HELLO MY PRESIDENT

.

Main Cast :

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Kim So Hyun/Lee So Hyun

Kim Jong Woon

Choi Siwon

Lee Hyuk Jae

Kim Ryeowook

And Other Cast

Rating : T+

Genre : Romance, Family, Hurt (mungkin)

.

WARNING!

YAOI/BL

Typos, alur berantakan, cerita sedikit berlebihan

.

Didedikasikan untuk semua joyer yang mencintai Kyumin

.

.

SELAMAT MEMBACAAA...

.

.

.

Jie Yoo Park

"Hello My President"

Chapter 8

.

.

.

Sore hari saat hujan yang awalnya gerimis berubah menjadi hujan yang sangat lebat, Sungmin berdiri di bawah pohon dan berlindung di bawah tas ranselnya yang ia pegang di atas kepala. Sesekali orang-orang yang berlarian mencari tempat berteduh meliriknya ada juga yang tak peduli. Seragam yang ia pakai sudah basah kuyup kena siraman hujan, belum lagi hawa dingin yang menusuk kulit semakin menjadi-jadi. Mengapa ia disini ? tentu saja untuk menunggu orang itu, Cho Kyuhyun. Ia hari ini pulang setelah mengikuti olimpiade Matematika antar negara di Jepang. Hampir seminggu mereka tidak bertemu karena Kyuhyun harus fokus mengikuti ajang yang membawa nama sekolah itu.

Sudah lima belas menit ia pun duduk di bawah pohon karena sudah tak kuat berdiri. Kenapa ia lupa membawa jaket ? Kenapa ia tak membawa payung hari ini di dalam ranselnya seperti biasa ? kenapa ia melupakan berita cuaca hari ini yang di siarkan oleh televisi tadi pagi yang mengatakan bahwa Seoul hari ini akan di landa hujan deras ?. Sungmin meruntuki kesalahannya sendiri hari ini, apa sebegitu rindunya kah ia dengan Kyuhyun sehingga melakukan semua aktivitasnya hari ini secara terburu-buru bahkan lupa memasukan payung hijau tua miliknya ke dalam tasnya. Di liriknya jam di pergelangan tangannya yang kacanya sedikit mengabur terkena air hujan, sudah pukul 15.50... lirihnya sendirian. Tapi saat ia menoleh kearah seberang jalan, disana ia melihatnya. Orang yang ia tunggu benar datang. Kyuhyun berlari dengan cepat saat melewati jalan raya yang sedikit lenggang. Kyuhyun berlari kearahnya dengan payung birunya di tangan.

"Kyu..." ucapnya saat Kyuhyun sudah di hadapannya. Suaranya tak terlalu terdengar karena adanya suara hujan, tanpa menjawabnya Kyuhyun langsung melepaskan jaketnya lalu memakaikannya ke Sungmin. Rasa khawatir luar biasa tergambar di mata Kyuhyun.

"Kajja... ireona..." Kyuhyun meraih bahu Sungmin membantunya berdiri kemudian merangkulnya erat membawanya segera pergi dari tempat ini.

Mereka berdua kini berhenti di sebuah kedai pinggir jalan, Sungmin yang kedinginan langsung meringkuk duduk di salah satu kursi di sudut kedai ini dan Kyuhyun menatapnya nanar. "Sudah berapa lama kau kehujanan ?" tanya Kyuhyun. Sungmin langsung menggeleng,

" Tidak sampai satu jam, karena kau sudah datang," jawabnya dengan bibir biru yang gemetar,

"kau berniat menungguku satu jam ?" tanya Kyuhyun lagi dengan nada sedikit marah,

"Gwenchana..." mendengarnya Kyuhyun meraih jemari Sungmin yang ia sembunyikan kedalam saku jaket,

"Tanganmu dingin, rambutmu basah, bibirmu sudah membiru,kau pikir itu bagiku baik-baik saja... ?" Kyuhyun berkata pelan lalu mengusap wajah Sungmin yang masih terdapat titik air hujan,

"Tanganmu hangat..." Sungmin tersenyum saat telapak tangan Kyuhyun mengusap pipinya,

"Jangan lakukan itu lagi, kau sudah terlalu sering menungguku sampai seperti ini, jika kau sakit bagaimana ?"

