap! Bay seneng banget di chapter kemarin review-nya menanjak dan para siders sudah mulai menampakkan diri :D /apasih. Um, Sebaiknya omongannya Bay simpen untuk nanti saja, ya^^

.

.

Enjoy!^^

.

.

Dalam dekapan Kyuhyun, Yesung tidak henti-hentinya menangis histeris sambil memeluk erat tubuh tegap si tampan. Sementara namja bersurai brunette itu sendiri tidak keberatan walaupun ia dapat merasakan baju kesayangannya kini begitu basah dan kusut di bagian depannya, terutama di bagian dada, tempat Yesung membenamkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, Yesungie. Sekarang kau aman,"

Kyuhyun kembali membisikkan kata-kata tersebut untuk yang kesekian kalinya. Walaupun sebenarnya ia tahu betul, hal itu tidak ada gunanya, meliat tubuh sang model masih bergetar hebat dalam gendongannya.

Perjalanan menuju mobil rasanya begitu lama dan jauh dengan hati yang terluka seperti ini. Sungguh, ia sama sekali tidak menginginkan Yesung untuk terluka, apalagi sedalam ini.

Mata yang biasanya berbinar senang itu kini sayu ketakutan. Bibir tipis yang biasanya membentuk senyuman kini mengeluarkan isakan keras. Dan tubuh mungil yang biasanya begitu lincah itu, kini begitu lemah.

Jika ia bisa, Cho Kyuhyun lebih baik mati daripada melihat Yesung menangis seperti ini. Ia rela menukar nyawanya demi sebuah senyuman di bibir Kim Yesung. Setidaknya itu lebih baik daripada ia hidup, namun ialah alasan dibalik tangisan namja manis ini.

"Hae-ah, cepat! Menuju apartemen," adalah kalimat pertama yang keluar dari bibir Kyuhyun ketika ia berhasil sampai di mobil.

Sementara namja Lee itu sebenarnya ingin mengajukan ribuan pertanyaan, terutama ketika ia melihat keadaan Yesung sekarang. Namun sekekanakan apapun sifatnya, ia masih dapat membaca situasi bahwa Kyuhyun sedang tidak ingin meladeni hal lain selain Yesung saat ini. Jadi, ia memutuskan untuk menutup mulut.

Bicara soal Kyuhyun, kini namja jangkung itu sendiri masih sibuk menenangkan si raven yang belum berhenti menangis. Ia bahkan tidak peduli lagi soal ia baru saja menyuruh Lee Donghae menyetir, walaupun siapapun tahu tentang kemampuan menyetir si ikan yang begitu meragukan.

Kini, dunianya hanyalah tentang Yesung.

"K-kyu... C-cho Kyuhyun..." Suara parau itu kembali terdengar, dan kembali memberi rasa nyeri di dada sebelah kirinya.

Kyuhyun tahu bahwa ia bukanlah seorang yang taat agama. Ia bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali ia pergi ke gereja. Namun untuk kali ini saja, ia ingin tuhan mengabulkan satu permintaannya; untuk memindahkan seluruh rasa sakit Yesung padanya saja.

.

.

Bay05

.

.

Yesung kembali mengadahkan kepalanya, menatap langit malam yang gelap dan pekat dengan kedua matanya yang masih begitu sembap. Namja Kim itu menghembuskan nafasnya. Hanya ada bulan malam ini, tidak ada satu bintangpun yang terlihat.

Ah, lihatlah Kim Yesung, bahkan langitupun seolah ikut mengejekmu.

Namja manis itu menundukkan kepalanya. Berkat pelukan Kyuhyun, ia sudah merasa jauh lebih tenang sekarang. Walaupun kau masih dapat melihat jejak air mata dan juga hidungnya yang memerah dengan cukup jelas.

Memori itu kembali melewati pikirannya. Ia tidak bisa, sungguh. Sudah ribuan kali ia mencoba melupakannya dan berhenti memikirkannya. Tetapi kejadian tadi seolah tidak ingin berhenti menari di pikirannya, menohok hatinya lebih keras. Bukankah seharusnya ia senang dengan fakta bahwa Kyuhyun –orang yang selalu ia harapkan– telah menyelamatkannya dari kejadian tadi?

Namun fakta bahwa Kyuhyun melihat kesuciannya hampir direnggut oleh Choi Siwon tadi malah terasa semakin membebani pikirannya. Entahlah, ia merasa sedikit–

Bersalah?

