Bagaimana jadinya jika seorang Cinderella sedingin es bertemu dengan seorang putra bangsawan bernama Romeo, sang Cassanova?

Apakah kau pernah memikirkan hal ini? Ketika sosok manis seorang gadis dalam dongeng sebelum tidur berubah menjadi sesosok remaja dengan wajah stoic. Dipertemukan oleh Sang Romeo tampan dengan berjuta gadis pengagumnya. Kemudian Sang Takdir mulai memainkan jalan sebuah skenario diantara keduanya.

Sang Cinderella dengan seorang butler tampan disisinya, menyatu dalam kisah Sang Romeo tanpa Juliette disisinya.

...

...

...

Tampak seorang pria tinggi dengan setelan jas hitam yang begitu pas ditubuhnya berjalan mendorong kereta berisi hidangan pengawal hari untuk Tuan Muda-nya. Wangi beberapa jenis teh yang membaur, ditambah harum kue menyelubungi sekelilingnya yang sedang berjalan menyusuri lorong menuju kamar sang majikan kecilnya.

Bibir tipisnya mengulas senyum kala ketika masuk, sang majikan masih bergelung selimut tebalnya. Digiringnya masuk kereta berisi sarapan, kemudian berjalan menuju jendela berdaun dua. Dia singkap gorden berbahan satin biru muda, menggeser lagi lapisan berbahan tile, sampai ia memutar knop pintu, membuka lebar pintu yang membuat kita tercengang kagum.

Dibalik pintu, sebuah pemandangan indah sudah menyambut. Birunya air laut yang terpias cahaya matahari seolah menciptakan ribuah bahkan jutaan cahaya kecil yang kemerlip cantik. Pria itu semakin mengembangkan senyumnya, membuat sepasang lesung pipi dikedua sisi wajahnya semakin menambah kesan ramah.

Pria tampan itu memutar tubuhnya, menghampiri ranjang sang majikan, menepuk pelan gelungan selimut tebal.

"Tuan Muda, kita hampir sampai dikota tujuan..." bisiknya lembut.

Tanpa pengulangan, sosok dalam selimut itu bergerak ringan, kemudian mengerjap kecil ketika mata cokelatnya menyapa cahaya pagi itu. Ia melenguh sebentar lalu beranjak duduk. Menguap kecil hingga kesadarannya yang sempat tercecer entah kenama sudah terkumpul penuh.

"Sudah sampai?" tanyanya dengan suara parau khas orang bangun tidur.

Sang pria tampan tadi tersenyum lagi, "Belum, tapi sayang sekali jika anda melewatkan pemandangan pagi ini..." Pria dengan rambut hitam yang tersisir rapi, mengulurkan tangannya dan disambut segera oleh sang majikan.

Menuntun keteras sebuah kapal pesiar mewah dengan dominan warna biru-putih susu.

Sang pemuda dengan rambut ikal kecokelatan itu menganga ketika iris sewarna hampir sama dengan madu melihat pemandangan indah dihadapannya. Cahaya-cahaya kecil hasil pembiasan matahari dan air laut yang jernih seumpama kunang-kunang pagi itu.

Mulai terlihat juga gedung-gedung yang menjulang dengan mencolok, sebuah kota dengan tujuh pulau disekelilingnya yang akan selalu membuat siapapun terkesima, kagum.

"Indahnya..." gumamnya kagum.

Sang pelayan menyampirkan cardigan kepunggung majikannya yang masih menggunakan piyama berwarna putih. Ia lantas menghidangkan teh dan scone yang manis.

"Tuan Muda, selamat datang di Aqua City."

Kapal pesiar mewah itu memasuki sebuah gerbang dengan ukiran berupa sulur yang saling mengait. Masuknya kapal besar itu seolah membuat angin di kota dengan legenda indah berdesir beda. Membawa lembar lain dari kisah dalam buku lama. Membuat sebuah cerita romansa klasik menjadi sangat berbeda.

..

...

OooO

...

...

"Tuan Romeo, bersediakah menerima rangkaian bungaku pagi ini?"

"Terimalah kue yang kubuat dengan bahan kualitas terbaik dikota ini, Tuan Romeo..."

"Ini cokelat yang kubeli saat mengunjungi Snow City, Tuan..."

Dan masih begitu banyak ocehan tak penting yang mengawali tiap paginya sang tokoh kedua.

Seorang pemuda dengan setelan baju bangsawannya yang berdominasi biru itu tersenyum, membuat mata kirinya seolah membentuk sabit terbalik, sangat menawan hati para Hawa yang beruntung melihat senyum pagi itu.

Pemuda itu mengangguk singkat, "Terima kasih." Hanya itu yang mampu meluncur indah dari bibirnya tiap mengadapi serangan pagi para gadis disekolahnya.

Dia berjalan dengan wibawa yang berbeda, seolah ingin menyambut sesuatu yang baru dalam hidupnya. Mata dengan warna iris hijau pekat itu melihat matahari dari balik celah ruangannya yang terbuat dari kaca, bibirnya kembali mengulas senyum tipis.

...

...

...

Angin pagi itu sungguh-sungguh berbeda. Singkapan tirai pertama membuka sebuah Prolouge cerita yang sederhana. Memibiarkan tiap hurufnya merangkai sendiri cerita-cerita dalam buku mungil. Dua kisah yang tercampur bukanlah kesalahan Tadir, tapi memang hidup itu lucu.

Kisah mana nanti yang menguat dan muncul sebagai pemenang diakhir cerita?

Bersedikakah kau menanti singkapan tiap tirai kasat mata?

..ooOOoo..

..ooOOoo..

..ooOOoo..

Moshi moshi, minna-san~ ^o^/

Author amatir datang bawa cerita baru (padahal utang masih banyak ==)

Ini cerita remake dari project novel fantasy saya yg terbengkalai setahun ini -_-

Sudah adakah yg bisa nebak siapa tokoh2 yg tergambar diatas?

Berhubung ada beberapa sebab, saya akan "Pindah Rumah" ^^

Jadi cerita ini akan saya lanjut di "Rumah baru" saya

Terima kasih karena kalian bersedia menemani author abal ini *deepbow

Jika ada waktu luang, mainlah ke"Rumah sederhana" saya, nde ^^~

Masih sangat "kotor" karena blm direnovasi, tapi dgn kemampuan yg seadanya, bakal berusaha membuat sebuah rumah yang cukup nyaman untuk tempat "persinggahan sejenak".