"Aku menunggumu karena kau pasti datang,"

"Mian, aku sudah membuatmu sampai seperti ini..." Kyuhyun menatap Sungmin sendu

"Aku baik-baik saja Kyu... jangan khawatir,"

"Lain kali aku juga ingin menunggumu di bawah hujan seperti ini,"

"Andwe, nanti kau bisa sakit!"

"Kau sendiri melakukannya,"

"Aissshh...aku lapar, lebih baik pesankan saja makanan untukku,"

...

Kyuhyun tersenyum tipis saat mengingat kejadian itu. Beberapa saat lalu ia mengirim pesan kepada Sungmin. Saat ini ia bediri di bawahh pohon dengan payung besar di tangannya. Di sini, di tempat ini Sungmin dulu sering menunggunya begitu juga Cho Kyuhyun. Tapi yang membuat berbeda ia tidak pernah menunggu Sungmin di bawah hujan, dan malam inilah ia merasakan sensasinya menunggu orang yang di cinta di bawah hujan. Beginikah perasaan Sungmin saat menunggunya dulu ?. Kyuhyun tak berhenti tesenyum di balik masker hitamnya agar orang tidak mengenalnya. Bagaimanapun ia adalah seorang Presiden yang selalu menjadi sorotan.

.

.

.

Sungmin tak bisa menikmati makan malamnya di meja makan mewah keluarga Choi. Setiap makanan yang ia masukan kemulutnya terasa hambar, bahkan air putih yang ia teguk terasa seperti sengatan soda di kerongkongannya.

Keluarga Siwon sangat menyambut kedatangan Sungmin, nyonya Choi bahkan langsung menggandeng Sungmin masuk kedalam rumah. Terakhir Sungmin bertemu mereka adalah 12 tahun yang lalu saat ia masih di senior high School. Itulah mengapa orang tua Siwon sangat ingin kembali bertemu dengan namja manis ini.

"Aku sangat tidak menyangka jika kita bisa bertemu lagi Sungmin-ah, ahjumma sangat merindukanmu" ibu Siwon kembali mengajak Sungmin bicara,

"Ne, aku juga sudah lama tak berjumpa dengan kalian, " jawab Sungmin, Siwon yang duduk di sampingnya tersenyum

"Siwon sudah menceritakan semuanya, apa kau dan adikmu selama ini baik-baik saja ?"

"Ya, kami baik-baik saja, terima kasih atas perhatiannya ahjumma," jawaban Sungmin membuat ibu Siwon semakin gemas,

"Nanti jika kau kemari lagi, ajak adikmu ne, siapa namanya ?"

"Lee So Hyun,"

"So Hyun...," ibu Siwon mengangguk mengerti,

Satu setengah jam sudah terlewati...

Dan perasaan masih sama, tetap kacau.

"Kau kenapa ?" tanya Siwon berbisik, mereka kini duduk di ruang tamu bersama orang tua Choi Siwon.

"Siwon-ah..." Sungmin tak bisa menjawab melainkan memberikan tatapan memelas pada Siwon, melihatnya Siwon hanya menghela nafas beratnya.

"Eomma, appa, sepertinya aku harus mengantar Sungmin pulang dulu," ucap Siwon pada kedua orang tuanya

"Huh ? kenapa cepat sekali, eomma masih ingin bicara banyak pada Sungmin"

"Adiknya sedang tidak sehat, jadi Sungmin harus segera pulang," jawab Siwon, mendengarnya Sungmin sedikit terkejut. Siwon berbohong tentang adiknya.