Pluk

Dalam lamunannya, Yesung sedikit berjengit kaget ketika merasakan sebuah kain tebal –yang ia asumsikan sebagai jaket– menyentuh kulit mulusnya. Dalam sekejap, ia langsung dapat merasakan kehangatan yang seolah memeluknya.

Tanpa kuberi tahupun, kalian sudah tahu bukan, siapa orang yang menaruh jaket itu?

"Bukankah sudah kukatakan padamu untuk istirahat, Kim Yesung?" Suara bass yang akhir-akhir ini sudah begitu familiar di telinganya terdengar, membuat hatinya berdesir. Ia berani bersumpah di atas apapun, ia sangat merindukan suara ini.

Ah, sebenarnya apa yang kau rindukan, Kim Yesung? Suara ini atau pemiliknya?

Tuk

Jemari panjang Kyuhyun menaruh segelas vanilla latte hangat yang masih mengepulkan asapnya di meja kecil di hadapan sang model. Ia menatap namja bersurai raven di hadapannya, kemudian mengulum senyuman yang begitu menawan.

"Akhir-akhir ini aku sering menjadi pengunjung setia fansitemu. Mengapa kau tidak pernah berkata padaku kau terobsesi dengan vanilla latte, huh?"

"K-ku pikir membuat vanilla latte begitu sulit. Aku hanya takut kau akan kerepotan." Yesung berkata pelan seraya menundukkan kepalanya.

Si brunette menghela napasnya. Instingnya memang selalu benar. Dari awal, ia sudah menduga dan menyadari bahwa Kim Yesung tidak menyebalkan dan semanja seperti yang dikatakan orang-orang. Jauh dari lubuk hatinya, Yesung sebenarnya adalah namja yang begitu lembut dan manis. Hanya saja egonya terlalu tinggi untuk mengakuinya.

Setelah itu, baik si manis dan si tampan, tidak ada lagi yang membuka mulutnya. Keduanya seolah membiarkan suara semilir angin malam menjadi satu-satunya suara yang menyentuh indra pendengaran mereka.

Sementara si manis sibuk memilin ujung kaosnya, si tampan sibuk bertahan dengan ekspresi sok tidak pedulinya.

Kelewat banyak sebenarnya, hal yang ingin keluar dari bibir tipis si manis. Namun, ia menunggu bagi Kyuhyun untuk berbicara dahulu. Ia hanya tidak yakin akan reaksi namja ikal itu atas semua yang telah terjadi.

Pikiran-pikiran tentang kemungkinan terburuk pun menghantui pikirannya. Apakah Kyuhyun membencinya? Apakah Kyuhyun menganggapnya lebih rendahan daripada sebelumnya? Tidak, sungguh ia tidak bisa. Membayangkan dirinya jauh dari Cho Kyuhyun saja sudah cukup buruk. Ia benar-benar tidak sanggup jika namja jangkung itu sungguh membencinya.

Butiran air menggenang di pelupuk matanya, siap untuk terjatuh kapan saja.

Sosok yang masih mempertahankan wajah sok tidak pedulinya sendiri, ia sebenarnya tidak cukup buta untuk menyadari betapa sosok mungil di depannya terguncang.

Sungguh, Kyuhyun juga terluka jika seperti ini. Hatinya juga berdenyut nyeri setiap kali melihat Yesung bersedih, apalagi jika namja raven itu sampai meneteskan air matanya.

Otak jeniusnya bukannya tidak tahu, bahwa semua masalah ini hanyalah sebuah kesalah pahaman. Semua masalah ini dapat berakhir jika saja ia cukup berani untuk memeluk sosok mungil di depannya dan meminta maaf. Mengikuti kata hatinya dan semua akan kembali seperti semula. Singkatnya, menjadi jujur.

Tetapi sekali lagi, egonya terlalu tinggi.

Oh, ayolah Cho Kyuhyun, sampai kapan kau mau bersembunyi di balik keegoisanmu, huh?

Kyuhyun memejamkan matanya, menghela napasnya, kemudian menggelengkan kepalanya kuat. Persetan dengan rasa egois! Ia sudah muak, ia hanya tidak ingin melihat malaikatnya menangis dan terluka lebih dari ini.

Grep.