"Begitukah ? baiklah... Sungmin-ah, jangan lupa berkunjung lagi ne. Pintu rumah kami selalu terbuka untukmu,"

"Ne, ahjumma... sampai jumpa lagi, selamat malam" Sungmin beranjak dari tempat duduknya pamit pada orang tua Siwon, kemudian ia mengikuti Siwon yang sudah terlebih dahulu keluar rumah.

.

.

.

Hujan sudah tak selebat tadi, masih gerimis. Siwon mengendarai mobil tanpa banyak bicara seperti saat mereka menuju kediamannya. Sungmin mengerti mengapa Siwon seperti itu, sudah pasti jawabannya Siwon sangat kecewa padanya malam ini.

"Miane..." lirihnya, tak ada jawaban yang berarti dari Siwon,

"Aku tahu kau kecewa padaku, maafkan aku Siwon-ah..."ucapnya lagi. Siwon masih diam, ia membelokan kemudi kearah apartemen Lee Sungmin. Mobil mewah itu pun berhenti setelah sampai di halaman apartemen Sungmin. Keduanya masih diam.

"Seharusnya kau berkata tidak dari awal, sehingga tidak membuatku seperti ini," Siwon berkata seraya memegang setirannya kuat-kuat. Sungmin dapat melihat itu, Siwon seperti menahan sesuatu yang ingin keluar dalam hatinya.

"Aku... aku tidak tahu, aku tidak tahu harus berkata apa padamu..." jawab Sungmin membuat Siwon memejamkan matanya,

"Apakah memang tidak ada tempat untukku ?" tanya Siwon lalu menatap Sungmin

"Apakah kau benar-benar menutup hatimu ?" tanya Siwon lagi,

"Siwon-ah..."

"Perasaanku padamu sudah lebih dari 12 tahun, aku masih seperti ini karena aku menunggumu, menunggu suatu saat kau akan bersamaku, membalas perasaanku,"

"Apa yang menyebabkanmu seperti ini ?, Saat bersamaku beberapa waktu lalu kau seperti meyakinkanku sehingga aku sangat berharap padamu. ada apa denganmu ?" tanya Siwon. Sungmin sudah tak bisa berpikir lagi, Kyuhyun kembali ke kehidupannya lah alasanya seperti ini ?.

"Jelaskan padaku..." pinta Siwon

"Dia... dia kembali," kalimat Sungmin seperti hujan deras di hati Siwon. Ucapan Sungmin sudah seperti penjelasan baginya. Haruskah ini terulang kembali padanya. haruskah ia mengalami hal yang sama yaitu penolakan kembali Sungmin atas perasaanya seperti saat 12 tahun yang silam. Siwon terdiam, ia membayangkan dirinya saat Sungmin menolaknya saat masih sekolah dulu.

"Dia... ? Cho Kyuhyun ? " tanya Siwon, bagaimana bisa melewatkan hal ini, kenapa selama ia bersama Sungmin beberapa waktu terakhir ia tidak mengetahui jika orang itu sudah berada di antara mereka,

"Ne..."

"Ini kah alasanmu ?"

"Maafkan aku... aku tidak pernah berniat memberimu harapan seperti itu, maafkan aku..." jawab Sungmin, tak hanya Siwon yang kecewa Sungmin pun merasakan hal yang sama. Ia kecewa pada dirinya, kenapa lagi –lagi ia mengecewakan orang yang mencintainya.

"Sungmin-ah...Aku tidak ingin kembali menyerah dengan perasaanku padamu," Siwon tiba-tiba memeluk Sungmin erat, Sungmin yang terkejut hanya bisa diam. Setelahnya tak ada pembicaraan kembali antara keduanya. Siwon keluar dari mobilnya lalu membuka pintu mobil untuk Sungmin, Sungmin yang kini pikirannya sudah buntu hanya menurut lalu keluar mobil Siwon. Ia bahkan kembali diam saat Siwon kembali memeluknya sebelum Siwon kembali memasuki mobilnya. Mobil Siwon sudah meninggalkannya, dan Sungmin masih diam.

Hingga hujan lah yang kembali menyadarkannya.

Hujan...

Dia menunggu di tengah hujan...?

Dia menunggu...?

Sungmin mengingatnya,

Tanpa pikir panjang namja manis ini berlari menuju halte yang tak jauh dari tempatnya. Tak menunggu waktu lama, bus yang ia tunggupun datang, Sungmin segera masuk dengan perasaan yang tak karuan. Dilihatnya jam yang melingkar di tangannya, sudah menunjukan pukul sembilan malam. Dari jendela bus Sungmin memandang orang-orang di pinggir jalan yang setia dengan payung di tangannya. Sungmin meremas tangannya khawatir, takut, cemas, rasa tak percaya, semuanya, semuanya jadi satu. Seharian ini hidupnya seperti mengalami spot jantung tiba-tiba.

Bus ini semakin mendekati tempat itu. Entah apa yang membuat Sungmin meyakini bahwa Kyuhyun menunggunya di tempat itu. Hatinya seakan reflek menuntunya menuju tempat ia dan Kyuhyun dulu saling menunggu jika sudah berjanji.

"Ahjussi berhenti!" teriak Sungmin, bus itupun kemudian berhenti di tepi jalan. Sungmin dengan segera berlari menuju ketempat Kyuhyun menunggunya.

.

.

.

Kyuhyun sudah menarik nafas putus asanya, ekspresinya sudah tak seperti dua jam yang lalu. Dua jam ia sudah menunggu dan Lee Sungmin masih belum datang. Kyuhyun merasa hatinya sangat sedih, apakah ini bertanda Sungmin tidak menerimanya kembali pikirnya. Sungguh, ia sangat mencintai Lee Sungmin. Jalanan yang sudah tidak seramai tadi perlahan sunyi. Sungmin masih belum datang. Namun, Kyuhyun tetap berusaha berpikir positif, mungkin saja Sungmin tidak membaca pesannya, atau Sungmin sibuk dengan pengunjung restoran, atau segala hal yang membuat Sungmin terlambat menemuinya. Kyuhyun masih bertekat menunggu, penantian dan pencariannya selama ini tidak sebanding dengan dua jam ia disini. Sungmin pasti mendatanginya, Sungmin pasti memberikan jawaban sesuai harapannya. Itulah yang berusaha ia yakinkan sekarang, senyum kembali tersenyum di bawah payungnya. Ia masih mampu menunggu dua jam lagi, dua jam selanjutnya dan selanjutnya.

Tap,

Tap,

Tap,

Langkah itu semakin mendekat, Kyuhyun menajamkan pendengarannya. Setelah langkah itu berhenti di belakangnya, ia berbalik. Sungmin dengan wajah basah kuyup di hadapannya sekarang. Kyuhyun mendekatkan dirinya, melangkahkan kakinya agar dapat berbagi payung dengan Sungmin. Sungmin kini lebih dekat denganya. Sungmin menatap penuh mata Kyuhyun di balik kacamata bening itu. Begitu juga dengan Kyuhyun, sudah terlalu lama ia tidak menatap mata indah itu dengan jarak sedekat ini. Mata itu masih sama, cara Sungmin menatapnya masih sama.

"Sungmin-ah..." Kyuhyun mengusap wajah basah Lee Sungmin, Sungmin menutup matanya saat tangan Kyuhyun menyapa pipinya. Hangatnya masih seperti dulu bisik hati Sungmin.

"Kau benar menungguku ?"

"Ya, dan kau benar datang" jawab Kyuhyun, Sungmin tahu jika Kyuhyun sedang tersenyum dibalik maskernya. Keduanya masih diam, hingga Sungminlah yang memulai ucapannya.

"Aku...aku tidak tahu mengapa aku bisa datang kemari, aku tak punya alasan yang cukup untuk ku katakan untukmu," Sungmin berkata, ia merasakan matanya panas sekarang. Ia tidak tahu mengapa,hanya ingin semua penat hatinya menguap keluar.