Seolah waktu berhenti, Kyuhyun langsung membawa Yesung ke dalam pelukannya. Mendekap si mungil dengan begitu erat. Kyuhyun membelai surai raven Yesung lembut. Ia tidak peduli jika tindakannya kali ini begitu lancang. Ia tidak peduli jika presdir Lee tahu dan memecatnya. Ia tidak peduli jika hal ini akan memberinya masalah.

Ia tidak peduli. Ia tidak ingin peduli. Untuk sekali saja, ia ingin menuruti kata hatinya.

Cukup lama mereka berdua berada dalam posisi seperti itu. Hingga akhirnya si jangkung dapat merasakan sosok dalam rengkuhannya bergetar samar. Sontak, Kyuhyun langsung melepaskan pelukannya.

"Yesungie? Yesung? Apakah aku menyakitimu?" Kyuhyun bertanya panik.

Namja manis yang masih menangis sesegukan itu menggeleng pelan, bibirnya mengerucut. "Aku merindukanmu, Kyunnie~"

Kyuhyun terkekeh pelan, kemudian membawa Yesung kembali dalam dekapannya. Rasa lega memenuhi hatinya ketika akhirnya ia dapat melihat senyuman itu lagi.

"Aku juga merindukanmu, Yesungie. Mianhae, Jeongmal mianhae~"

.

.

Bay05

.

.

Ah, bukankah pemandangan yang seperti ini jauh lebih sedap dilihat?

Ketika Kim Yesung bersandar di pundak kokoh seorang Cho Kyuhyun. Terlihat begitu pas dan nyaman.

Sepertinya kali ini hanya tinggal menunggu faktor waktu hingga keduanya benar-benar jujur tentang perasaan mereka yang sebenarnya.

"Apakah kau kedinginan, Yesungie? Kita bisa masuk sekarang," Si brunette membuka suara pertama kali ketika merasakan si mungil di sampingnya ini sedikit gemetar kedinginan.

Tanpa menoleh, Kyuhyun sudah dapat merasakan Yesung menggeleng. "Aniya, aku ingin menikmati waktu ini, sedikit lebih lama."

Yang lebih tinggi hanya bisa mengangguk. Tidak ada gunanya menentang keinginan Yesung. Kyuhyun pun akhirnya merapatkan duduknya dengan Yesung, berusaha membagi kehangatannya pada namja Kim itu.

Dan, yah! Nampaknya Namja Cho ini pandai sekali mengambil kesempatan dalam kesempitan. Lihat saja sebelah tangannya yang sudah seenaknya melingkar di pinggang sang model.

Si raven tersenyum menyadari usaha Kyuhyun untuk menghangatkannya. Seumur hidupnya, belum ada yang melakukan hal yang begitu lembut padanya dengan tulus.

Misalnya saja, para noona yang ditugaskan untuk meladeninya. Atau bahkan ribuan asisten dan kru yang pernah bekerja dengannya. Tentu saja mereka semua selalu menuruti apapun yang ia inginkan, jauh lebih baik dan jauh lebih cepat daripada Kyuhyun.

Yesung memang masih belia. Namun ia tidak sepolos itu untuk tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka semua membicarakan dan menyumpah di belakangnya. Di depannya mereka semua memang tersenyum begitu lebar dan terus memujinya, namun di belakangnya entah menghilang kemana seluruh kebaikan itu.

Walaupun ia sudah begitu sering mendengar orang menggunjingkan dirinya, ia tidak pernah terbiasa dengan itu. Ia tidak pernah terbiasa dengan rasa sakitnya dikhianati dan dibohongi.

Itulah alasan mengapa Kyuhyun berbeda.

Pada akhirnya, Ia menemukan orang yang berani membentaknya dan bersikap tegas padanya. Yesung tidak ingin munafik, ia akui, kadang-kadang ia memang ingin mencekik dan mencakar wajah sok disiplin Kyuhyun itu. Namun disisi lain, Kyuhyun selalu dapat membuat hatinya menghangat dengan kejujurannya.

Ya, Kyuhyun memang sosok yang menyebalkan dan pemilik tata krama terburuk se-alam semesta ini. Namun setidaknya ia memiliki kejujuran. Hal yang tidak dimiliki siapapun yang pernah bekerja dengannya.

Industri hiburan itu kejam, semuanya palsu. Tetapi dengan Kyuhyun, ia mau membagi sedikit tentang dirinya. Tentang dirinya yang sebenarnya. Sosok Kim Yesung yang manis dan lembut. Bukan Kim Yesung yang menyebalkan dan arogan.

"Kyunnie..."

"Ya?"

"Apakah kau masih ingin tahu, mengapa dulu aku merengek memintamu mengajakku ke sekolah?"

Kyuhyun mengangguk "Ya, hingga kini aku masih bertanya-tanya mengapa."

"Aku memulai karirku saat aku belum genap sebelas tahun. Awal karirku tidak begitu baik. Tidak sekali dua kali aku hampir memutuskan untuk menyerah. Tetapi aku tetap berusaha walau tidak banyak yang mendukungku. Hingga pada akhirnya, aku mendapat tawaran iklan untuk prodak yang cukup ternama. Dari situ, karirku melesat."

Yesung menghela napas, "Hidupku berubah dalam dua bulan. Aku menjadi begitu sibuk. Pada awalnya, aku begitu yakin aku dapat menjalankan pendidikan dan karirku dalam waktu bersamaan."

"Namun, perkiraanmu meleset?" si brunette menebak.

Namja Kim itu mengangguk. "Aku terpaksa keluar dari sekolah menengah dan melanjutkan pendidikan dengan home schooling. Namun pada umur lima belas tahun, karirku benar-benar berada di puncak hingga sudah tidak memungkinkan lagi bagiku untuk melanjutkan pendidikan. Hal itulah yang sering menjadi topik pergunjinganku; namja muda yang tidak berpendidikan,"

Yang lebih tinggi mengelus pundak Yesung lembut ketika merasakan suara namja manis itu sedikit parau. "Aku tidak pernah menganggapmu begitu,"

Si raven tersenyum. Ia menghapus setetes air mata yang lolos dari mata sabitnya "Terima kasih, Kyu."

"Semua orang berkata bahwa masa sekolah menengah adalah masa yang paling menyenangkan. Karena itu aku berusaha mati-matian agar dapat merasakannya. Aku minta maaf aku merepotkanmu dan bersikap menyebalkan kala itu."

"Kau bahkan bersikap lebih dari menyebalkan." Kyuhyun berkata dengan nada menggoda.

"Yah!" Yesung memukul pundak Kyuhyun. "Aku kan sedang mencoba untuk meminta maaf, tahu! Kyunnie menyebalkan~" Sang model itu menggembungkan pipinya, memajukan bibirnya beberapa senti.

Si brunette tersenyum. Jika begini, seharusnya dari dulu ia lebih banyak menggoda Kim Yesung jika 'hukuman' yang akan ia dapatkan adalah pemandangan yang seindah ini. Namja Cho itu membelai rambut Yesung dengan lembut, kemudian langsung berdiri dari tempat ia duduk.

"Kau pasti kelelahan, bukan? Jja! Mari kita tidur,"

.

Kyuhyun menepuk-nepuk selimut Yesung untuk terakhir kalinya, memastikan bahwa namja mungil itu sudah berada di posisi ternyamannya. Ia terkekeh, mengingat bagaimana Yesung langsung tidur dua detik setelah ia mengantar namja manis itu ke kasur.

Melihat wajah tanpa cela Yesung tidak pernah membosankan untuk Kyuhyun. Penyandang marga Cho itu menatap lekat-lekat wajah manis Yesung saat tertidur. Well, sebenarnya dalam keadaan apapun juga, Yesung selalu terlihat manis dan cantik di matanya.

Iris sewarna caramel Kyuhyun melihat kalender digital di meja nakas. Ah, rasanya tidak rela jika ia mengingat bahwa tiga hari lagi Yesung sudah harus kembali ke Jepang. Namun, jika kembali pada awalnya, ia memang bukan siapa-siapa bagi, bukan?

Jadi, memangnya apa yang harus ia harapkan?

Disingkirkannya beberapa helai rambut yang jatuh di dahi Yesung. Penuh kehangatan, bibir tebal Kyuhyun mengecup bibir tipis Yesung. Bukan ciuman yang menuntut, hanya kecupan ringan berdurasi dua detik. Namja tampan itu menatap si namja Kim dengan tatapan yang begitu dalam; seolah ada rasa yang begitu membuncah di hatinya.

"Saranghae, Kim Yesung" kata itu terucap begitu saja dari bibir Kyuhyun, begitu lirih.