"Aku bingung Kyuhyun-ah...aku selalu bisa menghadapi semua kesulitanku selama ini. Tapi kali ini, aku tidak mampu. Aku tidak mampu jika itu kau. Aku harus bagaimana... ?" Sungmin sudah terisak di depan Kyuhyun.

"Kau...kau datang dan membuatku seperti ini lagi. Aku hampir mempercayai jika aku bisa lepas darimu...tapi..." Kyuhyun masih membiarkan Sungmin menumpahkan semua kepenatannya. Ia menatap nanar wajah namja yang menangis di depannya ini, hati Kyuhyun seperti di cubit. Sungmin menunduk tak sanggup lagi menatap wajah mata Kyuhyun. Tak sanggup melihat dirinya di mata Kyuhyun yang begitu lemah.

Setelah hanya isakan yang terdengar, barulah Kyuhyun mengangkat wajah Sungmin.

"Aku membuatmu menangis..." Kyuhyun mengusap sudut mata Sungmin yang basah,

"Kau bertanya padaku bagaimana ? akupun tak mengerti bagaimana bisa aku mencintaimu hingga mmbuatmu seperti ini. Maafkan aku..." Kyuhyun menarik bahu Sungmin lalu memeluknya. Melepas payung di tangannya agar semakin mendekap Sungmin. Sungmin semakin lemah, dia semakin menangis saat Kyuhyun kian erat memeluknya. Tak ada alasan untuk tidak melingkarkan lengannya di punggung Kyuhyun.

"Aku tidak bisa berhenti mencintaimu, Sungmin-ah..."

.

.

.

Keduanya berjalan beriringan sepanjang jalan menuju kediaman Lee Sungmin, tangan Kyuhyun mengenggam erat tangan Sungmin semetara tangan satunya memegang payung. Sesekali Kyuhyun tersenyum melirik Sungmin dari sampingnya. Sungmin yang merasa di pandangi menoleh kearahnya.

"Wae ?" tanya Sungmin, Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya kemudian semakin mengeratkan genggamannya.

'Benarkah ini sudah terjadi ?' Sungmin kembali bicara dalam hati, 'aku kembali padanya...'. 'Bisakah aku meminta kebahagiaanku sekarang setelah semua hal yang kulewati selama ini tanpa Kyuhyun ?' Sungmin memikirkan ini itu sepanjang jalan. Tentang apakah keputusan yang ia ambil saat ini. Ucapan para dongsaengnya memenuhi kepala cantiknya 'Oppa harus segera menikah,', 'Sudah saatnya hyung bahagia,' semua ucapan itu sedikit bisa membantu ia dalam membuat keputusan besar dalam hidupnya. Keputusan untuk kembali pada namja yang memegang tangannya kini, seorang yang datang kembali setelah tak bertemu belasan tahun, seorang yang dengan yakin mengatakan masih mencintai Lee Sungmin, seorang yang kini telah berbeda yaitu pemimpin negara.

"Min," Kyuhyun menepuk bahunya dan itu mengejutkannya,

"Huh ?"

"Kita sudah sampai, apa yang kau pikirkan sepanjang jalan huh ?" tanya Kyuhyun sambil mengusap bagian bahu jaket Sungmin yang terkena hujan.

"Ani, hanya saja..."

"Hum ?"

"Kyuhyun-ah...kita.."

"Jika yang kau pikirkan tentang siapa aku sekarang dan apa yang akan terjadi nanti, itu justru akan membuat perasaanmu semakin buruk. Maka dari itu, jangan memikirkan hal yang memberatkanmu" Kyuhyun mengusap rambut Sungmin lalu kembali memeluk Sungmin,

"Yang memelukmu sekarang bukanlah Pak Presiden, tapi Cho Kyuhyun. Cho Kyuhyun yang mencintaimu," Kyuhyun bicara pelan di samping telinga Sungmin, ia berusaha meyakinkan namja manis ini. Kyuhyun tersenyum saat merasakan anggukan kecil dari dalam pelukannya.