Dan secepat kata itu terucap, secepat itu pula Kyuhyun memutuskan untuk keluar dari kamar Yesung sepelan mungkin. Ia cukup mengetahui bahwa sang model butuh istirahat yang baik untuk memulihkan energinya.

Namun, satu hal yang tidak ia ketahui; tepat setelah ia keluar, sosok mungil di kasur itu langsung terbangun dan mendudukkan dirinya. Jemari mungilnya memegang bibirnya yang terasa begitu hangat setelah sebuah bibir tebal mengecupnya. Onyx namja mungil itu pun bersinar memancarkan harapan.

"Benarkah, Kyu? Kau mencintaiku?"

.

.

Bay05

.

.

Cklik! Cklik!

Bunyi kamera dan kilatan flash dari kamera memenuhi studio luas yang menjadi tempat dari pemotretan terakhir dalam program kerja sama dua perusahaan hiburan raksasa, Avex Entertainment dan SM Entertainment.

Kyuhyun tersenyum tipis, ia tidak bisa menghentikannya. Bibirnya seolah tertarik secara otamatis dan hatinya langsung menghangat tiap kali ia melihat Yesung. Pemotretan kali ini, berjalan cukup –sangat– lancar sebenarnya. Membuat puluhan orang dalam ruangan ini bertanya-tanya.

Untuk pertama kalinya, Yesung menjalani pemotretan tanpa mengeluh sedikit pun.

Tak ayal hal tersebut menimbulkan tanda tanya besar. Hal ajaib apa yang dimiliki Kyuhyun hingga mampu merubah sosok Kim Yesung yang dikenal menyebalkan itu hingga dapat menjadi begitu penurut seperti ini? Sosok tampan itu sendiri, tentu ia tidak menjawab apapun, hanya tersenyum kecil.

Hey, memangnya apa yang harus Kyuhyun katakan? Ia mengubah model belia dengan cintanya, begitu?

"Tuan Cho..." sebuah suara berat membuat Kyuhyun menoleh. Namja ikal itu sedikit kaget melihat orang yang memanggilnya. Dengan sigap, ia langsung membungkuk memberi hormat.

"Presdir Lee, selamat siang."

Namja paruh baya itu mengangguk kecil. Ia kemudian menyodorkan segelas minuman –yang sepertinya kopi– pada Kyuhyun, yang diterima dengan tatapan bingung olehnya. Apa yang telah terjadi? Apa yang ia impikan semalam hingga salah satu orang terkaya di Korea Selatan yang dikenal tegas dan dingin ini tersenyum dan memberinya segelas minuman hangat.

"Kuakui kerjamu cukup baik, Tuan Cho. Aku tidak pernah melihat seorang pun mampu melunakkan Kim Yesung. Bahkan, ia tidak pernah menuruti perkataanku. Aku bertanya-tanya, apa yang membuat Kim Yesung menjadi begitu penurut."

Si brunette hanya tersenyum canggung, bingung harus menjawab apa.

Sosok yang begitu dihormati itu tersenyum. "Kau tidak perlu menjawabnya, Tuan Cho. Aku hanya ingin memastikan kau tidak berlaku kasar terhadapnya. Bagaimanapun, aku cukup dekat dengannya dan ia sudah kuanggap sebagai anakku."

"A-apa? Tentu saja saya tidak melakukan hal semacam itu, presdir Lee."

Namja itu mengangguk. "Baiklah kalau begitu, aku pun turut senang melihatnya sudah berubah. Ia bahkan tidak mengeluh jika ia harus melakukan pose yang cukup ekstrim ataupun menggunakan properti yang cukup banyak."

"Baiklah, semuanya! Ini sudah cukup. Pemotretan selesai." Terdengar suara sang fotografer berteriak mengumumkan, menghasilkan helaan nafas lega dari para kru.

Yesung pun terlihat membungkuk memberi hormat pada seluruh kru pemotretan sambil mengucapkan terima kasih.

"Ah, apapun yang kau lakukan pada Yesung, aku berterima kasih." pendiri SM Entertainment itu menepuk pundak Kyuhyun sambil tersenyum, sebelum berlalu pergi dan keluar dari ruangan tersebut.

"Yesung-ssi? Apakah kau memerlukan sesuatu?" namja mungil bernama Kim Ryeowook yang merupakan seorang asisten menghampiri dan Yesung.

Si raven tersenyum dan menggeleng. "Tidak, aku tidak memerlukan apapun. Terima kasih."

Ryeowook terlihat cukup ragu dengan jawaban Yesung. Namun toh akhirnya ia mengangguk dan berbalik, bermaksud untuk melanjutkan beberapa pekerjaannya yang masih menumpuk. "Ah, Kim Ryeowook," Yesung memanggil namja mungil itu.

"Ne?"

"Aku hanya ingin meminta maaf atas perilaku menyebalkanku beberapa bulan terakhir ini. Kau pasti sangat kerepotan meladeniku, ya?"

Ryeowook tersenyum kecil, kemudian mengangguk. "Tidak apa-apa."

Si raven memberikan senyuman termanisnya. "Terima kasih." Ryeowook kembali tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan sang model untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Oh~ nampaknya ada seseorang yang mencoba bersikap manis, hum?" Yesung berjengit kaget. Namun detik berikutnya ia langsung berdecak sebal ketika melihat sosok tampan dengan seringai usil berdiri di hadapannya.

Ia mendengus kesal. "Dasar menyebalkan."

Yang lebih tinggi hanya tertawa kecil. Menganggu sosok mungil di hadapannya ini memang tidak pernah membosankan. Jemarinya mengacak surai raven Yesung karena gemas. "Jadi, ingin pulang sekarang?"

Yesung menatap si brunette di hadapannya dan melempar pandangan mematikan –yang sebenarnya sama sekali tidak ada seram-seramnya sama sekali.

Yang ditatap seperti itu hanya dapat tertawa. Mau bagaimana lagi? Melihat wajah manis Yesung mengeluarkan tatapan seram yang dipaksakan itu memang mampu menggelitik perutnya. Membuat mood namja manis di depannya semakin jatuh saja.

"Ish!" Sang model menghentakkan kakinya, memberi tahu bahwa kesabarannya sudah berada di ambang batas.

Setelah berhasil mengendalikan tawanya, Kyuhyun mengambil tempat duduk di sebelah Yesung yang langsung memunggunginya. "Baiklah, baiklah~ aku minta maaf, Yesungie. Begini saja, sebagai permintaan maafku, aku akan mengantarkanmu kemanapun yang kau mau hari ini, bagaimana?"

Namja Kim itu masih tidak bergeming, menandakan rayuan Kyuhyun belum cukup kuat untuk membujuknya.

"Yesungie tidak mau? Aaah~ sayang sekali, padahal tadi aku ingin memberikan kejutan untuk Yesungie."

Sosok mungil itu akhirnya berbalik, masih dengan wajah yang ditekuk sempurna. Kyuhyun tersenyum tipis melihat rencananya sudah satu langkah lebih maju. "Mana kejutannya?!" Yesung berkata ketus, membuatnya berkali-kali lipat lebih menggemaskan.

Jika saja saat ini Yesung sedang tidak marah, pasti Kyuhyun sudah memakan pipi tembemnya itu bulat bulat.

"Tadaa~" Kyuhyun mengeluarkan boneka kura-kura yang selama ini ia sembunyikan di belakang punggungnya.

Mata sabit Yesung berbinar, dengan cepat ia langsung merebut boneka yang dipegang Kyuhyun. "Aigoo~ boneka ini lucu sekali," namja manis itu memeluk boneka berwarna hijau itu dengan begitu erat, seolah seseorang akan mengambilnya.

"Jadi? Sudah tidak marah?"

Namja manis itu meletakkan telunjuknya di dagu, memasang pose berpikir yang seperti biasa, menggemaskan. Lantas ia mengangguk cepat. "Humb, karena Kyunnie sudah memberikanku boneka yang menggemaskan ini, maka aku memaafkan Kyunnie!"

Kyuhyun terkekeh. Manis sekali melihat mood Yesung bisa berubah dalam sekejap. Ia mencubit hidung mancung Yesung gemas, yang tentu saja mendapat protes dari empunya. Uh, jika saja hal seperti ini dapat bertahan selamanya.

.

.

Bay05

.

.

Rasanya dua hari ini berlalu terlampau cepat. Tanggal tiga belas April. Sudah genap dua bulan Yesung berada di Seoul. Dan sudah saatnya bagi Yesung untuk kembali ke Tokyo. Harusnya ia senang, bukan? Dapat kembali ke kota kelahirannya, ke tempat dimana ia seharusnya berada. Tetapi kali ini, rasanya begitu berat.