"Aku merasa kembali sepert anak muda yang jatuh cinta,"

"Kau pikir orang tua juga tidak bisa jatuh cinta ?" jawab Sungmin,

"Ya, aku tidak setua itu!" Kyuhyun protes akan ucapan namja yang sudah kembali menjadi kekasihnya, Sungmin hanya tertawa mendengarnya.

"Sudah malam, kau harus istirahat. Lihat, dahi mu sekarang muncul kerutan," Kyuhyun mengusap dahi Sungmin yang sebenarnya tidak ada kerutan yang terlalu nampak

"Dahiku tidak ada kerutan!" giliran Sungmin yang protes dan menutup dahinya,

"Hahaha..." Kyuhyun membuka maskernya menampilkan senyum putihnya, Kyuhyun mendekati Sungmin menarik tangan Sungmin dari dahinya lalu mengecup dahi Sungmin penuh perasaan.

"Kita baru saja memulainya, aku sangat berharap kau tetap yakin padaku," lirih Kyuhyun, Sungmin menatap wajah dekat itu lalu mengangguk mantap dan memeluk Kyuhyun.

"Masuklah, kau besok harus bekerjakan ?" Kyuhyun melepaskan pelukannya

"Ne, selamat malam..."

"Selamat malam, sampai jumpa besok,"

Sungmin memasuki apartemennya meninggalkan Kyuhyun yang masih tersenyum menatapnya.

Dan malam inilah malam pertama Sungmin memulai kisahnya. Masih tetap dengan orang yang sama, karena tak ada alasan untuk mengganti sosok Kyuhyun di hatinya. Hati Sungmin di ibaratkan sebuah gembok dan hanya Kyuhyunlah yang memiliki kuncinya. Hanya Kyuhyunlah yang mampu membukanya.

Setelah memasuki kamar miliknya, Sungmin memandang pigura orang tuanya yang ada di atas meja kamarnya. Ia tersenyum melihat senyuman dari wajah kedua orang tuanya.

"Eomma... appa...aku ingin mendapatkan kebahagiaanku, aku ingin merasakan kembali kebahagiaan seperti saat kalian masih ada, seperti saat Kyuhyun bersamaku dulu, kalian ingin aku dan So Hyun bahagiakan ?" mata Sungmin kini berkaca-kaca.

Malam ini Sungmin kembali merindukan kedua orang tuanya. Ia sangat ingat, dulu setelah ia pulang sekolah ia akan bercerita tentang Kyuhyun pada eommanya. Eommanya selalu dengan senang hati mendengar cerita putra kesayangannya ini. Tapi sekarang sudah berbeda, mereka kini sudah tiada. Sungmin hanya bisa berbicara sendirian seraya menatap foto orang tuanya. Dan jika ia sudah terlalu rindu, ia akan datang kemakam orang tuanya.

Setelah merasa kantuk mulai menyerangnya, namja manis ini pun merebahkan dirinya di tempat tidur. Memejamkan mata dan berharap besok menjadi awal yang baik untuk kehidupannya kedepan. Menjadi awal yang baik untuk dirinya dan Cho Kyuhyun.

.

.

.

TBC

.

Chapter 8 selesai...

Saya tidak tahu, kenapa tema chapter kali ini hujan. Mungkin efek dari berita di televisi kali ya...#abaikan

Maaf lagi-lagi telat update, maklum awal-awal semester 4 jadwal kuliah dan tumpukan tugas selalu menanti.

Tapi saya juga tidak melupakan Semua Reader yang menanti lanjutan FF ini lhooo...hehehe.

Saya tetap melanjukan FF saya, meskipun waktu updatenya ngaret.

Sekali lagi maafkan saya.

Semua review chapter kemaren saya ucapkan terima kasih ne...

Semoga masih ada yang Review

Jangan lupa tinggalkan jejak ne,

Review, Review

.

CU