Yesung memasukkan baju terakhirnya ke dalam koper besar miliknya, kemudian menutup koper tersebut dengan tidak bersemangat.

"Yesungie~ sebaiknya kita bergegas jika kau tidak ingin ketinggalan pesawat." Kyuhyun –yang entah sejak kapan berdiri di depan pintu kamar Yesung– berkata mengingatkan. Hari ini, Kyuhyun tampak begitu segar dan ceria. Yesung menatap Kyuhyun sayu.

Ah, apakah disini hanya ia yang merasa kehilangan?

"Ne.." Yesung berkata lirih.

Kyuhyun berjalan mendekat, mengusap pipi Yesung lembut. "Hey~ ada apa, hum?"

Yesung menggeleng pelan. "Tidak ada."

Si brunette menghela napasnya, kemudian mengambil koper Yesung yang tergeletak di lantai "Baiklah, kajja! Kita harus sedikit bergegas, Yesungie."

.

Setelah empat puluh menit perjalanan dari apartemen menuju bandara, akhirnya mereka tiba Incheon International Airport. Sesuai dengan permintaan SM Entertainment terhadap pihak Incheon, Kyuhyun pun diizinkan untuk mengantar Yesung hingga ke ruang tunggu.

Hari ini, Yesung tidak begitu banyak bicara. Hampir tidak sama sekali, malah. Ia pun hanya menjawab seadanya pembicaraan dan candaan yang dilempar Kyuhyun selama perjalanan menuju bandara tadi. Sementara Kyuhyun, namja jangkung itu malah bersikap sebaliknya. Ia begitu ceria dan tak henti-hentinya ia membuka pembicaraan diantara mereka.

Tetapi salah jika kalian menganggap Kyuhyun tidak terluka.

Sejujurnya, jika ada yang paling terluka diantara Kyuhyun dan Yesung karena perpisahan ini, maka orang itu adalah Kyuhyun.

Hanya saja, namja Cho itu ingin berhenti bersikap egois untuk Yesung. Kyuhyun mengerti bahwa Yesung akan 'sedikit' terpukul dengan perpisahan mereka –yang mungkin untuk selamanya. Namun, jika ia juga bersikap sedih, maka akan semakin sulit bagi namja manis itu untuk mengikhlaskannya. Maka, ia memutuskan untuk sebisa mungkin berpura-pura bersikap tidak ada yang salah.

Bukan apa-apa, Kyuhyun hanya tidak ingin orang yang ia sayangi sedih lebih dari ini.

Keduanya kini berjalan menuju ruang tunggu. Informasi tentang pesawatnya yang sudah memasuki boarding time pun sudah terdengar.

Kini keduanya sudah berada tepat di depan ruang tunggu. Entah siapa yang memulai, onyx dan caramel mereka saling menatap. Seolah keduanya ingin mengatakan perasaan masing-masing hanya dalam tatapan.

"This is the final boarding call for all passengers on flight KS413 travelling to Tokyo. Please proceed to gate 4 immediately."

"Aku akan merindukanmu, Yesungie~" Kyuhyun berkata lirih, tepat di samping telinganya. Agaknya namja tampan itu mulai tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.

Yesung mengangguk. "Aku juga." Ia pun lantas berjalan memasuki ruang tunggu.

Jadi, hanya ini?

Begini kisah ini berakhir? Mereka kembali terpisah oleh jarak dan keegoisan masing-masing. Terbelenggu dalam ketidak beranian mereka untuk jujur pada hati mereka sendiri.

Yesung hanya bisa tersenyum kecut. Menyesali hatinya yang terlalu berharap dan otaknya yang terlalu penuh dengan fantasi. Apa yang sempat kemarin ia harapkan? Ketika Kyuhyun diam-diam menyatakan perasaannya. Ia menempatkan ekspektasi yang terlalu tinggi.

Karena itu, ia dapat merasakan sakitnya kala ia terjatuh.

Siapa yang kau salahkan disini?

Cho Kyuhyun kah? Sosok tampan yang nyatanya terlalu pengecut untuk jujur pada dirinya sendiri. Si genius yang ternyata begitu bodoh dalam kehidupan cintanya. Dengan keegoisan yang tinggi, ia kembali membuat keduanya terluka.

Atau Kim Yesung? Si manis yang memiliki harapan tinggi pada pangeran yang selama ini ia tunggu. Sosok yang penuh pengharapan, namun terlalu menunggu dalam bertindak. Kenyataannya, ia juga tidak memiliki nyali untuk menyatakan cintanya.

Pada akhirnya, keduanya bersalah.

Dan hukuman apa lagi yang tepat, selain terpisah dari cintanya masing-masing?

.

.

.

.

.

FIN

bercanda sih, lanjut lagi ya? ^^ /slapped/

Hal itu terjadi layaknya telepati. Ketika Kyuhyun yang baru saja akan mengambil langkah pergi dan ketika Yesung yang baru saja akan masuk pesawat langsung berbalik. Menatap satu-sama lain lewat kaca tembus pandang ruang tunggu. Dan detik berikutnya...

"Cho Kyuhyun!/Kim Yesung!"

Keduanya berlari menghampiri satu sama lain. Yesung yang keluar dari ruang tunggu sementara Kyuhyun berlari mendekati ruang tunggu. Dan begitu keduanya bertemu, pelukan erat tercipta. Baik Yesung maupun Kyuhyun memeluk satu sama lain begitu erat, seolah tidak ingin kehilangan satu sama lain.

"Saranghae..." kata itu terucap sempurna dari bibir keduanya.

Si raven memeluk si brunette semakin erat. "Aku tidak peduli jika aku tidak kembali ke Tokyo. Aku mencintaimu, Kyu. Sungguh."

Yang lebih tinggi membelai surai sosok mungil dalam dekapannya. "Tidak tahukah kau kalau aku beribu kali lebih mencintaimu?"

Yesung melepaskan dekapan Kyuhyun. Kemudian menggembungkan pipinya dan menggeleng tidak setuju. "Aniya! Aku yang lebih mencintai Kyunnie~"

"Aku lebih mencintaimu, Yesungie."

"Aku!"

"Aku!"

"Akuu~"

"Ssshh~ kita saling mencintai satu sama lain, sama besarnya." Pada akhirnya sosok manis itu mengangguk.

Kyuhyun tersenyum, perlahan ia memiringkan kepalanya, mencium sosok di hadapannya dengan penuh kelembutan. Yesung pun membalas ciuman itu dengan lembut pula. Sebuah ciuman yang di dasari cinta, dan bukannya nafsu. Mereka bahkan tidak peduli pandangan orang-orang di sekitar mereka.

Toh, cinta ini mereka yang merasakan. Jadi, apa hak mereka untuk protes?

Setelah akhirnya ciuman itu terlepas, Yesung mencium pipi Kyuhyun singkat. "Namun tetap saja aku yang lebih mencintai Kyunnie."

Kyuhyun tertawa pelan, mengecup singkat bibir tipis Yesung sebelum akhirnya membawa namja Kim itu ke dalam pelukannya.

"Saranghae..."

.

.

.

.

FIN^^

Yeaay~ akhirnya ff pertama Bay selesai juga /tebar confetti bareng KyuSung/ ^^ Gimana? Apa feel-nya dapet? Bay sendiri sih ngerasa rada kurang mantep gimana gitu ._. Rasanya Bay perlu lebih banyak belajar lagi.

Dengan berakhirnya ff ini, Bay berharap banget ff Bay kedepannya bisa dapet sambutan sebaik ff ini atau bahkan lebih. Bay akan berusaha^^)9 . Bay benar-benar berterima kasih atas dukungan semua orang. Bay terharuuu~ /elap ingus/ /bow/

Special Thanks To :

upiek – ErmaClouds13 – iwsumpter – kris . Kyusungdewi – TrinCloudSparkyu – cloudy . Game – AuraKim – Kim YeHyun – anjaw – idda KyuSung – rina afrida – afifah . Kulkasnyachangmin – i'm the cutest sparkyu – tety . Sinaga . 9 – kimfida62 – kazerii – kjwzz – Jy – Lukyukyu – anakkyusung – ajib4ff – sisil . Li24 – m2qs – Cloud246 – ericha'elfclouds – DongMinChang Kim – yekyufa – ria1004 – libra love clouds – ryani clouds – CloudsYesungie – nin nina – indah . Lestari . 18 – Mukhaclouds – ziefaa – LittleCloud'slrizv – kyusung0324 – beberapa 'Guest'

Semua yang sudah review dari prologue – chapter 6

Semua yang sudah nge-follow & favorite

dan

Semua silent readers (jika ada)

SARANGHAE~!

Sincerely,

Bay05